BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baja mangan Hadfield yang mengandung kira-kira 1,2 karbon dan 12-14 mangan, umum digunakan dalam industri jalan kereta api pada kondisi
fase austenit. Saat ini banyak yang berusaha meningkatkan sifat-sifat alloy dasar Hadfield dengan menyusun komposisi dan memvariasikan proses. Alloy tertentu
ada yang berbahan dasar Fe-Mn-C dan digunakan untuk baja resistansi aus austenit, meningkatkan kekuatan, hasil yang relatif rendah pada bahan hasil
pemanasan meningkatkan resistansi abrasi, dan yang berbahan dasar Fe-Mn-Cr yang digunakan untuk baja resistan-korosi.
Hal ini terutama disebabkan karena kemudahan pembentukannya menjadi bentuk-bentuk yang berguna. Dalam pemilihan bahan haruslah sesuai
sifat kekuatan dan penggunaannya, baik kuantitas maupun kualitas dari bahan tersebut.
Ditemukan kelemahan dan kerusakan yang diakibatkan kurang tepatnya perlakuan terhadap baja tersebut. Baja dikeraskan sehingga tahan aus dan
kemampuan memotongnya meningkat, atau baja dapat dilunakkan untuk kemudahan pemesinan lebih lanjut. Baja dengan butiran yang besar kurang
tangguh dan memiliki kecenderungan untuk distorsi. Ukuran dari butir tersebut sangat menentukan kekuatan yang akan diperlukan. Dengan penambahan unsur
mangan membuat butiran lebih halus, dalam baja dapat menaikkan kuat tarik
S.K. Kurniawan Siregar: Perubahan Fasa Baja Mangan FeMn Hadfield 3401 Pada Proses Pemanasan Dan Perlakuan Pendinginan Cepat Water Quenching Dan Lambat Air Cooling, 2007.
USU e-Repository © 2008
tanpa mengurangi atau sedikit mengurangi regang, sehingga baja dengan penambahan mangan memiliki sifat kuat dan kenyal.
Dalam hal ini perlakuan panas serta pendinginan yang diberikan kepada baja memegang peranan yang cukup penting karena mampu merubah
sifat-sifat mekanik sedangkan sifat-sifat sebelumnya masih dimiliki oleh material tersebut. Peneliti tertarik untuk meneliti dan membandingkan dan melihat jika
baja mangan dipanaskan sampai fasa austenit. Dimana temperatur pemanasan dilakukan diantara 500ºC-600ºC
dan pada setiap penahanan dilakukan pada waktu penahanan yang berbeda selama 30 menit dan 60 menit. Sehingga nantinya
akan diharapkan terjadi perubahan fasa, ukuran butir dan struktur fasa baja mangan serta sifat mekanik dari baja mangan tersebut. Adapun pelaksanaan
penelitian ini meliputi antara lain : menguasai teknologi preparasi bahan baku. Karakteristik yang diamati meliputi : uji komposisi, analisa X-Ray Diffraction
XRD, analisa mikrosrtuktur dengan Semafore dan Scanning Electron Microscope SEM.
1.2 Perumusan masalah