Hak dan Kewajiban Suami Istri Menurut Kompilasi Hukum Islam

Pasal 77 menyatakab bahwa: 1 Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat. 2 Sumi istri wajib saling mencintai, hormat menghormati, setia dan membari bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain. 3 Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anakanak mereka, baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan agamanya. 4 Suami istri wajib memelihara kehormatannya. 5 Jika suami isteri melalaikan kewajibannya, masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama. Pasal 78 menjelaskan bahwa: 1 Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. 2 Rumah kediaman yang dimaksud ayat 1, ditentukan oleh suami istri. Sedangkan kedudukan suami istri dijelaskan dalam Pasal 79, bahwa: 1 Suami adalah kepala keluarga dan istri ibu rumah tangga; 2 Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat; 3 Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. Kemudian kewajiban suami dijelaskan dalam Pasal 80, sebagai berikut: 1 Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga, yang penting- penting diputuskan oleh suami istri bersama. 2 Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuat keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 3 Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya, dan memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna, dan bermanfaat bagi agama dan bangsa. 4 Sesuai dengan penghasilan suami menanggung; a. Nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri; b. Biaya rumah tangga biaya perawatan dan biaya pengobatan bagi istri dan anak; c. Biaya pendidikan bagi anak 5 Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada ayat 4 huruf a dan b di atas mulai berlaku sesudah ada tamkin sempurna dari istrinya. 6 Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana tersebut pada ayat 4 huruf a dan b. 7 Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat 2 gugur apabila istrinya nusyuz. Kemudian tempat kediaman dijelaskan dalam Pasal 81, sebagai berikut: 1 Suami wajib menyediakan tempat kediaman bagi istri dan anak- anaknya, atau bekas istri yang masih dalam iddah. 2 Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri selama dalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah wakaf. 3 Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak- anaknya dari gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram. Tempat kediaman juga berfungsi sebagai tempat penyimpan harta kekayaan, sebagai tempat menata dan mengatur alat-alat rumah tangga. 4 Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya, serta disesuaikan dengan keadaan lingkungan tempat tinggalnya, baik berupa alat perlengkapan rumah tangga maupun sarana penunjang lainnya. Adapun kewajiban seorang istri kepada suaminya dijelaskan dalam Pasal 83 dan 84, sebagai berikut: 1 Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan oleh hukum Islam. 2 Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya. Pasal 84: 1 Istri dapat dianggap nusyuz 15 jika ia tidak mau melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat 1 kecuali dengan alasan yang sah. 2 Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebut pada pasal 80 ayat 4 huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya. 3 Kewajiban suami tersebut pada ayat 2 di atas berlaku kembali sesudah istri tidak nusyuz. 4 Ketentuan ada atau tidak adanya dari istri harus didasarkan atas bukti yang sah. 16 15 Nusyuz adalah pembangkangan suami atau istri terhadap pasangan karena suami atau istri telah melanggar hak-hak pasangan. 16 Kompilasi Hukum Islam KHI. 38

BAB III GAMBARAN UMUM DESA CIMENTENG

KECAMATAN CAMPAKAN KABUPATEN CIANJUR

A. Kondisi Geografis dan Demografis

Cimenteng merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah sebesar 1.497,5 Ha, dari keseluruhan luas daerah yang ada di Desa Cimenteng, megenai penggunaan lahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel. 3.1 Penggunaan Lahan Desa Cimenteng 1 Penggunaan lahan Luas lahan Lahan Sawah 170 Ha Lahan Daratkering 900 Ha Lahan Kerhutanan 50 Ha Lahan Pemukiman 325 Ha Lahan Industri 52,5 Ha Secara geografis Desa Cimenteng terdiri dari pegunungan, yang masyarakatnya mayoritas bertani. Kondisi umum semua tanah di wilayah Desa Cimenteng adalah wilayah subur untuk pertanian dan aman dari erosi. 2 Desa Cimenteng sudah sangat terbuka dengan dunia luar walaupun alat 1 Data Statistik Desa Cimenteng. 2 Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan akibat transoptasi angin, air atau es karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain dibawah pengaruh gravitasi atau oleh mahluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. transportasi dan kondisi jalan yang kurang baik. Desa Cimenteng meliputi beberapa perkampungan diantaranya: Tabel. 3.2 Penggunaan Lahan Desa Cimenteng No Nama Perkampungan 1 Kp. Sukamukti 2 Kp. Cimenteng 3 Kp. Rawa Gede 4 Kp. Cibanteng 5 Kp. Bantar Panjang 6 Kp. Cilubang 7 Kp. Cibelenok 8 Kp. Lampegan 9 Kp. Cikereti Adapun yang menjadi batas wilayah Desa Cimenteng dengan desa lainnya, yaitu:  Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa. Karyamukti – Cianjur  Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa. Caringin – Sukabumi  Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa. Gegerbitung – Sukabumi  Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa. Bencoy – Sukabumi Orbitasi atau jarak tempuh dari Desa Cimenteng ke Kecamatan adalah kurang lebih 31 Km, jarak tempuk ke Kabupaten adalah 41 Km, sedangkan jarak tempuh dari Desa Cimentang ke Provinsi Jawa Barat kurang lebih 99 Km dan jarak ke ibu kota NegaraJakarta yakni 120 Km.