Pepatah Perumpamaan Idiom Klasifikasi Peribahasa Indonesia

- Jishin, kaminari, kaji, oyaji “ Kowai mono no junjo o itta mono “ Adanya urutan tentang hal-hal yang mengerikan

2.2.2. Klasifikasi Peribahasa Indonesia

Sejak dari zaman nenek moyang, bangsa Indonesia sering menggunakan peribahasa dalam percakapan sehari-hari. Pengertian peribahasa itu sendiri menurut Kosasih 2004:21 adalah kalimat atau kelompok perkataan yang tetap susunannya dan biasanya mengiaskan suatu maksud tertentu. Dewasa ini banyak orang yang tidak mengetahui lagi arti sebuah peribahasa, padahal peribahasa adalah kekayaan bahasa kita yang perlu kita pelihara baik-baik. Memang ada peribahasa yang sudah menghilang, yang sudah tidak dijumpai lagi dalam percakapan sehari-hari, tetapi masih banyak pula yang bertahan Zakaria Syofyan, 1984:7 Peribahasa menurut Kosasih terbagi tiga, yaitu pepatah, perumpamaan dan idiom. Berbeda dengan Soedjito, yang membagi peribahasa menjadi empat yaitu pepatah, perumpamaan, ungkapan idiom, dan pemeo.

a. Pepatah

Universitas Sumatera Utara Pepatah adalah jenis peribahasa yang mengandung nasehat atau ajaran E Kosasih 2004:22. Poerwadarminta mengungkapkan bahwa Pepatah adalah sejenis peribahasa yang berasal dari orang-orang tua,biasanya mengandung nasehat. Contoh : - Datang tampak muka, pulang tampak punggung Datang dengan baik, pergipun dengan baik pula - Sepala-pala mandi biar bersih Mengerjakan sesuatu hendaknya sempurna, jangan setengah-setengah - Pagar makan tanaman Yang berkewajiban memelihara malah merusaknya - Ikut hati mati, ikut rasa binasa Barang siapa menurutkan hawa nafsu, tentu akan hancur

b. Perumpamaan

Perumpamaan adalah peribahasa yang berupa perbandingan. Ciri utamanya adalah adanya kata bagai, laksana, seperti, bak, seumpama, umpama, dan lain sebagainya E. Kosasih 2004:22 Universitas Sumatera Utara Contoh : - Bagai air di daun alas Orang yang tidak tetap pendiriannya - Laksana bunga mendapat bunga Orang yang tidak dapat menghargai sesuatu yang patut dihargai - Seperti kejatuhan bulan Mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangaka - Bagai membekali budak lari Merugi dua kali - Bak pohon bambu ditiup angina Baik tingkah lakunya, teguh pendiriannya, tidak mudah terpengaruh - Umpama memerah nyiur, santan diambil, ampas di buang Jangan segala kelakuan orang atau perkataan orang ditiru begitu saja, hendaklah dipilih mana yang patut ditiru mana yang tidak

c. Idiom

Idiom adalah ungkapan bahasa berupa gabungan kata frase yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat di tafsirkan makna unsur yang Universitas Sumatera Utara membentuknya Soedjito, 1992:41 . Idiom terbuat dari berbagai macam unsur. Misal : a. Idiom dengan unsur warna Contoh : Darah biru Keturunan bangsawan Masih hijau Belum berpengalaman Merah padam Marah, murka Lapangan hijau Lapangan sepak bola b. Idiom dengan unsur tumbuhan Contoh : Naik daun Terkenal Sebatang kara Hidup sendiri Batang air Sungai Bunga desa Gadis tercantik di desa c. Idiom dengan unsur bilangan Contoh : Mendua hati Ragu-ragu, selingkuh Setengah hati Tidak sungguh-sungguh Berbadan dua Hamil, mengandung Setengah masak Belum matang belum sempurna d. Idiom dengan unsur hewan Universitas Sumatera Utara Contoh : Kambing hitam Orang yang dipersalahkan Buaya darat Orang yang gemar perempuan Tenaga badak Kuat sekali Kepala udang Bodoh Cinta monyet Cinta saat masih anak-anak e. Idiom dengan unsur alam Contoh : Kabar angin Gosip, desas-desus Dibumihanguskan Dihancurkan Angin baik Harapan baik Diberi angin Diberi harapan f. Idiom dengan unsur bagian tubuh Contoh : Kulit badak Tidak tahu malu Bertekuk lutut Kalah dan menyerah Tutup mulut Diam, Bungkam Panjang tangan Pencuri g. Idiom dengan unsur indera Contoh : Pengalaman pahit Pengalaman yang menyedihkan Selayang pandang Melihat sepintas lalu Universitas Sumatera Utara Menadah matahari Melawan orang yang berkuasa Makan tanah Miskin sekali

d. Pemeo