menyatakan elemen-elemen modelnya dalam bentuk moneter seperti biaya asimetri informasi. Sehingga model seperti ini mengabaikan faktor-faktor yang
lainnya antara lain kepribadian partisipan, motif non-keuangan, kepercayaan principal terhadap agent dan kemampuan agent untuk mengelola perusahaan
untuk terus tumbuh.
2.2. Perataan Laba Income Smoothing
2.2.1. Definisi dan Tujuan Perataan Laba Income Smoothing
Perataan laba income smoothing didefinisikan sebagai pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa tingkatan laba yang saat ini dianggap
normal oleh perusahaan Beidleman, 1973 dalam Belkaoui, 2007. Menurut Koch 1981 dalam Mursalim 2003 tindakan perataan laba dapat didefinisikan sebagai
suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas urut- urutan, pelaporan laba relatif terhadap beberapa urut-urutan target yang terlihat
karena adanya manipulasi variabel-variabel akuntansi semu artificial smoothing atau transaksi riil real smoothing.
Definisi lain dari perataan laba menurut Frudenberg dan Tirole 1995 dalam Diastiti 2010 adalah proses manipulasi profil waktu earning atau
pelaporan earning agar aliran laba yang dilaporkan perubahannya lebih sedikit. Secara umum perataan laba dapat didefinisikan sebagai tindakan manajemen
dalam memilih metode akuntansi guna mengurai fluktuasi laba sehingga kinerja perusahaan terlihat stabil.
Konsep perataan laba menggunakan teori keagenan agency theory yang menyatakan bahwa praktik perataan laba, yang merupakan bagian dari manajemen
laba, dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara manajemen agent dengan pemilik principal yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau
mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya Salno dan Baridwan, 2000
Alexandri 2014 mengungkapkan bahwa tujuan perataan laba adalah untuk memperbaiki citra perusahaan di mata pihak eksternal dan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki risiko yang rendah. Di samping itu, memberikan informasi yang relevan dalam melakukan prediksi terhadap laba pada masa yang
akan datang, meningkatkan persepsi pihak eksternal terhadap kemampuan manajemen, dan meningkatkan kompensasi bagi pihak manajemen.
Hepwort 1953 dalam Jatiningrum 2000, menyatakan bahwa tindakan perataan penghasilan merupakan tindakan logis dan rasional bagi manajer untuk
meratakan laba dengan cara atau metode akuntansi tertentu dengan alasan sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kepercayaan investor; 2. Rekayasa untuk mengurangi utang pajak;
3. Memiliki dampak psikologis pada perekonomian, dimana kemajuan dan kemunduran dapat dibandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme
dapat ditekan.; 4. Dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan.
2.2.2. Klasifikasi Perataan Laba Income Smoothing