c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa
sekarang dari aspek waktu tertentu : 1.
Posisi keuangan Asst, Neraca, dan Modal 2.
Hasil usaha perusahaan Hasil dan Biaya 3.
Likuiditas 4.
Solvabilitas 5.
Aktivitas 6.
Rentabilitas atau Profitabilitas 7.
Indikator Pasar Modal 7.
Dapat menentukan peringkat rating perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
10. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan
dimasa yang vakan datang.
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Ada banyak cara ataupun teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan, antara lain analisis kompaatif, analisis trend, analisis common
size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even, dan sebagainya. Hingga saat ini, metode analisis laporan
keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan.
Menurut Brigham dan Ehrhardt 2005:444, financial ratios are designed to evaluate financial statement. Sedangkan menurut Sastradipoera 2004:173,
Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan dalam hal ini bisnis perbankan untuk
menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecendrungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyediakan pengukuran rel;atif
terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit pada sebuah bisnis perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Jika ditinjau berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur melalui analisis rasio keuangan
terhadap pemberian kredit melalui kebutuhan modal kerjanya telah dilakukan oleh Rahmat Hidayat Lubis 2004. Rahmat Hidayat Lubis 2004 melakukan
penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit. Sedangkan variabel independennya adalah working capital turn over, current
ratio, gross profit margin, total debt to equity ratio, pertumbuhan penjualan, dan total equitytotql assets. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank
rakyat Indonesia persero cabang Binjai, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan
terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit. Pada tahun 2006 Yuniar Salehaty Br Sebayang juga melakukan penelitian
berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur melalui analisis rasio keuangan terhadap pemberian kredit melalui kebutuhan modal kerjanya
pada PT.Bank Lippo,Tbk Cabang Pemuda Medan. Yuniar Salehaty Br Sebayang 2006 melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu
jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan variabel independennya adalah Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return
On Investment. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank Lippo,Tbk cabang Pemuda, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur Current
ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment yang bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara
signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit, sementara
Universitas Sumatera Utara
pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa hanya Inventory Turn Over dan Profit Margin Ratio yang berpengaruh terhadap pemberian kredit.
White, Sondhi, and Fried 2003:111 juga menjelaskan bahwa, financial ratios are used to compare the risk and return of different firms in order to help
equity investors and creditors make intelligent investment and credit decisions. Dapat diartikan dari uraian white, Sondhi, and fried bahwa rasio keuangan
digunakan untuk membandingkan antara resiko dan imbalan dari perusahaan yang berbeda-beda dalam rangkan membantu investor dan kreditor untuk melakukan
investasi dan keputusan-keputusan kredit yang tepat. Sedangkan Robinson, Munter, dan Grant 2004:231, mengklasifikasikan
rasio keuangan menjadi enam kategori, yaitu :
Ratio Categories Category
Issues Examined
Activity Indicates efficiency and effectiveness of operations
and assets managements Liquidity
indicates ability of firm to meet short-term obligations
Sovency indicates the ability to retain earnings create
growth after covering cost Cash flows
Cash-flow ratios composed of many of the ratios from the above categories. However, they consider
cash flow rather than earnings. These ratios are particularly important if there is some doubt about
the quality of a compamy’s earnings.
Price Multiples Focus on stock price, instead of book value. Allows
an assessment of how the market currently values a company’s stock relative to peers, the industry and
the market.
Universitas Sumatera Utara
Secara Umum, kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio tersebut menurut Jusuf
2005:50, sebagai berikut : 1.
Rasio Likuiditas Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek. Rasio-
rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah :
a. Current Ratio
s Liabilitie
Current Assets
Current Ratio
Current =
Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Current ratio yang rendah
biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya
terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur dalam perusahaan sehingga pada akhirnya
dapat mengurangi kemampu-labaan perusahaan. b.
Cash Ratio
s Liabilitie
Current Securities
Marketable Cash
Ratio Cash
+ =
Universitas Sumatera Utara
rasio ini mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan “surat-surat berharga” terhadap kewajiban lancar. Semakin besar
komposisi pos tersebut ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. c.
Quick Ratio Acid Test Ratio
s Liabilitie
Current Inventory
Assets Current
Ratio Quick
− =
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga, dan
juga sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi.oleh karena itu rasio cepat tidak menyertakan persediaan dalam
perhitungannya. Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva
cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.
2. Rasio Leverage
Yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang dana dari pihak luar. Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat
keamanan dari para pemberi pinjaman kreditor, dalam hal ini adalah perusahaan yang kita wakili. Dengan kata lain, rasio leverage ini
mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio yang paling banyak digunakan
untuk menghitung leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio.
Universitas Sumatera Utara
Equity Total
Debt Total
Equity to
Debt =
Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak
luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka resiko
kreditor termasuk bank semakin besar karena debt to equity ratio yang tinggi berarti semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempatkan
oleh kreditor dalam bisnis tersebut. Namun untuk memperoleh analisis yang lebih tajam, dalam menginterpretasikan rasio ini perlu diperhatikan
beberapa hal, yaitu : a.
Sifat Karakteristik dari industri yang bersangkutan b.
Sifat dari utang perusahaan c.
Komposisi utang jangka panjang Long Term Debt dengan utang jangka pendek Short Term Debt. Untuk mengetahui perbandingan
Leverage antara utang jangka panjang dengan utang jangka pendek dapat dipergunakan rasio Long Term Leverage, yaitu :
Equity Total
debt Term
Long Leverage
Term Long
=
Leverage Term
Long DER
Leverage Term
Short −
= Bila Long Term Leverage lebih kecil daripada Short Term Leverage,
sebagian besar kewajiban utang adalah kewajiban jangka pendek. Bila sebaliknya makasebagian besar utang adalah utang jangka
panjang.
Universitas Sumatera Utara
3. Rasio Coverage
Yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari
bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi
perusahaan yang dibiayai berjalan terus going concern. Rasio ini mencoba memberi indikasi mengenai haltersebut. Rasio yang banyak
digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit adalah :
a. Times Interest Earned Ratio EBIT Coverage ratio
100 x
Expense Interest
Taxes and
Interest Before
Earning Earned
Interest Times
=
Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Kemampuan membayar beban bunga
pada saat jatuh tempo dihitung dari laba bersih sebelum pajak Net IncomeProfit Before Tax karena beban bunga merupakan salah
satu komponen pengurang pajak penghasilan.
b. Dividend Pay Out Ratio
100 x
pajak Setelah
Bersih Laba
Dibayar yang
Tunai Dividen
Out Pay
Dividend =
−
Rasio ini menunjukkan berapa besar bagian dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk dividen tunai. Semakin besar rasio ini,
semakin kecil pula laba yang masuk ke retained earning sampai
Universitas Sumatera Utara
tingkat tertentu. Rasio ini menunjukkan komitmen pemegang saham akan bisnisnya. Apakah mereka mementingkan
pertumbuhan bisnis dengan modal sendiri atau mengandalkan pinjaman bank.
4. Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinsipnya,
semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio-rasio aktivitas yang umum
digunakan adalah : a.
Assets Turnover
Sales Total
Sales Net
Turnover Assets
=
Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi aktiva guna menghasilkan
penjualan. Semakin besar rasio ini semakin bagus karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap
rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan. b.
Fixed Assets Turnover
Assets Fixed
Sales Net
Turnover Assets
Fixed =
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap untuk industri manufaktur yang merupakan aktiva
produktif. c.
Account Receivable turnover
ceivables Accounts
Sales Credit
Turnover ceivable
Accounts Re
Re =
Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piuteng dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. Bila dalam analisis
tidak diperoleh rincian penjualan kredit yang dilakukan, pendekatan atas rumus tersebut dapat dipergunakan total penjualan
sebagai penggantinya. Ekspresi perputaran piutang dagang dalam bentuk jumlah hari dikenal dengan istilah Account Receivable
Collection Period Periode Pengumpulan Piutang dagang
Turnover ceivables
Accounts Period
Collection Re
360 =
Perputaran piutang dagang menunjukkan beberapa indikasi :
- Jumlah dana yang tertanam dalam bentuk piutang dagang
sebelum akhirnya berubah menjadi bentuk tunai. Ini berhubungan dengan penyediaan dana yang diperlukan untuk
membiayai piutang tersebut karena setiap aktiva harus dibiayai. Semakin cepat perputaran piutang dagang, akan semakin
sedikit pula dana yang “terikat” di dalamnya.
- Sampai tingkat tertentu, rasio ini merupakan indikator kualitas
kolektor penagih piutang dari perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
- Rasio ini juga merupakan indikator kualitas piutang dagang
yang dimiliki perusahaan, dimana perlu diingat setiap piutang yang velum tertagih memiliki resiko tidak tertagih dan ini harus
dipikul oleh perusahaan. d.
Inventory Turnover
Inventory Sold
Good of
Cost Turnover
Inventory =
Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahaan berputar dalam setahun. Perputaran persediaan merupakan
indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang. Perputaran persediaan juga dapat ditulis dalam bentuk hari:
Turnover Inventory
Inventory Days
360 =
Perputaran persediaan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut :
- Sifat persediaan barang dagangan, pakh merupakan slow
moving item seperti mesin-mesin berat atau fast moving item seperti consumer goods
-
Bila perputaran persediaan berjalan lambat sedangkan barang yang dijual merupakan golongan fast moving item, mungkin
terdapat item yang tidak laku, misalnya out of date, penumpukan barang, dan lain-lain.
e. Accounts Payable Turnover
Payable Accounts
Purchase Net
Turnover Payable
Accounts =
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan
membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun. Rasio ini juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari, yaitu :
Days Payables Outstanding Turnover
payable Accounts
360 =
5. Rasio ProfitabilitasRentabilitas
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham pemilik perusahaan, rasio ini menunjukkan
tingkat penghasilan dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain : a.
Gross Profit Margin
100 Pr
arg Pr
x Sales
ofit Gross
in M
ofit Gross
=
Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan tiga hal yaitu :
efisiensi, harga jual, dan pengendalian persediaan. Dalam kondisi normal, gross profit margin seharusnya positip karena
menunjukkan apakah perusahaan dapat menjual barangnya di atas harga pokoknya. Bila gross profit margin negatif, ada pertanda
bahwa perusahaan tersebut rugi dari bisnis utamanya. b.
Profit Margin Ratio Profit Margin Ratio =
100 x
Sales Income
Net
Universitas Sumatera Utara
Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya. Profit
Margin ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya
dan volume bisnis. c.
Return on Investments Return on Investments =
100 x
Assets Total
Income Net
Biasa dikenal dengan istilah Return on Assets ROA. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh
investasi yang telah dilakukan, atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1,- investasi yang dilakukan.
d. Return on Equity
Return to Equity = 100
x Equity
Total Income
Net
Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis pemegang saham atas modal yang dia setorkan untuk
bisnis tersebut. Return on Equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang
sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
C. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Kredit