Kotowaza
atau Peribahasa adalah kalimat pendek yang mengandung nasehat, kritik, peringatan, sindiran, ajaran, kebenaran dan lain sebagainya dalam
kehidupan manusia yang disebarluaskan melalui adat kebiasaan masyarakat setempat.
1.4.2. Kerangka Teori
Pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teori semiotik. Kata semiotik sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
Semion
yang berarti tanda. Semiotik adalah cabang ilmu yang berhubungan dengan pengkajian tanda dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda Van Zoest, 1993 : 1 .
Luxemberg 1992:46 menjelaskan bahwa semiotik adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda, lambang-lambang, sistem lambang dan proses
perlambangan. Ilmu tentang semiotik ini menganggap bahwa fenomena sosial ataupun masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda.
Menurut Pradopo 2001:7 semiotik adalah ilmu yang mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konveksi-konveksi yang memungkinkan
tanda-tanda tersebut punya arti.
Universitas Sumatera Utara
Van Zoest 1996:5 juga mengungkapkan bahwa semiotika adalah studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, baik itu cara
berfungsinya, hubungannya dengan tanda-tanda lain, pengiriman dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
Beberapa pakar pernah mengatakan bahwa “ Dalam telaah bahasa, seperti halnya dalam telaah sistem lainnya, tidak ada istilah atau terminologi
yang netral : setiap istilah teknis merupakan pengekspresian asumsi-asumsi atas perkiraan-perkiraan teoritis dar para pemakainya Tarigan, 1986:110.
Semiotika sebagai ilmu yang mempelajari lambang-lambang sangat berhubungan erat dengan hal yang dijadikan lambang. Di kehidupan sehari-hari,
lambang digunakan dalam berkomunikasi. Lambang yang sudah umum dikenal di seluruh dunia dan telah mendapat kesepakatan semua orang adalah
lambang-lambang lalu lintas. Tapi ada juga lambang-lambang di beberapa Negara yang menggunakan hewan atau tumbuhan untuk menggambarkan
sesuatu. Misal, singa atau beruang yang melambangkan orang yang kuat, ular sebagai orang yang licik, kuda sebagai orang yang bijak, bunga untuk
melambangkan sesuatu yang indah, dan lain sebagainya. Peribahasa merupakan suatu teknik pengajaran kosakata Tarigan,
Universitas Sumatera Utara
1985:156. Di dalam peribahasa terkandung bukan hanya makna kamus, tetapi juga makna majasi, bukan saja arti kata-kata yang sebenarnya tetapi juga arti
kiasan, yang merupakan garapan semantik dan juga pengajaran semantik Henry Guntur Tarigan, 1984:7.
Semiotik mencakup tiga bidang, yaitu : a.
Sintaksis, yang menelaah tentang hubungan-hubungan formal antara tanda-tanda yang satu dengan yang lain.
b. Semantik, menelaah hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang
merupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut. c.
Pragmatik, menelaah tentang hubungan tanda-tanda dengan para penafsiran atau interpretor.
Dari ketiga bidang di atas, peribahasa masuk ke dalam bidang semantik. Dalam semantik, digunakan berbagai macam jenis makna. Sebuah kata disebut
mempunyai makna konotasi apabila kata itu memiliki nilai rasa, baik itu positif maupun negatif Chaer, 1995:65. Di dalam sebuah peribahasa, terkandung
bukan hanya makna kamus, tetapi juga makna majas, bukan hanya arti sebenarnya, tetapi juga makna kiasan yang merupakan bagian dari semantik.
Dalam penulisan ini penulis menggunakan teori semantik yang mengacu
Universitas Sumatera Utara
ke teori Hayashi Shinobu tentang peribahasa, yakni :
“ Kotowaza wa hitobito no seikatsu ni chie kara umarete kita, kyookun ya hihan o fukumu mijikai kotoba”
“ Peribahasa adalah kalimat pendek yang lahir dari pemikiran kehidupan masyarakat, mengandung isi, kritikan, pengajaran dan lain sebagainya”. Penulis
juga menggunakan pendekatan makna idiomatik. Idiom juga merupakan pengembangan segi petanda makna atau isi dari suatu benda oleh pemakai
tanda sesuai dengan sudut pandangnya menggunakan teori tanda. Oleh karena itu penulis akan menggunakan teori semiotik, semantik dan idiomatik dalam
menyelesaikan penelitian ini.
1.5. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian