METODE PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN

17 Gambar 4. Hybrid Recorder merk Yokogawa type HR2300 4. Pyranometer Pyranometer digunakan untuk mengukur besarnya radiasi matahari Wm 2 di dalam dan di luar greenhouse. Pyranometer yang digunakan terdiri dari 2 macam, yaitu pyranometer model MS-42 dengan sensitivitas 5.0 mVCalm 2 min dan pyranometer model MS-401 dengan sensitivitas 7.0 mVKWm 2 . 5. Weather Station, Translator, dan komputer. Weather station digunakan untuk mengukur parameter lingkungan di sekitar greenhouse untuk mengetahui kondisi lingkungan pada hari pengukuran. Translator berfungsi untuk menterjemahkan nilai-nilai yang terekam pada weather station sehingga dapat diproses ke dalam komputer. 6. Termometer bola basah dan bola kering Kelembaban udara di dalam greenhouse diukur dengan menggunakan termometer bola basah dan kering dengan ketinggian rata- rata 1.45 m dari permukaan lantai. Nilai kelembaban udara diperoleh dengan membaca pshycrometric chart.

3.3. METODE PENELITIAN

1. Persiapan Kegiatan persiapan meliputi kegiatan-kegiatan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 18 2. Penyiapan penanaman dan persemaian Penyiapan penanaman meliputi kegiatan penempatan bedeng, mengatur debit larutan nutrisi, dan mempersiapkan sirkulasi larutan nutrisi. Kegiatan penyemaian meliputi persiapan tempat persemaian berupa tray, persiapan benih tomat yang akan disemai. Benih direndam terlebih dahulu di air hangat sebelum ditanam dalam tray dengan menggunakan media tanam co co peat. Penyemaian benih dilakukan pada tempat yang lembab kurang lebih 85 dan terlindung dari sinar matahari. 3. Pembuatan larutan stok nutrisi Pembuatan larutan nutrisi dilakukan dengan cara melarutkan pupuk nutrisi yang mengandung bahan-bahan mineral ke dalam air sesuai dengan dosis yang dibutuhkan tanaman. Pupuk nutrisi yang digunakan merupakan pupuk A B mix yang siap pakai. Untuk membuat larutan stok dalam 45 liter air besarnya tertera pada Tabel 2. Tabel 1. Banyaknya bahan mineral gram yang harus dilarutkan dalam 45 liter air untuk menghasilkan larutan stok. Substansi Formula Berat gram Larutan Calcium Nitrate EDTA iron CaNO 3 2 .4H 2 O [CH 2 .NCH 2 .COO 2 ] 2 FeNa 10030 790 Stok A Potassium dihydrogen phospate Potassium nitrate Magnesium sulphate Manganous sulphate Boric acid Copper sulphate Ammonium molybdate Zinc sulphate KH 2 PO 4 KNO 3 MgSO 4 .7H 2 O MnSO 4 .4H 2 O H 3 BO 3 CuSO 4 .5H2O NH 4 6 Mo 7 O 24 .4H2O ZnSO 4 .7H2O 2630 5830 5130 61 17 3.9 3.7 4.4 Stok B Sumber : Cooper, 1982 19 4. Pemeliharaan Benih tomat disemai pada media tanam co co peat. Benih dijaga dalam lingkungan yang lembab dan terhindar dari cahaya langsung agar proses perkecambahan berlangsung baik. Setelah pada tanaman mulai muncul daun sejati, tanaman dipindahkan ke dalam polybag kecil dengan media tanam arang sekam. Setelah tanaman mempunyai akar yang cukup kuat kurang lebih 1 bulan, tanaman dapat dipindahkan ke bedeng tanaman yang telah dialiri larutan nutrisi. 5. Pengukuran dan pengolahan data Pengamatan dan pengambilan data dilakukan setelah tanaman dipindahkan ke bedeng tanaman. Pengamatan parameter lingkungan mencakup lingkungan luar dan dalam greenhouse. Data parameter lingkungan yang diambil yaitu suhu udara di luar dan di dalam greenhouse , suhu larutan nutrisi yang diukur setiap 3.33 m dari hulu hingga hilir, kelembaban udara di dalam dan di luar greenhouse, dan radiasi matahari di luar greenhouse. Pengukuran suhu dan radiasi matahari dilakukan secara bersamaan setiap 10 menit sekali pada tiga tahap pertumbuhan yang berbeda. Pengukuran suhu lingkungan rumah kaca menggunakan termokopel yang diletakkan pada tiga tempat yang berbeda dengan ketinggian rata-rata 1.65 m dari permukaan lantai. Suhu udara di luar greenhouse diukur dengan menggunakan termokopel dengan ketinggian 3.16 m dari permukaan tanah. Pengukuran radiasi matahari dengan menggunakan weather station dan pyranometer. Hasil pengukuran yang telah diolah akan memberikan gambaran tentang perubahan dan pengaruh suhu lingkungan rumah kaca serta radiasi matahari terhadap selisih temperatur hulu-hilir larutan nutrisi pada stiap tahap pertumbuhan tanaman tomat. skema penampang aliran larutan dalam bedeng ditunjukkan seperti Gambar 5. 20 Dimana : a = Lapisan styrofoam b = Lapisan udara c = Lapisan larutan nutrisi d = Lapisan kayu Gambar 5. Penampang aliran larutan nutrisi pada bedeng Untuk mengetahui temperatur hilir, dapat dievaluasi menggunakan persamaan-persamaan pindah panas yang ada. Sesuai dengan hukum pertama termodinamika, kesetimbangan panas pada sistem NFT secara sederhana dapat dituliskan sebagai berikut : 19 Persamaan tersebut kemudian dapat dikembangkan pada masing-masing komponen pada bedeng tanaman dengan menerapkan prinsip konduksi dan konveksi. 20 Koefisien overall konduksi termal U pada masing-masing komponen dapat dijelaskan dengan persamaan seperti berikut : 21 22 Dimana : h st = koefisien konveksi antara styrofoam dan air Qstored Qout Qin = − st st st st h k L U 1 1 + = b b b b h k L U 1 1 + = a b c d air b b b air st st st hulu hilir T T U A T T U A T T Cp m − + − = − 2 21 h b = koefisien konveksi dinding pipa terhadap fluida Asumsi-asumsi yang diterapkan pada persamaan pindah panas tersebut sebagai berikut : a. Larutan nutrisi dan air mempunyai sifat-sifat fisik yang sama b. Temperatur air T air = temperatur hulu + temperatur hilir 2 c. Tidak ada perpindahan panas pada dasar bedeng d. Antara styrofoam dan air tidak terdapat ruang udara Koefisien konveksi antara styrofoam dan air h st diperoleh dengan persamaan : 23 Selanjutnya besarnya Nusselt number Nu dapat diperoleh dengan mengacu pada jenis aliran dan bentuk pipa sehingga diperoleh persamaan- persamaan seperti pada tabel berikut: Tabel 2. Ikhtisar persamaan-persamaan yang digunakan dalam perpindahan panas konveksi paksa di dalam saluran Sistem Persamaan Pipa panjang LDh 20 Aliran laminer Re 2100 Nu = 1.86 Re Pr DhL 0.33 μbμs 0.14 24 Pemanasan cairan μbμs = 0.36 Pendinginan cairan μbμs = 0.2 Pipa pendek Aliran laminer Nu = Re Pr Dh4L Ln 1-2.6Pr 0.167 Re Pr DhL 0.5 -1 25 Pipa panjang Aliran turbulen Nu = 0.023 Re 0.83 Pr 0.33 26 Pipa pendek Aliran turbulen Nu = 0.023 1+DhL 0.7 Re 0.8 Pr 0.33 27 Sumber : Kreith 1980 dalam Kuncoro 1998 Besarnya koefisien konveksi dinding pipa terhadap fluida h b dapat diperoleh dari persamaan Giles, 1986: D Nu k h d = Dh Nu k h st = 22 28 dimana : St = bilangan Stanton = Fr 8 Faktor gesekan fluida terhadap dinding pipa Fr dapat diperoleh dari persamaan-persamaan berdasarkan jenis aliran seperti pada tabel berikut Giles, 1986: Tabel 3. Persamaan universal untuk memperoleh faktor gesekan fluida terhadap dinding pipa Fr. Jenis aliran Fr Laminer Re 2300 Fr = 64Re 29 Turbulen Re 2300 Fr = 8 σρ V 2 30 Kalor yang disimpan dalam air selama mengalir dalam bedeng yaitu sebesar : 31 Suhu air yang mengalir pada bedeng diperoleh dari suhu rata-rata air di bagian hulu dan hilir. Error hasil pengukuran suhu air hilir merupakan selisih temperatur hilir hasil perhitungan dengan pengukuran. 