Karakteristik Biodiesel TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Selain dapat digunakan langsung, biodiesel juga dapat dicampur dengan solar atau minyak diesel lainnya dengan tujuan untuk mengubah karakteristiknya agar sesuai dengan kebutuhan. Bahan bakar yang mnengandung biodiesel kerap dikenal “BXX” yang merujuk pada suatu jenis bahan bakar dengan komposisi XX Biodiesel dan 1- XX minyak diesel. Sebagi contoh, B 100 merupakan biodiesel murni sedangkan B 20 merupakan campuran dari 20 Biodiesel dan 80 minyak diesel.

2.5 Karakteristik Biodiesel

Biodiesel memiliki gravitasi spesifik spesifik gravity kira-kira 0,88 lebih berat dibandingkan gravitasi spesifik solar yaitu sekitar 0,82 – 0,87. Oleh karena perbedaan ini, maka dianjurkan untuk menuangkan biodiesel diatas solar dan bukan sebaliknya ketika akan dilakukan pencampuran secara mekanik seperti pengadukan dan sebagainya. Biodiesel tidak mengandung nitrogen atau senyawa aromatik dan hanya mengandung kurang dari 15 ppm part per million sulfur. Biodiesel mengandung kira-kira 11 Oksigen dalam persen berat yang keberadaannya mengakibatkan berkurangnya monoksida, hidroksida, partikulat dan jelaga. Kandungan energi biodiesel kira-kira 10 lebih rendah dibandingkan dengan solar. Kestabilan yang rendah dari suatu jenis biodiesel dapat meningkatkan kandungan asam lemak bebas, menaikkan viskositas dan terbentuknya gums dan sedimen yang dapat menyumbat saringan bahan bakar. Siti Saleha Lubis : Studi Pengaruh Pencampuran Biodesel Jarak Pagar Dengan Solar Terhadap Perubahan Karakteristik Fisikanya, 2007. USU e-Repository © 2008 Biodiesel mempunyai sifat melarutkan solvency. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan, dimana bila digunakan pada mesin diesel sebelumnya telah lama menggunakan solar dan didalam tangki bahan bakarnya terbentuk sedimen dan kerak, maka biodiesel akan melarutkan sedimen dan kerak tersebut sehingga dapat menyumbat saluran dan saringan bahan bakar. Oleh karena itu, bila kandungan sedimen dan kerak pada tangki bahan bakar cukup tinggi, sebaiknya diganti sebelum menggunakan biodiesel. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan tidak menggunakan biodiesel murni melainkan campurannya. Sifat pelarut dari bahan bakar yang mengandung campuran biodiesel akan semakin berkurang seiring dengan berkurangnya kadar biodiesel di dalamnya. Beberapa material seperti kuningan, tembaga, timah, dan seng dapat mengoksidasi biodiesel dan menghasilkan sedimen. Untuk mencegah hal ini, peralatan yang bersentuhan langsung dengan biodiesel sebaiknya terbuat dari stainless steel atau aluminium. Selain berekasi terhadap sejumlah material logam, biodiesel juga cenderung menyebabkan peralatan yang terbuat dari karet mengembang sehingga sebaiknya diganti dengan karet sintesis. Biodiesel murni memiliki sifat pelumas yang sangat baik, bahkan campuran bahan bakar yang mengandung biodiesel dalam komposisi yang rendah masih memiliki sifat pelumas yang jauh lebih baik. Seperti halnya bahan bakar diesel lainnya, biodiesel dapat berubah fasa menjadi “gel” pada temperatur yang rendah . Biodiesel memiliki temperatur titik tuang pour point yang lebih tinggi yaitu sekitar – 15 sampai 10 C dibandingkan Siti Saleha Lubis : Studi Pengaruh Pencampuran Biodesel Jarak Pagar Dengan Solar Terhadap Perubahan Karakteristik Fisikanya, 2007. USU e-Repository © 2008 solar, -35 C sampai -10 C sehingga pemakaian biodiesel murni pada daerah bertemperatur rendah kurang dianjurkan. Untuk menurunkan temperatur titik tuang biodiesel dapat dilakukan dengan mencampurkan solar, semakin besar solar dalam campuran, maka semakin rendah temperatur titik tuangnya. Biodiesel memiliki viskositas dan titik nyala yang lebih tinggi dibandingkan diesel, namun bila dilakukan pencampuran akan menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna pada mesin.

2.6 Pembakaran Bahan Bakar Pada Motor Bakar Diesel