1 St = 10 m s dan 1 cSt = 10
m
2
s
4 −
2 6
−
2.10 Densitas Rapat Massa
Kerapatan sutau fluida ρ dapat didefenisikan sebagai massa per satuan
volume.
V m
= ρ
7 Dengan:
ρ = rapat massa kg m
3
m = massa kg v = volume m
3
2.11 Titik nyala flash point
Titik nyala adalah suhu terendah dimana cairan tersebut dapat terbakar ketika bereaksi dngan udara. Pada temperatur ini uap akan terus terbakar walaupun sumber
nyala api tidak ada lagi. Temperatur yang lebih tinggi, atau titik api didefenisikan sebagai temperatur pada saat uap terus terbakar setelah dinyalakan. titik nyala sering
digunakan sebagai salah satu parameter untuk mendeskripsikan karakterisktik dari bahan bakar. Tetapi juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan cairan non bahan
bakar.
Siti Saleha Lubis : Studi Pengaruh Pencampuran Biodesel Jarak Pagar Dengan Solar Terhadap Perubahan Karakteristik Fisikanya, 2007. USU e-Repository © 2008
Bensin dibuat untuk mesin yang dibantu oleh busi. Bahan bakar biasanya dicampur terlebih dahulu dengan udara sebelum masuk ke ruang bakar. Ketika di
ruang bakar,barulah dinyalakan dengan suhu diatas titik nyalanya. Solar dirancang untuk mesin dengan kompresi tinggi. Udara dimampatkan
sampai bersuhu diatas titik nyala dari solar. Kemudian bahan bakar tersebut diinjeksikan sebagai semprotan bertekanan tinggi. Pada mesin diesel tidak ada
sumber nyala api,oleh karena itu mesin diesel membutuhkan titik nyala yang tinggi, tetapi untuk titik nyala yang terlampau tinggi dapat menyebabkan keterlambatan
penyalaan, sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan timbulnya denotasi yaitu ledakan-ledakan kecil yang terjadi sebelum bahan bakar
dapat masuk ruang bakar.
2.12 Nilai Kalor
Nilai kalor atau heating value adalah jumlah energi yang dilepaskan pada
proses pembakaran per satuan volume atau persatuan massanya. Nilai kalor bahan bakar menentukan jumlah konsumsi bahan bakar tiap satuan waktu. Makin tinggi
nilai kalor bahan bakar menunjukkan bahan bakar tersebut semakin sedikit pemakaian bahan bakar. Tidak ada standar khusus yang menentukan nilai kalor
minimal yang harus di miliki oleh bahan bakar mesin diesel. Nilai kalor diperoleh dari hasil pembakaran sempurna 1 kg bahan bakar sampai bahan bakar tersebut
seimbang dengan lingkungannya.
Siti Saleha Lubis : Studi Pengaruh Pencampuran Biodesel Jarak Pagar Dengan Solar Terhadap Perubahan Karakteristik Fisikanya, 2007. USU e-Repository © 2008
Nilai kalor bahan bakar ditentukan berdasarkan hasil pengukuran dengan kalorimeter dilakukan dengan membakar bahan bakar dan udara pada temperatur
normal, sementara itu dilakukan pengukuran jumlah kalor yang terjadi sampai temperatur dari gas hasil pembakaran turun kembali ke temperatur normal.
Siti Saleha Lubis : Studi Pengaruh Pencampuran Biodesel Jarak Pagar Dengan Solar Terhadap Perubahan Karakteristik Fisikanya, 2007. USU e-Repository © 2008
BAB III METODOLOGI PENELITIAN