Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri motivasi belajar adalah tekun dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, menunjukkan minat, dapat memecahkan masalah, memiliki cita- cita masa depan, adanya keinginan untuk berhasil, adanya rasa ingin tahu, adanya sifat kreatif, dan adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan.

2.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono 2013:97 faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : 1 Cita-cita atau Aspirasi Siswa Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa,dan nilai-nilai kehidupan. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah atau juga hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2 Kemampuan Siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untu melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3 Kondisi Siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmanai dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seseorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar. 4 Kondisi Lingkungan Siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Disisi lain, menurut Subini 2013:91 kondisi lingkungan disekitar anak meliputi tiga hal yaitu, faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5 Unsur-Unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. 6 Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa Guru adalah seorang pendidik professional. Tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat. Sebagai pendidik, guru dapat memilah dan memilih yang baik. Partisipasi dan teladanmemilih perilaku tersebut sudah merupakan upaya membelajarkan siswa. Sedangkan menurut Hamalik 2013:113 menyatakan bahwa munculnya motivasi intrinsik maupun ekstrinsik dipengaruhi oleh bebagai faktor, yaitu : 1 Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku atau perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya. 2 Sikap guru terhadap kelas; guru yang bersikap bijak dan selalu merangsang siswa untuk berbuat ke arah suatu tujuan yang jelas dan bermakna bagi kelas, akan menumbuhkan sifat intrinsik itu, tetapi bila guru lebih menitikberatkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik menjadi lebih dominan. 3 Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat maka motivasinya lebih condong ke sifat ekstrinsik. 4 Suasana kelas juga berpengaruh terhadap muncul sifat tertentu pada motivasi belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggung jawab tentunya lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan suasana penuh tekanan dan paksaan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah cita-cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar, upaya guru membelajarkan siswa, tingkat kesadaran siswa, sikap guru terhadap kelas, pengaruh kelompok siswa, dan suasana kelas.

2.2.8 Motivasi Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang