Karakteristik Tanaman Caisin Uji Efektivitas Pupuk Organik Hayati (Bio-Organic Fertilizer) dalam Mensubstitusi Kebutuhan Pupuk pada Tanaman Caisin (Brassica chinensis)

satuan percobaan. Perlakuan 1 adalah kontrol. Perlakuan 2 adalah penggunaan 100 pupuk anorganik yaitu pupuk Urea, SP-36, dan KCl. Perlakuan 3, 4, dan 5 adalah perlakuan pemupukan kombinasi antara 50 pupuk anorganik dengan pupuk organik hayati. Sedangkan perlakuan 6 adalah penggunaan 50 pupuk urea yang dikombinasikan dengan pupuk organik. Dosis pupuk yang digunakan untuk perlakuan 100 NPK adalah 200 kgha Urea, 100kgha SP36 dan 75 kgha KCl yang kemudian dosis tersebut dikonversi dalam satuan grampot. Sedangkan dosis pupuk organik hayati dan organik yang dipakai adalah 250 kgha. Tabel 1. Takaran pupuk anorganik, pupuk organik hayati, dan pupuk organik pada pot Perlakuan Urea KCl SP36 Fertismart Biost Ponti DOP --------------------------------gpot------------------------------ Kontrol 0 0 0 0 0 0 100 NPK 2.3 0.75 1.3 Fertismart + 50 NPK 1.15 0.375 0.65 2.5 Biost + 50 NPK 1.15 0.375 0.65 2.5 Ponti + 50 NPK 1.15 0.375 0.65 2.5 DOP + 50 N 1.15 0 0 0 0 2.5 Ket: Setiap pot berisi tanah 3 kg BKM Pengambilan tanah dari lokasi asal yaitu Cimahpar digunakan sebagai media tanam. Pada saat pengambilan tersebut juga diambil contoh tanah untuk analisa pendahuluan. Contoh tanah untuk media tanam kemudian dikeringudarakan, ditumbuk dan diayak. Contoh tanah tersebut dimasukkan dalam pot dengan bobot tanah masing-masing 3 kg tanahpot BKM. Pupuk anorganik dicampur dengan setengah bagian tanah dalam pot, sedangkan pupuk organik hayati dan pupuk organik dicampurkan dengan tanah tempat benih akan ditanam. Ketiga jenis pupuk tersebut diberikan satu kali sebelum tanam sesuai dengan takaran yang disajikan pada Tabel 1. Kemudian tanah diinkubasi selama satu minggu. Setelah selesai masa inkubasi, benih caisin ditanam sebanyak 3 benihpot dengan kedalaman 1.5 cm. Pada saat tanaman mencapai umur 14 hari setelah tanam, dilakukan penjarangan dengan cara mengambil tanaman yang pertumbuhannya relatif kurang baik dengan menyisakan 2 tanaman yang pertumbuhannya relatif baik. Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap hari dengan acuan sesuai kapasitas lapang agar kondisi tanah tidak mengalami defisiensi air ataupun tergenang. Penyiraman tanaman dilakukan melalui pipa paralon yang ditancapkan ke dalam tanah. Parameter yang diamati adalah: 1 Tinggi tanaman, 2 Jumlah daun diukur setiap minggu mulai umur 1-5 MST, 3 bobot basah tanaman bagian atas BBTBA, 4 bobot basah akar BBA, 5 bobot kering tanaman bagian atas BKTBA, dan 6 bobot kering akar BKA diukur saat panen pada 5 MST. Analisis data dengan menggunakan Analysis of Variances ANOVA dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf 5 untuk parameter tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan pada parameter bobot basah dan kering tanaman bagian atas, bobot basah dan kering akar dilakukan uji lanjutan Least Significant Difference LSD pada taraf 5. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengatupkan seluruh daun ke atas sehingga terlihat daun yang paling tinggi untuk selanjutnya diukur. Pada umur 5 MST dilakukan pemanenan untuk mengetahui BBTBA, BBA, BKTBA, dan BKA. BBTBA dan BBA diukur dengan menimbang bagian atas tanaman dan akar secara terpisah. Setelah penimbangan bobot basah tanaman,