Mikroskop Optik X- Ray Difraction XRD

Gambar 2.8 Pengaruh deformasi pada temperatur awal rekristalisasi Wahid,1987.

2.7 Mikroskop Optik

Sebelum dilakukan pengamatan mikroskop optik, benda uji dilakukan pemolesan kemudian dietsa dengan bantuan larutan kimia yang sesuai dan dapat emberikan gambaran ukuran butir, distribusi fasa, keteraturan dan ketidakteraturan butir. Mikroskop optik atau mikroskop cahaya terdiri dari tiga bagian pokok, yaitu : a. Lensa pemantul illuminator, untuk memantulkan permukaan logam b. Lensa objektif yang mempunyai daya pisah. c. Lensa mata eyepiece, lensa okuler untuk memperbesar bayangan yang terletak terbentuk oleh lensa objektif. Sebagaimana pada Gambar 2.9, berkas horizontal cahaya dari sumber cahaya dipantulkan dengan memakai reflektor kemudian melalui lensa objektif S.K. Kurniawan Siregar: Perubahan Fasa Baja Mangan FeMn Hadfield 3401 Pada Proses Pemanasan Dan Perlakuan Pendinginan Cepat Water Quenching Dan Lambat Air Cooling, 2007. USU e-Repository © 2008 dan diteruskan keatas permukaan benda uji. Beberapa cahaya dipantulkan dari permukaan benda uji akan diperbesar melalui lensa objektif, akan berlanjut ke atas melalui bidang reflektor kembali dan akan diperbesar lagi oleh lensa okuler eyepiece. Gambar 2.9 Skema mikroskop optik Vander,1984 Kekuatan pembesaran awal dari lensa objektif dan okuler biasanya digambarkan pada puncak lensa, dimana pada pucak lensa diletakkan kamera untuk menggambarkan hasil pembesaran tersebut. S.K. Kurniawan Siregar: Perubahan Fasa Baja Mangan FeMn Hadfield 3401 Pada Proses Pemanasan Dan Perlakuan Pendinginan Cepat Water Quenching Dan Lambat Air Cooling, 2007. USU e-Repository © 2008

2.8 X- Ray Difraction XRD

Sinar x merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat digunakan untuk mengetahui struktur kristal dan fasa suatu material. Bila sinar x dengan panjang gelombang λ diarahkan kesuatu permukaan kristal dengan sudut datang sebesar θ, maka sebagian sinar akan dihamburkan oleh bidang atom dalam kristal. Berkas sinar – x yang dihamburkan dalam arah-arah tertentu akan menghasilkan puncak-puncak difraksi yang dapat diamati dengan peralatan X-Ray Diffraction Cullity 1978 Gambar 2.10 Peristiwa difraksi sinar –x Cullity 1978 Pada Gambar 2.10 diatas terlihat bahwa suatu sinar – x yang panjang gelombangnya λ jatuh pada suatu permukaan material dengan sudut θ terhadap permukaan bidang Bragg yang jarak antaranya d. seberkas sinar mengenai atom A pada bidang pertama dan atom B pada bidang berikutnya, dengan masing-masing atom menghambur sebagian berkas tersebut dalam arah rambang, interferensi konstruktif hanya terjadi antara sinar yang terhambur sejajar dan beda jarak jalannya tepat λ 2λ, 3λ dan seterusnya. Jadi beda jarak jalan harus nλ dengan n menyatakan bilangan bulat. S.K. Kurniawan Siregar: Perubahan Fasa Baja Mangan FeMn Hadfield 3401 Pada Proses Pemanasan Dan Perlakuan Pendinginan Cepat Water Quenching Dan Lambat Air Cooling, 2007. USU e-Repository © 2008 Berkas sinar yang dihambur oleh A dan B yang memenuhi ialah yang bertanda I dan II. Dari Gambar 2.10 di atas diperoleh : CB = BD = d sin θ DB = d Sudut ACB = sudut ADB Beda lintasan antara 1 dan 2 adalah : CB + BD = d sin θ + d sin θ = 2d sin θ = nλ Menurut syarat terjadinya difraksi, beda lintasan merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang, sehingga hal tersebut dirumuskan W. L. Brag Edgar,1939. n λ = 2d sin θ .........................……………………………………2-1 dengan n = orde difraksi n = bilangan bulat 1, 2,3… λ = panjang gelombang sinar – X d = jarak antar bidang Stuktur kristal dapat dilihat dengan analisa difraksi sinar – X. Setiap material yang diidentifikasikasi mempunyai nilai d yang berbeda dan harganya tergantung pada posisi bidang kristal tersebut. Struktur kristal dan fasa dapat diketahui dengan cara membandingkan nilai d terukur dengan nilai d pada data standar yang diperoleh melalui JCPDS Joint Of Committe Powder Difraction Standard atau Hanawalt Methode. S.K. Kurniawan Siregar: Perubahan Fasa Baja Mangan FeMn Hadfield 3401 Pada Proses Pemanasan Dan Perlakuan Pendinginan Cepat Water Quenching Dan Lambat Air Cooling, 2007. USU e-Repository © 2008

2.9 Scanning Electron Microscope SEM