Dampak Ketidakefektifan Pengelolaan Sampah Jakarta terhadap Lingkungan

10 Akibatnya terjadi banjir disetiap musim hujan tiba. Selain itu sampah-sampah yang tertumpuk menimbulkan bau yang tidak sedap. Hal tersebut di sebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat serta belum ada pengawasan yang dilakukan oleh dinas terkait.

4. Dampak Ketidakefektifan Pengelolaan Sampah Jakarta terhadap Lingkungan

Saat ini pengelolaan sampah Jakarta dipusatkan di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu TPST Bantargebang. TPST Bantargebang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat dengan luas 110,3 Ha. Tempat Pembuangan Sampah Terpadu TPST Bantargebang menampung sampah yang berasal dari DKI Jakarta lima zona pembuangan dan sampah yang berasal dari Kota Bekasi satu zona pembuangan. Sampah yang masuk ke TPST Bantargebang, belum dikelola secara efektif. Pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Kebersihan belum efektif dalam melakukan pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu TPST Bantargebang. Teknologi pengelolaan sampah modern, ramah lingkungan dan peralatan yang ada saat ini masih jauh dari harapan ideal. Minimnya alat berat membuat pengelolaan sampah menjadi terhambat. Jumlah armada pengangkut sampah Jakarta yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai ratusan jumlahnya, namun tidak seimbang dengan jumlah alat berat yang hanya 20 unit. Sampah yang berasal dari Jakarta yang masuk ke TPST Bantargebang mencapai 6.500 ton Tahun 2016. Selain penumpukan sampah di TPST Bantargebang, penumpukan sampah juga terjadi di TPS-TPS lain di Jakarta. Penumpukan sampah yang terjadi di TPST Bantargebang dan TPS-TPS lain di Jakarta menyebabkan sampah organik yang tertimbun mengalami dekomposisi secara anaerobik, proses itu menghasilkan gas methana CH 4 . Gas methana CH 4 yang dihasilkan pada timbunan sampah telah menyumbang 20-30 kali lebih besar daripada karbon dioksida CO 2 yang merupakan pembentuk emisi gas rumah kaca. Sampah menghasilkan gas metana CH 4 dengan komposisi rata-rata tiap 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Artinya jika Jakarta menghasilkan sampah 6.000 ton per hari dengan komposisi sampah organik sebesar 53, maka dari sektor sampah dapat menghasilkan gas metan sebesar 159 ton per hari atau Jakarta menghasilkan gas metan 58.035 ton per tahun Tabel 2.5. Gas metan akan berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3° Celsius per tahun. Salah satu dampak pemanasan global adalah berdampak terhadap kenaikan permukaan air laut. 11 Tabel 2.5 Perhitungan Gas Metan dari Sampah Jakarta Produksi sampah organik per hari Gas metan yang dihasilkan 6.000 ton 53 x 6.000 = 3.180 ton 3.180 ton x 50 kg = 159 ton hari atau 159 x 365 hari = 58.035 ton tahun Kenaikan permukaan air laut telah dirasakan di Jakarta. Jakarta Utara berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan permukaan air laut. Akibatnya ketika musim hujan air laut semakin tinggi dan menyebabkan terjadinya banjir rob tidal flood. Selain bencana banjir pemanasan global secara tidak langsung berdampak terhadap perekonomian. Secara tidak langsung pemanasan global berdampak kepada perekonomian . Dampak pemanasan global salah satunya adalah naiknya suhu air laut. Kenaikan suhu air laut mengakibatkan rusaknya terumbu karang . Hal tersebut berdampak pada masyarakat pesisir. Dampak lainnya yaitu meningkatnya suhu permukaan air laut, yang akan berpengaruh terhadap produktivitas perikanan. Tabel 2.6 Produksi Perikanan Tangkap dan Perikanan Budidaya Tahun 2012-2014 Tahun Perikanan Tangkap Perikanan Budidaya Total Laut Tambak Kolam 2012 1.786 774 - - 2.560 2013 1.555 822 - - 2.377 2014 - - - - - Sumber : Badan Pusat Statistik Kepulauan Seribu 2015 Produksi perikanan di Kepulauan Seribu cenderung menurun. Produksi ikan tangkap Kepulauan Seribu 2013 menurun 7,15 dari produksi ikan tahun sebelumnya. Produksi ikan pada 2012 sebesar 2.560 ton menurun menjadi 2.377 ton pada tahun 2013. Penurunan terjadi pada produksi ikan tangkap sebesar 12,9.

D. REKOMENDASI KEBIJAKAN