Kendala Dalam Prosedur Pendataan Pajak Restoran

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI

A. Kendala Dalam Prosedur Pendataan Pajak Restoran

Semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan makanan dan minuman cepat saji, sehingga banyak muncul restoran di masyarakat yang menawarkan beraneka ragam makanan dan minuman sesuai dengan selera masyarakat. Perkembangan Kota Padangsidimpuan yang semakin pesat juga merupakan salah satu faktor yang mendukung sehingga di Kota Padangsidimpuan banyak bermunculan restoran. Semakin bertambahnya restoran tersebut maka pihak dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan melakukan pendataan restoran tersebut untuk menjaring Wajib Pajak baru untuk meningkatkan pendapatan daerah. Dengan banyaknya restoran yang bermunculan maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan mengelompokkan restoran tersebut kedalam beberapa bagian yaitu Restoran, Rumah Makan, Café, Kedai Kopi, Warung BaksoMakanMinum dan sejenisnya. Pendataan yang dilakukan oleh petugas bukanlah hal yang mudah karena masyarakat yang tidak mengetahui betul dan tidak peduli terhadap pajak, menyebabkan mereka tidak ramah terhadap petugas yang datang untuk mendata. Dalam proses melakukan pendataan restoran-restoran yang telah terdaftar sebagai Wajib Pajak Restoran, sering sekali petugas mendapatkan kendala atau pun hambatan Universitas Sumatera Utara dari Wajib Pajak Restoran itu sendiri. Berikut ini adalah kendala atau hambatan dalam Prosedur Pendataan Pajak Restoran di Kota Padangsidimpuan 1. Wajib Pajak Restoran yang tidak peduli terhadap Pajak Restoran itu sendiri walaupun petugas telah melakukan sosialisasi. 2. Penghindaran yang dilakukan Wajib Pajak Restoran pada saat petugas melakukan pendataan. 3. Kota Padangsidimpuan yang masih kental dengan adat istiadat sehingga banyak terjadi Nepotisme yang menjadikan hambatan pada saat pendataan. 4. Banyaknya Wajib Pajak Restoran yang memberikan data yang tidak lengkap pada saat pendataan oleh petugas. Banyaknya hambatan yang ditemui petugas dalam Pendataan Pajak Restoran menyebabkan target yang telah dilakukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan dalam pendapatan daerah tidak dapat terrealisasi dengan baik. Berikut adalah target Pajak Restoran Kota Padangsidimpuan tahun 2013 : Tabel IV. 1 : Target Pajak Restoran Kota Padangsidimpuan No Kode Rekening Jenis Pajak Target Realisasi Persen 1. - Pajak Hotel - - - 2. 4.1.1.02 Pajak Restoran 1.750.000.000,- 248.414.014,- 14,20 Universitas Sumatera Utara 3. - Pajak Hiburan - - - Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2013. Dari tabel diatas maka realisasi dari target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsidimpuan belum tercapai. Target yang telah ditetapkan hanya terrealisasi sebesar 14, 20 empat belas koma dua puluh persen. Jadi target yang belum terrealisasi adalah Target – Jumlah Realisasi = Rp 1.750.000.000 – Rp 248.414,014 = Rp 1.501.585.986 Sebesar Rp 1.501.585.986,- atau sekitar 85,5 delapan puluh lima koma lima persen adalah target yang belum terrealisasi. Apabila dibandingkan jumlah pajak yang terrealisasi dengan yang belum terrealisasi, maka jumlah pajak yang belum terrealisasi masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan. Selain kendala diatas dan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan, pada saat prosedur pendataan pada tahap penyetoran sesuai dengan Peraturan Daerah yang berlaku seharusnya Wajib Pajak yang harus menyetor pajak yang terutang ke Universitas Sumatera Utara Kas Umum Daerah danatau ditempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah atau menggunakan system self Assessment yaitu system pemngutan pajak yang diberikan kewenangan kepada Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tetapi fakta yang terjadi dilapangan petugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan yang memungut pajak yang terutang atau menggunakan system Official Assessment yaitu system pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada petugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan, untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Hal tersebut terjadi karena Wajib Pajak tidak begitu peduli terhadap pajak dan kegunaan pajak walaupun petugas telah mensosialisasikannya. Didalam persepsi Wajib Pajak apabila mereka membayar pajak maka akan mengurangi penghasilan mereka, padahal mereka sebagai Wajib Pajak hanya memungut dari konsumen yang membeli makanan danatau minuman. Pemikiran Wajib Pajak yang seperti ini lah yang menyebabkan target yang telah ditentukan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kota Padangsdimpuan belum tercapai dengan sempurna. Universitas Sumatera Utara

B. Upaya-upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran