BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap panjang bibir atas Sn-Sto
s
dan tebal bibir atas Ls-Y’line sebelum perawatan dan setelah retraksi gigi anterior maksila.
4.1.1. Uji Beda terhadap variabel yang diukur sebelum dan sudah mendapatkan perawatan ortodonti.
Dari tabel 1 di bawah ini didapati beda yang signifikan pada panjang bibir atas dan tebal bibir atas, dan variabel pendukung lainnya Uji stastistik t setelah
perawatan. Semua variabel yang diukur, sebelum dan sesudah perawatan ortodonti
mengalami perubahan yang signifikan p α α = 0.05. Variabel yang mengalami
perubahan signifikan adalah panjang bibir atas Sn-STO
s
dengan nilai p = 0.014, retraksi gigi anterior maksila Yline-Is dengan nilai p = 0.019. Variabel pengukuran
yang mengalami perubahan yang sangat signifikan p α α =0.01, terjadi pada tebal
bibir atas Ls-Y’line dengan nilai p = 0.004. Tabel 1.
Data pengukuran uji beda variabel yang diukur sebelum dan sesudah perawatan ortodonti
VARIABEL N
SEBELUM SESUDAH
PERUBAHAN p
Sn-STOs mm 12
24.56±1.74 25.30±1.98
0.74±0.88 0.014
Ls-Y line mm
12 9.46±1.44
11.19±1.75 1.73±1.56
0.004 Y
line – Is mm 12
79.39±6 74.95±7.34
-4.38±5.53 0.019
α = 0.05 p α = 0.05 : berbeda signifikan p
α = 0.01 : sangat berbeda signifikan
16
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengukuran linier dental dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Grafik poligon hasil pengukuran linier dental terhadap variabel yang diukur
27
Centric line pada grafik poligon menggambarkan representasi nilai rata-rata pengukuran. Sedangkan titik-titik pada gambar poligon yang berada pada sisi kanan
dan kiri representasi batas atas dan batas bawah rata-rata pengukuran. Grafik poligon yang dikembangkan Downs ini menghasilkan pola zigzag.
Centric line pada grafik poligon menggambarkan representasi nilai rata-rata pengukuran. Sedangkan titik-titik pada gambar poligon yang berada pada sisi kanan
dan kiri representasi batas atas dan batas bawah rata-rata pengukuran. Grafik poligon yang dikembangkan Downs ini menghasilkan pola zigzag.
4.1.2. Hasil rerata korelasi retraksi gigi anterior maksila terhadap variabel setelah perawatan ortodonti. Pada penelitian ini keseluruhan data dianalisa dengan
menggunakan uji t dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil pengujian statistik ditemukan ada korelasi antara retraksi gigi anterior maksila terhadap panjang bibir
atas dan tebal bibir atas dapat di lihat pada tabel 2. 4.1.2. Hasil rerata korelasi retraksi gigi anterior maksila terhadap variabel setelah
perawatan ortodonti. Pada penelitian ini keseluruhan data dianalisa dengan menggunakan uji t dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil pengujian statistik
ditemukan ada korelasi antara retraksi gigi anterior maksila terhadap panjang bibir atas dan tebal bibir atas dapat di lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Pengukuran korelasi antara retraksi gigi anterior maksila terhadap
panjang dan tebal bibir atas setelah retraksi gigi anterior Tabel 2.
Pengukuran korelasi antara retraksi gigi anterior maksila terhadap panjang dan tebal bibir atas setelah retraksi gigi anterior
Variabel Is- Yline versus
N Korelasi
Sig.
Sn-STOs mm 12
-0,728 0,007
Y’line- Ls mm 12
-0,14 -0,966
berkorelasi signifikan dengan nilai sig α = 0.05
berkorelasi tidak signifikan dengan nilai sig α = 0.05
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari hasil pengukuran pada tabel 2 retraksi gigi anterior maksila Is-Yline versus panjang bibir atas Sn-STO
s
berkorelasi signifikan dengan nilai koefisien korelasi 0.728. Retraksi gigi anterior maksila Ls-Yline versus tebal bibir
atas Y’line-Ls tidak berkorelasi signifikan dengan nilai koefesien korelasi – 0.14.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN