perseroan. PDRN atas dasar biaya faktor merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dari balas jasa dari faktor – faktor produksi berupa upah dan gaji,
bunga, sewa tanah, dan keuntungan yang timbul dalam suatu wilayah Tarigan, 2005:19
4. Pendapatan Regional Pendapatan regional neto adalah produk domestik regional neto atas dasar
biaya faktor dikurangi aliran dana yang mengalir keluar ditambah aliran dana yang mengalir masuk. Produk Domestik Regional Neto atas dasar biaya faktor
dikurangi pendapatan yang mengalir keluar dan ditambah pendapatan yang mengalir masuk hasilnya merupakan produk regional neto Pendapatan
regional, yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar – benar diterima income receipt oleh penduduk yang tinggal di daerah tersebut Tarigan,
2005:19.
2.3 Ekspor
Ekspor merupakan penjualan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara ke negara lainya Samuelson dalam kutipan Nordhaus, 1994.
Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya
menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan
ekonomi dapat ditingkatkan M.L.Jhingan, 1975:448. Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Ekspor akan memperbesar kapasitas konsumsi suatu negara
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan output dunia, serta menyajikan akses ke sumber – sumber daya yang langka dan pasar – pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk
ekspor yang mana tanpa produk – produk tersebut, maka negara – negara miskin tidak akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian
nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki M.P.Todaro dan stephen C.
2.3.1 Teori Ekspor Base
Menurut teori Export base, ekspor sangat mendukung perkembangan ekonomi suatu daerah. Teori basis ekspor merupakan bentuk model pendapatan regional
yang mendukung pertumbuhan yang paling sederhana. Teori ini sebenarnya menyederhanakan suatu sistem regional menjadi dua bagian yaitu daerah yang
bersangkutan dan daerah-daerah selebihnya. Pentingnya teori ini terletak pada kenyataan bahwa ia memberikan kerangka teolitik bagi banyak studi multiflier
regional. Asumsi pokok dari teori ini adalah bahwa ekspor adalah satu – satunya unsur
otonom dalam pengeluaran. Semua komponen pengeluaran lainnya dianggap sebagai fungsi dari pendapatan, dan fungsi pengeluaran. Semua komponen
pengeluaran lainnya dianggap sebagai fungsi dari pendapatan, dan fungsi pengeluaran dan impor, kedua – duanya tidak mempunyai nilai intersep tetapi
bertolak dari titik nol. Jadi berkenaan dengan daerah I dapat dituliskan Yi = Ei – Mi + Xi
Yi = Pendapatan Ei = Pengeluaran untuk barang jasa domestik
Xi = Ekspor Tarigan, 2005:56
Universitas Sumatera Utara
Kebanyakan usaha – usaha untuk menaksir multiflier employment regional berdasarkan pada cara – cara pendekatan basis ekspor. Jenis dan model
pendapatan peranan dalam analisa fluktuasi regional. Fluktuasi regional ini menarik perhatian kita pada pentingnya ekspor yang dapat menimbulkan
ketidakseimbangan dalam struktur ekonomi antar daerah. Dengan semangkin luasnya skala perekonomian, maka kegiatan ekspor menjadi sangat penting.
Secara singkat menurut model basis ekspor, pertumbuhan suatu daerah adalah tergantung dari pertumbuhan industri – industri ekspornya dan kenaikan
permintaan yang bersifat ekstrim bagi daerah yang bersangkutan adalah penentu pokok dari pertumbuhan regional. Bertambah luasnya basis ekspor suatu daerah
akan cenderung menaikkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
2.3.2 Faktor – Faktor yang mempengaruhi Ekspor
Faktor yang dapat mempengaruhi ekspor adalah : 1. Harga internasional, semangkin besar selisih antara harga dipasar
internasional dengan harga domestik akan menyebabkan jumlah komoditi yang akan diekspor menjadi bertambah banyak.
2. Nilai tukar uang Exchange Rate. Semangkin tinggi nilai tukar mata uang suatu negara mengalami apresiasi maka harga ekspor negara itu dipasar
internasional menjadi mahal. Sebaliknya, semangkin rendah nilai tukar mata uang suatu negara mengalami depresiasi, harga ekspor negara itu
dipasar internasional menjadi lebih murah. Kuota ekspor – ekspor yaitu kebijaksanaan perdagangan internasional berupa pembatasan kuota
jumlah barang ekspor.
Universitas Sumatera Utara
3. Kebijakan tarif dan non tarif. Kebijakan tarif adalah untuk menjaga harga produk dalam negeri dalam tingkatan tertentu yang dianggap mampu atau
dapat mendorong pengembangan komodii tersebut. Sedangkan kebijakan non tarif adalah untuk mendorong tujuan diversifikasi ekspor Soekarwati,
1999:1228.
2.3.3 Manfaat dan Peranan Ekspor
Secara umum, ada beberapa manfaat atau peranan yang dapat diperoleh dari kebijakan ekspor antara lain :
1. Keuntungan komperatif Comperative Advantage, didasakan pada
hukum keuntungan komperatif, yaitu suatu negara akan mengekspor hasil produksi yang darinya terdapat keuntungan lebih besar dan
mengimpor barang – barang yang darinya terdapat keuntungan yang lebih kecil.
2. Sektor ekspor menjadi penggerak dari kebijakan perekonomian leading
sektor. 3.
Ekspor merupakan sumber devisa bagi negara bila ekspor naik akan mengakibatkan penerimaan dalam negri meningkat.
4. Ekspor menciptakan permintaan efektif yang baru. Akibat permintaan
barang – barang di pasar dalam negeri meningkat. Terjadinya persaingan mendorong industri – industri dalam negeri mencari inovasi
dan efesiensi yang menaikkan produktifitas. 5.
Perluasan kebijakan ekspor mempermudah pembangunan karena industri tertentu tumbuh tanpa membutuhkan investasi dalam kapital
sosial sebanyak yang dibutuhkan seandainya barang – barang itu akan
Universitas Sumatera Utara
dijual di dalam negeri misalnya karena sempitnya pasar dalam negeri akibat tingkat pendapatan riil yang rendah atau hubungan transportasi
yang belum memadai Djamin, 1994:5.
2.3.4 Penelitian Sebelumnya Hasil penelitian Badikenita “ Analisis Kausalitas Antara Ekspor Dan
Pertumbuhan Ekonomi Di Negara – Negara ASEAN ” . Pertumbuhan ekonomi
dan ekspor mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain dalam perekonomian suatu negara. Peranan ekspor di negara – negara
berkembang dapat dikatakan sebagai motor penggerak negara tersebut. Demikian juga negara – negara yang tergabung dalam ASEAN yang umumnya adalah
negara – negara berkembang. Sehingga menarik untuk mengkaji kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara – negara ASEAN. Peneltian ini
menggunakan model Granger Causality Test untuk menganalisa kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dan ekspor di negara – negara ASEAN. Lima negara yang
menjadi objek penelitian adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Philipina. Masalah yang akan dianalisis adalah bagaimana kausalitas antara
ekspor dan pertumbuhan ekonomi di negara – negara tersebut dan manfaat The export led growth hypotesis
berlaku di negara – negara tersebut. Penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan
tentang hubungan antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi di negara – negara ASEAN. Penelitian ini menggunakan data time series selama kurun 1960 – 2002
dengan menggunakan data sekunder dari berbagai sumber, yaitu Asian Development Bank ADB, World Development Indicators WDI, International
Monetary Fund IMF, dan sumber – sumber lainnya yaitu jurnal dan hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa di empat negara yaitu, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Philipina, terdapat kausalitas antara ekspor
dan pertumbuhan ekonomi. Di Indonesia dan Malaysia, pertumbuhan ekonomi mempengaruhi ekspor, di Thailand dan Philipina, ekspor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Sementara itu di Singapura tidak terdapat kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi pada derajat integrasi i,I 1.
Hasil penelitian Yuni Priadi Utomo mengenai “Ekspor Mendorong
Pertumbuhan atau Pertumbuhan Mendorong Ekspor”. Sejak Industrialisasi
Indonesia masih bersifat substitusi impor pada periode 1970-an, hingga Indonesia mulai beralih ke strategi promosi ekspor karena krisis harga minyak yang
mencapai titik terendah pada agustus 1986, ekspor pada dasarnya telah memainkan peranan yang sangat penting di dalam proses pembangunan ekonomi
Indonesia. Pada periode industrialisasi substitusi impor, ekspor terutama migas dan gas bumi hanya dipandang sebagai salah satu sumber pembiayaan
pembangunan yang dominan dan bukan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, ketika Indonesia mulai beralih ke strategi industrialisasi promosi ekspor
pandangan tersebut berubah, ekspor kemudian dipandang sebagai sektor yang diharapkan dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi Export led growth.
Dipilihnya strategi industrialisasi promosi ekspor pada hakekatnya dilandasi keyakinan bahwa ekspor akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Export
led growth atau export as an engine of growth , padahal dari hasil berbagai
penelitian tentang pertumbuhan ekonomi, hal tersebut masih menjadi perdebatan. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian empiris mengenai apakah mekanisme
export led growth memang telah terjadi di Indonesia. Apabila mekanisme export
Universitas Sumatera Utara
led growth ternyata tidak terbukti, berarti peralihan strategi industrialisasi tersebut
adalah sia – sia. Dengan metode kausalitas Granger penelitian ini mencoba mengamati
hubungan antara ekspor dan pendapatan nasional di Indonesia. Ingin diteliti apakah di Indonesia telah terjadi mekanisme ekspor mendorong pertumbuhan
ataukah pertumbuhan mendorong ekspor. Hasil analisi tersebut memperlihatkan bahwa mekanisme Export led growth ataupun Growth led export ternyata tidak
terjadi di Indonesia. Ekspor tampaknya tidak pernah menjadi motor penggerak dari petumbuhan ekonomi Indonesia.
Dari penelitian Prabowo Sutanto 2004 tentang “Analisis Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1986-2002 ”.
Dengan menggunakan model analisis data time series atau runtut waktu kuantitaf yaitu melalui metode regresi. Analisis ini dimaksudkan untuk mengungkapkan
hubungan antara variabel dependent dengan variabel independent, sehingga dapat ditarik kesimpulan yang mengarah pada tujuan penelitian. Dengan bentuk umum
dari fungsi Produk Domestik Bruto PDB riil sebagai berikut: PDB Rill = f L, I, EX, S
Dengan model regresi yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut : Ln Y = Ln α0 + α
1
Ln X
1
+ α
2
Ln X
2
+ α
3
Ln X
3
+ α
4
Ln X
4
Dimana: Y = PDB rill Juta rupiah X
1
= Jumlah Angkatan Kerja Jiwa X
2
= Nilai Investasi asing Juta U X
3
= Nilai Ekspor X
4
= Tabungan Domestik Juta Rupiah
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian yang dilakukan oleh “Prabowo Sutanto” tersebut penulis mengatakan yang mempengaruhi besar kecilnya pertumbuhan ekonomi Indonesia,
ialah jumlah angkatan kerja, investasi asing, nilai eksport, dan tingkat tabungan domestik. Alat analisis yang digunakan oleh peneliti meliputi analisis regresi,
pengujian statistik pengujian secara parsial, pengujian secara serempak, uji ketepatan model, pengujian asumsi klasik uji autokorelasi, uji heterokedasitas,
uji multikolerasi. Adapun hasil penelitian melalui pengujian statistik diperoleh adalah :
1. Variabel angkatan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap petumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0.000000136. 2.
Variabel Investasi Asing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0.000235.
3. Variabel nilai eksport berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0.0000814. 4.
Variabel tabungan domestik berpengaruh positif secara positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar
0.187876.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian