ini dapat menyebabkan bagian-bagian pompa injeksi bahan bakar menjadi aus. Dengan demikian semakin rendah sisa karbon, semakin baik efisiensi motor tersebut.
2.6.7. Nilai Kalor Bahan Bakar
Nilai Kalor Bahan Bakar menentukan jumlah konsumsi bahan bakar yang digunakan setiap satuan waktu. Makin tinggi nilai kalor bahan bakar menunjukkan
bahwa pemakaian bahan bakar semakin sedikit. Tidak ada standard khusus yang menentukan nilai kalor maksimal yang harus dimiliki bahan bakar mesin diesel.
2.6.8. Bilangan Cetana
Bilangan cetana menunjukkan seberapa cepat bahan bakar mesin diesel yang dapat diinjeksikan ke ruang bahan bakar agar terbakar secara spontan. Bilangan
cetana dari minyak diesel konvensional dipengaruhi oleh struktur hidrokarbon penyusun. Semakin rendah bilangan cetana maka semakin rendah pula kualitas
penyalaan karena memerlukan suhu penyalaan karena memerlukan suhu penyalaan yang lebih tinggi Hendartono Toni, 2005.
Hisar Tambun : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis Koh Dalam Media Etanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository ©2008
Data karakteristik biodiesel dapat diperlihatkan pada Tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2. Data Karakteristik Biodiesel Parameter Satuannya
Batas Nilai Metode Uji
Massa jenis 40 grml
0,850 – 0,890 ASTM D–1298
Visikositas kinetik pada 40 , cSt 2,3 – 6,0
ASTM D–445 Angka setana
Min 48 ASTM D–613
Titik kilat flash point,
Min 100 ASTM D–93
Korosi strip tembaga 3 jam pada 50 Maks No 3
ASTM D–130 Residu karbon – bb
Maks 0,3 ASTM D-4530
Kadar Air dan sedimen, – vv Maks 0,05
ASTM D–2709 Temperatur distilasi 90,
Maks 360 ASTM D–1160
Abu tersulfatkan, b Maks 0,02
ASTM D–974 Belerang, ppm – b mgkg
Maks 80 ASTM D–5453
Sumber: Forum Biodiesel Indonesia
Data karakteristik mutu solar dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3. Data Karakteristik Mutu Solar Parameter Satuannya
Batas Nilai Metode Uji
Massa jenis 40 grml
0,82 – 0,87 ASTM D–1298
Visikositas kinetic pada 40 , cSt 1,6 – 5,8
ASTM D–445 Angka setana
Min 45 ASTM D–613
Titik kilat flash point,
Maks 150 ASTM D–93
Korosi strip tembaga 3 jam pada 50 Min No. 1
ASTM D–130 Residu karbon – bb
Min 0,1 ASTM D–189
Kadar Air dan sedimen, – vv Min 0,05
ASTM D–96 Temperatur distilasi 300,
Max 40 ASTM D–86
Abu tersulfatkan, b Min 0,01
ASTM D–974 Belerang, ppm b
Min 0,5 ASTM D–1551
Sumber: www.pertamina.com
Hisar Tambun : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis Koh Dalam Media Etanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository ©2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
a. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Tekhnik Kimia Industri Pendidikan
Teknologi Kimia Industri PTKI Medan Jalan Medan Tenggara VII Medan. b.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan April 2009.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat yang dibutuhkan
1. Neraca
2. Oven
3. Gelas ukur
4. Erlenmeyer
5. Corong
6. Corong pisah
7. Statif
8. Termometer
9. Mixer Magnetic
10. Cleveland Over Cup
11. Picrometer
12. Pipet tetes
Hisar Tambun : Analisis Pengaruh Temperatur Reaksi Dan Konsentrasi Katalis Koh Dalam Media Etanol Terhadap Perubahan Karakteristik Fisika Biodiesel Minyak Kelapa, 2009
USU Repository ©2008