48
Kini dunia menggunakan uang fiat. Yaitu alat tukar yang tidak mempunyai nilai intrinsik; nilai intrinsik adalah nilai yang berasal dari karakteristik fisik yang
dimilikinya, sebagaimana halnya dengan uang komoditas. Nilai nominal uang fiat ditetapkan oleh produsennya yaitu pemerintah dan bank sentral. Sedangkan nilai
riilnya tergantung dari total jumlah nominal uang yang tersedia untuk bertransaksi dan nilai riil total barang dan jasa yang tersedia ditransaksikan dengan uang tersebut.
Uang fiat biasanya berupa uang kertas dan uang koin logam. Tetapi ada uang fiat yang tidak mempunyai bentuk fisik, yaitu uang giral atau
uang yang diciptakan oleh bank sentral uang primer dan bank umum uang sekunder, UBU=Uang Bank Umum. Uang giral antara lain berupa rekening giro atau
tabungan yang dapat ditukarkan dengan uang fisik sewaktu-waktu dengan menuliskan cek; atau dengan melalui slip pengambilan untuk buku tabungan; atau melalui ATM
Automatic Teller Machine.
43
1. Jenis-Jenis Uang
a. Uang Kartal Uang kartal terdiri dari uang kertas dan uang logam. Uang kartal adalah alat
bayar yang sah dan wajib diterima oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari. Lembaga yang bertugas dan mengawasi peredaran uang rupiah
adalah Bank Indonesia, sedangkan perusahaan yang mencetak uang rupiah adalah Perum Peruri Percetakan Uang Republik Indonesia.
43
“Uang Komoditas dan Uang Fiat” artikel diakses pada 03-November-2010, dari http:ekonomi.kompasiana.comgroupbisnis20100317uang-komoditas-dan-uang-fiat
49
1 Uang logam Berbagai jenis logam yang digunakan sebagai uang terdiri dari emas, perak
ataupun perungu. Dalam hal ini ada kesatuan hitung yang dipergunakan sebagai standar di mana ada standar baku emas, baku perak dan standar kembar.
44
2 Uang kertas Fiat Money
b. Uang Giral Dalam perkembangan perekonomian dan kemajuan masyarakat terutama
sekali dalam perkembangan perdagangan masyarakat, uang kertas dirasakan mempunyai kelemahan dalam menyelesaikan transaksi-transaksinya terutama untuk
transaksi dalam jumlah yang besar di mana sejumlah uang kertas harus dibawa-bawa sehingga menimbulkan resiko tertentu dan keadaan yang tidak praktis. Timbullah
kemudian gagasan dari masyarakat dan sejalan juga perkembangan dari perbankan yaitu untuk mengunakan uang giral giro, rekening koran ataupun cek dalam
menyelesaikan transaksi-transaksi perdagangan. Hal ini dilakukan oleh karena dengan cek tersebut sejumlah uang yang diperlukan dalam penyelesaian transaksi dapat
dengan mudah dituliskan dan diberikan kepada orang yang berkepentingan dan untuk menukarkan sejumlah yang tertera dalam cek tersebut yang bersangkutan dapat
menukarkannya dengan uang kartal di Bank.
45
44
Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank Jakarta: Rineka Cipta, 1989, h.11
45
Muchdarsyah Sinungan, Uang dan Bank, h. 17
50
Di Indonesia, bank yang berhak menciptakan uang giral adalah bank umum selain Bank Indonesia. Menurut UU No. 7 tentang Perbankan tahun 1992, definisi
uang giral adalah tagihan yang ada di bank umum, yang dapat digunakan sewaktu- waktu sebagai alat pembayaran. Bentuk uang giral dapat berupa cek, giro, atau
telegrafic transfer. Uang giral adalah surat berharga yang dapat diuangkan di bank atau dikantor pos. Contoh uang giral, cek, giro pos, wesel dan surat berharga.Uang
giral biasanya digunakan untuk transaksi dengan nilai uang yang sangat besar. Uang giral merupakan simpanan uang pada suatu bank dan dapat diambil
sewaktu-waktu dengan menulis cek yang merupakan perintah oleh pemilik simpanan giro tersebut kepada bank untuk membayar kepadanya atau kepada orang lain atau
pihak lain yang ditunjuk dan dituliskan pada cek tersebut. Cek dapat diigunakan untuk pembayaran transaksi jual-beli atau transaksi keuangan lainnya. Ia lebih
disenangi daripada uang kartal dalam penggunaan untuk meyelesaikan atau melaksanakan transaksi pembayaran karena ia lebih aman, lebih mudah, dan praktis
tanpa harus menghitung seperti pembayaran dengan uang kartal.
46
2. Peran Uang dalam Ekonomi Konvensional