Media Sosial dan Citra Diri ( Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 )

(1)

Tabel Fortran Cobol No.Resp

onden

Karakteristik Responden Twitter Sebagai Media Berkomunikasi Pembentukan Citra Diri Elit Politik

fc1 f

c 2 f c 3 f c 4 f c 5 f c 6 f c 7 f c 8 f c 9 fc 1 0 fc 1 1 fc 1 2 fc 1 3 fc 1 4 fc 1 5 fc 1 6 fc 1 7 fc 1 8 fc 1 9 fc 2 0 fc 2 1 fc 2 2 fc 2 3 fc 2 4 fc 2 5 fc 2 6 fc 2 7 fc 2 8 fc 2 9 fc 3 0 fc 3 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 5 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 6 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 7 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 8 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 9 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 10 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 11 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 12 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 13 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 14 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 15 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 16 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 17 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 18 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 19 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3


(2)

20 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 21 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 22 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 23 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 24 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 25 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 26 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 27 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 28 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 29 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 30 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 31 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 32 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 33 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 34 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 35 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 36 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 37 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 38 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 39 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 40 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 41 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 42 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 43 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 44 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1


(3)

45 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 46 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 47 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 48 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 49 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 50 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 51 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 52 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 53 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 54 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 55 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 56 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 57 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 58 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 59 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 60 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 61 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 1 3 2 3 62 1 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 63 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 64 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 65 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 66 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 67 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1 68 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 ss 3 2 3 69 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2


(4)

70 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 71 1 1 1 3 2 2 2 2 3 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 72 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 73 1 1 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 74 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 75 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 1


(5)

KUESONER PENELITIAN

MEDIA SOSIAL DAN CITRA DIRI

(Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU

Angkatan 2012 dan 2013)

Dengan hormat,

Kuesioner ini merupakan alat pengumpul data yang diperlukan untuk melengkapi penulisan skripsi saya, oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya mohonkan kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kuesioner ini dengan jelas dan lengkap. Atas kesediaannya, saya haturkan terima kasih.

(Salam Hormat, Peneliti)

1. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh alternatif jawabannya. Petunjuk Pengisian :

2. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai menurut anda dan berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih

3. Jawablah pertanyaan dengan jujur dan benar, sesuai dengan pengetahuan Anda 4.Mohon untuk tidak mengisi kotak kode yang terdapat di sebelah kanan pertanyaan.


(6)

Nama :

NIM :

JenisKelamin :

(KarakteristikResponden)

1.Apakah anda sudah/sedang mengambil mata kuliah komunikasi antarpribadi ? a. Sudah

b. Sedang

c.Belum

2.Apakah anda sudah / sedang mengambil matakuliah psikologi sosial ? a.Sudah

b.Sedang

c.Belum

3.Apakah anda menggunakan twitter ? a.Ya

b.Tidak

4.Apakah anda pernah melihat akun politisi yang menggunakan twitter ? a.Tidak Pernah


(7)

c.Sering

5.Apakah anda pernah mengikuti akun politisi yang menggunakan twitter ?

a.Tidak Pernah

b.Jarang

c.Sering

6.Apakah anda pernah mengikuti perkembangan akun politisi yang menggunakan twitter ?

a.Tidak Pernah

b.Jarang

c.Sering

7.apakah anda mengikuti akun twitter @ridwankamil ? a.Tidak Pernah

b.Jarang

c.Sering

(Variabel x)

8.Bagaimanakah intensitas anda menggunakan twitter dalam sehari ? a.Tidak Pernah

b.Jarang

c.Sering

9.Setujukah anda twitter membantu anda mendapatkan informasi ? a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju


(8)

10.Setujukah anda twitter mempermudah anda untuk mendapatkan informasi ? a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

11.Setujukah anda twitter menjadi salah satu media primer anda untuk mendapatkan informasi ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

12.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter teruji kebenarannya ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

13.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter tidak teruji kebenarannya ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

14.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter memberikan nilai edukasi ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju


(9)

15.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter membantu anda membuat keputusan dalam melakukan sesuatu ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

16.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter dapat mempengaruhi anda dalam hal tertentu ? (Misalnya : trend, gayahidup, dll) a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

17.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter dapat menghibur anda ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

18.Setujukah anda bahwa informasi yang anda dapatkan dari twitter membantu anda memenuhi kebutuhan akan hiburan ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

19.Setujukah anda bahwa twitter dapat membantu anda untuk tetap update dengan informasi terkini ?


(10)

b.Kurang Setuju

c.Setuju

20.Setujukah anda bahwa twitter dapat membantu anda untuk mengemukakan pendapat ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

21.Setujukah anda bahwa twitter dapat membantu anda untuk mengkritisi hal-hal yang sedang terjadi ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

(Variabel y)

22.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil dapat membentuk citradiri dari pemilik akun tersebut ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

23.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil menimbulkan rasa tertarik bagi anda pada pemilik akun tersebut ?


(11)

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

24.setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil menunjukkan kemampuan dari pemilik akun tersebut ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

25.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil menunjukkan keterbatasan diri dari pemilik akun tersebut ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

26.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil

menunjukkan bahwa pemilik akun tersebut memiliki pandangan baik akan dirinya ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju


(12)

27.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil

menunjukkan bahwa pemilik akun tersebut memiliki pandangan baik akan status dirinya ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

28.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil

menunjukkan bahwa pemilik akun tersebut memiliki pandangan baik pada orang lain ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

29.Setujukah anda bahwa unggahan dalam akun twitter @ridwankamil

menunjukkan bahwa pemilik akun tersebut memiliki pandangan kurang baik pada orang lain ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju

c.Setuju

30.Setujukah anda bahwa citra diri yang dibentuk oleh pemilikakun @ridwankamil sangat baik ?

a.Tidak Setuju

b.Kurang Setuju


(13)

31.Bagaimanakah persepsi/pandangan anda secara umum terhadap akun twitter @ridwankamil selaku elit politik yang menggunakan media sosial twitter ?

... ... ...

32.Apa saran dan harapan anda pada akun twitter @ridwankamil kedepannya ?

... ... ...


(14)

BIODATA

Nama : Irend Eka Andhika

Tempat/ Tanggal Lahir : Batam/ 09 September 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Mt Haryono KM.3 GG.Tembesu, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau

Nama Ayah : Mangire Pasaribu

Nama Ibu : Endang Widji Astuti

Jumlah Saudara : Anak pertama dari tiga bersaudara

PENDIDIKAN:

1. SDN 006 Bukit Bestari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Lulus Tahun 2005

2. SMP Negeri 4, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Tahun 2008

3. SMA Negeri 1, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau Lulus Tahun 2011 4. Sedang dalam masa studi di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011 hingga saat ini.


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Aditito, Fanry Maulana. (2015) : Pemanfaatan Account Twitter @anak_USU SebagaiSarana Informasi

Bungin, Burhan. (2005) : Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Prenada Media Group.

Consuello G. Sevilla,dkk. (1993) : Pengantar Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Effendi, Onong Uchjana. (2003) : Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.Citra Aditya Bakti.

Effendi, Onong Uchjana. (2007) : Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

Laksono, Agung Dwi, Dkk. (2014) : Pro Kontra Diskursus Rokok Dalam Media Sosial

Littlejohn & Foss. (2009) : Teori Komunikasi.Jakarta : Salemba Humanika. Mulyana, Dedi. (2001) : Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja

Rosdakarya.

Mc Quails, Dennis. (2011) : Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika.

Nurudin. (2003) : Komunikasi Massa. Malang : Cespur.

Nurudin. (2009) : Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers.

Purba,Drs Amir – Kurniawati,Msi, Dra.Dewi – Lubis,M.A, Dra. Fatma Wardy – Dayana,M.si,Dra – Wijaya,S.sos,M, Comm, Haris. (2006) : Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan : Pustaka Bangsa Press.

Silalahi, Ulber. (2009) : Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama. Singarimbun, Masri & Sofian Effendi. (1995) : Metode Penelitian Survei. Jakarta:

Pustaka LP3ES Indonesia.

Sugiyono. (2009) : Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : CV. Alvabeta

Van Dijk, J.A.G.M. 2006. The Network Society. SAGE Publications, London Zarella, Dan. 2010. The Social Media Marketing Books. O'ReillyMedia,


(16)

Sumber Lain :

diakses pada 29 Mar 2015, 05.30 WIB

diakses pada 27 Mar 2015, 23.30 WIB

diakses pada 28 Jan 2015, 01.25 WIB

diakses pada 29 Mar 2015, 04.20 WIB

diakses pada 28 Jan 2015, 01.50 WIB


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dedi Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2001:145) mengatakan bahwa, Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian, metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektifteoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi yang lain.

Metode atau dalam Bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti rangkaian sistematis dan yang merujuk pada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis (Effendy, 2003:56)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan studi korelasional dimana peneliti mencari hubungan antar variabel penelitian.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU

3.3 Populasi dan Sampel

Bungin dalam bukunya Metodologi Penelitian Kuantitatif (2005:109) menyebutkan bahwa populasi berasal dari kata bahasa Inggris population yang berarti jumlah penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi , orang kebanyakan menghubungkannya dengan masalah kependudukan. Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penlitian yang dapat


(18)

berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap, hidup, dsb. Sehingga objek objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Dalam penelitian ini, populasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah Mahasiswa IlmuKomunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013.

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa

Populasi Jumlah Mahasiswa (Orang)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012 138

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2013 165

Total 303

(Sumber: http://dirmahasiswa.usu.ac.id)

Sedangkan sampel adalah, sebagian atau wakil populasi yang diteliti dengan menggunakan cara – cara tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus perhitungan besaran sampel (Bungin, 2005:115). Populasi penelitian ini berjumlah 303 orang. Rumus perhitungan besaran sampel :

n :

()2+1

n :

209(0.1)2092+1

n :

3033

n : 75,18

n : 75


(19)

Keterangan : n = sampel

N = Jumlah populasi

�2 = Presisi (digunakan 10% atau 0.1) 3.4 Teknik Penarikan Sampel

Non probability sampling

Pada rancangan sampel non probabilitas, penarikan sampel tidak penuh dilakukan dengan menggunakan hukum probabilitas, artinya bahwa tdak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel penelitian. Hal ini karena sifat populasi itu sendiri heterogen sehingga terdapat diskriminasi tertentu dalam unit unit populasi (Bungin, :20015:119)

Purposive sampling

Teknik sampling ini digunakan pada penelitian – penelitian yang lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Walaupun demikian, untuk menggunakan teknik ini peneliti seharusnya orang yang pakar terhadap karakteristik populasi. Berdasarkan pengetahuannya yang jelas terhadap populasi, maka unit populasi yang dianggap kunci dianggap sebagai sampel penelitian (Bungin, 2005:125)

3.5 Teknik pengumpulan data

Data (dalam Bagong, 2005:55) kalau digolongkan menurut asal sumbernya dapat dibagi menjadi dua yaitu :

• Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek yang akan diteliti (responden)

• Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari lembaga atau institusi tertentu seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, dan lain lain.

Teknik pengumpulan data adalah cara – cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan data yang valid. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :


(20)

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan sumber besaran yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku – buku, literatur serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden melalui kuisoner.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan (singarimbun, 1995:263) :

1. Analisis tabel tunggal

Merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan membagikan variabel penelitian ke dalam kategori – kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi dan presentase. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari dua kolom, sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 1995:226)

2. Analisis Tabel Silang

Teknik yang dilakukan untuk mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif (Singarimbun, 1995:273)

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian data statisktik untuk mengetahui apakah data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk mengukur tingkat hubungan antara dua variabel, maka peneliti menggunakan rumus korelasi Spearman. Rumus koefisien adalah

Rho = 1-

6−Ed

2 N(�2−1)


(21)

Keterangan :

��(Rho) = Koefisian korelaso Rank-Order

d = Perbedaan antara pasangan jenjang

E = Sigma atau jumlah

N = Jumlah individu dalam sampel

1 = Bilangan konstan

6 = Bilangan konstan

(dalam Kriyantono, 2006:168)

Selanjutnya untuk mengukur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi skala Guilford sebagai berikut (dalam Kriyantono, 2006:168)

Kurang dari 0,20 : Hubungan rendah sekali, sangat lemah 0,21 – 0,39 : Hubungan rendah tapi pasti

0,40 – 0,70 : Hubungan cukup berarti 0,71 – 0,90 : Hubungan yang tinggi/kuat

Lebih dari 0,90 : Hubungan sangat tinggi/kuat sekali/ dapat

diandalkan

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan Y, yaitu dengan rumus : Kp = (��)2 x 100%


(22)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan tersebut meliputi:

4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pra penelitian ke lokasi penelitian. Setelah itu peneliti mengajukan judul yang akhirnya disetujui oleh departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU pada bulan Februari 2015. Setelah departemen menetapkan dosen pembimbing, proses penyusunan skripsi selanjutnya peneliti menulis dan menyelesaikan proposal penelitian dan melaksanakan seminar proposal pada tanggal 27 April 2014.

4.1.1.1 Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan yaitu pengumpulan data di lokasi penelitian. Tahapan awal yang dilalui peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan adalah dengan mengunjungi website dirmahasiswa.usu.ac.id

Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti menyeleksi populasi menjadi sampel dengan mencocokkan populasi kepada karakteristik responden yang ditetapkan oleh peneliti yaitu Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang menggunakan Twitter, Sedang atau Sudah mengambil Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi dan Psikologi Sosial, dan Mengikuti akun Twitter @ridwankamil. Dan setelah mendapatkan sampel yang cocok berjumlah 75 orang Mahasiswa/i masing-masing 26 orang Mahasiswa/i Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 49 orang Mahasiswa/i Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2013. untuk mencari tahu berapa jumlah valid Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2103. Setelah kuisioner penelitian saya disetujui oleh dosen pembimbing dan pada tanggal 28 September 2015, sayapun melakukan penelitian di lokasi Kampus FISIP USU.


(23)

Peneliti melakukan penelitian dengan cara mendatangi calon responden setelah jam kegiatan perkuliahan selesai.

4.1.2 Tahapan Pengolahan Data

Setelah kuesioner yang berjumlah 75 buah telah terisi semua, tahap berikutnya yang dilakukan peneliti adalah pengolahan data. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

1. Penomoran Kuesioner

Penomoran kuesioner yaitu memberikan nomor urut kuesioner sebagai pengenal, yakni mulai dari 1-75

2. Editing

Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian dalam kotak kode yang disediakan.

3. Coding

Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang telah disediakan di kuesioner dalam bentuk angka (score).

4. Inventarisasi Variabel

Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar fotron cobol (FC.) sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.

5. Menyediakan Kerangka Tabel

Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam bentuk kuesioner, maksimal sesuai dengan kebutuhan analisis kerangka tabel ini dilengkapi dengan nomor tabel, judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen dan jumlah. Fungsi kerangka tabel ini untuk mewadahi sebaran data dalam penelitian.


(24)

6. Tabulasi Data

Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden dari lembar fotron cobol (FC.) ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel tunggal. Penyebaran data dalam tabel secara rinci melalui kategori, frekuensi, persentase, dan selanjutnya di analisis.

4.2 Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membagi konsep ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan untuk lebih mengetahui latar belakang responden. Adapun karakteristik umum yang dianggap relevan dengan penelitian ini meliputi mata kuliah yang sudah diambil yaitu Komunikasi Antar Pribadi dan Psikologi Sosial, dan Penggunaan Twitter. Selengkapnya data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1- 4.7.

Tabel 4.1

Mengambil Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Belum - -

2. Sedang - -

3. Sudah 75 100


(25)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat keseluruhan dari responden (100%) telah mengambil mata kuliah Komunikasi Antar Pribadi.

Tabel 4.2

Mengambil Mata Kuliah Psikologi Sosial

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Belum - -

2. Sedang - -

3. Sudah 75 100

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat keseluruhan dari responden (100%) telah mengammbil mata kuliah Psikologi Sosial.

Tabel 4.3

Menggunakan Twitter

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak - -

2. Ya 75 100

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat keseluruhan keseluruhan dari responden (100%) menggunakan media sosial Twitter.


(26)

Tabel 4.4

Melihat Akun Politisi yang Menggunakan Twitter

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Pernah - -

2. Jarang 22 29,3

3. Sering 53 70,7

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa 53 responden (70,7%) menyatakan sering, 22 responden (29,3%) menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah melihat akun politisi yang menggunakan twitter.

Mayoritas responden (70,7%) menyatakan sering melihat akun politisi yang menggunakan twitter, 29,3% responden menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

Tabel 4.5

Mengikuti Akun Politisi yang Menggunakan Twitter

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Pernah - -

2. Jarang 48 64

3. Sering 27 36


(27)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa 27 responden (36%) menyatakan sering, 48 responden (64%) menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti akun politisi yang menggunakan twitter.

Mayoritas responden (64%) menyatakan jarang mengikuti akun politisi yang menggunakan twitter, 36% menyatakan sering, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti akun politisi yang menggunakan twitter.

Tabel 4.6

Mengikuti Perkembangan Akun Politisi yang Menggunakan Twitter

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Pernah - -

2. Jarang 55 73,3

3. Sering 20 26,7

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4..6 diatas, dapat dilihat bahwa 20 responden (26,7%) menyatakan sering, 55 responden (73,3%) menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti perkembangan akun politisi yang menggunakan twitter.

Mayoritas responden (73,3%) menyatakan jarang mengikuti perkembangan akun politisi yang menggunakan twitter, 26,7% menyatakan sering, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti perkembangan akun politisi yang mengikuti twitter.


(28)

Tabel 4.7

Mengikuti Akun Twitter @ridwankamil

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Pernah - -

2. Jarang 47 62,7

3. Sering 28 37,3

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa 28 responden (37,3%) menyatakan sering, 47 responden (62,7%) menyatakan jarang, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah mengikuti akun tiwitter @ridwankamil

Mayoritas responden (62,7%) menyatakan jarang melihat akun twitter @ridwan kamil, 37,3% menyatakan sering, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah.

4.2.2 Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media Berkommunikasi

Pada bagian ini data yang disajikan yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media Berkomunikasi, Selengkapnya disajikan pada tabel 4.8 sampai dengan 4.21.


(29)

Tabel 4.8

Intensitas Menggunakan Twitter

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Pernah - -

2. Jarang 52 69,3

3. Sering 23 30,7

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa 23 responden (30,7%) menyatakan sering menggunakan Twitter, 52 responden (69,3%) menyatakan jarang menggunakan Twitter, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak pernah menggunakan Twitter (0%).

Mayoritas responden (69,3%) menyatakan jarang menggunakan Twitter, 30,7% responden menyatakan sering dan tidak ada satupun respoden yang menyatakan tidak pernah menggunakan Twitter.

Tabel 4.9

Twitter Membantu Mendapatkan Informasi

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju - -

3. Setuju 75 100


(30)

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, dapat dilihat bahwa 75 responden (100%) menyatakan setuju dan tidak ada satupun yang kurang setuju ataupun tidak setuju bahwa Twitter membantu mendapatkan informasi.

Keseluruhan responden (100%) menyatakan setuju bahwa twitter membantu mendaptkan informasi, tidak ada responden yang menyatakan kurang setuju, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.10

Twitter Mempermudah mendapatkan Informasi

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 8 10,7

3. Setuju 57 89,3

Total 75 100

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa 57 responden (89,3%) menyatakan setuju Twitter mempermudah mendapatkan Informasi, 8 responden (10,7%) Kurang setuju, dan tidak ada satupun yang tidak setuju bahwa Twitter mempermudah mendapatkan Informasi.

Mayoritas responden (89,3%) menyatakan setuju Twitter mempermudah mendapatkan informasi dan 10,7% responden menyatakan kurang setuju dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju twitter mempermudah mendapatkan informasi.


(31)

Tabel 4.11

Twitter Sebagai Salah Satu Media Primer Mendapatkan Informasi

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju 25 33,3

2. Kurang Setuju 35 46,7

3. Setuju 15 20

Total 75 100

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, 15 responden (20%) menyatakan setuju, 35 responden (46,7%) menyatakan kurang setuju, dan 25 responden (33,3%) menyatakan tidak setuju bahwa Twitter sebagai salah satu media primer mendapatkan informasi.

Mayoritas responden (46,7%) menyatakan kurang setuju Twitter menjadi salah satu media primer untuk mendapatkan informasi dan 20% setuju, dan 33,3% tidak setuju.

Tabel 4.12

Informasi Twitter Teruji Kebenarannya

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 63 84

3. Setuju 12 16


(32)

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa 12 responden (16%) menyatakan setuju, 63 responden (84%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun yang tidak setuju Informasi yang terdapat di Twitter teruji kebenarannya.

Mayoritas responden (84%) menyatakan kurang setuju dengan informasi Twitter teruji kebenarannya, 16% menyatakan setuju, dan tidak ada satupun yang tidak setuju

Tabel 4.13

Informasi Twitter Tidak Teruji Kebenarannya

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju 6 8

2. Kurang Setuju 53 70,7

3. Setuju 16 21,3

Total 75 100

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa 16 responden (21,3%) menyatakan setuju, 53 responden (70,7%) menyatakan kurang setuju, dan 6 responden (8%) menyatakan tidak setuju bahwa informasi twitter tidak teruji kebenarannya.

Mayoritas responden (70,7%) menyatakan kurang setuju bahwa informasi twitter tidak teruji kebenarannya, 21,3% responden menyatakan setuju, dan 8% responden menyatakan tidak setuju.


(33)

Tabel 4.14

Twitter Memberikan Nilai Edukasi

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 25 33,3

3. Setuju 50 66,7

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.114 dapat dilihat bahwa 50 responden (66,7%) menyatakan setuju, 25 responden (33,3%) menyatakan kurang setuju,dan tak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju bahwa twitter memberikan nilai edukasi.

Mayoritas responden ((66,7%) menyatakan setuju twitter memberikan nilai edukasi dan 33,3% menyatakan kurang setuju dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.15

Twitter Membantu Membuat Keputusan

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju 12 16

2. Kurang Setuju 41 54,7

3. Setuju 22 29,3

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa 22 responden (29,3%) menyatakan setuju, 41 responden (54,7%) menyatakan kurang seruju, dan 12


(34)

responden (16%) menyatakan tidak setuju bahwa twitter membantu dalam membuat keputusan.

Mayoritas responden (54,7%) menyatakan kurang setuju twitter membantu dalam membuat keputusan, 29,3% responden menyatakan setuju, dan 12% responden menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.16

Twitter Mempengaruhi Dalam Hal Tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb)

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 45 60

3. Kurang Setuju 30 40

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa 30 responden (40%) menyatakan setuju, 45 responden (60%) menyatakan kurang setuju dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju bahwa twitter mempengaruhi dalam hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb)

Mayoritas responden (60%) menyatakan kurang setuju bahwa twitter mempengaruhi dalam hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb), 40% responden menyatakan setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.


(35)

Tabel 4.17

Twitter Dapat Menghibur

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 19 25,3

3. Setuju 56 74,7

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.17 dapat dilihat bahwa 56 responden (74,7%) menyatakan setuju, 19 responden (25,3%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju bahwa twitter dapat menghibur.

Mayoritas responden (74,7%) menyatakan setuju bahwa twitter dapat menghibur, 25,3% responden menyatakan kurang setuju. Dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.18

Twitter Memenuhi Kebutuhan Akan Hiburan

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 42 56

3. Setuju 33 44

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa 33 responden (44%) menyatakan setuju, 42 responden (56%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada


(36)

satupun responden yang menyatakan tidak setuju bahwa twitter memenuhi kebutuhan akan hiburan.

Mayoritas responden (56%) menyatakan setuju bahwa tiwitter memenuhi kebutuhan akan hiburan, 44% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.19

Twitter Membantu Tetap Update Informasi Terkini

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 21 28

3. Setuju 54 72

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat 54 reponden (72%) menyatakan setuju, 21 responden (28%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju twitter membantu update informasi terkini.

Mayoritas responden ( 72%) menyatakan setuju bahwa twitter membantu tetap update informasi terkini, 28% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.


(37)

Tabel 4.20

Twitter Membantu Mengemukakan Pendapat

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 18 24

3. Setuju 57 76

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.20 dapat dilihat 57 reponden (76%) menyatakan setuju, 18 responden (24%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju twitter membantu mengemukakan pendapat.

Mayoritas responden (76%) menyatakan setuju twitter membantu mengemukakan pendapat,42% menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.21

Twitter Membantu Mengkritisi Hal-Hal yang sedang Terjadi

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 19 25,3

3. Setuju 56 74,7


(38)

Berdasarkan tabel 4.21 dapat dilihat bahwa 56 responden (74,7%) menyatakan setuju, 19 responden (25,3%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju Twitter membantu mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi.

Mayoritas responden (74,7%) menyatakan setuju bahwa twitter membantu mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi, 25,3% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

4.3.3 Pembentukan Citra Diri Elit Politik

Pada bagian ini, data yang disajikan yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan Pembentukan Citra Diri Elit Politik. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.22 sampai denga tabel 4.30

Tabel 4.22

Membentuk Citra Diri

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 8 10,7

3. Setuju 67 89,3

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.22 di atas, dapat dilihat bahwa 67 responden ( 89,3%) menyatakan setuju, 8 responden (10,7%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju unggahan akun @ridwankamil dapat membentuk citra diri pemilik akun tersebut.


(39)

Mayoritas responden (89,3%) menyatakan setuju unggahan akun twitter @ridwankamil dapat membentuk citra diri pemilik akun tersebut, 10,7% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.23

Menimbulkan Rasa Tertarik

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 6 8

3. Setuju 69 92

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.23 diatas, dapat dilihat bahwa 69 responden (92%) menyatakan setuju, 6 responden (8%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju unggahan akun @ridwankamil menimbulkan rasa tertarik kepada pemilik akun tersebut.

Mayoritas responden( 92%) menyatakan setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menimbulkan rasa tertarik kepada pemilik akun tersebut, 8% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang tidak setuju.


(40)

Tabel 4.24

Menunjukkan Kemampuan

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 12 16

3. Setuju 63 84

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.24 diatas, dapat diliat bahwa 63 responden (84%) menyatakan setuu, 12 responden (16%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menuunjukkan kemampuan pemilik akun tersebut.

Mayoritas responden (84%) menyatakan setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan kemampuan pemilik akun terserbut, 16% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.25

Menunjukkan Keterbatasan Diri

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 49 65,3

3. Setuju 26 34,7


(41)

Berdasarkan tabel 4.25 di atas, dapat dilihat bahwa 26 responden (34,7%) menyatakan setuju, 49 responden (65,3%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan keterbatasan diri pemilik akun tersebut.

Mayoritas responden (65,3%) menyatakan kurang setuju unggahan akun twitrter @ridwankamil menunjukkan keterbatasan diri pemilik akun tersebut, 26% responden menyatakan setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.26

Memiliki Pandangan Baik Akan Dirinya

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 6 8

3. Setuju 69 92

Total 75 100

Berdasarkan Tabel 4.26 di atas, dapat dilihat bahwa 69 responden (92%) menyatakan setuju, 6 responden (8%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangan baik akan dirinya.

Mayoritas responden (92%) menyatakan setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangan baik akan dirinya, 8% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.


(42)

Tabel 4.27

Memiliki Pandangan Baik Akan Status Dirinya

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju 13 17,3

2. Kurang Setuju 12 16

3. Setuju 50 66,7

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.27 di atas, dapart dilihat bahwa 50 responden (66,7%) menyatakan setuju, 12 responden (16%) menyatakan kurang setuju, 13 (17,3%) responden menyatakan tidak setuju unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangan baik akan status dirinya.

Mayoritas responden (66,7%) menyatakan setuju unggahan akun twitter @ridwankamil memiliki pandangan baik akan status dirinya, 18% kurang setuju, dan 17,3% responden menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.28

Memiliki Pandangan Baik Pada Orang Lain

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju - -

2. Kurang Setuju 12 16

3. Setuju 63 84

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.28 di atas, dapat dilihat bahwa 63 responden (84%) menyatakan setuju, 12 responden (16%) menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju unggahan akun twitter


(43)

@ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangan baik pada orang lain.

Mayoritas responden (84%) menyatakan setuju bahwa unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangan baik pada orang lain, 16% responden menyatakan kurang setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.29

Memiliki Pandangan Kurang Baik Pada Orang Lain

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju 37 49,3

2. Kurang Setuju 38 50,7

3. Setuju - -

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.29 di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada satupun responden yang setuju, 38 responden (50,7%) menyatakan kurang setuju, dan 37 responden (49,3%) menyatakan tidak setuju unnggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangann kurang baik pada orang lain.

Mayoritas responden (50,7%) menyatakan kurang setuju bahwa unggahan akun twitter @ridwankamil menunjukkan pemilik akun memiliki pandangan kurang baik pada orang lain, 49,3% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan setuju.


(44)

Tabel 4.30

Pembentukan Citra Diri Akun @ridwankamil Sangat Baik

No. Uraian Frekuensi (F) Persen (%)

1. Tidak Setuju 8 10,7

2. Kurang Setuju 6 8

3. Setuju 61 81,3

Total 75 100

Berdasarkan tabel 4.30 di atas, dapat dilihat bahwa 61 responden (81,3%) menyatakan setuju, 6 responden (8%) menyatakan kurang setuju, dan 8 responden (10,7%) menyatakan tidak setuju pembentukan citra diri akun @ridwankamil sangat baik.

Mayoritas responden (81,3%) menyatakan setuju bahwa pembentukan citra diri akun twitter @ridwankamil sangat baik, 8% responden menyatakan kurang setuju, dan 10,7% responde menyatakan tidak setuju.

4.3 Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang pada bagian ini akan memuat tentang penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif, dan melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.

Kumpulan data yang akan disajikan dan dianalisis dalam tabel silang ini terdiri dari:

1. Hubungan antara Setuju dengan Twitter Mempengaruhi Hal Tertentu ( Trend, Gaya Hidup, dsb) dengan Menimbulkan Rasa Tertarik


(45)

2. Hubungan antara Setuju dengan Mengemukakan Pendapat dengan Setuju Menunjukkan Kemampuan

3. Hubungan Antara Setuju dengan Mengkritisi Hal yang Sedang Terjadi dengan Setuju Memiliki Pandangan Baik Pada Orang Lain

Tabel 4.31

Hubungan antara Setuju dengan Twitter Mempengaruhi Hal Tertentu ( Trend, Gaya Hidup, dsb) dengan Menimbulkan Rasa Tertarik

Twitter

Mempengaruhi Hal Tertentu

Menimbulkan Rasa Tertarik

Tidak Setuju

% Kurang Setuju

% Setuju % Total %

Tidak Setuju 0 % 0 % 0 0% 0 0%

Kurang Setuju 0 % 3 4% 42 56% 45 60%

Setuju 0 % 3 4% 27 36% 30 40%

Total 0 0% 6 8% 69 92% 75 100%

Tabel 4.31 di atas menjelaskan tentang hubungan antara setuju dengan twitter mempengaruhi hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb) dengan menunjukkan keterbatasan diri. Dari 75 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data : tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju, 40 responden menyatakan kurang setuju, dan 30 responden menyatakan setuju twitter mempengaruhi hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb).


(46)

Sebaran data tentang setuju dengan menunjukkan keterbatasan diri yaitu tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju, 6 responden menyatakan kurang setuju, dan 69 responden menyatakan setuju menimbulkan rasa tertarik. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ada hubungan antara twitter mempengaruhi hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb) dengan menunjukkan keterbatasan diri. Responden menjawab mereka kurang setuju dengan twitter mempengarhi hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb) dan setuju dengan menimmbulkan rasa tertarik.

Responden yang menyatakan mereka kurang setuju dengan twitter mempengaruhi hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb) dan setuju menimbulkan rasa tertarik presentasinya mencapai 56%, responden yang menyatakan setuju twitter

mempengaruhi hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb) dan menimbulkan rasa tertarik, presentasinya mencapai 36%, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju yaitu 0%.


(47)

Tabel 4.32

Hubungan antara Setuju dengan Mengemukakan Pendapat dengan Setuju Menunjukkan Kemampuan

Tabel 4.32 di atas menjelaskan tentang hubungan antara setuju dengan mengemukakan pendapat dengan menunjukkan kemampuan. Dari total 75 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data : tidak ada satupun responden menyatakan tidak setuju, 18 responden menyatakan kurag setuju, dan 57 responden menyatakan setuju twitter membantu mengemukakan pendapat.

Sebaran data tentang setuju dengan menunjukkan kemampuan yaitu tidak ada satupun responden yang menyatakan setuju, 12 responden menyatakan kurang setuju, dan 63 responden menyatakn setuju menunjukkan kemampuan. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ada hubungan antara setuju dengan twitter membantu mengemukakan pendapat dengan menunjukkan kemampuan. Responden menjawab mereka setuju Mengemukakan

Pendapat

Menunjukkan Kemampuan

Tidak Setuju

% Kurang

Setuju

% Setuju % Total %

Tidak Setuju 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%

Kurang Setuju 0 0% 6 8% 12 16% 18 24%

Setuju 0 0% 6 8% 51 68% 57 76%


(48)

dengan twitter membantu mengemukakan pendapat dan setuju menunjukkan kemampuan.

Responden yang menyatakan, mereka setuju dengan twitter membantu mengemukakan pendapat dan setuju menunjukkan kemampuan presentasinya mencapai 68%, responden yang mnyatakan kurang setuju persentasi nya encapai 16%, dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju 0%.

Tabel 4.33

Hubungan Antara Setuju Pandangan Baik Pada Orang Lain dengan Mengkritisi Hal yang Sedang Terjadi

Tabel 4.33 di atas menjelaskan hubungan antara setuju dengan mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dengan setuju memiliki pandangan baik pada orang lain. Dari total 75 responden dalam penelitian ini memiliki sebaran data : tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju, 19 responden menyatakan kurang setuju, dan 56 responden menyatakan setuju twitter membantu mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi.

Mengkritisi Hal Yang Sedang Terjadi

Pandangan Baik Pada Orang Lain

Tidak Setuju

% Kurang

Setuju

% Setuju % Total %

Tidak Setuju 0 % 0 % 0 0% 0 0%

Kurang Setuju 0 % 6 8% 13 17,3% 19 25,3%

Setuju 0 % 6 8% 50 66,7% 56 74,7%


(49)

Sebaran data tentang setuju memiliki pandangan baik pada orang lain yaitu tidak ada satu responden pun yang tidak setuju, 12 responden menyatakan kurang setuju, dan 63 responden menyatakan setuju memiliki pandangan bauik pada orang lain. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden menyatakan ada hubungan antara setuju dengan mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dengan memiliki pandangan baik pada orang lain. Responden menjawab mereka setuju dengan mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dan setuju memilki pandangan baik pada orang lain.

Responden yang menyatakan, mereka setuju dengan mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dan setuju memiliki pandangan baik pada orang lain persentasenya mencapai 66,7%, responden yang menyatakan kurang setuju 17,3% dan tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju 0%.

4.4 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu menguji tingkat hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, dengan menggunakan rumus Koefisien Korelasi oleh Spearman yaitu :

rho = ( 1)

6

1 2

2

N N

d

Dengan menggunakan analisis Spearman melalui aplikasi IBM Statistics 20, maka diperoleh hasil sebagai berikut:


(50)

Tabel 4.34 Uji Korelasi Spearman Correlations

Penggunaan Media Sosial Twitter Sebagai Media Komunikasi

Pembentukan Citra Diri Elit Politik

Spearman's rho

Twitter

Correlation Coefficient 1,000 ,269* Sig. (2-tailed) . ,020

N 75 75

CitraDiri

Correlation Coefficient ,269* 1,000 Sig. (2-tailed) ,020 .

N 75 75

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil korelasi spearmen pada tabel 4.34 di atas dapat diketahui korelasi antara variabel X dan Y yakni antara penggunaan media sosial Twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik sebesar 0.269. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,269 menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan angka (+)0.269 yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y.

Walaupun hasil koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti, terdapat pengaruh antara penggunaan media sosial twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik. Berdasarkan hal tersebut, hal ini berarti semakin sering penggunaan medi sosial twitter sebagai media komunikasi maka semakin besar pengaruh pembentukan citra diri elit politik ataupun sebaliknya, semakin jarang pengggunaan media sosial sebagai media komunikasi maka akan semakin kecil pengaruh pembentukan citra diri elit politik tersebut.

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda */** (flag of significant) yang diberikan SPSS. Pada bagian output korelasi pada tabel di atas terlihat pasangan data yang berkolerasi secara


(51)

signifkan, namun karena nilai koefisien korelasi yang rendah, maka pada tabel tersebut hanya mendapat satu tanda *(flag of significant) yaitu antara penggunaan media sosial twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik.

Berdasarkan analisis di atas dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 adalah 0,269. Sesuai kaidah dalam spearman rs koefisien bahwa jika rhasil > rtabel maka hipotesis diterima.Signifikan korelasi diketahui dari tanda * (flag of significant) yang menunjukkan kdua variabel berkorelasi secara rendah namun pasti, maka hubungannya adalah rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis awal (Ho) yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik.

4.5 Pembahasan

Media sosial adalah hal yang sangat umum pada masa sekarang ini, media sosial itu sendiri telah men jadi semacam kebutuhan pokok bagi masyarakat di berbagai kalangan usia, baik remaja ataupun dewasa. Bahkan juga kadang ada anak-anak yang sudah menggunakan media sosial, karena jaman maju seperti sekarang ini tidak aneh kalau anak kecil sudah mahir mengoperasikan gadget atau smartphone. Media sosial ini beraneka ragam dan memiliki ciri khas nya tersendiri, sebut saja Whatsapp, Path, Instagram, Line, dan Twitter yang hampir seluruh lapisan masyarakat memiliki akun yang terdaftar sebagai diri mereka masing-masing. Dan media sosial ini banyak sekali dijadikan alat sebagai komunikasi interaktif yang tidak mengenal batas dalam bentuk geografis.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa yang mendominasi sebagai pungguna aktif media sosial ini adalah anak muda yang mayoritas pelajar dan mahasiswa. Tapi, dalam beberapa kurun waktu terakhir terdapat beberapa fenomena dimana para elit politik yang merupakan pemimpin dan perwakilan


(52)

rakyat menggunakan media sosial sebagai bentuk akun resmi yang bentuk penghubung elit politik dengan masyarakat.

Dapat dilihat dari penelitian tabel tunggal, keseluruhan responden yang merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 telah mengambil mata kuliah Psikologi Sosial dan Komunikasi Antar Pribadi. Hal ini menunjukkan keseluruhan responden sudah paham apa itu Citra Diri. Dalam 4.3 dan tabel 4.8 dapat dilihat nahwa keseluruhan responden menggunakan twitter, yaitu media sosial yang dipilih oleh peneliti sebagai media sosial yang menjadi Variabel bebas (x), dan intensitas responden yang menggunakan twitter sebesar 69,3% jarang menggunakannya, dan 30,7% responden sering menggunakan media sosial twitter.

Dalam tabel 4.9 dan 4.10, dapat dilihat bahwa responden menyatakan bahwa media sosial twitter sangat membantu dan mempermudah untuk mendapatkan informassi yang dibutuhkan oleh responden,. Hal ini ditunjukkan dengan persentase pada tabel 4.9 100% respoden setuju media sosial twitter membantu mendapatkan informasi dan mayoritas responden menyatakan setuju media sosial twitter mempermudah mendapatkan informasi dengan persentase 89,3%.

Berdasarkan data di paragraf sebelumnya dapat dilihat bahwa twitter sangat berguna untuk mendapatkan informasi, namun mayoritas responden menyatakan kurang setuju bahwa media sosial twitter merupakan media primer untuk mendapatkan informasi, yakni persentasenya mencapai 46,7%, bahkan ada sebagian responden yang menyatakan tidak setuju yang persentase nya mencapai 33,3%, dan hanya 20% responden setuju menggunakan media sosial twitter sebagai media primer responden untuk mendapatkan informaasi.

Namun persentase kurang nya kepercayaan responden untuk menggunakan media sosial twitter sebagai media primer untuk mendapatkan informasi didasari oleh informasi twitter tersebut tiak teruji kebenarannya. Dapat dilihat pada tabel 4.12 bahwa, hanya 16% responden yang menyatakan setuju bahwa informassi dari media sosial twitter teruji kebenarannya. Sisanya, sebeesar


(53)

84% menyatakan kurang setuju. Ini meunjukkan bahwa alur informasi yang berada dalam twitter tidak teruji kebenarannya.

Dalam tabel 4.14, dapat dilihat bahwa media sosial twitter juga dapat memberikan nilai edukasi. Nyatanya, terdapat 66,7% responden yang menyatakan setuju bahwa media sosial twitter memberikan nilai edukasi, dan sisanya 33,3% responden menyatakan kurang setuju bahwa informasi yang terdapat dalam media sosial twitter dapat memberikan nilai edukasi. Tidak hanya itu, pada tabel 4.15 sebagian responden juga menyatakan setuju bahwa informasi dari media sosial twitter membantu responden membuat keputusan, walaupun sisanya sebesar 54,7% dan 16% responden menyatakan kurang setuju dan tiddak setuju.

Media sosial twitter sebagai media pilihan oleh peneliti juga mampu mempengaruhi responden dalm hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb). Hal ini ditunjukkan oleh 40% responden yang menyatakan setuju bahwa media sosial twitter mempengaruhi respoden dalam hal – hal tertentu (Trend, Gaya Hidup, dsb), namun mayoritas responden menyatakan kurang setuju yakni persentase nya mencapai 60%. Selain itu, media sosial twitter juga sedikit banyak membantu memenuhi kebutuhan akan hiburan, karena informasi yang terdapat dalam media sosial twitter ternyata cukup menghibur. Hal ini dapat di lihat di tabel 4.17, 74,7% responden menyatakan setuju bahwa informasi dalam media sosial twitter menghibur. Sisanya, 25.3% responden menyatakan kurang setuju.

Media sosial twitter, sebagai jejaring sosial yang memiliki pergerakan informasi dalam hitungan detik terbukti mampu membantu responden untuk update akan informasi dan kejadian yang sedang terjadi saat ini. Hal ini didukung oleh pernyataan responden yang menyatakan setuju bahwa media sosial twitter membantu untuk tetap update mencapai persentase sebesar 72% dan hanya sekitar 28% responden yang menyatakan kurang setuju. Hal ini menjadi hal yang lumrah seperti yang peneliti katakan di awal paragraf bahwa, pergerakan informasi pada jejaring sosial berbasis internetb hitungannya hanya beberapa detik langsung dapat dilihat oleh responden setelah sumber berita melakukan posting.


(54)

Media sosial twitter sebagai jejaring sosial yang setiap orang dapat melakukan posting dan mengemukakan pendapat kapan saja dengan batasan 140 karakter. Responden dalam penelitian juga setuju bahwa media sosial twitter mampu membantu responden mengemukakan pendapat. Seperti pada tabel 4.20, dapat dilihat bahwa 76% responden menyatakan setuju. Tidak hanya itu, media sosial twitter juga merupakan wadah dimana siapa saja bisa mengkritisi apa saja. Dengan cepatnya pergerakan informasi dan jumlah pengguna yang sangat banyak, media twitter merupakan salah satu wadah yang sempurna. Hal ini terlihat pada tabel 4.21 dimana 74,7% responden menyatakan setuju bahwa mereka merasa merasa media sosial twitter membantu mereka untuk mengkritisi hal yang sedang terjadi.

Selain menjadi wadah mengemukakan pendapat dan memenuhi kebutuhan informasi, responden yang merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU juga menggunakan media sosiall twitter untuk mengikuti perkembangan para elit politik yang merupakan pemimpin dan wakil rakyat, yang pada penelitian ini dipilih oleh peneliti sosok @ridwankamil selaku Walikota Bandung, yang belakangan banyak menjadi buah bibir di media sosial dan media siar. Alasan kenapa peneliti memilih sosok beliau dapat di lihat pada latar belakang penelitian pada Bab I.

70,7% responden menyatakan sering melihat akun politisi yang menggunakan twitter, namun hanya sekitar 26,7% responden menyatakan setuju mengikuti perkembangan elit politik tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.6. Keseluruhan responden pada penelitian ini menyatakan pernah mengikuti akun twitter elit politik pilihan peneliti yaitu akun @ridwankamil milik Bpk. Ridwan Kamil seperti yang terlihat pada tabel 4.7 dengan sebaran data 37,3% responden yang sering mengikuti dan 62,7% responden yang jarang mengikuti.

Media sosial twitter sebagai media massa merupakan salah satu alat yang ampuh untuk seseorang melakukan pembentukan citra diri, hal ini didukung oleh 89,3% responden pada tabel 4.22 yang menyatakan setuju bahwa unggahan pemilik akun dapat membentuk citra diri pemilik akun tersebut, apalagi seorang publik figur seperti beliau yang merupakan orang nomor satu di kota bandung.


(55)

Selain itu, sebesar 92% responden menyatakan setuju bahwa unggahan yang dilakukan akun media sosial twitter @ridwankamil menimbulkan rasa tertarik pada pemilik akun tersebut, dan hanya 8% reponden yang menyatakan kurang setuju.

Selain dapat menimbulkan rasa tertarik, ternyata mayoritas responden menyatakan bahwa setuju unggahan pada media sosial twitter juga menunjukkan kemampuan diri dari pemilik akun, yaitu persentasenya mencapai 84% responden yang setuju, dan sisanya menyatakan kurang setuju. Namun, selain kemampuan diri, sosok manusia juga memiliki keterbatasan diri. Tapi mayoritas responden sebesar 65,3% menyatakan kurang setuju bahwa unggahan dalam akun media sosial twitter @ridwankamil menunjukkan keterbatasan diri beliau, sisanya sebesar 34,7% menyatakan setuju. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.24 dan 4.25.

Untuk mencapai sebuah prestasi sampai pada level elit politik dan orang nomor 1 di kota bandung, sosok @ridwankamil pastinya memiliki pemikiran positif pada diri sedniri, hal ini ditunjukkan oleh responden yang mayoritas setuju bahwa unggahan akun meia sosial twitter @ridwan kamil memilki pendangan baik akan dirinya, dan memiliki pandangan baik akan status dirinya sebagai elit politik. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.26 dan 4.27 yang persentasenta mencapai 92% dan 66,7%. Selain memiliki pandangan baik akan dirinya dan status dirinya, menurut mayoritas responden pada tabel 4.28 sosok @ridwankamil sebagai elit politik juga memiliki pandangan baik pada orang lain, yaitu persentasenyamencapai angka 92%. Hal ini juga didukung oleh 81,3% respnden yang menyatakan setuju bahwa pembentukan Citra Diri akun media sosial twitter @ridwankamil sangat baik, hal ini dapat di lihat pada tabel 4.30. sisanya, 8% responden menyatakan kurang setuju, dan 10,7% responden menyatakan tidak setuju.

Pada tabel 4.31, dapat dilihat bahwa analisis tabel silang antara media sosial twitter mempengaruhi hal – hal tertentu ( Trend, Gaya Hidup, dsb) dengan unggahan akun @ridwankamil menimbulkan rasa tertarik bagi responden. Mayoritas responden menunjukkan persentase 56% pada pernyataan kurang setuju pada media sosial twitter mempengaruhi hal – hal tertentu, dan setuju ungahan


(56)

akun media sosial twitter @ridwankamil menimbulkan rasa tertarik. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya hubungan antara kedua hal tersebut. Namun pada dua analisa tabel silang lainnya, tidak seperti halnya tabel 4.31, mayoritas responden keduanya menyatakan setuju pada persilangan kedua variabel antara media sosial twitter membantu mengemukakan pendapat dengan unggahan akun media sosial twitter @ridwankamil menunjukkan kemampuan pemilik akun tersebut dan media sosial twitter membantu mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dengan unggahan akun media sosial twitter @ridwankamil memiliki pandangan baik pada orang lain. Masing masing kedua analisa mencapai persentase 68% dan 66,7% yang dapat dilihat pada tabel 4.32 dan 4.33. hal ini menunjukkan terdapat hubungan antara mengemukakan pendapat dengan menunjukkan kemampuan dan membantu mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi dengan memiliki pandangan baik pada orang lain.

Berdasarkan hasil korelasi spearmen pada tabel 4.34 dapat diketahui korelasi antara variabel X dan Y yakni antara penggunaan media sosial Twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik sebesar 0.269. Berdasarkan skala Guilford, hasil 0,269 menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti. Tanda korelasi pada koefisien korelasi menghasilkan angka (+)0.269 yang menunjukkan arah hubungan yang sama antara variabel X dan variabel Y.

Walaupun hasil koefisien korelasi menunjukkan hubungan yang rendah tapi pasti, terdapat pengaruh antara penggunaan media sosial twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik. Berdasarkan hal tersebut, hal ini berarti semakin sering penggunaan media sosial twitter sebagai media komunikasi maka semakin besar pengaruh pembentukan citra diri elit politik ataupun sebaliknya, semakin jarang pengggunaan media sosial sebagai media komunikasi maka akan semakin kecil pengaruh pembentukan citra diri elit politik tersebut.

Signifikansi hasil korelasi dapat dilihat berdasarkan perbandingan nilai probabilitas dan tanda */** (flag of significant) yang diberikan SPSS. Pada bagian output korelasi pada tabel di atas terlihat pasangan data yang berkolerasi secara


(57)

signifkan, namun karena nilai koefisien korelasi yang rendah, maka pada tabel tersebut hanya mendapat satu tanda *(flag of significant) yaitu antara penggunaan media sosial twitter sebagai media komunikasi terhadap pembentukan citra diri elit politik.

Berdasarkan analisis di atas dapat dirangkum bahwa hasil uji hipotesis pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 adalah 0,269. Sesuai kaidah dalam spearman rs koefisien bahwa jika rhasil > rtabel maka hipotesis diterima.Signifikan korelasi diketahui dari tanda * (flag of significant) yang menunjukkan kdua variabel berkorelasi secara rendah namun pasti, maka hubungannya adalah rendah tapi pasti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah hipotesis awal (Ho) yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik.

Kemudian tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan hubungan antara variabel X dan variabel Y, yaitu dengan rumus :

Kp = (rs)2 x 100% Kp = (0,269)2 x 100% Kp = 0,072 x 100% Kp = 7,2%

Maka dapat dilihat bahwa kekuatan hubungan antara variabel X serta variabel Y dalam penelitian ini adalah sebesar 7,2% pengguaan media sosial Twitter berbpengaruh terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Sisanya sebesar 92,8% pembentukan citra diri elit politik dipengaruhi oleh faktor – faktor lain di luar penelitian.

Hasil uji hipotesis ini merupakan akhir dari keseluruhan analisis data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan saran pada BAB V.


(58)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah – langkah yang dibuat dan telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Responden yang merupakan Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU menyatakan setuju bahwa media sosial twitter membantu mendapatkan informasi. Sebagai media sosial twitter dinyatakan mampu membantu responden untuk update hal – hal yang sedang terjadi saat ini sebagai pemenuh kebutuhan informasi. Media sosial twitter juga membantu responden sebagai sarana mengemukakan pendapat untuk mengkritisi hal – hal yang sedang terjadi saat ini, sehingga penyaluran pendapat dan fungsi media sosial twitter sebagai media dalam berkomunikasi terpenuhi. Namun, responden menyatakan kurang setuju dengan informasi yanng terdapat pada media sosial twitter teruji kebenarannya, sehingga ini menyebabkan responden menyatakan kurang setuju bahwa media sosial twitter merupakan media primer yang responden gunakan sebagai media untuk mendapatkan informasi.

2. Responden menyatakan sering melihat akun politisi yang meggunakaan media sosial twitter, dan setuju bahwa unggahan pemilik akun media sosial twitter dapat membentuk citra diri pemilik akun tersebut. Responden juga menyatakan setuju pada unggahan akun @ridwankamil yang merupakan elit politik pilihan peneliti menimbulkan rasa tertarik pada unggahan akun milik beliau. Unggahan akun media sosial twitter elit politik tersebut juga menunjukkan kemampuan dari pemilik akun namun tidak menunjukkan keterbatasan dirinya. Responden juga menyatakan setuju bahwa pemilik akun melalui unggahan nya dalammedia sosial twitter memiliki pandangan baik pada orang lain, memiliki pandangan baik akan status dirinya, dan responden menyatakan setuju bahwa pembentukan citra diri elit politik akun


(59)

@ridwankamil dalam media ssosial twitter memiliki pembentukan citra diri yang sangat baik.

3. Berdasarkan analisis SPSS IBM 20, maka diperoleh koefisisen korelasi sebesar 0,269. Sesuai kaidah dalam Spearman rs koefisien bahwa jika rhasil > rtabel maka hipotesis diterima, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ho, yaitu terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013. Sekaligus juga menolak hipotesis yang tidak terdapat hubungan antara penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013.

5.2 Saran

Berdasarkan penyajian dan analisis data yang telah dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang dituntut dan telah dilaksanakan, maka didapatkan saran berupa:

5.2.1 Saran Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh manakah penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan dalam penelitian berlangsung peneliti menemukan sisi negatif dan positif dari para responden maka saran responden terhadap penelitian ialah :

1. Para responden mengajukan agar makin banyak politisi yang menggunakan media sosial sebagai sarana berhubungan dengan masyarakat, namun tetap transparan dalam hal – hal yang terkait masyarakat.

2. Mereka menyatakan agar @ridwankamil tetap meneruskan apa yang beliau lakukan dengan media sosial, yaitu sebagai media penghubung masyarakat dan elit politik atau pejabat publik.


(60)

5.2.2 Saran Dalam kaitan Akademis

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmanakah program tayangan Liga Inggris terhadap tindakan menonton di kalangan Babes dan dalam penelitian berlangsung peneliti menemukan sisi negatif dan positif, maka saran peneliti terhadap responden penelitian ialah:

1. Untuk penelitian sejenis, agar lebih mencari lebih dalam lagi menggali sesuatu tentang pembentukan citra diri.

2. Peneliti harus benar-benar mendekatkan diri pada para responden, agar dapat mengetahui data lebih dalam.

5.2.3 Saran Dalam Kaitan praktis

Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmanakah penggunaan media sosial twitter terhadap pembentukan citra diri elit politik pada Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU dan dalam penelitian berlangsung peneliti menemukan sisi negatif dan positif, maka saran peneliti terhadap responden penelitian ialah:

1. Peneliti berharap agar para mahasiswa khususnya Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk ikut peduli dalam mengkritisi hal yang terjadi dan mengikuti perkembangan misalnya seperti proses dan upaya pembentukan citra diri yang dilakukan Elit Politik

2. Peneliti berharap agar para mahasiswa khususnya Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menjadi sosok yang berperan aktif dalam proses kontrol sosial masyarakat.


(61)

BAB II

URAIAN TEORITTIS

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah suatu kumpulan teori dan model dari literatur yang menjelaskan hubungan dalam masalah tertentu. Dalam kerangka teoritis, secara logis dikembangkan, digambarkan dan dielaborasi jaringan–jaringan dari asosiasi antara variabel–variabel yang diidentifikasi melalui survei atau telah literatur (Silalahi, 2009:92).

Dalam melakukan penelitian ilmiah, peneliti harus menyusun kerangka teori sebagai landasan berpikir dan sudut pandang peneliti untuk mendukung pemecahan masalah yang jelas dan tepat. Berikut teori – teori yang digunakan oleh peneliti :

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari bahasa latin : communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini adalah maksudnya kesamaan makna (dalam Effendy, 2002:9)

Rumusan komunikasi yang sangat dikenal adalah rumusan yang dibuat Harold Laswell. Menurut Laswell (dalam Mulyana, 2008:69) komunikasi adalah : “ who says what in which chanell to whom with what effect”. Yang jika dijabarkan, akan terdapat lima unsur atau komponen di dalam komunikasi, yaitu :

• Siapa yang mengatakan Komunikator

• Kepada siapa disampaikan Komunikan

• Apa yang dikatakan Pesan


(62)

• Akibat apa yang terjadi Efek 2.1.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (Mass Communication) ialah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio, dan televisi yang ditujukan kepada umum, dan film yang dipertunjukan di gedung – gedung bioskop.Hal tersebut perlu dijelaskan oleh karena ada sementara pakar di antarannya Everett M. Rogers, yang menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain – lain. (Effendy. 2003:79)

Lazimnya media massa modern menunjukkan seluruh sistem di mana pesan – pesan diproduksikan, dipilih, disiarkan diterima dan ditanggapi. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media.

Melakukan kegiatan komunkasi massa jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpribadi. Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada ribuan pribadi yang berbeda pada saat yang sama, tidak akan bisa menyesuaikan harapannya untuk memperoleh tanggapan mereka secara pribadi. Suatu pendekatan yang bisa merenggangkan kelompok lainnya. Seorang komunikator melalui media massa yang mahi adalah seorang yang berhasil menemukan metode yang tepat untuk menyiarkan pesannya guna membina emphaty dengan jumlah terbanyak diantara komunikannya. Meskipun jumlah komunikan bisa mencapai jutaan, kontak yang fundamental adalah antara dua orang, benak komunikator harus mengenai setiap benak komunikan. Komunikasi massa yang berhasil ialah kontak-pribadi dengan pribadi yang diulangi ribuan kali secara serentak.(Effendy, 2003 :80)

Seorang Politikus dapat mencapai jauh lebih banyak komunikan dengan sekali uraian melalui televisi daripada dengan jalan perlawatan mendatangi mereka seorang demi seorang. Akan tetapi penggunaan komunikasi massa bisa menjadi gagal, jika komunikator tidak bisa memproyeksikan perasaan yang sama


(63)

melalui media, yaitu perasaan yang ia nyatakan melalui keremah – tamahan dan perilaku menyenangkan.(Effendy, 2003:80)

Jadi ada dua tugas komunikator dalam komunikasi massa, yaitu : mengetahui apa yang ia ingin komunikasikan, dan mengetahui bagaimana ia harus menyampaikan pesannya dalam rangka melancarkan penetrasi kepada benak komunikan. Sebuah pesan yang isinya lemah dan dengan lemah pula disampaikan kepada jutaan orang. Bisa menimbulkan pengaruh yang kurang efektif sama sekali dibandingkan dengan pesan yang disampaikan dengan baik kepada komunikan yang jumlahnya kecil (Effendy, 2003 :80)

Komunikasi massa biasanya menghendaki organisasi resmi dan rumit untuk melakukan operasinya. Produksi surat kabar atau siaran televisi meliputi sumber pembiayaan dan karenanya juga pengawasan keuangan, ini memerlukan pekerjaan yang benar - benar mempunyai keahlian, jadi memerlukan manajemen yang baik, memerlukan juga pengawasan yang normatif yang erat hubungannya dengan orang luar yang mempunyai wewenang dan erat hubungannya dengan masyarakat. Dengan demikian maka harus ada orang yang bergerak dalam struktur yang menjamin kontuinitas dan kerja sama (Effendy, 2003 : 81)

Dengan demikian, menurut Nurudin (2009:19), Komunikasi massa memiliki empat karakteristik, yaitu :

1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga, bukan berarti salah satu orang tetapi kumpulan orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam lembaga pada sebuah sistem yang mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, dan simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusanuntuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen , berarti audience beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi, memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula.

3. Pesannya bersifat umum, berarti pesn dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu.


(64)

Dengan kata lain, pesan yang disampaikan kepada khalayak harus umum, tidak di sengaja untuk golongan tertentu

4. Komunikasinya berlangsung satu arah, berarti komunikasi memberi konsekuensi umpan balik (feedback)yang sifatnya tertunda ( delayed feedback )

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan , berarti dalam proses penyebaran pesan, khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampit bersamaan meskipun wilayah jangkauan berbeda tetapi komunikator dalam media massa berupaya menyiarkan informasi secara serentak.

Menurut Hiebert dalam Pengantar Komunikasi Massa (Nurudin, 2009: 105), khalayak dalam komunikasi massa mempunyai lima karakteristik, antara lain :

1. Khalayak cenderung berisi individu – individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.

2. Khalayak cenderung besar tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa yang mencapai ribuan bahkan jutaan orang.

3. Khalayak cenderung heterogen berasal dari berbagai lapisan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi hegeronitasnya juga tetap ada.

4. Khalayak cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu dengan yang lain. 5. Khalayak secara fisik dipisahkan oleh komunikator

2.1.3 Internet

Internet sendiri pertama kali dikenal sekitar tahun 1968-1969. Pada saat itu Advanced Research Projects Agency (ARPA), salah satu bagian dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat, menciptakan ARPAnet yang merupakan cikal bakal internet. ARPAnet adalah suatu jaringan komputer yang tersebar untuk menghindarkan terjadinya informasi terpusat, yang apabila terjadi perang dapat mudah dihancurkan. Jadi bila satu bagian dari sambungan network terganggu dari serangan musuh, jalur yang melalui sambungan itu secara otomatis dipindahkan ke sambungan lainnya. Jaringan ARPAnet ini menghubungkan 4 titik yaitu


(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PENYATAAN ORISINALITAS ... iv

KATA PENGANTAR ... v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR………...………xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 11

1.3Batasan Masalah... 11

1.4Tujuan Penelitian ... 11

1.5Manfaat Penelitian ... 12

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori... 13

2.1.1 Komunikasi ... 13

2.1.2 Komunikasi Massa ... 14

2.1.3 Internet ... 16

2.1.4 Komunikasi Bermedia ... 19

2.1.5 Media Sosial ... 21

2.1.5.1 Pengertian Media Sosial ... 21

2.1.5.2 Sejarah Media Sosial... 21

2.1.5.3 Ciri-ciri dan Jenis-jenis Media Sosial ... 22

2.1.6 Twitter ... 24

2.1.7 Elit Politik ... 26

2.1.8 Citra Diri ... 28

2.1.9 Teori Media Baru atau New Media ... 30


(2)

2.6 Hipotesis ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 39

3.2 Lokasi Penelitian ... 39

3.3 Populasi dan Sampel ... 39

3.4 Teknik Penarikan Sampel ... 41

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan dan Pengumpulan Data... 44

4.1.1 Tahapan Pengumpulan Data ... 44

4.1.1.1Penelitian Lapangan ... 44

4.1.2Tahapan Pengolahan Data ... 45

4.2 Analisis Tabel Tunggal ... 46

4.3 Analisis Tabel Silang ... 65

4.4 Uji Hipotesis ... 70

4.5 Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 79

5.2 Saran ... 80

5.2.1 Saran responden penelitian ... 80

5.2.2 Saran dalam kaitan akademis ... 81

5.2.3 Saran dalam kaitan praktisi ... 81

DAFTAR REFERENSI ... 82 LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Operasional Variabel ... 36

3.1 Jumlah Mahasiswa ... 40

4.1 Mengambil Mata Kuliah Komunikasi Antar Pribadi ... 46

4.2 Mengambil Mata Kuliah Psikologi Sosial ... 47

4.3 Menggunakan Twitter ... 47

4.4 Melihat Akun Politisi ... 48

4.5 Mengikuti Akun Politisi ... 48

4.6 Mengikuti Perkembangan Akun Politisi ... 49

4.7 Mengikuti Akun Twitter @ridwankamil ... 50

4.8 Intensitas Menggunakan Twitter ... 50

4.9 Membantu Mendapatkan Informasi ... 51

4.10 Mempermudah Mendapatkan Informasi ... 52

4.11 Media Primer ... 52

4.12 Teruji Kebenarannya ... 53

4.13 Tidak Teruji Kebenarannya... 53

4.14 Edukasi ... 54

4.15 Membuat Keputusan ... 55

4.16 Mempengaruhi Dalam Hal Tertentu ... 55

4.17 Menghibur ... 56

4.18 Memenuhi Kebutuhan Hiburan ... 56

4.19 Membantu Tetap Update... 57

4.20 Mengemukakan Pendapat ... 58

4.21 Mengkritisi Hal yang Sedang Terjadi ... 58

4.22 Membentuk Citra Diri ... 59

4.23 Menimbulkan Rasa Tertarik ... 60


(4)

4.28 Pandangan Baik Pada Orang Lain…..………...63

4.29 Pandangan Kurang Baik Pada Orang Lain ………...64

4.30 CitraDiri @ridwankamil...………..64

4.31 Twitter Mempengaruhi Hal Tertentu dengan Menimbulkan

Rasa Tertarik………...66

4.32 Mengemukakan Pendapat dengan Menunjukkan Kemampuan ....67

4.33 Pandangan Baik Pada Orang Lain dengan Mengkritisi Hal yang

Sedang Terjadi …...……….69


(5)

Daftar Gambar

Nomor Judul Halaman


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Fortran Cobol

2. Kuesioner

3. Biodata


Dokumen yang terkait

Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU” (Studi Deskriptif Kuantitatif Untuk Mengetahui Pola Penggunaan Twitter di Kalangan Mahasiswa FISIP USU).

1 41 110

Instagram Dan Presentasi Diri Mahasiswa (Studi Korelasional Penggunaan Instagram Terhadap Presentasi Diri Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara)

12 111 94

Fungsi dan Pengaruh Media Sosial Line Terhadap Kebutuhan Afiliasi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip USU 2010-2012 (Studi korelasional pengaruh media sosial line terhadap kebutuhan afiliasi di kalangan mahasiswa komunikasi FISIP USU stambuk 2010-2012)

6 54 106

Twitter Dan Tingkat Keterbukaan Diri (Studi Korelasional tentang Fasilitas Twitter di Internet Terhadap Tingkat Keterbukaan Diri pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

1 45 125

Media Sosial dan Citra Diri ( Studi Korelasional Pengaruh Penggunaan Media Sosial Twitter Terhadap Pembentukan Citra Diri Elit Politik Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Angkatan 2012 dan 2013 )

4 63 116

Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial (Studi Deskriptif Kualitatif Konsep Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dalam Media Sosial Instagram)

6 40 132

Pemberitaan di Media dan Citra USU (Studi Korelasional Pengaruh Pemberitaan Gantung Diri Mahasiswa Universitas Sumatera Utara di Media Online terhadap Citra USU di Mata Masyarakat Keliling Kampus)

1 14 146

Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Dan Perilaku Komunikasi (Studi Korelasional Mengenai Pengaruh Tingkat Ketergantungan Pengguna Media Sosial Instagram dan Path Terhadap Perilaku Komunikasi Mahasiswa FISIP USU Angkatan 2016)

6 19 150

MEDIA SOSIAL PATH DAN PENCITRAAN DIRI (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pencitraan Diri Para Pengguna Media Sosial Path di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Reguler FISIP UNS Angkatan 2014).

0 0 1

INSTAGRAM DAN PRESENTASI DIRI (Analisis Kuantitatif Hubungan Penggunaan Media Sosial Instagram Dengan Presentasi Diri Mahasiswa Ilmu Komunikasi UNTIRTA Angkatan 2013-2015) - FISIP Untirta Repository

0 0 158