6. Pengukuran faktor gesekan pada setiap tahap pertumbuhan Perbedaan pertumbuhan akar tanaman pada bedeng dapat dievaluasi melalui perbedaan faktor gesekan aliran pada bedeng. Untuk mengetahui kondisi aliran pada bedeng, parameter berupa kecepatan aliran nutrisi yang berhubungan dengan aliran larutan nutrisi diukur pada setiap tahap pertumbuhan tanaman. Faktor gesekan yang dipengaruhi oleh kecepatan aliran dapat dijelaskan melalui formula Chezy berikut : 32 Kecepatan fluida dapat dicari melalui persamaan V = QA, dimana Q adalah debit larutan m 3 . Luas penampang A merupakan luas = V ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = Lp A Fr g V θ 8 T Cp g T Cp m Q Δ = Δ = ρ Cp V St h b ρ = 23 penampang melintang aliran larutan nutrisi yang terukur pada debit aliran yang berbeda-beda. 7. Pengembangan Model ANN Model ANN yang dikembangkan menggunakan algoritma back propagation dengan memakai bahasa pemrograman Delphi. Input layer yang digunakan terdiri dari 8 unit yaitu data radiasi matahari dalam greenhouse Wm 2 , suhu udara dalam greenhouse o C, kelembaban udara , umur tanaman, suhu styrofoam o C, suhu permukaan bedeng o C, dan suhu larutan nutrisi di bagian hulu o C. Output layer terdiri dari 1 unit yaitu suhu larutan nutrisi di bagian hilir o C. Pendugaan suhu bagian hilir menggunakan model ANN dilakukan pada 3 tahap pertumbuhan tanaman, yaitu pada fase vegetatif, pembungaan, dan pembuahan. Proporsi jumlah data training dan validasi untuk ANN yang dikembangkan terdiri dari 70 data training dan 30 data validasi. Proses validasi bertujuan untuk menguji kinerja ANN terhadap contoh data yang tidak pernah diberikan dalam training. Validasi dilakukan setelah mendapatkan nilai RMSE yang cukup kecil serta dilakukan dengan menghitung Standard Error of Prediction SEP, bias , dan Coefficient of Variation CV. 33 34 35 Dimana: Ya = nilai aktual dari pengukuran Yp = nilai prediksi oleh ANN n = jumlah data d ∑ = − − = n i n Yp Ya SEP 1 2 1 ∑ = − = n i n Yp Ya d 1 100 × = a Y SEP CV 24 = nilai rata-rata aktual pengukuran Hasil validasi dinilai baik jika nilai SEP yang diperoleh dibawah 4.0, nilai bias mendekati nol, dan nilai CV berada dibawah 5. Nilai bias yang negatif menunjukkan bahwa nilai prediksi suhu selalu lebih tinggi dibandingkan nilai aktual. a Y 25 Gambar 6. Diagram alir menghitung temperatur hilir larutan nutrisi Kst, Kbd, Tst, Tbd Hst Hbd Ust = 1 LstKst + 1hst Ubd = 1 LbdKbd + 1Kbd T hilir dihitung berdasarkan persamaan 2 Kalor air = ρ Q Cp DT T hilir, Kalor air DT = Thilir – Thulu Error = DT - DTU 26 Gambar 7. Diagram alir menghitung koefisien konveksi styrofoam-air lanjutan V, Thulu, w, d, L Interpolasi ρ, Cp, μ, k, Dh = w d w + 2d Re = ρ V Dhμ Re 2300 LDh 20 LDh 20 Tabel 1 Persamaan 26 Tabel 1 Persamaan 24 Tabel 1 Persamaan 25 Tabel 1 Persamaan 27 Y Y Hst = k NuDh Y 27 Gambar 8. Diagram alir menghitung koefisien konveksi bedeng-air lanjutan Re = ρ V Dhμ Re 2300 Fr = 8 σ ρ V 2 σ = ρ g hL Dh2L Fr = 64Re St = Fr8 Hbd = St ρ V Cp Y 28

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN