pendengaran ini bisa terjadi beberapa menit sampai beberapa jam bahkan hari tergantung dari tingginya intensitas
kebisingan di tempat itu. Pulihnya pendengaran seperti semula dibutuhkan waktu 3x24 jam sd 7x24 jam. Apabila
tenaga kerja sudah terpapar kembali sebelum pemulihan sempurna
mengakibatkan adanya
sisa-sisa ketulian,
sementara apabila terpapar secara terus-menerus selama bertahun-tahun akan berubah menjadi ketulian yang menetap.
Permanent Treshold Shiff Ketulian menetap Ketulian ini juga sering disebut Noise Permanent Treshold
Shift NPTS atau Noise Induced Hearing Loss NIHL, yaitu hilangnya pendengaran secara perlahan-lahan oleh karena
kerusakan sensorineural akibat dari pemaparan kebisingan yang lama dengan intensitas yang tinggi. Sifat dari ketulian
ini irreversible dan tidak dapat sembuh kembali. Penurunan ini berlangsung secara perlahan-lahan dan membutuhkan
waktu yang lama. Lokasi dari kerusakan terjadi pada organ corti dan koklea dimana terdapat reseptor serabut yang
berupa hair cells.
2.3.7. Pengendalian Kebisingan
Kebisingan dapat menimbulkan gangguan bila tidak ditangani dengan baik. Sehubungan dengan itu perlu dibuat program pengedalian
kebisingan yang komprehensif menurut Sumamur, pengendalian kebisingan itu antara lain Feidihal, 2007 :
a. Pengurangan kebisingan
Pengalaman menekankan bahwa modifikasi mesin atau bangunan untuk maksud pengurangan kebisingan adalah sangat mahal dan
kurang efektif maka dari itu perencanaan sejak semula adalah paling utama yaitu dengan pengawasan kebisingan dapat berupa
kegiatan sebagai berikut: pemeriksaan kebisingan secara berkala baik di lapangan maupun di laboratorium, menganalisis hasil
pemeriksaan merumuskan saran dan pemecahan masalah berdasarkan pemeriksaan dan analisis hasil.
b. Penempatan penghalang pada jalan transmisi
Isolasi mesin adalah usaha yang baik mengurangi kebisingan. Untuk itu perencanaan harus sempurna dan bahan-bahan yang
dipakai harus mampu menyerap suara. Bahan-bahan penutup harus dibuat cukup berat dan lapisan dari bahan yang menyerap
suara. c.
Proteksi dengan alat pelindung diri sumbat atau tutup telinga. Tutup telinga biasanya lebih efektif dari penyumbat telinga. Alat
ini dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 20-25 dBA. Harus diusahakan perbaikan komunikasi sebagai akibat
pemakaian alat-alat ini. Menurut Mukono, pencegahan terjadinya efek kebisingan dapal dilakukan dengan melaksanakan beberapa
kegiatan sebagai berikut: melakukan pemantulan paparan bising, melakukan kontrol terhadap aspek teknis, mengevaluasi efek
kebisingan dengan audiometer, menggunakan alat proteksi diri, memberikan motivasi dan pendidikan kesehatan serta melakukan
evaluasi dan audit program.
2.4 Gangguan Pendengaran
2.4.1. Definisi Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara parsial atau total untuk mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga
Timothy C Hain TC, 2015. Gangguan pendengaran akibat bising atau noise induced hearing loss NIHL adalah gangguan pendengaran
tipe sensorineural yang disebabkan oleh pajanan bising yang cukup keras dalam jangka waktu yang lama, biasanya akibat bising
lingkungan kerja Jumali et al., 2013.
2.4.2. Klasifikasi Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran dapat diklasifikasikan sebagai ASHA, 2011: a.
Tuli Konduktif Tuli konduktif terjadi ketika suara tidak diteruskan dengan mudah
melalui saluran telinga luar ke membran timpani dan ke tulang pendengaran dibagian telinga tengah. Tuli konduktif membuat
suara terdengar lebih halus dan sulit didengar. Tipe tuli ini dapat
dikoreksi dengan obat-obatan atau operasi. Beberapa penyebab yang mungkin dapat menyebabkan tuli konduktif antara lain:
cairan di telinga tengah, infeksi telinga otitis media, fungsi tuba yang menurun, lubang di membran timpani, terlalu banyak
serumen, benda asing di saluran telinga dan malformasi dari telinga bagian luar ataupun tengah.
b. Tuli Sensorineural NIHL
Tuli sensorineural terjadi ketika terdapat kerusakan pada telinga bagian dalam koklea atau saraf dari telinga dalam menuju ke
otak. Tipe tuli ini merupakan tipe tuli yang biasanya bersifat permanen. Pada tuli sensorineural terjadi penurunan kemampuan
untuk mendengar suara lemah. Atau suara yang sudah cukup keras tetapi masih terdengar tidak jelas atau redup. Beberapa penyebab
yang mungkin dapat menyebabkan tuli sensorineural antara lain: obat yang toksik terhadap pendengaran, genetik, penuaan, trauma
kepala, malformasi telinga bagian dalam dan paparan terhadap bising.
c. Tuli Campuran
Bila gangguan pendengaranketulian konduktif dan sensorineural terjadi bersamaan.
Derajat gangguan pendengaran berdasarkan International Standard Organization ISO adalah normal 0
– 25 dB, tuli ringan 26 – 40