Representasi Masa Kolonial dalam Kedua Novel

9 Pramoedya dalam tulisannnya melampirkan surat protes Mas Marcodikromo tentang perlakuan tidak adil pemerintah kolonial Belanda kepadanya. Dengan isi tulisan yang sama --tulisan berisi pendapat bahwa pendirian sekolah tinggi teknik tidak bisa diteruskan Belanda-- penulis Belanda tidak mendapatkan teguran Toer, 2003: 199-201. Karena artikelnya yang mengritik perilaku orang-orang Belanda, dia juga pernah divonis 7 tahun; Mas Marco dituduh menghimbau permusuhan. Sementara itu, Van Haastert yang menanggapi kelompok etis dengan ucapan: “pribumi harus diangkat, tapi diangkat sampai tiang gantungan” dan juga mengutip tulisan Karel Wijbrands atasannya dalam Nieuws van den Dag : “Pribumi adalah kusir yang jelek dan kasar, tukang yang ceroboh, petani keras kepala, dan terbelakang, pengawas yang malas, karyawan yang tak peduli, pemimpin keras, suka takhayul, despotischtiran, bodoh. Bukan bawahan yang mengritik, tapi atasan. Kita adalah master dan akan tetap begitu selama arah etis tidak mendapat posisi kuat”, hanya divonis 3 hari. Termorshuizen, 2011. Pers Belanda yang mengejek pribumi tidak ditanggapi serius oleh pemerintah sedangkan pers pribumi yang melakukan hal serupa atau hanya sekedar kritikan ringan dianggap menghimbau permusuhan.

4.2 Representasi Masa Kolonial dalam Kedua Novel

Tabel 1 Organisasi Peristiwa DSK Urutan Organisasi Event-Event dalam DSK 1 A Keluarga Residen Van Oudijck di Labuwangi 2 B Kedatangan Leoni van Oudijk dari Batavia liburan : perselingkuhan ibu dan anak tiri dimulai kembali 3 C Lingkungan Labuwangi: Kegiatan ekonomis dan kehidupan masyarakat di Labuwangi Cina, Arab, Islam 4 D Pesta Usai Giling Tebu di Pacaram D2 pesta giling tebu di Pacaram D1.riwayat keluarga Addy de Luce di Pacaram D2.Giling Tebu yang sangat meriah: penuh tamu dan hidangan D3 Awal dimulainya asmara Leoni-Addy 10 5 E Asmara Leoni : antara anak tiri dan pacar anak tirinya 6 F Surat-Surat Kaleng dan Pemecatan Bupati Ngajiwa 7 G Keadaan mencekam di Labuwangi : pemberontakan kecil dan teror di rumah residen 8 H Hancurnya Keluarga Residen: Perceraian antara Leoni dan Van Oudijck 9 I Residen Mundur Diri dan Pindah ke Garut Secara garis besar DSK menggunakan alur maju, dan ini lebih sederhana dibandingkan cara bertutur BM. Cerita awal adalah pengenalan keluarga residen dan keadaan lingkungan kerja dan wilayah karesidenan Labuwangi lewat narasi narator. Gawatan dimulai dengan asmara Leoni yang membrutal dengan hubungan seksual antara dirinya dengan pacar putri tirinya, Addy de Luce. Hubungan itu dilakukan di rumah keluarga Addy de Luce di mana Theo, pacar sekaligus anak tirinya, dan Doddy, putri tirinya juga menginap. Hampir tidak ada ketidaksesuaian cerita dengan urutan kronologis pada novel ini. Ketidaksesuaian ini muncul, misalnya saat tokoh Eva mengingat sebentar kedatangannya pertama kali di Batavia; bagian ini tidak berpengaruh penting bagi pengembangan alur cerita. Contoh lain adalah saat narator menceritakan asal mulasejarah keluarga de Luce. Gawatan yang naik oleh datangnya surat kaleng secara rutin di meja Van Oudijck dan permohonan Raden Ayu Pangeran agar residen membatalkan pemecatan bupati Ngajiwa, diakhiri dengan munculnya pemberontakan kecil di Labuwangi. Pemberontakan telah membuat warga menutup pintu rapat-rapat di saat senja datang, dan berjaga-jaga dengan senjata di tangan. Peristiwa terpuncak adalah penodaan ludah sirih pada tubuh Leoni pada saat senjahari di kamar mandi. Goncangan batin dan kekhawatiran tidak hanya menimpa keluarga dan penghuni karesidenan, tetapi juga masyarakat luas Labuwangi. Mereka tercekam oleh mistik yang dimiliki oleh alam Hindia Belanda. Keadaan mereda ketika mereka menyadari bahwa semua kekacauan hanyalah diakibatkan oleh sihir bupati, dan bukan oleh alam Hindia Belanda. Klimaks kedua muncul dengan tertangkapbasahnya perselingkuhan Leoni dan Addy. Peristiwa ini berakibat pada perceraian Van Oudijck dan 11 istrinya, pernikahan Addy dan Doddy, dikirimnya Rene dan Ricus ke Eropa, dan kepergian Theo ke tempat kerjanya yang baru. Cerita diselesaikan dengan mundurnya Van Oudijck dari jabatan residen untuk menghabiskan masa pensiun di Garut, serta kepulangan Van Eldersme dan Eva kembali ke Belanda. Eldersma telah pulang karena sakit berat yang dideritanya; Van Oudijck menikahi gadis muda putri mantan mandor perkebunan. Ia hidup serumah dengan ibu mertua dan semua saudara istrinya di Garut yang sepi. Tidak ada hari pensiun di rumah gedong, hanya ada hidup tenang di rumah sederhana yang diteduhi rerumpunan bambu. Tabel 2 Organisasi Peristiwa BM Urutan Event-Event dalam BM 1 M-B Minke : sang Narator 1. Introduksi diri sendiri : Minke dan HBS 2. Perkenalan Minke dengan keluarga Mellema 2 A Kisah Sanikem dan kel. Mellema : Jual Beli Anak Gadis 3 C Ketegangan Muncul : Panggilan Rahasia Untuk Minke: 4 D Undangan Keluarga Asisten Residen Herbert de la Croix :Derajat Minke naik 5 E Ketegangan Muncul Kembali Minke Kembali ke Surabaya: Perintah Membunuh Minke oleh Robert 6 H Cerita Tentang Robert di rumah plesiran dari saksi-saksi di Pengadilan 7 F Minke kembali ke Buitenzorg Wonokromo 8 G Suasana HBS : Magda Peters dan Max Tollenaar 9 I Kematian Tuan Mellema: Kisah dari rumah plesiran Babah Ah Tjong 10 J Kelulusan dari H.B.S dan Perkawinan Minke-Annelies 11 K Pemindahan Hak Waris kepada Ir. Mellema vs Perjuangan Melawan Hukum Kolonial 1 L Perjuangan Minke Melawan Hukum Kolonial Belanda: 12 Kegagalan Minke Mempertahankan Istrinya Berbeda dengan DSK yang dituturkan oleh pencerita bukan tokoh, BM menjadi semacam memoar tokoh Minke. Minke, sebagai tokoh sekaligus menjadi narator utama. Dia membuka peristiwa dengan memperkenalkan dirinya yang menuliskan kisah yang dialaminya belasan tahun yang lalu: “Tigabelas tahun kemudian catatan pendek ini kubacai dan kupelajari kembali, kupadu dengan impian dan khyal. Memang menjadi lain dari aslinya. Tak kepalang tanggung. Dan begini kemudian jadinya” BM, 1980: 1. Cerita berlanjut dengan perkenalan diri Minke saat berada di bangku sekolah dan mengemukakan pandangannya tentang perkembangan dunia. Perkenalan diri diputus oleh kedatangan Robert Suurhof yang mengajaknya mengunjungi keluarga Mellema: Tuan dan Robert Mellema yang tak menyenanginya, Nyai Ontosoroh dan putrinya yang menyukainya. Jatuh cinta pada pandang pertama menyatukan Minke dan Annelies dalam satu rumah. Suatu hari keluarga tersebut menemukan mayat Tuan Mellema di rumah plesiran Babah AH Tjong yang tak jauh dari rumah mereka. Pengadilan pun digelar. Babah Ah Tjong dinyatakan bersalah telah sengaja memberikan ramuan yang membahayakan jiwa Mellema secara perlahan-lahan; Minke dan Annelies diusik kebersamaan mereka dalam satu rumah. Peristiwa ini berakibat pada dikeluarkannya Minke karena dianggap sudah lebih dewasa daripada teman sebayanya. Dengan pertolongan Tuan Asisten Residen kota B., Minke kembali ke sekolah dan lulus dengan nilai terbagus seluruh Surabaya. Akhirnya dia menikahi Annelies secara Islam. Sayang, kebahagiaan tak berlangsung lama. Ir. Maurits Mellema menuntut haknya atas harta warisan ayah kandungnya, dan juga hak perwalian atas Annelies yang belum dewasa menurut hukum Eropa. Perkawinan Minke dan Annelies dibatalkan oleh pengadilan Eropa, dan Annelies harus berangkat ke Belanda dan hidup di bawah pengawasan keluarga Mellema.

4.3 Menggapai Identitas Kultural dalam liminal space