Analisis Laporan Keuangan Debitur Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Sarana Sumut Ventura.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

SKRIPSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DEBITUR DALAM

PEMBERIAN KREDIT PADA PT.SARANA SUMUT VENTURA

Oleh:

NAMA : REZA FAHLEVI NASUTION

NIM : 030503112 DEPARTEMEN : AKUNTANSI PROGRAM STUDI : S-1

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul :

Analisis Laporan Keuangan Debitur Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Sarana Sumut Ventura.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Reguler Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya, dan apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan universitas.

Medan, 4 Maret 2008 Yang Membuat Pernyataan,

(Reza Fahlevi Nasution) 030503112


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya yang tiada henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan juga shalawat beriring salam penulis haturkan kepada Rasulullah SAW yang telah memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Laporan Keuangan Debitur Dalam Pemberian Kredit Pada PT. Sarana Sumut Ventura”.

Dengan semua keterbatasan yang penulis miliki, maka skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta dukungannya baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tiada terhingga kepada seluruh pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si,Ak., dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE,M.Acc,Ak. Selaku ketua Departemen dan Sekretaris departemen Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Irwan Djanahar, MAFIS,Ak., selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.


(4)

4. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM,Ak. dan Bapak Drs. Rustam, Ak., selaku dosen pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan pengarahan, kritik dan saran yang terbaik bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Katijo,MM,Ak. Selaku dosen wali yang telah banyak memberikan waktu dan nasehat kepada penulis.

6. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Fakultas Ekonomi.

7. Kedua orang tuaku yang terkasih dan tercinta, ayahanda M. Salim M. Nst, dan ibunda Nelly Herawaty Srg. Terima kasih atas kasih sayang, doa, semangat dan pengorbanan yang tulus dan tiada habis-habisnya kepada penulis. Semoga Allah dapat membalas apa yang telah kalian berikan dan dapat mewujudkan yang telah kalian cita-citakan. Amin.

8. Adik-adikku yang selalu kusayangi, Rozi dan Indah, terima kasih atas doa, dan kasih sayangnya sehingga dapat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh staff dan pegawai PT. Sarana Sumut Ventura atas kesempatan yang diberikan bagi penulis untuk melakukan penelitian pada perusahaan, terutama kepada Bapak Ony Sumaryono selaku Kabag. Investasi beserta istri.

10.Sahabat-sahabatku yang tak henti-hentinya mendampingi dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, Yudha, Fauzul, Chair, Joy, Desta, Enita, Ayu, Echi, Chiqa, Ika, Nanda, Liza, Runi, Mala, Tamsir, hope our friendship never dies.. dan semua teman-teman lainnya di Jurusan Akuntansi stambuk 2003 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Adik-adik stambuk 04, dan teman-teman seperjuangan HMI Kom’s FE-USU, Yakin Usaha Sampai.


(5)

11.Rekan-rekan staf KAP. Syamsul Bahri TRB & rekan, Kak Munthe makasih buat dorongannya, Kak Selvi, Kak Cut, Bang Enda, Bang Iqbal, and especially for Pak Karim thank’s for your motivation sir..

12.Kak Yuniar Salehaty yang telah memberikan inspirasi bagi penulis untuk melanjutkan penelitiannya.

13.For My Rhythm of Mourning Rain Fitri Iswahyuni, SE. Terimakasih atas kesabarannya, semangatnya, motivasinya, dan seluruh bantuannya yang takkan bisa terlupakan.

Sebagai manusia yang tidak akan pernah luput dari kekhilafan, penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang Akuntansi.

Medan, 1 Maret 2008 Penulis,

(Reza Fahlevi Nasution) NIM :030503112


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas/Rentabilitas terhadap pemberian kredit/persetujuan kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura. Penelitian ini melihat seberapa besar variabel independen yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas/Rentabilitas dapat membedakan/memprediksi antara kredit yang diterima atau tidak dalam analisis laporan keuangan debitur.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari buku, perpustakaan, artikel, majalah, dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model analisis diskriminan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas secara parsial masing-masing dapat mengidentifikasi kelayakan kredit yang diajukan calon debitur, dan secara menyeluruh ketiga rasio tersebut memang dapat mengidentifikasi kelayakan kredit yang diajukan sesuai dengan laporan keuangan debitur. Ketiga variabel independen dapat mengidentifikasi kelayakan kredit sebesar 85,9%, sedangkan 14,1% lainnya diidentifikasi oleh variabel lain.

Kata Kunci : Persetujuan kredit, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas


(7)

ABSTRACT

This intention of this research is to examine and to analyze the influence of Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability/Rentability Ratio to the furnishing of Credit in PT. Sarana Sumut Ventura. This research observe how significant the independent variables, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability/Rentability Ratio, identified which the rejected credit or the approved credit.

In this research, the data used is secondary data, there is the debtor’s financial statement who request the credit proposal to PT. Sarana Sumut Ventura. The data collecting techniques used are Documentation and Bibliography by collecting the correlated data and information from books, library, articles, magazines, and other sources, to get an accurate data. The data analysis technique used is statistic analysis that using discriminant analysis models.

The result of this research shows that the Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability/Rentability Ratio partially each can be identified the proper or agreement of credit that requested by debtors, and entirely the ratios can significantly identified the proper or agreement of credit according to the debtors financial statement. All the independent variables can identified the proper of credit such as 85,9% and the other 14,1% will be identified by another variable.

Keywords : The Agreement of Credit, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability Ratio


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Kerangka Konseptual ... 6

F. Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan ... 8

2. Fungsi Laporan Keuangan ... 10

B. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 11

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 12


(9)

C. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Kredit

1. Pengertian Kredit ... 25

2. Jenis-jenis Kredit... 25

3. Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit... 28

D. Pembiayaan Modal Ventura 1. Pengertian Pembiayaan Modal Ventura ... 29

2. Jenis-jenis Pembiayaan Modal Ventura ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

C Data Penelitian ... 33

D. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 1. Teknik Pengumpulan Data ... 33

2. Metode Pengolahan Data ... 34

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Dependen ... 34

2. Variabel Independen ... 34

F. Metode Analisis Data ... 37

G. Responden ... 38

H. Jadwal dan Lokasi Penelitian ... 38

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian 1. Gambaran Umum PT. Sarana Sumut Ventura ... 39


(10)

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Penelitian ... 49

2. Pengujian Hipotesis ... 56

3. Koefisien Diskriminan ... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 63

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel No. Judul Halaman

4.1 Data Rasio Perusahaan Debitur 50 4.2 Variabel yang Mewakili Rasio Profitabilitas 51

4.3 KMO and Bartlett’s Test 52

4.4 Anti Image Matrices 53

4.5 Total Variance Explained 54

4.6 Component Matrix 54

4.7 Data Penelitian Setelah Analisis Faktor 55 4.8 Test of Equality of Group Means 57

4.9 Eigenvalues 59

4.10 Wilks Lambda 59

4.11 Canonical Discriminant Function Coefficients 60 4.12 Classification Function Coefficients 61


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar No. Judul Halaman 4.1 Bagan Proses Pembiayaan 42


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran No. Judul

1 Data Rasio Perusahaan Debitur

2 Variabel yang Mewakili Rasio Profitabilitas 3 Hasil Pengolahan SPSS12 Dengan Analisis Faktor 4 Hasil Pengolahan SPSS12 Dengan Analisis Diskriminan


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas/Rentabilitas terhadap pemberian kredit/persetujuan kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura. Penelitian ini melihat seberapa besar variabel independen yaitu Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas/Rentabilitas dapat membedakan/memprediksi antara kredit yang diterima atau tidak dalam analisis laporan keuangan debitur.

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan debitur yang mengajukan kredit pada PT. Sarana Sumut Ventura. Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan kepustakaan yaitu mengumpulkan bahan dan data yang berhubungan dengan pokok bahasan yang dikutip dari buku, perpustakaan, artikel, majalah, dan sumber-sumber lain yang menambah keakuratan data. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model analisis diskriminan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas secara parsial masing-masing dapat mengidentifikasi kelayakan kredit yang diajukan calon debitur, dan secara menyeluruh ketiga rasio tersebut memang dapat mengidentifikasi kelayakan kredit yang diajukan sesuai dengan laporan keuangan debitur. Ketiga variabel independen dapat mengidentifikasi kelayakan kredit sebesar 85,9%, sedangkan 14,1% lainnya diidentifikasi oleh variabel lain.

Kata Kunci : Persetujuan kredit, Rasio Likuiditas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas


(15)

ABSTRACT

This intention of this research is to examine and to analyze the influence of Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability/Rentability Ratio to the furnishing of Credit in PT. Sarana Sumut Ventura. This research observe how significant the independent variables, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability/Rentability Ratio, identified which the rejected credit or the approved credit.

In this research, the data used is secondary data, there is the debtor’s financial statement who request the credit proposal to PT. Sarana Sumut Ventura. The data collecting techniques used are Documentation and Bibliography by collecting the correlated data and information from books, library, articles, magazines, and other sources, to get an accurate data. The data analysis technique used is statistic analysis that using discriminant analysis models.

The result of this research shows that the Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability/Rentability Ratio partially each can be identified the proper or agreement of credit that requested by debtors, and entirely the ratios can significantly identified the proper or agreement of credit according to the debtors financial statement. All the independent variables can identified the proper of credit such as 85,9% and the other 14,1% will be identified by another variable.

Keywords : The Agreement of Credit, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Profitability Ratio


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permodalan adalah hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan dalam mengembangkan usahanya ataupun merintis suatu usaha baru. Untuk mendapatkan hal tersebut, perusahaan tidak selalu menggunakan modalnya sendiri dari perusahaan tersebut, tapi dapat juga diperoleh dari pinjaman modal (kredit) dari pihak ketiga baik untuk kredit investasi maupun modal kerja.

Adapun pihak ketiga yang dimaksud di sini adalah Bank ataupun Lembaga Keuangan lainnya ataupun perusahaan lainnya yang bergerak di dalam bidang penyaluran kredit. Untuk menjalankan fungsinya sebagai penyalur kredit bagi pengusaha atau perusahaan debitur, perusahaan kreditur perlu mengetahui sejauh mana prospek, perkembangan, kesehatan dari perusahaan debitur tersebut.

Untuk menjaga agar kredit yang disalurkan adalah kredit yang layak, perusahaan mengembangkan suatu proses seleksi atas seluruh laporan keuangan debitur. Menurut Sastradipoetra (2004:172) “Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis) adalah metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi di waktu yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit.”

Salah satu bentuk yang lazim digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan. Menurut White Sondhi, and Fried


(17)

(2003:111) “Financial ratios are used to compare the risk and return of different firms in order to help equity investors and creditors make intelligent investments and credit decisions.”

Dengan dilakukan analisis rasio keuangan, kreditur dapat memperoleh pertimbangan yang tepat dalam pemberian kredit dan dapat mengukur kemampuan debitur untuk membayar hutang sehingga kredit bermasalah (non performing loan) dapat dihindari.

Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah PT. Sarana Sumut Ventura yang usahanya bergerak dalam bidang pendanaan baik berupa kredit investasi maupun pemberian kredit modal kerja. PT. Sarana Sumut Ventura memberikan kredit permodalan dengan nilai mulai dari Rp. 10.000.000,- s/d Rp. 2.000.000.000,-. Dengan kata lain perusahaan ini memberikan pinjaman baik untuk modal kerja maupun investasi bagi segala lapisan perusahaan baik kecil, menengah maupun perusahaan besar.

Dalam menyalurkan kredit PT. Sarana Sumut Ventura harus benar-benar selektif dalam menganalisis kelayakan pemberian kredit kepada nasabah. Selektifitas dalam pemberian kredit untuk mencegah terjadinya kredit macet. Menurut data yang didapat dari perusahaan, tingkat Non Performing Loan (NPL) yang dialami perusahaan adalah sebesar 7,3 %. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa PT. Sarana Sumut Ventura masih memiliki NPL maupun kredit bermasalah meskipun dalam proses pemberian kredit perusahaan telah menerapkan analisis rasio keuangan terhadap calon debitur.


(18)

Dalam penerapan analisis rasio keuangan, perusahaan melakukan beberapa analisis rasio yang berguna untuk menilai bagaimana prospek, perkembangan, dan kesehatan perusahaan tersebut. Adapun beberapa penilaian rasio keuangan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap laporan keuangan calon debitur adalah Rasio Likuiditas yaitu Current Ratio, Rasio Leverage yaitu Debt to Equity Ratio, dan Rasio Profitabilitas yaitu Net Profit Margin, Return On Assets dan Return on Equity.

Jika ditinjau berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) telah dilakukan oleh Rahmat Hidayat Lubis (2004). Rahmat Hidayat Lubis (2004) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit. Sedangkan variabel independennya adalah working capital turn over, current ratio, gross profit margin, total debt to equity ratio, pertumbuhan penjualan, dan total equity/totql assets. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank rakyat Indonesia (persero) cabang Binjai, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit.

Pada tahun 2006 Yuniar Salehaty Br Sebayang juga melakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) pada PT.Bank Lippo,Tbk Cabang Pemuda Medan. Yuniar Salehaty Br Sebayang (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu


(19)

jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan variabel independennya adalah Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank Lippo,Tbk cabang Pemuda, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur (Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment) yang bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit, sementara pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa hanya Inventory Turn Over dan Profit Margin Ratio yang berpengaruh terhadap pemberian kredit.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. SARANA SUMUT VENTURA, dengan judul “Analisis Laporan Keuangan Debitur Dalam Pengambilan Keputusan Pemberian

Kredit Pada PT. Sarana Sumut Ventura.”

B. Perumusan Masalah

Apakah Rasio Likuiditas (Current Ratio), Rasio Leverage (Debt to Equity Ratio), Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Net Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity) berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit?


(20)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan khususnya analisis Rasio Likuiditas (Current Ratio), analisis Rasio Leverage (Debt To Equity Ratio), analisis Rasio Profitabilitas (Net Profit Margin, Return on Assets, dan Return on Equity) terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, untuk mengembangkan pengetahuan peneliti tentang peranan analisis laporan keuangan debitur dalam pengambilan keputusan kredit

2. Bagi perusahaan, memberikan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan

3. Bagi Civitas Akademik, sebagai bahan referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan analisis laporan keuangan debitur dalam pengambilan keputusan kredit.


(21)

E. Kerangka Konseptual

Untuk memudahkan pemahaman terhadap penelitian ini, penulis membuat suatu kerangka konseptual sebagai berikut :

F. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis yang dikemukakan berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah adalah sebagai berikut :

Ho = Rasio Likuiditas (CR), Rasio Leverage (DER), Rasio Profitabilitas/Rentabilitas (NPM, ROA, ROE) tidak berpengaruh

PEMBERIAN KREDIT NON PERFORMING LOAN

HASIL PENELITIAN PT. SARANA SUMUT

VENTURA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rasio Likuiditas (Current Ratio)

Rasio Leverage (Debt to Equity

Ratio)

Rasio Profitabilitas (NPM, ROA, ROE)


(22)

secara signifikan untuk mengidentifikasi kelayakan/persetujuan kredit.

Ha = Rasio Likuiditas (CR), Rasio Leverage (DER), Rasio Profitabilitas/Rentabilitas (NPM, ROA, ROE) berpengaruh secara signifikan untuk mengidentifikasi kelayakan/ persetujuan kredit.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Fungsi Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Ada beberapa pendapat tentang pengertian laporan keuangan, antara lain : a. Menurut Harahap (2000:105), “Laporan Keuangan menggambarkan kondisi

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.” Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.

b. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2006:02,par.07),

Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

c. Sedangkan menurut Financial Accounting Standard Board Statement No. 5 mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut :

Financial Statement are a central feature of financial reporting a principal means of communicating accounting information to those outside an entity. In external general purpose financial reporting, a financial statement is a formal tabulation of names and amounts of money derived


(24)

from accounting records that display either financial position of an entity at a moment in time or one or more kinds of changes in financial position of an entity duting a period of time.

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu sektor penting dalam pengkomunikasian sistem informasi kepada pihak-pihak eksternal perusahaan, yang bertujuan menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat ataupun dalam segala perubahan-perubahan posisi keuangan perusahaan selama suatu periode.

Ada tiga laporan keuangan dasar yang biasa digunakan untuk menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan menurut Djakman dalam Keown, at.all (2001:107) yaitu :

1. Laporan laba Rugi

Laporan laba rugi menggamberkan hasil operasi kegiatan usaha selam satu periode waktu, misalnya setahun. Laporan laba rugi merupakan ringkasan dari empat jenis kegiatan, yaitu :

a. Menjual produk atau jasa.

b. Beban produksi atau untuk mendapatkan barang atau jasa yang dijual.

c. Beban yang timbul dalam memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasa pada konsumen, serta yang berkaitan dengan beban administratif opersional.

d. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis, contohnya, bunga yang dibayarkan pada kreditur dan pembayaran deviden pada pemegang saham preferen.

2. Neraca

Neraca memberikan gambaran sesaat posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, menyajikan kepemilikan aktiva, kewajiban, serta ekuitas pemegang saham dari para pemilik. Aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, sementara kewajiban dan ekuitas pemegang saham menujukkan bagaimana seluruh sumber daya perusaahan itu didanai.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menujukkan arus kas sebenarnya yang dihasilkanoleh perusahaan sepanjang tahun itu. Laporan arus kas menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas untuk jangka waktu tertentu


(25)

(biasanya setahun), yang terbagi ke dalam tiga kelompok utama: (1) arus kas operasional, (2) investasi yang dilakukan perusahaan, serta (3) transaksi pendanaan, seperti pengeluaran saham, peminjaman serta pembayaran kembali kewajiban. Arus kas perusahaan dari dari kegiatan operasi terdiri dari pengumpulan kas yang berasal dari konsumen, pembayaran kepada pemasok untuk pembelian bahan baku, arus kas keluar dari kegiatan operasi, seperti beban pemasaran dan administrasi, serta pembayaran bunga, dan pembayaran tunai untuk pajak. Arus kas dari kegiatan investasi, berkaitan dengan jumlah kas yang digunakan untuk kegiatan investasi, sedangkan arus kas dari kegiatan pendanaan berkaitan dengan semua arus kas baik yang masuk maupun yang keluar kepada ataupun daripada investor perusahaan, baik pemberi pinjaman maupun kepemilikan.

2. Fungsi Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan merupakan alat komunikasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laporan keuangan itu berfungsi sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan para stockholder, yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Harahap (2000:8), fungsi laporan keuangan bagi pemberi pinjaman (kreditur) adalah :

a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan.

c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan.

d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.

e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.

Sedangkan tujuan laporan keuangan ini jika ditinjau menurut Standar Akuntansi keuangan (2006:4,par.12) yaitu, “Tujuan laporan keuangan adalah


(26)

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Dalam setiap pemberian kredit yang akan dilakukan oleh kreditur sebaiknya didasarkan pada analisis laporan keuangan para calon debitur. Analisis Laporan Keuangan disusun berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit.

Sastradipoera (2004:173) menjelaskan bahwa,

Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi di waktu yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit.

Sedangkan definisi analisis laporan keuangan menurut Harahap (2000:189) adalah :

Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Dari penjelasan tersebut menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Analisis laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang akurat mengenai hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan


(27)

periode yang lalu dan untuk proyeksi keuangan dimasa yang akan datang sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil keputusan.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan biasanya didasarkan pada laporan keuangan terbitan perusahaan dan informasi ekonomi lainnya yang berkaitan tentang perusahaan dan industrinya. Tujuan pokok analisis laporan keuangan adalah memprediksi kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Walaupun laporan keuangan pokok berdifat historis, namun laporan ini biasanya memberikan indikator bagaimana sebuah perusahaan kemungkinan berkiprah dalam periode-periode berikutnya.

Menurut Harahap (2000:195), kegunaan analisis lapoan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang ter dapat dari laporan keuangan biasanya.

2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik lapoan keuangan (implisit).

3. Dapat mengetrahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).

6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain :

a. Dapat menilai prestasi perusahaan


(28)

c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu :

1. Posisi keuangan (Asst, Neraca, dan Modal) 2. Hasil usaha perusahaan (Hasil dan Biaya) 3. Likuiditas

4. Solvabilitas 5. Aktivitas

6. Rentabilitas atau Profitabilitas 7. Indikator Pasar Modal

7. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.

9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.

10.Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang vakan datang.

3. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Ada banyak cara ataupun teknik yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan, antara lain analisis kompaatif, analisis trend, analisis common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even, dan sebagainya. Hingga saat ini, metode analisis laporan keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan. Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005:444), financial ratios are designed to evaluate financial statement. Sedangkan menurut Sastradipoera (2004:173),

Analisis rasio adalah pengkajian yang dipergunakan oleh penyelia dan pengguna laporan keuangan (dalam hal ini bisnis perbankan) untuk menilai kekuatan dan kelemahan keuangan dan kecendrungan operasi sebuah perusahaan. Analisis rasio akan menyediakan pengukuran rel;atif terhadap kondisi dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit pada sebuah bisnis perbankan.


(29)

Jika ditinjau berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) telah dilakukan oleh Rahmat Hidayat Lubis (2004). Rahmat Hidayat Lubis (2004) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit. Sedangkan variabel independennya adalah working capital turn over, current ratio, gross profit margin, total debt to equity ratio, pertumbuhan penjualan, dan total equity/totql assets. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank rakyat Indonesia (persero) cabang Binjai, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit.

Pada tahun 2006 Yuniar Salehaty Br Sebayang juga melakukan penelitian berkaitan dengan pengaruh analisis laporan keuangan debitur (melalui analisis rasio keuangan) terhadap pemberian kredit (melalui kebutuhan modal kerjanya) pada PT.Bank Lippo,Tbk Cabang Pemuda Medan. Yuniar Salehaty Br Sebayang (2006) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel dependen yaitu jumlah kredit yang diberikan. Sedangkan variabel independennya adalah Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment. Dari hasil penelitian yang dilakukannya pada PT. Bank Lippo,Tbk cabang Pemuda, Ia menemukan bahwa rasio keuangan debitur (Current ratio,Inventory Turn Over, debt to equity ratio, Profit Margin Ratio, dan Return On Investment) yang bersumber dari laporan keuangannya berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan pemberian kredit, sementara


(30)

pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa hanya Inventory Turn Over dan Profit Margin Ratio yang berpengaruh terhadap pemberian kredit.

White, Sondhi, and Fried (2003:111) juga menjelaskan bahwa, financial ratios are used to compare the risk and return of different firms in order to help equity investors and creditors make intelligent investment and credit decisions. Dapat diartikan dari uraian white, Sondhi, and fried bahwa rasio keuangan digunakan untuk membandingkan antara resiko dan imbalan dari perusahaan yang berbeda-beda dalam rangkan membantu investor dan kreditor untuk melakukan investasi dan keputusan-keputusan kredit yang tepat.

Sedangkan Robinson, Munter, dan Grant (2004:231), mengklasifikasikan rasio keuangan menjadi enam kategori, yaitu :

Ratio Categories

Category Issues Examined

Activity Indicates efficiency and effectiveness of operations and assets managements

Liquidity indicates ability of firm to meet short-term obligations

Sovency indicates the ability to retain earnings (create growth) after covering cost

Cash flows Cash-flow ratios composed of many of the ratios from the above categories. However, they consider cash flow rather than earnings. These ratios are particularly important if there is some doubt about the quality of a compamy’s earnings.

Price Multiples Focus on stock price, instead of book value. Allows an assessment of how the market currently values a company’s stock relative to peers, the industry and the market.


(31)

Secara Umum, kita dapat membagi rasio menjadi lima golongan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Rasio-rasio tersebut menurut Jusuf (2005:50), sebagai berikut :

1. Rasio Likuiditas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Rasio-rasio yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas perusahaan adalah :

a. Current Ratio

s Liabilitie Current

Assets Current Ratio

Current =

Current ratio menunjukkan sejauh mana kewajiban lancar dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan yang current rationya terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur dalam perusahaan sehingga pada akhirnya dapat mengurangi kemampu-labaan perusahaan.

b. Cash Ratio

s Liabilitie Current

Securities Marketable

Cash Ratio


(32)

rasio ini mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan “surat-surat berharga” terhadap kewajiban lancar. Semakin besar komposisi pos tersebut ini berarti semakin likuid suatu perusahaan. c. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

s Liabilitie Current

Inventory Assets

Current Ratio

Quick = −

Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga, dan juga sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi.oleh karena itu rasio cepat tidak menyertakan persediaan dalam perhitungannya. Rasio cepat menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendeknya dari aktiva cepatnya. Aktiva cepat dalam hal ini adalah aktiva yang dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.

2. Rasio Leverage

Yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor), dalam hal ini adalah perusahaan yang kita wakili. Dengan kata lain, rasio leverage ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua utang jangka pendek dan jangka panjangnya. Rasio yang paling banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan adalah Debt to Equity Ratio.


(33)

Equity Total

Debt Total Equity

to

Debt =

Rasio ini menunjukkan sejauh mana modal sendiri menjamin seluruh utang. Rasio ini juga dapat dibaca sebagai perbandingan antara dana pihak luar dengan dana pemilik perusahaan yang dimasukkan ke perusahaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio ini maka resiko kreditor (termasuk bank) semakin besar karena debt to equity ratio yang tinggi berarti semakin rendah tingkat keamanan dana yang ditempatkan oleh kreditor dalam bisnis tersebut. Namun untuk memperoleh analisis yang lebih tajam, dalam menginterpretasikan rasio ini perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :

a. Sifat (Karakteristik) dari industri yang bersangkutan b. Sifat dari utang perusahaan

c. Komposisi utang jangka panjang (Long Term Debt) dengan utang jangka pendek (Short Term Debt). Untuk mengetahui perbandingan Leverage antara utang jangka panjang dengan utang jangka pendek dapat dipergunakan rasio Long Term Leverage, yaitu :

Equity Total

debt Term Long Leverage

Term

Long =

ShortTermLeverage=DERLongTermLeverage

Bila Long Term Leverage lebih kecil daripada Short Term Leverage, sebagian besar kewajiban (utang) adalah kewajiban jangka pendek. Bila sebaliknya makasebagian besar utang adalah utang jangka panjang.


(34)

3. Rasio Coverage

Yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban kreditnya dengan sumber dana yang diperoleh dari bisnis. Dalam memberi kredit, bank sangat memperhatikan kelancaran pembayaran kewajiban dalam kondisi normal, yaitu dalam kondisi perusahaan yang dibiayai berjalan terus (going concern). Rasio ini mencoba memberi indikasi mengenai haltersebut. Rasio yang banyak digunakan untuk mengukur tingkat keamanan bank dalam pemberian kredit adalah :

a. Times Interest Earned Ratio / EBIT Coverage ratio

% 100 x Expense Interest Taxes and Interest Before Earning Earned Interest Times =

Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman. Kemampuan membayar beban bunga pada saat jatuh tempo dihitung dari laba bersih sebelum pajak (Net Income/Profit Before Tax) karena beban bunga merupakan salah satu komponen pengurang pajak penghasilan.

b. Dividend Pay Out Ratio

% 100 x pajak Setelah Bersih Laba Dibayar yang Tunai Dividen Out Pay

Dividend − =

Rasio ini menunjukkan berapa besar bagian dari laba bersih yang dibagi dalam bentuk dividen tunai. Semakin besar rasio ini, semakin kecil pula laba yang masuk ke retained earning sampai


(35)

tingkat tertentu. Rasio ini menunjukkan komitmen pemegang saham akan bisnisnya. Apakah mereka mementingkan pertumbuhan bisnis dengan modal sendiri atau mengandalkan pinjaman bank.

4. Rasio Aktivitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dan efektivitas manajemen dalam mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio aktivitas, maka semakin efektif perusahaan dalam mendayagunakan sumber dayanya. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah :

a. Assets Turnover

Sales Total

Sales Net Turnover

Assets =

Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. Semakin besar rasio ini semakin bagus karena merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan penjualan.

b. Fixed Assets Turnover

Assets Fixed

Sales Net Turnover

Assets


(36)

Rasio ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi penggunaan aktiva tetap untuk industri manufaktur yang merupakan aktiva produktif.

c. Account Receivable turnover

ceivables Accounts

Sales Credit Turnover

ceivable Accounts

Re

Re =

Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piuteng dagang perusahaan berputar dalam satu tahun. Bila dalam analisis tidak diperoleh rincian penjualan kredit yang dilakukan, pendekatan atas rumus tersebut dapat dipergunakan total penjualan sebagai penggantinya. Ekspresi perputaran piutang dagang dalam bentuk jumlah hari dikenal dengan istilah Account Receivable Collection Period (Periode Pengumpulan Piutang dagang)

Turnover ceivables

Accounts Period

Collection

Re 360 =

Perputaran piutang dagang menunjukkan beberapa indikasi :

- Jumlah dana yang tertanam dalam bentuk piutang dagang sebelum akhirnya berubah menjadi bentuk tunai. Ini berhubungan dengan penyediaan dana yang diperlukan untuk membiayai piutang tersebut karena setiap aktiva harus dibiayai. Semakin cepat perputaran piutang dagang, akan semakin sedikit pula dana yang “terikat” di dalamnya.

- Sampai tingkat tertentu, rasio ini merupakan indikator kualitas kolektor (penagih piutang) dari perusahaan.


(37)

- Rasio ini juga merupakan indikator kualitas piutang dagang yang dimiliki perusahaan, dimana perlu diingat setiap piutang yang velum tertagih memiliki resiko tidak tertagih dan ini harus dipikul oleh perusahaan.

d. Inventory Turnover

Inventory Sold Good of Cost Turnover

Inventory =

Rasio ini menunjukkan berapa kali persediaan barang perusahaan berputar dalam setahun. Perputaran persediaan merupakan indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola persediaan barang. Perputaran persediaan juga dapat ditulis dalam bentuk hari:

Turnover Inventory

Inventory

Days = 360

Perputaran persediaan menunjukkan beberapa hal sebagai berikut :

- Sifat persediaan barang dagangan, pakh merupakan slow moving item (seperti mesin-mesin berat) atau fast moving item (seperti consumer goods)

- Bila perputaran persediaan berjalan lambat sedangkan barang yang dijual merupakan golongan fast moving item, mungkin terdapat item yang tidak laku, misalnya out of date, penumpukan barang, dan lain-lain.

e. Accounts Payable Turnover

Payable Accounts

Purchase Net

Turnover Payable


(38)

Rasio ini dipergunakan untuk mengukur berapa kali utang dagang diputar per tahun dan menunjukkan berapa kali perusahaan membayar utangnya kepada pemasok dalam setahun. Rasio ini juga dapat dinyatakan dalam jumlah hari, yaitu :

Days Payables Outstanding

Turnover payable

Accounts 360 =

5. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan dalam investasi. Rasio-rasio rentabilitas antara lain : a. Gross Profit Margin

% 100 Pr arg Pr x Sales ofit Gross in M ofit Gross =

Rasio ini menunjukkan berapa persen keuntungan yang dicapai dengan menjual produk. Rasio ini mengindikasikan tiga hal yaitu : efisiensi, harga jual, dan pengendalian persediaan. Dalam kondisi normal, gross profit margin seharusnya positip karena menunjukkan apakah perusahaan dapat menjual barangnya di atas harga pokoknya. Bila gross profit margin negatif, ada pertanda bahwa perusahaan tersebut rugi dari bisnis utamanya.

b. Profit Margin Ratio

Profit Margin Ratio = x100%

Sales Income Net


(39)

Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya). Profit Margin ratio menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya, dan mengindikasikan dua hal, yaitu pengendalian biaya dan volume bisnis.

c. Return on Investments

Return on Investments = x100% Assets

Total Income Net

Biasa dikenal dengan istilah Return on Assets (ROA). Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan, atau menunjukkan berapa laba yang diperoleh atas setiap Rp. 1,- investasi yang dilakukan.

d. Return on Equity

Return to Equity = x100% Equity

Total Income Net

Rasio ini mengukur besar pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis (pemegang saham) atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut. Return on Equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya.


(40)

C. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Kredit

1. Pengertian Kredit

Menurut asal mulanya, kredit berasal dari bahasa Yunani, credere yang artinya kepercayaan (truth or faith). Dari arti tersebut tampak bahwa dasar dari pemberian suatu kredit adalah kepercayaan dari pemilik dana terhadap penerima kredit.

Menurut Pasal 1 ayat 11 Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang no. 7 tahun 1992 tentang perbankan, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Sedangkan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (2006:31.4), pengertian kredit didefinisikan sebagai berikut :

Kredit adalah pinjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasilkeuntungan. Hal ini yang termasuk dalam pengertian kredit yang diberikan adalah kredit dalam rangka pembiayaan bersama, kredit dalam restrukturisasi, dan pembelian surat berharga debitur yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA).

2. Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank/lembaga keuangan dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :


(41)

a. Dilihat dari segi kegunaan 1. Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin. Masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama dan dibutuhkan modal yang relatif besar pula.

2. Kredit Modal kerja

Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

b. Dilihat dari segi jangka waktu 1. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan, misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanama padi atau palawija.


(42)

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, dan biasanya kredit ini digunakan untuk melakukan investasi. Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing 3. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk juga kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

c. Dilihat dari segi jaminan 1. Kredit dengan jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang yang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi jumlah kredit yang diajukan si calon debitur.

2. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.


(43)

d. Dilihat dari segi penggunaan dana

1. Kredit yang hanya dapat digunakan satu kali, atau disebut juga sebagai non-revolving loan (kredit tidak berputar). Begitu pokok pinjaman dilunasi, kredit tersebut tidak dapat dimanfaatkan lagi. Artinya pokook pinjaman yang telah dilunasi tidak dapat ditarik lagi.

2. Kredit yang pemakaian pokok pinjamannya dapat berubah-ubah. Pada saat yang dibutuhkan kredit dapat ditarik, dan setelah tidak dibutuhkan dapat dilunasi. Pinjaman jenis ini disebut juga revolving loan (kredit berputar).

3. Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit

Menurut Hasibuan (2001:88), fungsi kredit bagi masyarakat antara lain : 1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan

dan perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat 3. Memperlancar arus barang dan arus uang

4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lain) 5. Meningkatkan produktivitas dana yang ada

6. Meningkatkan daya guna (utility) barang 7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat 8. Memperbesar modal kerja perusahaan

9. Meningkatkan Income per Capita (IPC) masyarakat

10.Mengubah cara berpikir/bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis Sedangkan tujuan penyaluran kredit, antara lain adalah untuk :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit

2. Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada 3. Melaksanakan kegiatan operasional bank

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat 5. memperlancar arus lalu lintas pembayaran 6. Menambah modal kerja perusahaan


(44)

Sedangkan fungsi kredit dalam perekonomian yang modern menurut Sastradipoetra (2004:169) antara lain :

1. Kredit ternyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal dengan meningkatkan produktivitas perusahaan.

2. Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan barang, karena kredit dapat membantu proses produksi dari bahan mentah menjadi bahan jadi dan sekaligus membantu proses pemindahan barang dari produsen kepada konsumen dalam proses marketing; kredit ikut melancarkan arus barang.

3. Kredit dapat meningkatkan arus peredaran arus lalu lintas uang, misalnya, melalui cek, giro, wesel, promes, dan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank.

4. Kredit dapat menjadi alat stabilitas moneter yang dilakukan melalui kebijaksanaan ekspansi dan kontraksi kredit, misalnya dengan politik diskonto oleh bank sentral. Walaupun bersifat tidak langsung, bank sentral, dengan cara menaikkan suku bunga pada saat inflasdi dan menurunkannya saat deflasi, maka uang beredar diharapkan menjadi stabil.

5. kredit dapat berfungsi sebagai “jembatan” untuk meningkatkan pendapatan nasional suatu negara.

6. Kredit dapat menciptakan daya beli baru bagi para debitur meskipun debitur-debitur itu tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya. Tentu saja “kebijaksanaan uang murah” (easy money policy) yang waktunya tidak tepat (time lag), bukan situasi moneter yang stabil yang dapat diraih, namun meningkatnya harga-harga umum dalam kadar yang kian berbahayalah yang akan terjadi.

D. Pembiayaan Modal Ventura

1. Pengertian Pembiayaan Modal Ventura

PT. Sarana Sumut Ventura sendiri bergerak dalam bidang pemberian kredit yang berlandaskan pembiayaan modal ventura. Istilah modal ventura pada dasarnya berasal dari bahasa Inggris “venture capital”. Venture sendiri berarti usaha mengandung resiko, sehingga modal ventura banyak yang mengartikan sebagai penanaman modal yang mengandung resiko pada suatu usaha/perusahaan.


(45)

Menurut Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 : “Modal Ventura adalah usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.”

Menurut Handowo Dipo seperti yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman (2003:16) “Modal Ventura adalah suatu usaha dana dalam bentuk saham atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham. Sumber dana tersebut adalah perusahaan modal ventura yang mengharapkan keuntungan dari investasinya tersebut.”

Tony Lorenz dalam bukunya Venture Capital To Day yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman (2003:16), “ Dalam arti luas, modal ventura tidak lain dari bentuk investasi jangka panjang, dimana tujuan utama dan sebagai kompensasi atas resiko yang tinggi dari investasinya adalah perolehan keuntungan, bukan pendapatan dividen ataupun bunga.”

Dari berbagai pengertian/definisi modal ventura tersebut di atas, lebih lanjut dapat dikemukakan bahwa :

a. Pembiayaan Modal Ventura terutama diberikan kepada perusahaan yang baru mulai tumbuh dan biasanya belum mendapat kepercayaan dan biasanya belum mendapat kepercayaan oleh lembaga perbankan untuk memperoleh kredit bank.

b. Pembiayaan modal ventura merupakan pembiayaan yang berisiko tinggi (hight risk), tetapi juga merupakan pembiayaan yang memiliki potensi keuntungan


(46)

yang tinggi pula (high return) yang biasanya didapatkan melalui capital gains yang bersifat medium term atau long term.

c. Pembiayaan modal ventura merupakan investasi/penanaman dana jangka panjang.

d. Pembiayaan modal ventura biasanya dilakukan dalam bentuk pertisipasi equity (penyertaan modal) dan atau pinjaman yang bisa dialihkan menjadi saham kepada perusahaan-perusahaan yang berpotensi untuk berkembang.

e. Pembiayaan modal ventura biasanya diberikan dalam bentuk “paket pembiayaan” yaitu suntikan dana/modal yang disertai dengan penempatan/pembinaan manajemen pada perusahaan pasangan usaha.

f. Pembiayaan modal ventura juga untuk mendukung bakat-bakat entrepreneur dengan skill finansial untuk memanfaatkan pasar, dengan jalan alih manfaat yang diberikan dalam dampingan manajemen oleh perusahaan pemodal ventura.

2. Jenis-jenis Pembiayaan Modal Ventura

Menurut Hasanuddin Rahman (2003:23), jenis pembiayaan modal ventura terbagi menjadi dua, yaitu :

1. Penyertaan modal (dibukukan dalam pos Modal oleh perusahaan penerima dana) ; dan

2. Pemberian pinjaman dengan pola bagi hasil (dibukukan dalam pos Pinjaman oleh perusahaan penerima dana) seperti halnya pinjaman/kredit dari bank.

Menurut Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati yang dikutip oleh Hasanuddin Rahman (2003:22) pembiayaan modal ventura terbagi tiga yaitu :


(47)

1. Penyertaan modal langsung ke dalam perusahaan pasangan usaha yang dibiayai (Investee company).

2. Pembelian saham perusahaan pasangan usaha yang dibiayai.

3. Obligasi konversi (Confetible bond) yang memiliki hak opsi untuk ditukarkan dengan saham biasa perusahaan pasangan usaha yang dibiayai.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan Desain Kausal. Yaitu untuk mengamati hubungan satu variabel dengan variabel lainnya dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah perusahaan debitur yang mengajukan permohonan kredit antara Rp. 50.000.000,00 – Rp. 150.000.000,00 selama tahun 2006, sebanyak 140 debitur. Dengan mengambil sampel sebanyak 30 laporan keuangan perusahaan debitur.

C. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data-data pendukung yang bersumber dari perusahaan yang diteliti seperti laporan keuangan debitur, sejarah singkat, struktur organisasi, kegiatan perusahaan, dan buku-buku serta sumber kepustakaan lainnya yang mendukung penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data penelitian dengan menggunakan arsip perusahaan yang akan diteliti.


(49)

2. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 12.0. Dimana untuk menginput dan mengolah data tersebut sebelumnya digunakan perangkat lunak Microsoft Excel.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel penelitian yang digunakan adalah : 1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kredit yang disetujui dan tidak disetujui oleh perusahaan. Skala pengukuran variabel ini menggunakan Skala Guttman. Menurut Sugiyono (2004:90), “Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, benar-salah”, “pernah-tidak pernah”, “positip-negatip” dan lain-lain. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan skor terendah nol.”

2. Variabel Independen

Ada tiga variabel independen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Rasio Likuiditas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang yang telah berubah menjadi kewajiban jangka pendek). Adapun komponen Rasio Likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah :


(50)

- Current Ratio

Rasio ini berfungsi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menunaikan kewajibannya.

Rumus : CR =

s Liabilitie Current

Asset Current

- Rasio Leverage

Yaitu rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (dana dari pihak luar). Rasio ini juga menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (kreditor). Adapun komponen Rasio Leverage yang dipakai dalam penelitian ini adalah :

- Debt to Equity Ratio

Rasio ini berfungsi mengukur sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutangnya

Rumus : DER=

Ekuitas Kewajiban Total

- Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan mencetak laba untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan dalam investasi. Adapun komponen rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(51)

- Net Profit Margin Ratio

Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan.

Rumus : NPM = x100%

Penjualan Bersih Laba

- Return on Assets

Rasio ini mengukur kompensasi keuangan terhadap aktiva perusahaan

Rumus : ROA = x100%

Aktiva Bersih Laba

- Return on Equity

Rasio ini mengukur kompensasi keuangan terhadap penyedia pendanaan ekuitas dan hutang.

Rumus : ROE = x100%

Ekuitas Bersih Laba

F. Metode Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dengan menggunakan Model Analisis Diskriminan.

Menurut Singgih Santoso (2006:105),

Analisis Diskriminan adalah teknik Multivariat yang termasuk Dependence Method, yakni adanya variabel dependen dan independen. Dengan demikian, ada variabel yang hasilnya tergantung dari data variabel independen. Ciri khusus adalah data dependen yang harus berupa data kategori, sedangkan data independen justru berupa data non kategori.


(52)

Tujuan analisis diskriminan secara umum adalah :

- Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antara grup pada variabel dependen, atau bisa dikatakan apakah ada perbedaan antara anggota grup 1 dengan anggota grup 2

- Jika ada perbedaan, variabel independen yang manakah pada fungsi diskriminan yang membuat perbedaan tersebut ?

- Membuat fungsi atau model diskriminan, yang pada dasarnya mirip dengan persamaan regresi.

Model persamaan diskriminan untuk menguji hipotesis adalah sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 atau

Y1 = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 Y2 = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Dimana : Y = Kelayakan/Persetujuan kredit Y1 = Kredit yang disetujui

Y2 = Kredit yang tidak disetujui a = Intercept

X1 = Rasio Likuiditas X2 = Rasio Leverage

X3 = Rasio Rentabilitas/Profitabilitas b1 = Koefisien Regresi Rasio Likuiditas b2 = Koefisien Regresi Rasio Leverage b3 = Koefisien Regresi Rasio Rentabilitas


(53)

G. Responden

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Kabag. Investasi PT. Sarana Sumut Ventura, dan karyawan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

H. Jadwal Penelitian dan Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan sejak bulan April 2007, sampai dengan selesai. Lokasi penelitian dilakukan di PT. Sarana Sumut Ventura Jl. Setia budi no. 90F-G Medan.


(54)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Gambaran Umum PT. Sarana Sumut Ventura

a. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Sarana Sumut Ventura yang didirikan pada tahun 1994 adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan. Selama lebih dari 10 tahun perusahaan berkiprah sebagai penyelenggara jasa keuangan dan berperan cukup besar dalam memajukan pertumbuhan ekonomi khususnya di Sumatera Utara melalui dukungan kepada usaha kecil dan menengah.

PT. Sarana Sumut Ventura atau sering disebut Sumut Ventura bergerak dalam bidang usaha pembiayaan modal ventura. Dalam operasional perusahaan, Sumut Ventura memberikan pembiayaan kepada Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Sektor Usaha Kecil dan Menengah ini diyakini dapat menopang pertumbuhan ekonomi rakyat dan saat ini pemerintah Indonesia menaruh perhatian besar dalam melakukan dukungan atas pertumbuhan dan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah.

Kehadiran perusahaan di sektor UKM sangat dirasakan manfaatnya ditengah-tengah masyarakat khususnya bagi pengusaha kecil dan menengah. Beranjak dari pemikiran bahwa solusi strategis untuk menumbuh-kembangkan sektor UKM tidak semata-mata masalah permodalan maka selain memberikan pembiayaan modal kerja dan modal investasi, Sumut Ventura juga melakukan dampingan usaha kepada perusahaan yang dibiayai atau sering juga disebut dengan istilah Perusahaan Pasangan Usaha atau disingkat dengan PPU. Sesuai


(55)

dengan istilah yang dipergunakan tersebut maka PPU tidak hanya dipandang sebagai debitur peminjam uang namun dia lebih sebagai mitra usaha. Pola pemikiran usaha ini akan memberikan bentuk aliansi yang mendorong terciptanya kekuatan bersaing produk barang/jasa dan selanjutnya strategi aliansi ini akan dapat menciptakan keunggulan barang dan jasa tersebut di pasar.

b. Kegiatan Operasional Perusahaan

PT. Sarana Sumut Ventura yang memiliki visi menjadi perusahaan pembiayaan terbaik bagi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, dan misi mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah menjadi suatu perusahaan yang tangguh dan mandiri, bergerak di bidang usaha (pembiayaan) sebagaimana telah dijelaskan diatas. Ada tiga instrumen pembiayaan Sumut Ventura yang dapat dipilih dalam memberikan pembiayaan kepada PPU yaitu penyertaan saham, Obligasi Konversi, dan Pembiayaan Pola Bagi Hasil.

1. Penyertaan Saham

Merupakan pembiayaan perusahaan modal ventura dalam bentuk penyertaan atau pembelian saham PPU dalam jangka waktu tertentu. 2. Obligasi Konversi

Merupakan Pembiayaan perusahaan modal ventura dalam bentuk hutang jangka panjang dengan opsi dapat dikonversi menjadi saham PPU.

3. Pola Bagi Hasil

Merupakan pembiayaan perusahaan modal ventura dalam bentuk pinjaman untuk jangka waktu tertentu yang imbalan bagi perusahaan


(56)

modal ventura ditetapkan berdasarkan presentase tertentu dari keuntungan atau pendapatan PPU setiap periode tertentu.

Berbeda dengan jasa pembiayaan lainnya, Sumut Ventura berusaha memajukan usaha PPU melalui jasa dampingan, dimana perusahaan tidak hanya semata-mata memberikan bantuan biaya pada perusahaan debitur, tetapi juga ikut bertanggung jawab atas kemajuan perusahaan, karena perusahaan debitur dianggap sebagai pasangan usaha bagi Sumut Ventura.

Dampingan pada PPU meliputi :

- Perencanaan dan implementasi sistem akuntansi dan keuangan

- Perencanaan dan pengembangan SDM

- Konsultasi umum manajemen dan non manajemen

- Negosiasi dengan pihak ketiga

- Membangun Jaringan (Networking)

- Usulan strategi pengembangan usaha

- Pemecahan masalah keuangan dan non keuangan Kriteria pembiayaan perusahaan modal ventura :

- Perusahaan yang pasarnya sedang berkembang bersifat inovatif atau potensi berkembang dimasa datang

- Perusahaan yang ingin ekspansi, namun kekurangan modal usaha

- Perusahaan yang pasarnya sudah baik namun perlu mengambil fasilitas produk yang lebih canggih

- Pemasok/supplier kepada BUMN dan perusahaan swasta besar yang sehat


(57)

- Usaha yang berorientasi ekspor atau substitusi impor

- Usaha yang berpotensi untuk melakukan “Initial Public Offering”

Bagan Proses Pembiayaan

Gambar 4.1

Bagan Proses Pembiayaan

2. Prosedur Pemberian Kredit Oleh Perusahaan

Secara umum tata cara/prosedur pemberian kredit yang berlaku di PT. Sarana Sumut Ventura sama dengan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan perbankan, pembiayaan maupun lembaga keuangan lainnya di Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut :

a. Calon debitur mengajukan permohonan kredit dengan membuat suatu proposal usaha yang berisi tentang :

Proposal Usaha

Analisis Kelayakan

layak

Ya

Realisasi Pembiayaan


(58)

- Latar belakang Usaha

Yaitu Nama perusahaan, bidang usahanya, latar belakang serta gambaran umum lainnya perusahaan tersebut.

- Aspek Hukum dan Organisasi

Yaitu bagaimanakah status hukum badan usaha tersebut, izin-izin yang dimilikinya dan struktur organisasinya.

- Produksi

Yaitu jenis produksi perusahaan, kapasitas produksinya, mesin-mesin atau fasilitas produksi yang dimiliki, bahan baku, tenaga kerja, serta aspek-aspek lainnya yang berkaitan dengan produksi.

- Pemasaran

Yaitu hal-hal yang penjualan produk perusahaan, seperti harga jual, jumlah penjualan dan sebagainya.

- Rencana Perkembangan

Berisi tentang latar belakang pengajuan kredit (permasalahan yang dihadapi dan rencana pengembangan), kebutuhan dana pengembangan (dana yang dimiliki pengusaha dan dana yang diajukan), serta rencana penggunaan dana (investasi atau modal kerja).

- Pengaman Pembiayaan

Yaitu jaminan yang akan diberikan calon debitur atas kredit yang akan diterimanya. Jaminan juga ini dianggap sebagai pengikat


(59)

moral, dengan esensi bahwa jika ia yakin dengan usahanya, maka ia tidak akan ragu akan jaminan yang akan diberikannya.

- Dokumen-dokumen lampiran (fotocopy) Terdiri dari :

• Fotocopy KTP (suami dan istri) • Fotocopy Kartu Keluarga • Fotocopi Surat Nikah

• Fotocopy Akte Pendirian Usaha • Fotocopy Izin-izin usaha

• Fotocopy laporan keuangan dan penjualan 3 bulan terakhir • Fotocopy Bukti Kepemilikan Aset Pengaman Pembiayaan • Fotocopy Rekening Listrik, Air, Telepon, pembayaran PBB b. Proposal Usaha (PU) lalu diteruskan pada Direksi untuk dibuat

disposisi. Jika disposisi Ya PU diteruskan ke Ventura Capital Officer (VCO) jika disposisi Tidak maka pengajuan permohonan berhenti sampai disini.

c. VCO lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen-dokumen calon debitur untuk deverifikasi. Selanjutnya VCO langsung turun ke lapangan meninjau calon debitur untuk melihat kegiatan dan kelayakan usahanya.Survei dan analisis kelayakan kredit dilakukan melau\lui pendekatan prinsip 5C untuk kriteria calon debitur yang layak menerima pinjaman kredit, yaitu :


(60)

Yaitu penilaian terhadap personalitas calon debitur, bagaimana sifatnya, kejujurannya, usianya, pergaulannya dimasyarakat, pendapat masayarakat mengenai calon debitur, masa kerja debitur pada tempat pekerjaan terakhir, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan data pribadi beliau. Watak calon debitur juga dapat diketahui dengan melihat kelancaran pembayaran kredit di masa lalu jika ada, sedangkan untuk nasabah non-kredit, wataknya dapat diketahui dengan melihat kebiasaan setor/tarik, kualitas giro yang disetor atau apakah nasabah pernah membuka giro kosong. VCO akan melihat Daftar Hitam Bank Indonesia (BI checking) untuk melihat kolektibilitas kredit/tingkat kesehatan kredit debitur. VCO juga akan melakukan tradechecking, yaitu pencarian informasi ke rekan bisnis pemohon kredit, pesaingnya, ataupun pemilik usaha sejenis untuk memperoleh informasi mengenai reputasi, etika, jenis usaha, dan prilaku bisnis calon debitur.

- Capacity (Kapasitas)

Yaitu kemampuan calon debitur untuk membayar, dimana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi perusahaan, riwayat usahanya, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga perusahaan mempunyai keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang tepat. Analisis yang dilakukan VCO antara lain : kemampuan calon debitur mencetak laba, kemampuan membiayai


(61)

kegiatan opersional sehari-hari ditambah memenuhi kewajiban kredit, aspek pemasaran meliputi harga pokok, pengelolaan, penagihan, aspek pembelian (terutama untuk sektor bisnis manufaktur dan perdagangan), besarnya pembelian tunai, porsi dan lama kredit pemasok, fluktuasi harga pasokan, dan melihat kualitas hubungan calon debitur dengan pemasok.

- Capital (Modal)

Meneliti besar kecilnya modal dan bagaimana pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk menggerakkan sumber daya secara efektif, apakah pengturan modal kerja baik, sehingga perusahaan berjalan lancar, berapa besar modal kerja, dan juga perlu pula dinilai sumber dan struktur permodalan.

- Collateral (Jaminan)

Jaminan dianggap sebagai pengikat moral, dengan esensi bahwa jika calon debitur yakin dengan usahanya, maka ia tidak akan ragu akan jaminan yang akan diberikannya, dan ia akan berani memberikan jaminan yang setimpal dengan permohonan kreditnya. Jaminan yang akan diberikan calon debitur akan dianalisis apakah layak dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Sumut Ventura. Permohonan kredit akan dipertimbangkan jika Cover Ratio diatas 120%, dimana;

Cover Ratio = x100%

Kredit Permohonan

Value Liquid


(62)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menganalisis jaminan antara lain : jaminan mempunyai nilai ekonomis secara umum; barang jaminan tersebut mudah dipasarkan, tidak cepat rusak, dan yang lainnya yang dapat mengurangiu nilai ekonomisnya; kondisi dan lokasi yang cukup baik. Syarat yuridis jaminan yang juga harus dipenuhi calon debitur adalah jaminan milik calon debitur, ada dalam penguasaan calon debitur, tidak dalam sengketa, memiliki bukti-bukti kepemilikan atas nama calon debitur, barang jaminan tersebut juga harus bebas dan tidak ada kaitannya dengan pihak lain.

- Condition (Kondisi)

Kondisi ekonomi secara umum dan khusus menyangkut fleksibilitas sektor usaha calon debitur dalam menghadapi perubahan di masa yang akan datang perlu diteliti, dengan maksud agar sumut ventura dapat memperkecil resiko yang mungkin timbul oleh situasi ekonomi. Aspek-aspek yang diperhatikan perusahaan dalam mengevaluasi suatu proposal usaha antara lain : peraturan pemerintah, kondisi sosial politik, pengaruh fluktuasi kurs terhadap bisnis dan kredit nasabah, perkembangan teknologi, persaingan di antara sesama pemain di industri yang sama maupun persaingan antar industri seperti munculnya produk substitusi. Sesuai dengan penjelasan di atas mengenai dampingan PPU, maka sumut ventura harus mengetahui strategi yang akan


(63)

diimplementasikan calon debitur untuk menghadapi persaingan tersebut.

Jika kriteria 5C tersebut di atas terpenuhi maka proposal usaha yang diajukan oleh calon debitur dapat dipertimbangkan untuk memperoleh pinjaman kredit ataupun menjadi perusahaan pasangan usaha pada PT.Sarana Sumut Ventura.

d. Setelah melakukan pengamatan langsung seperti tersebut diatas, VCO segera membuat call report (laporan kunjungan usaha) dan melengkapi data-data pendukung.

e. Call Report lalu diteruskan ke Kabag. Investasi untuk dibuat Proposal Investasi (PI). PI ini berisi tentang persetujuan untuk kredit yang mencakup riwayat dan perkembangan perusahaan calon debitur mulai dari berdiri, analisis usaha, analisis keuangan, analisis jaminan, analisis pembiayaan dan keuntungan Sumut Ventura, ikhtisar dan ketentuan investasi, serta kesimpulan dan rekomendasi.

f. Proposal Investasi lalu diteruskan pada Komite Investasi untuk ditelaah lebih lanjut. Setelah itu diberikan catatan oleh Komite Investasi dan menjadi PI lengkap. Oleh Komite Investasi PI yang telah lengkap tersebut dibuat Legal Opinion sebagai tanda persetujuan Proposal Investasi.

g. Proposal Investasi yang lengkap dengan legal opinion lalu dibuat Nota Persetujuan Investasi. Kemudian calon debitur diberitahu bahwa permohonan kreditnya disetujui dengan syarat dan kondisi yang sesuai


(64)

dengan Nota Persetujuan Investasi. Apabila calon debitur setuju maka segera dilakukan pengikatan perjanjian kredit baik secara internal ataupun dengan notaris (untuk pembiayaan diatas Rp.50.000.000,-). h. Setelah pengikatan dilakukan dan syarat-syarat telah dipenuhi, maka

dikeluarkan Nota Pencairan Dana untuk mencairkan dana kepada debitur dan debitur dapat memakai dananya.

i. Sesuai dengan tujuan dan tanggung jawabnya sebagai perusahaan pendamping Usaha Kecil Dan Menengah secara berkala Sumut Ventura melakukan monitoring dan pengawasan terhadap kemajuan usaha Perusahaan Pasangan Usaha (PPU)/Perusahaan debitur. Secara berkala VCO melakukan kunjungan rutin untuk memantau perkembangan usaha PPU apakah masih sesuai dengan permohonan kredit yang telah dilakukan, dan apakah ada kendala dalam melaksanakan usahanya. Jika terjadi suatu hambatan atau masalah pada PPU, Sumut Ventura akan berusaha untuk membantu PPU memecahkan masalah yang menghambat usahanya.

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data penelitian

Dalam menganalisa laporan keuangan calon debiturnya Sumut Ventura menggunakan tiga jenis analisis keuangan, yaitu analisis likuiditas, analisis leverage, dan analisis profitabilitas.


(65)

Untuk analisis likuiditas, Sumut Ventura menggunakan Current Ratio sebagai alat ukur likuiditas perusahaan debitur. Untuk analisis leverage, perusahaan menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai alat ukur analisisnya. Sedangkan untuk analisis profitabilitas, perusahaan menggunakan Net Profit Margin ratio, Return On Asset dan Return On Equity ratio sebagai alat ukur profitabilitas perusahaan calon debitur.

Data penelitian berupa rasio dari masing-masing perusahaan calon debitur disajikan dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Data Rasio Perusahaan Debitur

Perusahaan CR DER NPM ROA ROE kredit

A 0,98 0,54 0,17 0,08 0,18 tidak

B 0,26 3,75 0,20 0,06 0,26 tidak

C 0,62 1,75 0,13 0,01 0,05 tidak

D 1,26 3,00 0,11 0,08 0,39 tidak

E 0,83 6,00 0,17 0,03 0,25 tidak

F 0,53 2,50 0,16 0,09 0,33 tidak

G 1,05 2,73 0,18 0,11 0,47 tidak

H 2,57 6,25 0,11 0,07 0,54 tidak

I 1,61 10,29 0,16 0,06 0,74 tidak

J 1,56 13,14 0,16 0,05 0,70 tidak

K 2,42 0,63 0,32 0,15 0,38 ya

L 7,22 0,94 0,27 0,07 0,14 ya

M 3,21 0,37 0,52 0,11 0,17 ya

N 2,50 0,50 0,33 0,10 0,17 ya

O 1,82 0,71 0,26 0,14 0,28 ya

P 2,57 0,43 0,24 0,21 0,37 ya

Q 3,17 0,40 0,30 0,05 0,08 ya

R 4,29 0,31 0,44 0,29 0,54 ya

S 3,37 0,36 0,32 0,16 0,26 ya

T 2,80 0,32 0,22 0,11 0,16 ya

U 6,14 0,47 0,47 0,23 0,43 ya

V 6,41 1,68 0,36 0,16 0,50 ya

W 2,17 0,69 0,27 0,15 0,30 ya

X 4,08 1,87 0,60 0,21 0,80 ya

Y 2,52 1,49 0,46 0,17 0,52 ya


(66)

AA 4,15 0,23 0,23 0,10 0,14 ya

BB 5,01 1,15 0,34 0,14 0,34 ya

CC 1,67 0,56 0,41 0,13 0,24 ya

DD 4,27 0,77 0,37 0,20 0,33 ya

Sumber : Lampiran 1

Karena ada tiga variabel yang mewakili rasio profitabilitas, maka harus dilakukan ekstraksi/reduksi pada variabel yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor yang mewakili variabel tersebut.

Untuk melakukan ekstraksi/reduksi pada variabel-variabel tersebut dilakukan Analisis Faktor dengan menggunakan program SPSS12, yaitu penyaringan terhadap sejumlah variabel sehingga didapat variabel-variabel yang memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut.

Tabel 4.2

Variabel yang Mewakili Rasio Profitabilitas

NPM ROA ROE

0,17 0,08 0,18

0,20 0,06 0,26

0,13 0,01 0,05

0,11 0,08 0,39

0,17 0,03 0,25

0,16 0,09 0,33

0,18 0,11 0,47

0,11 0,07 0,54

0,16 0,06 0,74

0,16 0,05 0,70

0,32 0,15 0,38

0,27 0,07 0,14

0,52 0,11 0,17

0,33 0,10 0,17

0,26 0,14 0,28

0,24 0,21 0,37

0,30 0,05 0,08

0,44 0,29 0,54

0,32 0,16 0,26

0,22 0,11 0,16

0,47 0,23 0,43


(67)

0,27 0,15 0,30

0,60 0,21 0,80

0,46 0,17 0,52

0,54 0,14 0,30

0,23 0,10 0,14

0,34 0,14 0,34

0,41 0,13 0,24

0,37 0,20 0,33

Sumber : Lampiran 2

Variabel pada data diatas lalu diolah dengan Analisis Faktor untuk mendapatkan satu variabel yang mewakili Rasio Profitabilitas. Hasil yang didapat setelah melalui proses Analisis Faktor dengan program SPSS12 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

KMO and Bartlett’s Test

Keiser-Meyer-Measure of Sampling Adequacy

Bartlett’s Test of Approx. Chi-Square

Sphericity df

Sig.

,506 21,085 3 ,000 Sumber : Lampiran 3

Angka KMO and Bartlett’s test adalah 0,506 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena angka tersebut sudah di atas 0,5 dan signifikansi jauh di bawah 0,05 (0,000<0,05), maka variabel dan sampel yang ada sudah bisa dianalisis lebih lanjut.


(1)

Lampiran 1

Data Rasio Perusahaan Debitur

Perusahaan CR DER NPM ROA ROE kredit

A 0,98 0,54 0,17 0,08 0,18 tidak

B 0,26 3,75 0,20 0,06 0,26 tidak

C 0,62 1,75 0,13 0,01 0,05 tidak

D 1,26 3,00 0,11 0,08 0,39 tidak

E 0,83 6,00 0,17 0,03 0,25 tidak

F 0,53 2,50 0,16 0,09 0,33 tidak

G 1,05 2,73 0,18 0,11 0,47 tidak

H 2,57 6,25 0,11 0,07 0,54 tidak

I 1,61 10,29 0,16 0,06 0,74 tidak

J 1,56 13,14 0,16 0,05 0,70 tidak

K 2,42 0,63 0,32 0,15 0,38 ya

L 7,22 0,94 0,27 0,07 0,14 ya

M 3,21 0,37 0,52 0,11 0,17 ya

N 2,50 0,50 0,33 0,10 0,17 ya

O 1,82 0,71 0,26 0,14 0,28 ya

P 2,57 0,43 0,24 0,21 0,37 ya

Q 3,17 0,40 0,30 0,05 0,08 ya

R 4,29 0,31 0,44 0,29 0,54 ya

S 3,37 0,36 0,32 0,16 0,26 ya

T 2,80 0,32 0,22 0,11 0,16 ya

U 6,14 0,47 0,47 0,23 0,43 ya

V 6,41 1,68 0,36 0,16 0,50 ya

W 2,17 0,69 0,27 0,15 0,30 ya

X 4,08 1,87 0,60 0,21 0,80 ya

Y 2,52 1,49 0,46 0,17 0,52 ya

Z 3,48 1,96 0,54 0,14 0,30 ya

AA 4,15 0,23 0,23 0,10 0,14 ya

BB 5,01 1,15 0,34 0,14 0,34 ya

CC 1,67 0,56 0,41 0,13 0,24 ya


(2)

Variabel yang Mewakili Rasio Profitabilitas

NPM ROA ROE

0,17 0,08 0,18

0,20 0,06 0,26

0,13 0,01 0,05

0,11 0,08 0,39

0,17 0,03 0,25

0,16 0,09 0,33

0,18 0,11 0,47

0,11 0,07 0,54

0,16 0,06 0,74

0,16 0,05 0,70

0,32 0,15 0,38

0,27 0,07 0,14

0,52 0,11 0,17

0,33 0,10 0,17

0,26 0,14 0,28

0,24 0,21 0,37

0,30 0,05 0,08

0,44 0,29 0,54

0,32 0,16 0,26

0,22 0,11 0,16

0,47 0,23 0,43

0,36 0,16 0,50

0,27 0,15 0,30

0,60 0,21 0,80

0,46 0,17 0,52

0,54 0,14 0,30

0,23 0,10 0,14

0,34 0,14 0,34

0,41 0,13 0,24


(3)

Lampiran 3

Hasil Pengolahan SPSS12 Dengan Analisis Faktor KMO and Bartlett’s Test

Keiser-Meyer-Measure of Sampling Adequacy

Bartlett’s Test of Approx. Chi-Square

Sphericity df

Sig.

,506 21,085 3 ,000

Anti Image Matrices

NPM ROA ROE

Anti-image Covariance NPM ROA ROE ,528 -,338 ,089 -,338 ,471 -,222 ,089 -,222 ,857 Anti-image Correlation NPM

ROA ROE ,505 -,678 a ,132 -,678 ,504 -,350 a ,132 -,350 ,520a Keterangan : a = Measures of Sampling Adequacy (MSA)

Total Variance Explained

Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

1 2 3 1,839 ,876 ,286 61,285 29,186 9,529 61,285 90,471 100,00

1,839 61,285 61,285


(4)

Perusahaan

Rasio Likuiditas (Current Ratio)

Rasio Leverage (Debt to Equity

Ratio)

Rasio Profitabilitas

(Factor 1)

Kredit

A 0,98 0,54 -,97 0

B 0,26 3,75 -,95 0

C 0,62 1,75 -1,86 0

D 1,26 3,00 -,84 0

E 0,83 6,00 -1,25 0

F 0,53 2,50 -,76 0

G 1,05 2,73 -,28 0

H 2,57 6,25 -,75 0

I 1,61 10,29 -,29 0

J 1,56 13,14 -,48 0

K 2,42 0,63 ,38 1

L 7,22 0,94 -,82 1

M 3,21 0,37 ,38 1

N 2,50 0,50 -,30 1

O 1,82 0,71 -,08 1

P 2,57 0,43 ,50 1

Q 3,17 0,40 -,93 1

R 4,29 0,31 2,10 1

S 3,37 0,36 ,22 1

T 2,80 0,32 -,61 1

U 6,14 0,47 1,5 1

V 6,41 1,68 ,72 1

W 2,17 0,69 ,05 1

X 4,08 1,87 2,46 1

Y 2,52 1,49 1,21 1

Z 3,48 1,96 ,92 1

AA 4,15 0,23 -,70 1

BB 5,01 1,15 ,26 1

CC 1,67 0,56 ,28 1

DD 4,27 0,77 ,87 1

Keterangan : 0 = kredit tidak disetujui 1 = kredit disetujui


(5)

Lampiran 4

Hasil Pengolahan SPSS12 Dengan Analisis Diskriminan Test of Equality of Group Means

Wilks

Lambda F df1 df2 Sig.

Likuiditas Leverage Profitabilitas

,536 ,560 ,627

24,204 21,992 16,634

1 1 1

28 28 28

,000 ,000 ,000

Eigenvalues

Function Eigenvalues % Of Variance Cumulative %

Canonical Correlation

1 2,805a 100,0 100,0 ,859

Wilks’ Lambda Test of Function

Wilks’

Lambda Chi-Square df Sig.

1 ,263 35,410 3 ,000

Canonical Discriminant Function Coefficients Function

1 Likuiditas ,461

Leverage -,335

Profitabilitas ,673 (Constant) -,565


(6)

Kredit

0,00 (tidak) 1,00 (ya)

Likuiditas ,501 2,083

Leverage 1,056 -,093

Profitabilitas -2,158 ,150 (Constant) -4,528 -4,503 Fisher,s linear discriminant functions