Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A.
57 Tabel 3. Lanjutan
2. Nama : Elvi Zuriani, 2012.
Judul : Faktor –Faktor
yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Melakukan Alih
Fungsi Lahan Pertanian ke Lahan
Non Pertanian di Kecamatan Kuranji
dan Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang. 1.
Menganalisis faktor- faktor yang
mempengaruhi keputusan petani
melakukan alih fungsi lahan pertanian ke
lahan non pertanian di kecamatan kuranji dan
kecamatan koto tangah kota padang.
1. Analisis Regresi
Berganda. 1.
Faktor yang berpengaruh positif terhadap petani untuk mengkonversi
lahannya yaitu faktor ekonomi tingkat pendapatan petani,
perubahan tata ruang wilayah, peraturan pemerintah, potensi
bencana alam dan faktor sosial berkurangnya nilai nilai budaya
masyarakat dalam pengelolaan lahan lahan pertanian, sedangkan faktor
tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
faktor
–faktor yang mempengaruhi keputusan petani mengkonversi
lahan pertanian ke non pertanian, karena nilai t-hitung dari faktor
pendidikan adalah sebesar 0,060 lebih kecil dati t-tabel sebesar 1.984.
3. Nama : Ahmad Erani
Yustika. 2008. Judul : The Transaction
Cost of Sugarcane Farmers: An
Explorative Study
.
1. Menganalisis mengenai
masalah yang dihadapi industri gula di Jawa
Timur.
2. Membandingkan biaya
transaksi antara petani 1.
Analisis dilakukan secara kualitatif dengan
mendeskripsikan penetapan kelembagaan
pada industri gula di Indonesia.
1. Biaya transaksi petani tebu sebesar
43 dari total biaya keseluruhan, yang artinya 57 sisanya
merupakan biaya produksi.
2. Biaya transaksi per hektar di Kediri
lebih tinggi dibandingkan di Malang.
58 tebu kontrak dan non-
kontrak di Kabupaten Malang dan Kediri
Jawa Timur 2.
Analisis kedua dilakukan secara kuantitatif melalui
analisis biaya transaksi dengan bantuan software
SPSS
3. Tidak ada perbedaan yang menonjol
antara biaya transaksi dan tipe petani tebu, meskipun biaya transaksi
petani nonkontrak lebih besar dibandingkan petani kontrak.
4. Secara umum, perbedaan biaya
transaksi tidak dikarenakan oleh perbedaan ukuran lahan yang
dikelola.
4. Nama : Fritz M. Roka, dkk. 2010.
Judul : Comparing Costs and Returns For
Sugarcane Production on
Sand and Muck Soils of Southern
Florida.
1. Membandingkan biaya
dan pendapatan antara produksi tebu di tanah
berpasir sand soil dan tanah yang diberi
pupuk muck soil di daerah Southern
Florida.
1. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan
mendeskripsikan perbandingan
pendapatan, biaya produksi, dan laba bersih
1. Produksi tebu dari tanah berpupuk
berkontribusi sebesar 80 dari total produksi tebu di Southern Florida,
sedangkan sisanya 20 dihaslkan dari pertanian tebu yang memakai
tanah berpasir.
2. Pertanian tebu di tanah yang diberi
pupuk muck soils dapat memberikan laba bersih bagi petani
sebesar 400 atau lima kali lipat dari laba yang dapat dihasilkan petani
yang menanam tebunya di tanah berpasir, yaitu sebesar 70.
Tabel 3. Lanjutan
59 5.
Nama : Agustina Septa
arriani, 2012.
Judul : Kemitraan Petani Tebu Dengan
Pabrik Gula dan Perbandingan
Pendapatan Usaha Tani Tebu Dengan
Tanaman Alternatifnya
Studi Kasus Pada PT. Gunung Madu
Plantations Kecamatan
Terusan Nunyai Lampung Tengah.
1. Mengetahui dan
menganalisis pelaksanaan kemitraan
dan persepsi petani terhadap pelaksanaan
kemitraan yang berlangsung antara
petani tebu dengan PT. Gunung Madu
Plantations.
2. Mengetahui dan
menganalisis perbedaan pendapatan usahatani
antara tebu dengan tanaman alternatifnya
di Kecamatan Terusan Nunyai
1. Metode analisis yang
digunakan pada penelitian ini adalah
analisis deskriptif.
2. Analisis uji beda rata-
rata yang digunakan untuk mengetahui dan
menganalisis perbedaan pendapatan usahatani
antara tebu dengan tanaman alternatifnya di
Kecamatan Terusan Nunyai.
1. Pelaksanaan kemitraan adalah baik,
hal ini dapat dilihat dari delapan belas orang petani 62,07 dari
jumlah responden yaitu dua puluh sembilan responden menilai bahwa
pelaksanaan kemitraan adalah baik.
2. Dari hasil analisis uji beda rata-rata
diketahui adanya perbedaan yang nyata antara pendapatan petani tebu
mitra dan petani ketela pohon. Tabel 3. Lanjutan