Indikator yang biasa ditemukan adalah persentase jam kerja yang terjadwal. Tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya tersedia untuk pekerjaan-
pekerjaan yang sudah terjadual. Perbedaan antara jam-jam rutin yang tersedia dan jam kerja yang terjadual disebut sebagai persentase jam-jam rutin yang ada.
Seorang perencana harus mengetahui jumlah man hour yang hadir dan siapa saja pekerja yang absen. Perencana harus mengantisipasi pekerja yang tidah hadir,
seperti: liburan dan waktu permintaan cuti. Indikator pengawasan adalah jam kerja yang sebenarnya yang dilaporkan
oleh workshop dan supervisor perbaikan dan jam kerja yang dibayarkan untuk pekerja tersebut. Hal ini merupakan informasi yang penting sebab semua laporan-
laporan pengawasan berdasarkan jam-jam kerja yang dilaporkan. Supervisor harus mencatat setiap jam kerja para pekerja termasuk
overtime. Jam kerja yang hilang adalah perbedaan jam kerja yang dilaporkan dengan jam kerja yang dibayar. Indikator pengawasannya adalah jam-jam kerja
yang hilang sebagai presentase dari total jam kerja yang dibayar.
2.11. Pengendalian dan Pembiayaan Operasional
Metode yang umum dan tradisional dalam penerarapan pemeliharaan adalah pemeliharaan darurat tak terencana. Metode ini membolehkan kerusakan
terjadi sebelum diadakan perbaikan untuk mengoreksi kesalahan atau mereperasi kerusakan. Dalam cara ini kebutuhan akan pekerjaan mengendalikan organisasi
dan administrasi pemeliharaan, dan kerusakan peralatan mencerminkan kegagalan untuk memeliharanya.
Universitas Sumatera Utara
Interupsi terhadap oleh pemberhentian yang tak teramalkan jarang dievaluasi secara tuntas dan selalu ditaksir terlalu rendah.
Sebagai usaha untuk mengurangi efek interuptif seperti ini terhadap produksi, berbagai perusahaan akhir-akhir ini telah menggunakan suatu cara
mengorganisasi pekerjaan pemeliharaan, dan cara ini kita sebut Pemeliharaaan Terencana, yang didefenisikan sebagai pekerjaan yang diorganisasikan dan
dilakukan dengan pemikiran ke masa depan, pengendalian dan pencatatan. Sangat sering ada kebencian diam-diam terhadap keteraturan pengendalian
ini, keterkejutan dan kesibukan yang sering ada disekitar perbaikan darurat tidak terjadi lagi, para insinyur engan enggan melaksanakan pap yang sudah tertulis,
dan para pekerja merasa kemampuan mereka tidak diperlukan lagi. Yang bertanggung jawab terhadap biaya bertanya-tanya apakah tidak lebih baik untuk
membiarkan biaya pemeliharaan tetap tertutupi dengan pembiayaan umum yang sudah terbiasa dilakukan uang sesuai untuk pemeliharaan tak terkendali.
Pendapat-pendapat diatas tentu saja salah meskipun perlu ditekankan bahwa diperlukan beberapa usaha tertentu untuk menerapkan metode
pemeliharaan terencana dan mungkin ditemukan bahwa kritik langsung yang muncul terhadap metode ini didasari oleh kebencian yang tidak didasari seperti
diatas. Pengendalaian administratif terhadap pekerjaan pemeliharaan sangat
berubah ketika berganti dari metode pemeliharaan darurat ke kebijakan pemeliharaan terencana. Pemeliharan darurat sangat sangat tergantung dengan
keputusan sesaat, pembelian secara panik, revisi yang tak beakhir terhadap
Universitas Sumatera Utara
proritas pekerjaan, pengarahan ulang tenaga kerja secara mendadak, dan berbagai keadaan darurat yang komulatif merendahkan efisiensi pemeliharaan.
Suatu sistem pemeliharaan terencana mengelola kebijakan pemeliharaan perusahaan dengan menyediakan alat-alat yang secara teknis dan finansial
mengarahkan dan mengendalikan operasi pemeliharaan dengan tujuan meningkatkan standar pemeliharaan pabrik dan mempertinggi keefektifan biaya,
lihat pada gambar 2.2. Rancangan pemeliharaan terncana yang paling sukses pastilah yang
sesederhana mungkin, melibatkan personil bengkel dengan sesedikit mungkin pekerjaan tulis-menulis.
Sistem yang diterapkan dalam hal ini hanya membutuhkan tiga dokumen yang bersangkutan dengan personil bengkel, hanya dua diantaranya memerlukan
penulisan. Dalam masyarakat modern sejumlah pekerjaa tulis β menulis tidak bisa dihindarkan dan mungkin diperlukan dalam waktu bertahun-tahun menciba suatu
kata tertulis sampai betul-betul diterima sebagai salah satu prasyarat dalam teknis perencanaan modern. Dalam hal ini beberapa masalah yang diketahui, misalnya
keengganan untuk berubah, mungki terjadi dan tidak bisa dihilangkan secara keseluruhan.
Pada kebanyakan organisasi yang menggunakan sistem pemeliharaan terencana, hal ini akan merupakan bagian integral dari fungsi rekayasa pabrik.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah bagan lingkar sederhana yang menggambarkan persentase pemeliharaan murni 55 , dibandingkan dengan
perekayasaan proyek dan berbagai pekerjaan non-pemeliharaan, yang bisa menjadi suatu sasaran untuk perencanaan masa depan.
Universitas Sumatera Utara
Tentu saja persentase ini berbeda-beda pada perusahaan yang satu dengan yang lain dan diantara industri yang berbeda. Jika proporsi pekerjaan
perekayasaan proyek kecil, pemeliharaan murni akan mempunyai proporsi besar. Yang didapatkan tidak berbeda banyak antara perusahaan-perusahaan ialah
proporsi di dalam pemeliharaan murni itu sendiri, yaitu antara pemeliharaan pencegahan, korektif, dan darurat yang masing-masing kisar antara 72, 22 dan 6
. Angka ini adalah sasaran yang realistik yang harus di capai oleh setiap perusahaan dalam 1.5 β 2 tahun setelah pemakaian sistem pemeliharaan terencana.
Gambar 2.2 Fungsi Rekayasa Pabrik
Manajemen dan pekerjaan produksi wajib berpikir bahwa pemakaian sistem pemeliharaan terencana dengan segera akan menghasilkan perbaikan
Universitas Sumatera Utara
standar pemeliharaan dan pengurangan waktu menganggur. Hal ini mungkin saat terjadi dalam beberapa kasus, diman standar pemeliharaan jauh di bawah rata-rata.
Tetapi manajemen, staf dan para pekerja harus sadar bahwa adanya keengganan untuk berubah, perlunya mesin di overhoul secara total dan sebagainya,
membutuhkan bantuan dari setiap orang dalam departemen pemeliharaan, kerja sama penuh dari departemen operasi atau produksi, dan juga yang penting adalah
adanya dukungan dari manajemen puncak, sebelum efek pemeliharaan bisa dirasakan.
Kita telah melihat bahwa masalah utama yang dihadapi oleh manajer pemeliharaan adalah komunikasi antara dirinya sendiri dengan pekerja work shop.
Penggantian sebagian cara komunikasi tradisioanl dan satu-satunya yaitu kata- kata dengan mulut, dengan suatu sistem dokumen membutuhkan kesabaran dan
keuletan yang besar. Dokumen tunggal yang paling penting dalam mengorganisasikan
pemeliharaan adalah apa yang kita sebut permintaan pemeliharaan maintenance request . Ini sering disebut juga pesanan kerja, permintaan kerja, kartu kerja, atau
tiket kerja, istilah tersebut sangat tergantung dari kesukaan masing-masing perusahaan, tetapi pada dasarnya sama saja.
Universitas Sumatera Utara
BAB III PREVENTIVE MAINTENANCE KETEL
Ketel uap adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan uap sebagai sumber energi. Ketel uap yang digunakan adalah jenis ketel pipa air water tube
boiler. Pada garis besarnya ketel uap terdidri dari : 1.
Ruang bakar 2.
Drum atas 3.
Pipa uap pemanas lanjut Superheater Pipa 4.
Drum bawah 5.
Pipa-pipa airheader 6.
Pembuangan abu Ash Hopper 7.
Pembuangan gas bekas 8.
Alat-alat pengaman
3.1. Instruksi Perlengkapan
Adapun instruksi perlengkapan pada ketel uap terdiri dari :
3.1.1 Katup Pengaman Safety Valve
1. Katup pengaman yang dipergunakan adalah Type βPerβ yang full left atau
full bore dan didesign sedemikian rupa agar lefting menjadi lancar. 2.
Penyetelan katup pengaman harus dilakukan oleh beberapa orang yang ditunjuk bekerja untuk indikasi tekanan, catatan tekanan dan operasi, dan
disaksikan oleh seorang yang bertanggung jawab Depnaker.
Universitas Sumatera Utara