Berdasarkan penelitian terdahulu, penelitian sekarang dimaksudkan untuk menguji pengaruh mekanisme good corporate governance berupa kepemilikan
manajemen, kepemilikan institusional, komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan dengan menambahkan variabel profitabilitas sebagai
variabel intervening. Peneliti menggunakan profitabilitas sebagai variabel intervening karena diindikasikan terdapat pengaruh tidak langsung dari good
corporate governance terhadap nilai perusahaan.
2.6. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Pada sub bab ini akan dijelaskan kerangka pemikiran teoritis dan pengembangan hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini.
2.6.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Terdapat empat mekanisme good corporate governance yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
komisaris independen dan komite audit. Keempat mekanisme good corporate governance ini bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan. Kepemilikan
manajerial akan
membuat manajer
lebih bertanggungjawab
terhadap perusahaannya karena manajer bukan hanya sebagai pihak eksternal yang
dipekerjakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan akan tetapi ikut serta dalam pengambilan keputusan sebagaimana pemegang saham lainnya demi
tercapainya tujuan perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial ini diharapkan manajer akan bekerja beriringan dengan pemegang saham karena
tindakan yang dilakukan manajer dalam mengelola perusahaan akan berdampak pada kinerja manajemen.
Kinerja manajemen yang bagus akan menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga dapat menjadi sinyal bagi investor untuk menanamkan modal
pada perusahaan tersebut yang tercermin pada permintaan saham yang tinggi di pasar modal. Semakin tinggi permintaan saham maka akan semakin tinggi pula nilai
perusahaannya, namun kepemilikan manajerial yang terlalu tinggi juga dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi,
manajer akan mempunyai posisi yang kuat untuk mengendalikan perusahaan sehingga menyebabkan kesulitan bagi pemegang saham untuk mengendalikan
tindakan manajer yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu kepemilikan institusional sangat dibutuhkan untuk mengurangi konflik keagenan.
Adanya kepemilikan investor institusional dalam bentuk perusahaan akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja insiders
Endraswati, 2012. Dengan demikian tindakan manajer yang dapat mengurangi laba perusahaan dapat diminimalisasi sehingga dapat menambah nilai perusahaan.
Peran komisaris independen diharapkan akan meminimalkan konflik keagenan yang terjadi antara dewan direksi dengan pemegang saham. Komisaris independen
bertindak secara netral dan mendorong terlaksananya prinsip – prinsip good
corporate governanvce sehingga akan mengurangi kecurangan yang mungkin dilakukan oleh pihak manajemen dalam menyajikan laporan keuangan.
Dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap kinerja perusahaan komisaris independen membentuk komite audit sehingga fungsi pengawasan yang
dilakukan terhadap perusahaan akan lebih optimal. Dengan adanya independensi dari komisaris independen dan komite audit diharapkan adanya transparasi
pertanggungjawaban manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan. Apabila fungsi komite audit berjalan secara efektif dan efisien maka
pengendalian terhadap perusahaan akan jauh lebih baik sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai
perusahaan. Meningkatnya kinerja perusahaan maka tingkat profitabilitas yang
diperoleh perusahaan juga akan meningkat sehingga akan menarik para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas
yang diperoleh perusahaan maka semakin tinggi nilai perusahaan. Dengan demikian profitabilitas dijadikan sebagai perantara antara mekanisme good
corporate governance dengan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel
yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :
Teori Agensi Teori Agensi
Teori Sinyal
Teori Agensi
Teori Agensi Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
2.6.2. Pengembangan Hipotesis Penelitian