BAGAIMANA PENDAPATAN HARUS DIUKUR

Sebagian besar keuntungan akan tampak dalam laporan rugi laba— dan, karenanya meningkatkan laba. Hibah bagi perusahaan merupakan pengecualian. Itu bisa diklasifikasikan baik sebagai modal atau pun pendapatan, bergantung dari maksud si pemberi, keadaan yang sekitar hibah itu, dan definisi seseorang akan pendapatan. Dalam beberapa kasus, maksud dari hibah itu mungkin untuk meningkatkan pendapatan perusahaan, seperti dalam kasus “pembayaran penghargaan”, atau pembayaran tambahan untuk menunjukka penghargaan untuk jasa khusus yang diterima.

C. BAGAIMANA PENDAPATAN HARUS DIUKUR

Pendapatan, bagaimanapun didefinisikan, paling baik diukur dengan nilai pertukaran produk atau jasa perusahaan. Nilai pertukaran ini menyatakan ekuivalen kas, atau nilai sekarang yang didiskontokan dari klaim uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan. Keuntungan diperlakukan serupa dengan pendapatan, kecuali bahwa biaya yang berhubungan segera diofset untuk memperoleh keuntungan bersih. Dalam penjualan aktiva yang tidak biasa siperdagangkan oleh perusahaan, biaya-biaya ini mencakup nilai aktiva yang dijual ditambah biaya langsung penjualan. Kriteria bahwa pendapatan harus diukur dengan nilai sekarang dari uang atau ekuivalen uang yang akhirnya diterima menunjukkan bahwa semua retur, potongan penjualan, dan pengurangan lain dari harga yang dikenakan harus dikurangkan dari pendapatan yang dihasilkan dari transaksi-transaksi tertentu. Dengan perkataan lain, hal itu harus diperlakukan sebagai pengurang pendapatan, dan bukan sebagai beban. Potongan tunai diberikan, sebagian, untuk menyamakan nilai uang yang diterima dalam periode diskon dengan nilai uang didiskonto sekarang yang akan diterima dalam jangka kredit yang diberikan. Tetapi salah satu tujuan utama dari potongan tunai adalah untuk mengurangi kerugian piutang tak tertagih dengan mendorong orang-orang untuk membayar lebih awal atau tunai. Potongan tunai dan kerugian piutang tak tertagih yang diperkirakan adalah sama sifatnya dan harus diperlakukan secara sama. Potongan tunai yang diharapkan diambil dan kerugian piutang tak tertagih yang diperkirakan terjadi harus dikurangkan secara langsung dari pendapatan kotor. Semua di atas mendapat peringatan yang biasa dari materialitas. Apabila periode menunggu pendek, potongan bisa diabaikan karena tiga alasan pragmatis: 1. Pada tingkat potongan yang rendah jumlah potongan kecil dan tidak secara material mempengaruhi penilaian total pendapatan. Misalnya, jika piutang akan dilunasi dalam 60 hari, jumlah potongan pada tingkat 10 setahun akan lebih kecil dari 2 pendapatan. 2. Karena bunga diklasifikasikan sebagai bagian dari total pendapatan, pengaruhnya yang utama adalah ketentuan waktu. Bunga harus dicatat sesudah pencatatan pendapatan dari transaksi awal. Akan tetapi, jika bunga tidak material jumlahnya, memasukkannya ke dalam pendapatan penjualan akan mempunyai pengaruh yang kecil pada total pendapatan untuk periode tersebut. 3. Jika pendapatan tidak didiskontokan, klasifikasi pendapatan yang timbul dari menunggu bunga akan hilang dan termasuk dalam klasifikasi pendapatan yang timbul dari penjualan produk atau jasa. Namun, jika bunga implisit tidak material jumlahnya, hanya sedikit informasi berguna yang hilang karena tidak mengklasifikasikannya secara terpisah. Karena itu, materialitas cenderung mengaburkan ketelitian teoritis. D. KAPAN PENDAPATAN HARUS DIAKUI?