Vektor Penyebab Penyakit Kapang Entomopatogen Lagenidium giganteum sebagai Agen Pengendali Hayatri Larva Nyamuk Aedes aegypyi Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue

8 perdarahan, hepatomegali dan adanya renjatan Sjahrurachman 1993 ; Halstead 1997.

2. Vektor Penyebab Penyakit

Vektor penyakit dengue perta ma kali dilaporkan di Beirut oleh Graham tahun 1903 pada seekor nyamuk dari genus Aedes. Di Australia oleh Bancroft pada tahun 1906 vektor tersebut diidentifikasi sebagai nyamuk Ae. aegypti. Nyamuk Ae. aegypti merupakan salah satu nyamuk dari genus Aedes yang ada di seluruh dunia yang berjumlah 600 spesies dan merupakan s pesies yang dianggap paling berbahaya . Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1916 di Filipina ditemukan oleh tim tentara Amerika, vektor lain untuk virus Dengue yaitu nyamuk Ae. albopictu s. Selain kedua spesies nyamuk tersebut virus Dengue juga ditularkan oleh Ae. polynesiensis dan Ae. scutellaris. Dalam siklus transmisinya Ae. aegypti disebut sebagai urban dengue sedangkan Ae. albopictus dan Ae. niveus merupakan jungle Dengueforest Dengue Rodhain dan Rosen 1997. Dalam perkembangan hidupnya nyamuk Ae. aegypti merupakan arthropoda yang mengalami metamorfosis sempurna holometabola . Siklus hidup dimulai dari telur yang menetas menjadi jentik atau larva, kepompong pupa, pupa kemudian akan mengalami eklosi dan menjadi nyamuk dewasa. Telur dari nyamuk betina pada umumnya diletakkan secara individual pada dinding yang basah atau di permukaan air jernih yang tidak mengalir seperti kaleng, drum bekas, batok kelapa, ban bekas, vas bunga dan sebagainya. Telur ini mampu bertahan berminggu-minggu bahkan sampai berbulan-bulan Rhodain dan Rosen 1997 . Untuk menetaskan telurnya nyamuk Aedes rata-rata memerlukan waktu satu sampai tiga hari pada suhu kamar Cheng 1974. Apabila kelembaban terlalu 9 rendah maka telur akan menetas dalam waktu empat hari. Penetasan membutuhkan waktu 7 hari dalam suhu 16 C dan pada suhu -2 C sampai 42 C telur Ae. aegypti dapat bertahan sampai berbulan-bulan. Larva nyamuk Ae. aegypti mempunyai empat instar yaitu instar 1, 2, 3 dan instar ke-4 yang berlangsung 9-12 hari. Larva memperoleh makanan dengan cara menyapu makanan menggunakan sikat mulut dan makanan larva berupa mikroorganisme dan bahan-bahan organik Borror et al. 1992 . Larva menggantung pada permukaan air dan membentuk sudut lebih dari 45 dan sensitif terhadap pergerakan air Kettle 1984 . Larva mempunyai sifon yang tidak langsing dan hanya memiliki satu pasang rambut hairtuft serta pekten yang tumbuh tidak sempurna Soedarto 1989. Larva terdiri dari kepala, toraks dan abdomen yang bersegmen, serta tidak mempunyai rambut palmate. Waktu yang dibutuhkan larva untuk menjadi pupa adalah 9 sampai 12 hari Levine 1990. Dalam stadium ini pupa tidak makan dan pupa akan berkembang menjadi nyamuk dewasa ya ng mempunyai masa hidup dua minggu sampai satu bulan. Stadium dewasa mempunyai ciri khas yaitu belang putih hitam keperakan terutama didaerah toraks, kaki dan warna keperakan pada sisi skutelum Yap dan Chong 1995. Nyamuk dewasa baru menghisap darah setelah satu kali kawin dan biasanya nyamuk Ae. aegypti menggigit mangsanya pada siang dan sore hari khususnya di tempat yang agak gelap . Delapan sampai sebelas hari setelah menghisap darah penderita DBD, virus akan masuk di dalam lambung vektor. Di dalam tubuh vektor, virus berkembang biak dan setelah periode tertentu virus akan ditemukan di dalam kelenjar ludah dan siap untuk disebarkan. Nyamuk menjadi infektif selama 10 hidupnya dan secara eksperimental telah dibuktikan bahwa nyamuk Ae. albopictus dapat menularkan secara transovarial pada nyamuk keturunannya Manson-Bahr dan Bell 1987 dalam Sutaryo dkk, 1996. Menurut Umiyati dkk 1994 dalam Sutaryo tahun 1996 bahwa Ae. aegypti mendominasi pada daerah suburban, sedangkan untuk daerah pedesaan didominasi ole h nyamuk Ae. albopictus baik di dalam maupun di luar rumah. Selama musim kemarau maupun selama musim hujan. Ae. albopictus hidup dan berkembang biak didaerah semak-semak, di kebun dan di hutan. Telur nyamuk ini sangat tahan terhadap kekeringan selama beberapa bulan. Lubang pohon, semak tanaman, potongan bambu serta tempurung kelapa merupakan habitatnya. Pada musim hujan telur akan cepat menetas dan berkembang biak Rodhain dan Rosen 1997.

3. Pengendalian Vektor