Topologi Grid Intragrid. Topologi jenis ini bercirikan pada kepemilikan organisasi Ekstragrid. Topologi jenis ini melibatkan kepemilikan yang lebih dari satu Intergrid. Topologi yang sama seperti ekstragrid, hanya tingkat Virtual Organization

mendeskripsikan jenis hubungan khusus antara WS dengan sumber daya yang bersifat stateful. Mekanisme tersebut mengacu pada mekanis me yang digunakan untuk menghubungkan sumber daya yang bersifat stateful dengan eksekusi pertukaran pesan yang diimplementasikan oleh WS.

2.2.3 Open Grid Service Architecture OGSA

Pada tahap awal perkembangan grid, sejumlah solusi middleware khusus dibuat unt uk mengatasi permasalahan dalam grid, seperti pencarian sumber daya, otentikasi, otorisasi, dan mekanisme akses Joseph Fellenstein 2005. Tetapi, solusi tersebut rendah tingkat interoperabilitasnya. OGSA adalah arsitektur grid yang dilatarbelakangi kebutuhan untuk melakukan standardisasi antarmuka layanan middleware pada aplikasi dan pengguna Foster et al. 2002. Konsep arsitektur tersebut merupakan hasil dari penyejajaran standar grid yang telah ada dengan SOA. OGSA mendefinisikan standar format dan pola pertukaran pesan dalam grid Joseph Fellenstein 2005. Standardisasi pesan dan pola pertukarannya memungkinkan interoperabilitas antar layanan grid. OGSA menyediakan cara yang sama untuk mendeskripsikan layanan grid dan mendefinisikan ciri umum semua layanan grid. OGSA mengintegrasikan dua teknologi penting dalam grid, masing- masing adalah Globus Toolkit GT dan mekanisme WS Foster et al. 2002 dalam membangun kerangka kerja sistem terdistribusi. GT digunakan dalam proses standardisasi ini karena digunakan secara luas dalam banyak aplikasi berbasis grid. Selain itu, GT bersifat open-architecture, open-source, mengakomodasi berbagai isu mengenai keamanan, pencarian informasi mengenai sumber daya yang tersedia, pengelolaan sumber daya dan data, komunikasi, deteksi kesalahan, serta portabilitas.

d. Topologi Grid

Menurut Jacob et al. 2005, topologi grid dapat dibagi ke dalam tiga kelompok utama berdasarkan kepemilikan. Gambar 4 mengilustrasikan keterkaitan ketiganya.

a. Intragrid. Topologi jenis ini bercirikan pada kepemilikan organisasi

tunggal, di mana tidak ada integrasi dengan sistem lain di luar organisasi tersebut. Topologi intragrid adalah sebuah cluster tunggal. Karena dimiliki oleh satu oraganisasi saja, kebijakan mengenai keamanan, pengelolaan data serta sumber daya juga bersifat tunggal dan statis.

b. Ekstragrid. Topologi jenis ini melibatkan kepemilikan yang lebih dari satu

organisasi. Karena itu, akan ada integrasi lebih dari satu sistem cluster pada masing- masing organisasi yang terlibat. Berbeda dari topologi intragrid, topologi ini menerapkan kebijakan pada sistem grid secara beragam. Sumber daya yang dikelola juga bersifat dinamis sehingga perlu mekanisme antisipasi terhadap kegagalan salah satu komponen yang terlibat.

c. Intergrid. Topologi yang sama seperti ekstragrid, hanya tingkat

keberagamannya yang lebih tinggi. Gambar 4 Keterkaitan topologi intragrid, ekstragrid, dan intergrid Jacob et al . 2005.

e. Virtual Organization

Permasalahan riil dan khusus dalam konsep grid berupa penggunaan bersama sumber daya yang terkoordinasi, serta penyelesaian permasalahan yang bersifat dinamis dan multi institusi, menurut Foster et al. 2001 haruslah sangat terkendali. Dengan kata lain, penyedia sumber daya maupun pengguna haruslah didefinisikan dengan jelas mengenai sumber daya apa saja yang akan digunakan bersama, siapa saja yang diperbolehkan menggunakannya, maupun kondisi di mana penggunaan bersama tersebut boleh dilakukan. Sekumpulan individu maupun institusi yang berinteraksi dalam penggunaan bersama suatu sumber daya dengan aturan tertentu disebut Virtual Organization. Virtual Organization untuk selanjutnya disebut VO. VO sangat beragam jika ditilik dari tujuan, ruang lingkup, dimensi, durasi, struktur, komunitas dan berbagai faktor lainnya. Keberagaman tersebut meliputi beberapa hal berikut. a. Hubungan antar entitas dalam skema penggunaan sumber daya clientserver hingga peer-to-peer. b. Tingkat kendali yang jelas terhadap cara sumber daya yang digunakan, meliputi akses kontrol secara fine-grained hingga multi-stackholder. c. Keberagaman sumber daya yang digunakan meliputi aplikasi, berkas, data, komputer, sensor, jaringan dan sebagainya. d. Modus penggunaan meliputi pengguna tunggal maupun pengguna jamak. Beragamnya VO mengimplikasikan bahwa VO memiliki batasan yang samar, struktur yang fleksibel, dan kemampuan melibatkan entitas baru saat dibutuhkan.

2.3 Globus Toolkit