PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AEK SIPANGOLU SEBAGAI OBJEK WISATA DI DESA SIMANGULAMPE KECAMATAN BAKTI RAJA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN.

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP AEK SIPANGOLU

SEBAGAI OBJEK WISATA DI DESA SIMANGULAMPE

KECAMATAN BAKTI RAJA KABUPATEN

HUMBANG HASUNDUTAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

FIRMANDO BANJARNAHOR

NIM. 3113122017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Banjarnahor, Firmando. NIM, 3113122017, Persepsi Masyarakat Terhadap Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata Di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan. Skripsi, Prodi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan. Persepsi tersebut sangat dibutuhkan terutama untuk mengembangkan Aek Sipangolu sebagai destinasi wisata di desa Simangulampe, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara.

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative research) dengan pendekatan deskriftif (descriftive approach) yang bertujuan untuk menghimpun informasi dari informan guna pengembangan Aek Sipangolu. Sejalan dengan itu, maka teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi partisipasi (partisipant observer), wawancara (interview) dan dokumentasi foto. Data-data berupa informasi tentang persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu dikumpulkan dari informan kunci (key informant) yakni pemerintah setempat maupun penggerak wisata, serta informan biasa (custom informant) yakni masyarakat di desa Simangulampe.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata dianggap suci dari pengalaman kehidupan masyarakat Desa Siamngulampe. Hal ini karena Aek Sipangolu dapat menyembukan berbagai penyakit, tolak bala, regenerasi, mendapatkan jodoh, dan mendapatkan pekerjaan. (b) kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipagolu bahwa aek Sipangolu harus dilindungi karena besumber dari batu cadas dan bermuara ke Danau Toba. Mata air Aek Sipangolu hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau masyarakat yang bermarga Sinambela maupun wisatawan dengan memberikan sesajen, (c) Aek Sipangolu dapat dioptimalkan menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi bila Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan membangunnya yang dipadu dengan objek lain yakni Danau Toba, tersedinya souvenir shop ataupun atraksi wisata lainnya.


(6)

KATA PENGANTAR

Hal yang mendasari penulis mengangkat penelitian ini menjadi bagian dari tugas akhir, didorong oleh realita sosial berupa banyaknya masyarakat ataupun wisatawan datang berkunjung ke Aek Sipangolu untuk berobat peyembuhan penyakit dan meminta permohonan seperi tolak bala, regenerasi, mendapatkan jodoh dan lain sebagainya. Oleh karena itu adapun tujuan penelitian ini dilakukan adalah terutama untuk: i) Mengetahui bagaimana sejarah Aek Sipangolu, ii) Mengetahui persepsi masyarakat ataupun wisatawan tentang Aek Sipangolu, dan iii) Mengetahui latar belakang Aek Sipangolu menjadi salah satu objek wisata.

Segala puji dan syukur atas kasih Bapa dan Yesus Kristus yang tercurah selalu sehingga pada waktunya skripsi dengan judul “Persepsi Masyarakat Terhadap Aek Sipangolu Sebagai Okjek Wisata di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan” dapat terselesaikan. Bapa dengan segala cinta dan jalannya yang tak terselami oleh akal pikiran selalu memberikan kejutan terbaik bagi hidup. Penulis sungguh menyadari tak akan mampu menyelesaikan skripsi ini tanpa segala penyertaan-Nya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak akan usai kepada orang tua penulis Ibu Marietta Magdalena Br. Pandiangan atas segala doa, dukungan, dan motivasi yang selalu rutin menanyakan perkembangan skripsi setiap hari serta selalu melarang penulis bersungut-sungut walau didalam kondisi tersulit apapun. Penulis menyadari bagaimana sakitnya hidup tanpa seucap kata penyertaan dari seorang Ayah selama penulis dilahirkan. Namun tak ada yang paling


(7)

membahagiakan selain mengetahui bahwa setiap saat doa seorang Ibu tak akan pernah habis terucap, dan kata yang tak pernah berubah bahwa surga ada ditelapak kaki Ibu. Semoga Ibu Marietta Magdalena Pandiangan tetap mengantarkan penulis ke jalan kesuksesan dan dapat memberikan kebahagiaan kepada keluarga. Penulis dan Omak Naburju Tetaplah saling merindukan. Semoga Tuhan Yesus Kristus senantiasa menjaga dan melindungi ibuku tercinta.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang ditulis guna memenuhi sala satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pandidikan di Program Studi Pendidikan Antropologi di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak sekali mendapat ilmu yang bermanfaat beserta motivasi dan saran-saran yang sangat berguna dalam perkembangan skripsi penulis. Selain itu penulis juga berharap, dengan adanya skripsi ini dapat menambah referensi para pembaca secara khusus Mahasiswa Pendidikan Antropologi dan secara umum bagi kalangan penikmat Ilmu Sosial. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini melibatkan banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan beserta jajarannya.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Antropologi.


(8)

4. Bapak Erond L. Damanik, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan tugas akhir. Terima kasih untuk saran-sarannya dan segala koreksi yang sangat detail dan cermat serta ide juga metode yang inovatif.

5. Bapak Drs. Waston Malau, M.SP selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen penguji I yang turut banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji II yang banyak memberikan saran-saran yang memotivasi penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih selalu memberikan pencerahan dalam banyak kesulitan yang dialami penulis baik didalam maupun diluar perkuliahan.

7. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku dosen penguji III atas saran dan masukan yang bermanfaat untuk perbaikan skripsi ini agar lebih sempurna. Seluruh dosen-dosen Pendidikan Antropologi yang telah mendidik penulis dari mulai semester satu sampai pada akhirnya penulis akan menjadi sarjana.

8. Kepada saudara sedarah penulis adik Albert Banjarnahor, terima kasih telah menjadi satu-satunya adik dengan segala fase nakal remaja yang mengiringi ada harapan akan ada tanggung jawab besar untuk dipercayakan padanya.

9. Kepada Paman penulis Tulang St. Sabar Porman Pandiangan terima kasih juga telah menjadi satu-satunya Tulang yang tak pernah lelah mengingatkan bagimana besarnya pengaruh kekuatan doa pelayanan


(9)

kepada Tuhan, mengajarkan bagaimana hidup dan terimakasih atas segala nasehat dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan Yesus senantiasa dan melindungi Tulangku tercinta.

10.Kepada Nantulang penulis Nantulang Betesda Siahaan S.Pd terima kasih atas segala doa dan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

11.Kepada sepupu Terima Lumban Gaol dan Ferdinan Pandiangan terima kasih atas segala suportnya yang saling mengingatkan dan saling berbagi kasih kebahagiaan dan kesedihan selama bersama-sama kuliah di Universitas Negeri Medan.

12.Kepada semua keluargaku dari Ibu. Inangtua, Amangtua, Inanguda, Amanguda, Herianto Situmorang terima kasih atas doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan panjang umur.

13.Kepada Tiurma Alfrida Samosir yang selalu memberikan semangat, dan dorongan motivasi yang selalu menanyakan kapan penulis seminar proposal terima kasih atas semua bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

14.Kepada seluruh kerabat Mahasiswa Pendidikan Antropologi Unimed terkhusus buat Luhut Sinaga, Suraman Leo Situmorang, Ateng Nainggolan, andhini, Lidia, Viktor, Lisna, Agata M, Nova S, terima kasih atas hari-hari kebersamaan kita selama kuliah. Untuk teman diskusi


(10)

Morina Ginting dan Jojor T Nababan terima kasih yang selalu saling memberi semangat dalam penulisan skripsi ini.

15.Kepada teman-teman PPLT 2014 SMA Negeri 1 Silaen Kabupaten TOBASA.

16.Kepada informan Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Provinsi Sumatera Utara Bapak Drs.Elysa Julianus Marbun, Kepala Dinas Perhubungan dan Parawisata Kabupaten Humbang Hasundutan Bapak Mangupar Manullang, Sm. Hk, Camat Bakti Raja Bapak Demak, SH, para tokoh-tokoh adat masyarakat yang ada di Kecamatan Bakti Raja beserta informan para wisatawan yang terlibat terima kasih atas waktu dan kontribusi yang amat besar membantu melahirkan skripsi dengan tema Aek Sipangolu ini.

Penulis juga juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi bidang pendidikan, pembangunan sosial budaya dan hal lainnya bagi seluruh pembaca. Akhirnya penulis mengharapkan saran konstruktif dari kalangan pembaca demi kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari. Selamat membaca!

Medan, Januari 2016 Penulis


(11)

DAFTAR ISI

Hal

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi... vii

Daftar Tabel ... x

Daftar Gambar ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 7

A. Kajian Pustaka ... 7

B. Kerangka Teori ... 8

1. Teori Persepsi ... 8

2. Teori Simbol ... 11

C. Kerangka Konseptual ... 14

1. Persepsi ... 14


(12)

3. Pariwisata ... 16

4. Kearifan Lokal ... 18

D. Kerangka Berfikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Metode dan Pendekatan Penelitian ... 21

B. Lokasi Penelitian ... 22

C. Objek dan Subjek Penelitian ... 22

1. Subjek Penelitian ... 22

2. Objek Penelitian ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

1. Wawancara Mendalam (In-Dept Interview) ... 23

2. Observasi Partisipan ... 24

3. Dokumentasi ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 28

A. Hasil Penelitian... 28

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 28

2. Sejarah Desa Simangulampe ... 39

3. Sejarah Aek Sipangolu... 42

4. Hasil Observasi dan Wawancara ... 43

5. Berbagai Persepsi Wisatawan Terhadap Aek Sipangolu ... 47

a. Penyembuhan Penyakit ... 47


(13)

c. Mendapatkan Jodoh ... 51

d. Tolak Bala ... 52

e. Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata ... 54

f. Dampak Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata ... 63

B. Pembahasan Penelitian ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(14)

DAFTAR TABEL

Hal

1. Luas Wilayah Menurut Desa di Kecamatan Bakti Raja…………...29

2. Jumlah Dusun, Luas Wilayah Dan Jumlah Penduduk Tiap Dusun Di Desa mangulampe………....31

3. Luas wilayah menurut penggunaan………..33

4. Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin………...35

5. Data penduduk Desa Simangulampe menurut agama………..35

6. Klasifikasi tingkat pendidikan usia anak sekolah………...37


(15)

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Kerangka Berfikir………19

2. Aek Sipangolu Tiga Tingkatan………46

3. Ritual Penyembuhan di Aek Sipangolu………48

4. Ritual Pemandian……….49

5. Penulis dan Wisatawan (informan)………..50

6. Wisatawan mengambil air Aek Sipangolu………...51

7. Wisatawan yang mandi di Aek Sipangolu………...53

8. Orang pintar (datu) mendoakan sipemohon (orang sakit)…………...75


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal 1. Lampiran Data Informan ……….84 2. Lampiran Dokumentasi Penelitian ………..87


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan meninggalkan tempat semula. Dilakukan dengan suatu perencanaan atau bukan maksud mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiataan pertamasyaan atau reakreasi untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Pendit 1994:34).

Banyak manusia hanya menduga bahwa tempat wisata merupakan tempat yang mengandung unsur hiburan maupun pemandangan alam yang membuat mata terhibur oleh keindahan yang ditawarkan. Sekarang banyak sekali wisatawan yang mengunjungi tempat bersejarah, seperti Aek Sipangolu, masjid raya Al Mashun di Kota Medan, makam Papan Tinggi di Kabupaten Tapanuli Tengah, makam Sultan Iskandar Muda di Aceh, dan mengunjungi makam diberbagai tempat lainnya. Objek wisata seperti ini tidak terlepas dari persepsi masyarakat bahwa tempat itu dianggap sakral. Penyebaran nama tempat itu biasanya dilakukan secara lisan, yakni disebarkan melalui tutur kata dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Proses seperti ini sering disebut dengan cerita rakyat sehingga suatu objek dapat tersebar luar ke berbagai daerah seperti aek sipangolu.

Aek Sipangolu berasal dari batu cadas di lereng pegunungan. Asal mula air ini berkat kesaktian Raja Sisingamangaraja XII, dimana air tersebut dapat


(18)

diminum langsung sehingga dinamakan sebagai Binanga Bibir (Telaga Bibir) dan disebut juga Aek Sipangolu Hosa (Air Pelepas Dahaga). Karena daya penyembuh ajaibnya dinamakan Aek Sipangolu yang menghidupkan (sipangolu) dianggap dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Aek Sipangolu juga dipercayai masyarakat dapat memenuhi berbagai permintaan yang salah satunya adalah tolak bala (menjauhkan diri dari marabahaya). Benda-benda yang merupakan peninggalan sejarah Aek Sipangolu seperti Batu Tapak Kaki Gajah Putih Raja Sisingamangaraja XII dan benda ritual berupa tempat sesajen yang pada saat ini masih digunakan dalam kegiatan upacara ritual pemandian di Aek Sipangolu.

Beberapa persepsi masyarakat terhadap aek sipangolu sampai saat ini diantaranya, masyarakat masih mempercayai bahwa aek sipangolu dapat menyembuhkan berbagai penyakit, masyarakat mempercayai bahwa aek sipangolu dapat menjauhkan diri dari marabahaya (tolak bala) dan masyarakat bisa meminta permohonan seperti meminta adanya keturunan (regenerasi) dan meminta permohonan mendapatkan jodoh. Setiap orang yang berkunjung ke aek sipangolu biasanya membawa sesajen berupa unte pangir (jeruk purut), napuran (daun sirih), timbaho (rokok) untuk dipersembahkan kepada oppung mula jadi nabolon atau Raja Sisingamangaraja XII. Tradisi inilah yang dilakukan oleh setiap orang yang berkunjung ke aek sipangolu.

Dari persepsi masyarakat inilah sehingga aek sipangolu tersebar luas ke berbagai daerah dan dikunjungi banyak orang. Setiap masyarakat ataupun wisatawan yang berkunjung di aek sipangolu dapat meminum langsung aek sipangolu tersebut dan banyak juga mengisi botol minum untuk dibawa pulang aek sipangolu tersebut. Semakin lama semakin banyak masyarakat Kecamatan


(19)

Bakti Raja maupun masyarakat luar yang berkunjung ke aek sipangolu, sehingga pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan membuat aek sipangolu menjadi objek wisata. Selain berkunjung ke aek sipangolu masyarakat maupun wisatawan bisa juga menikmati pemandangan Danau Toba dari pondok-pondok aek sipangolu yang dibangun pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan,

Penyebaran nama aek sipangolu tersebut menjadi mentradisi dimasyarakat simangulampe bahwa di aek sipangolu tidak bisa hidup ikan pora-pora seperti hidup dialiran air yang bermuara ke danau toba dan tidak sembarangan orang yang bisa melihat batu cadas dimana mata air berasal, mata air aek sipangolu hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau masyarakat yang bermarga Sinambela. Hal ini menjadi sebagaian dari keunggulan masyarakat setempat yang merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus menerus dijadikan pegangan hidup, meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung didalamnya dianggap sangat universal hal inilah yang disebut sebagai kearifan lokal. Berangkat dari pemaparan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Masyarakat Terhadap Aek Sipangolu Sebagai Objek Wisata di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja

Kabupaten Humbang Hasundutan”

B.Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang, penulis kemudian mengidentifikasi ragam masalah sebagai berikut :

1. Persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.


(20)

2. Kepercayaan Masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe. 3. Aek Sipangolu sebagai objek wisata di Desa Simangulampe Kecamatan

Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.

C.Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dari banyaknya masalah yang teridentifikasi, maka perlu membatasi masalahnya pada Persepsi Masyarakat Terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi Masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan?

2. Apa saja kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan?

3. Bagaimanakah menata Aek Sipangolu menjadi objek wisata yang menarik di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan?


(21)

E.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengatahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.

2. Untuk mengetahui apa saja kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipangolu di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah menata Aek Sipangolu menjadi objek wisata yang menarik di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan?

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini terbagi dalam dua bahagian, yakni secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, manfaat penelitian ini adalah memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata di Desa Simangulampe Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan. Dengan demikian, kajian ini akan memberikan pemahaman teoritis pada kajian Antropologi Parawisata. Secara praktis, manfaat penelitian ini memberikan signifikansi pada beberapa pihak, yaitu :


(22)

1. Bagi mahasiswa, penelitian ini mampu memberikan informan ilmiah bagi mahasiswa mengenai persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata.

2. Bagi masyarakat umum, penelitian ini digunakan untuk memeberikan gambaran tentang persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata kepada masyarakat.

3. Bagi peneliti, penelitiaan ini akan memberikan kepuasan tersendiri bagi peneliti yang selama ini ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap Aek Sipangolu sebagai objek wisata.

4. Bagi Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan, penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang Aek Sipangolu untuk membangun supaya bertambah menarik bagi masyarakat maupun wisatawan.


(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan didukung oleh observasi dan hasil wawancara dengan subjek penelitian yang memiliki pengetahuan tentang Aek Sipangolu sebagai objek wisata di Desa Simangulampe, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan, diantaranya:

1. Aek Sipangolu menjadi objek wisata karena tidak terlepas dari persepsi masyarakat, dimana Aek Sipangolu dalam persepsi masyarakat telah melahirkan dan menciptakkan peristiwa-peristiwa yang dianggap suci dari pengalaman kehidupan sehari-hari masyarakat Kecamatan Bakti Raja atau di Desa Simangulampe terutamanya. Berbagai persepsi masyarakat terhadap aek Sipangolu dalam peristiwa-peristiwa tersebut, dimana Aek Sipangolu dapat menyembuhkan berbagai penyakit, tolak bala (menjauhkan diri dari marah bahaya), regenerasi (mendapatkan keturunan), dan mendapatkan jodoh. Dalam peristiwa-peristiwa inilah Aek Sipangolu menjadi dikenal banyak orang sehingga Aek Sipangolu dijadikan sebagai objek wisata dan dikunjungi banyak orang, baik itu masyarakat yang tinggal di Kabupaten Humbang Hasundutan maupun wisatawan yang datang dari luar Kabupaten Humbang hasundutan.


(24)

2. Beragam kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipangolu seperti dalam aliran air Aek Sipangolu tidap ikan pora-pora tidak bisa hidup seperti hidup dialiran air Aek Sipangolu yang bermuara ke Danau Toba, tidak sembarangan orang yang bisa dapat melihat batu cadas dimana mata air Aek Sipangolu berasal dikarenakan Aek Sipangolu hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau masayarakat yang bermarga Sinambela dan setiap masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Aek Sipangolu harus memberikan sesajen kepada Raja Sisingamangaraja sesajen tersebut berupa satu buah telur ayam kampung, satu buaj jeruk nipis dan selembar daun sirih. Hal ini lah yang menjadi kebenaran yang telah mentradisi dan dijadikan sebagai pegangan hidup setiap masyarakat ataupun wisatawan yang datang berkunjung ke Aek Sipangolu.

3. Menata Aek Sipangolu menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan dimana objek wisata Aek Sipangolu berdasarkan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, objek wisata Aek Sipangolu mempunyai sesuatu yang menarik untuk dilihat seperti panorama Danau Toba, selain itu juga Aek Sipangolu mempunyai sesuatu yang khas untuk dibeli dan mempunyai sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan dalam objek wisata Aek Sipangolu tersebut seperti melakukan doa permohonan.


(25)

B.Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti kemudian merumuskan beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi saran ataupun masukan yaitu:

1. Penting mengetahui sejarah Aek Sipangolu dan kisah sisingamangaraja membuat Aek Sipangolu ataupun pengalaman-pengalaman orang dulu terhadap adanya Aek Sipangolu, karena semuanya ini bisa memperkaya kebudayaan kita sehingga penting untuk membuat suatu buku sebagai sumber sejarah menurut persepsi masyarakat khususnya du Desa Simangulampe, supaya masyarakat dalam maupun masyarakat luar dapat mengetahui dengan jelas bagaimana sejarahnya.

2. Budaya dan tradisi yang telah diajarkan dan diwariskan dari generasi sebelumnya harus tetap dijaga dan dilestarikan. Panorama alam dan perairan danau toba harus tetap dijaga kebersihannya, agar tetap menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini, dan menjadi pilihan utama wisatawan.

3. Selain masyarakat yang turut melestarikan, pemerintah juga harus turut campur tangan dalam melindungi peninggalan yang bersejarah yang berhubungan dengan kebudayaan suatu daerah agar menjadi lebih di kenal oleh masyarakat luas.

4. Dalam hal ini pemerintah Dinas Perhubungan dan Parawisata Kabupaten Humbang Hasundutan juga harus turut aktif lagi dalam mempromosikan objek-objek wisata yang ada di Kecamatan Bakti Raja khususnya objek wisata Aek Sipangolu. Melihat banyaknya objek


(26)

wisata dan situs sejarah yang sangat berpotensi dijadikan sebagai daerah wisata.

5. Dan pemerintah perlu memberikan penyuluhan lagi kepada masyarakat agar turut berpartisipasi untuk menjaga serta melestarikan objek wisata dengan tidak merusak.


(27)

DAFTAR PUSTAKA Agus, Bustanuddin.

2007 Agama Dalam Kehidupan Manusia PengantarAntropologi Agama. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Satyananda, Dkk

2013 kearifan Lokal Suku Helong Dipulau Semau Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta : Ombak

Moeliono, Dkk

2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta : Balai Pustaka.

Geertz, Clifford.

1992 Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS. Husaini, Usman.

2009 Metodologi Penelitiam Sosial.Jakarta : Bumi Aksara. Jalaluddin.

2005 Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Koentjaraningrat.

1992 Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat. Kuntjara, Ester.

2006 Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis. Jakarta : Graha Ilmu.

Kusmayadi.

2006 Statistika Parawisata Deskriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Marpaung, Bahar.

2000 Pengantar Ilmu Parawisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Pendit, Nyaman S.

1994 Pengantar Ilmu Parawisata. Jakarta : Padnya Paramita. Poloma, Margareth


(28)

Satyananda, I Made.

2013 Kearifan Lokal Suku Heleong di Kabupaten Nusa Tenggara Timur. Bali : Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Sifuddin,F.A.

2005 Antropologi Kontemporer. Jakarta : Prenada Media Group. Soekanto, Soerjono.

2007 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Spradley,R.

2007 Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana. Maryaeni.

2005 Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara. Moleong Lexy, J.

2012 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Wafiroh, Nihayatu.

2003 Filsafat, Etika Dan Kearifan Lokal. Jakarta : Globethics.net. Walgito, Bimo.

2004 Pengantar Psikologi Umum. Yokyakarta : Andi. Wiradnyana, Ketut.


(29)

Sumber Skripsi : Juliar, Santi.

2015 Persepsi Masyarakat Terhadap Makam Maulana Malik Ibrahim Sebagi Tempat Ziarah Di Desa Mbatu Mbulan I Kecamatan Babussalam. Medan : Universitas Negeri Medan.

Silalahi, suryana.

2013 Persepsi Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Medan : Universitas Negeri Medan.

Sumber lain :

http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=aek+sipangolu&g bv=2&oq=aek+sipangolu&gs_l=heirloom-gobatak.com (diakses 13 Mei 2015)

http://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wisata (diakses pada 13 Mei 2015, pukul 09:17)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata (diunduh pada tanggal 18 Mei 2015)


(1)

2. Beragam kearifan lokal yang terkandung dalam Aek Sipangolu seperti dalam aliran air Aek Sipangolu tidap ikan pora-pora tidak bisa hidup seperti hidup dialiran air Aek Sipangolu yang bermuara ke Danau Toba, tidak sembarangan orang yang bisa dapat melihat batu cadas dimana mata air Aek Sipangolu berasal dikarenakan Aek Sipangolu hanya bisa dilihat oleh keturunan Raja Sisingamangaraja atau masayarakat yang bermarga Sinambela dan setiap masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Aek Sipangolu harus memberikan sesajen kepada Raja Sisingamangaraja sesajen tersebut berupa satu buah telur ayam kampung, satu buaj jeruk nipis dan selembar daun sirih. Hal ini lah yang menjadi kebenaran yang telah mentradisi dan dijadikan sebagai pegangan hidup setiap masyarakat ataupun wisatawan yang datang berkunjung ke Aek Sipangolu.

3. Menata Aek Sipangolu menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi para wisatawan dimana objek wisata Aek Sipangolu berdasarkan pembangunan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan, objek wisata Aek Sipangolu mempunyai sesuatu yang menarik untuk dilihat seperti panorama Danau Toba, selain itu juga Aek Sipangolu mempunyai sesuatu yang khas untuk dibeli dan mempunyai sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan dalam objek wisata Aek Sipangolu tersebut seperti melakukan doa permohonan.


(2)

B.Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti kemudian merumuskan beberapa hal yang diharapkan dapat menjadi saran ataupun masukan yaitu:

1. Penting mengetahui sejarah Aek Sipangolu dan kisah sisingamangaraja membuat Aek Sipangolu ataupun pengalaman-pengalaman orang dulu terhadap adanya Aek Sipangolu, karena semuanya ini bisa memperkaya kebudayaan kita sehingga penting untuk membuat suatu buku sebagai sumber sejarah menurut persepsi masyarakat khususnya du Desa Simangulampe, supaya masyarakat dalam maupun masyarakat luar dapat mengetahui dengan jelas bagaimana sejarahnya.

2. Budaya dan tradisi yang telah diajarkan dan diwariskan dari generasi sebelumnya harus tetap dijaga dan dilestarikan. Panorama alam dan perairan danau toba harus tetap dijaga kebersihannya, agar tetap menarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini, dan menjadi pilihan utama wisatawan.

3. Selain masyarakat yang turut melestarikan, pemerintah juga harus turut campur tangan dalam melindungi peninggalan yang bersejarah yang berhubungan dengan kebudayaan suatu daerah agar menjadi lebih di kenal oleh masyarakat luas.

4. Dalam hal ini pemerintah Dinas Perhubungan dan Parawisata Kabupaten Humbang Hasundutan juga harus turut aktif lagi dalam mempromosikan objek-objek wisata yang ada di Kecamatan Bakti Raja khususnya objek wisata Aek Sipangolu. Melihat banyaknya objek


(3)

wisata dan situs sejarah yang sangat berpotensi dijadikan sebagai daerah wisata.

5. Dan pemerintah perlu memberikan penyuluhan lagi kepada masyarakat agar turut berpartisipasi untuk menjaga serta melestarikan objek wisata dengan tidak merusak.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Agus, Bustanuddin.

2007 Agama Dalam Kehidupan Manusia PengantarAntropologi Agama. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Satyananda, Dkk

2013 kearifan Lokal Suku Helong Dipulau Semau Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Yogyakarta : Ombak

Moeliono, Dkk

2007 Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta : Balai Pustaka.

Geertz, Clifford.

1992 Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS. Husaini, Usman.

2009 Metodologi Penelitiam Sosial.Jakarta : Bumi Aksara. Jalaluddin.

2005 Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Koentjaraningrat.

1992 Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat. Kuntjara, Ester.

2006 Penelitian Kebudayaan Sebuah Panduan Praktis. Jakarta : Graha Ilmu.

Kusmayadi.

2006 Statistika Parawisata Deskriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Marpaung, Bahar.

2000 Pengantar Ilmu Parawisata. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Pendit, Nyaman S.

1994 Pengantar Ilmu Parawisata. Jakarta : Padnya Paramita. Poloma, Margareth


(5)

Satyananda, I Made.

2013 Kearifan Lokal Suku Heleong di Kabupaten Nusa Tenggara Timur. Bali : Balai Pelestarian Nilai Budaya.

Sifuddin,F.A.

2005 Antropologi Kontemporer. Jakarta : Prenada Media Group. Soekanto, Soerjono.

2007 Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Spradley,R.

2007 Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana. Maryaeni.

2005 Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara. Moleong Lexy, J.

2012 Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Wafiroh, Nihayatu.

2003 Filsafat, Etika Dan Kearifan Lokal. Jakarta : Globethics.net. Walgito, Bimo.

2004 Pengantar Psikologi Umum. Yokyakarta : Andi. Wiradnyana, Ketut.


(6)

Sumber Skripsi : Juliar, Santi.

2015 Persepsi Masyarakat Terhadap Makam Maulana Malik Ibrahim Sebagi Tempat Ziarah Di Desa Mbatu Mbulan I Kecamatan Babussalam. Medan : Universitas Negeri Medan.

Silalahi, suryana.

2013 Persepsi Mengenai Kesaktian Tongkat Tunggal Panaluan Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Tomok Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir. Medan : Universitas Negeri Medan.

Sumber lain :

http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=aek+sipangolu&g bv=2&oq=aek+sipangolu&gs_l=heirloom-gobatak.com (diakses 13 Mei 2015)

http://id.wikipedia.org/wiki/Obyek_wisata (diakses pada 13 Mei 2015, pukul 09:17)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata (diunduh pada tanggal 18 Mei 2015)