d Tingkat mudah diperagakan triability dari inovasi yang akan disebarkan, semakin tinggi tingkat kemudahan diperagakan dari
inovasi yang akan disebarkan, semakin mudah inovasi itu diterima masyarakat.
e Tingkat kemudahan dilihat dari hasilnya observability, semakin tinggi tingkat observability semakin mudah inovasi tersebut diterima
oleh masyarakat.
f. Kemampuan Petani Mengalokasikan Penerimaan Keluarga
Hasil dari usahatani skala keluarga merupakan penerimaan keluarga yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tersebut
dan juga menyambung kembali keberlangsungan usahatani mereka. Jika seorang petani dapat mengelola penerimaan usahataninya dengan
baik maka kebutuhan keluarganya dan usahataninya dapat tercukupi, sebaliknya jika tidak mampu mengelola dan mengalokasikan
penerimaan keluarga dari hasil usahatani maka kebutuhannya tidak dapat tercukupi dengan baik.
g. Jumlah Keluarga
Jumlah keluarga berhubungan dengan banyak sedikitnya potensi tenaga kerja yang tersedia didalam keluarga. Dalam usahatani skala kecil
sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani.
Semakin banyak jumlah keluarga produktif yang mampu membantu
usahatani, maka biaya tenaga kerja pun semakin banyak berkurang dan biaya tersebut dapat dialokasikan untuk keperluan lain.
B. Faktor Ekstern
a. Tersedianya Sarana Transportasi dan Komunikasi
Sarana transportasi dalam usahatani tentu saja sangat membantu dan mempengaruhi keberhasilan usahatani, misalnya dalam proses
pengangkutan saprodi dan alat-alat pertanian, begitu juga dengan distribusi hasil pertanian ke wilayah-wilayah tujuan pemasaran hasil
tersebut, tanpa adanya transportasi maka proses pengangkutan dan distribusi akan mengalami kesulitan.
Begitu pula dengan ketersediaan sarana komunikasi, pentingnya
interaksi sosial dan komunikasi baik antara petani dan petani, petani dan kelembagaan, serta petani dan masyarakat diantaranya dapat
meningkatkan kualitas SDM petani, mengembangkan pola kemitraan, mengembangkan kelompok tani melalui peningkatan kemampuan dari
aspek budidaya dan aspek agribisnis secaa keseluruhan, memperkuat dan melakukan pembinaan terhadap seluruh komponen termasuk petani
melalui peningkatan fasilitas, kerja sama dengan swasta, pelayanan kredit dan pelatihan. Jika sarana komunikasi dalam berusahatani
kurang mencukupi maka perkembangan usahatani dan petani yang menjalankan kurang maksimal karena ruang lingkup interaksi sosialnya
sempit.
3. Pendapatan Usahatani
Menurut Gustiyana 2003, pendapatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pendapatan usahatani dan pendapatan rumah tangga. Pendapatan
merupakan pengurangan dari penerimaan dengan biaya total. Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani
ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan di luar usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor output dan
biaya produksi input yang dihitung dalam per bulan, per tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan yang
diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan di luar usahatani seperti berdagang, mengojek, dll.
a. Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani menurut Gustiyana 2004, dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu 1 pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan
yang diperoleh petani dalam usahatani selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran hasil produksi yang
dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada saat pemungutan hasil, 2 pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan
yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya
riil tenaga kerja dan biaya riil sarana produksi.