Persiapan Penelitian Cara Penelitian

commit to user 19 3. Kandang dan Peralatannya Kandang yang digunakan berjumlah tiga buah kandang individual yang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum. Peralatan lain yang digunakan diantaranya meliputi timbangan sapi merk Ruddweight dengan kapasitas 1000 kg kepekaan 1 kg, timbangan merk Five Goats kapasitas 5 kg kepekaan 20 g, timbangan elektrik merk Weston kapasitas 5 kg kepekaan 1 g, untuk menimbang pakan dan sisa pakan. Pengambil cairan rumen menggunakan peralon yang dilengkapi dengan spuit untuk menghisap cairan rumen, tabung erlenmeyer untuk tempat cairan rumen, saringan, pH meter dan beberapa alat analisis NH 3 , VFA dan protein mikroba rumen. Beberapa peralatan kandang antara lain sapu lidi, sekop, ember dan alat tulis untuk mencatat data yang diperlukan.

C. Persiapan Penelitian

1. Persiapan kandang Sebelum penelitian sapi dimasukan ke dalam kandang, terlebih dahulu lantai dan dinding kandang dibersihkan dan dilabur dengan batu kapur untuk membunuh parasit penyebab penyakit. Sedangkan tempat pakan dan minum dibersihkan dan disucihamakan menggunakan larutan Lysol dengan dosis 15 ml1 liter air. 2. Persiapan sapi Sebelum penelitian, sapi ditimbang terlebih dahulu sebagai dasar dalam penyusunan ransum. Sapi PO berfistula sebelum digunakan untuk penelitian diberi obat cacing merk Kalbaben dengan dosis 1 ml10Kg berat badan sapi untuk menghilangkan parasit dalam saluran pencernaan. 3. Persiapan Ransum Ransum yang digunakan terdiri dari jerami padi fermentasi 40 konsentrat 54 terdiri dari campuran; bungkil kedelai 8, bungkil kelapa sawit 5, kopra 20, jagung giling 6, dedak halus 30, pollard 14, onggok 14, mineral 2, dan garam 1. Bahan pakan protein tinggi yaitu menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit diproteksi dengan formaldehid 37. Caranya memproteksi yaitu mempersiapkan commit to user 20 larutan formaldehid 37 sebanyak 2 dari bahan kering menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit kemudian diencerkan dengan air secukupnya. Setelah itu larutan formaldehid yang telah diencerkan dengan air disemprotkan secara merata kedalam menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit, diperam semalam. Selanjutnya diangin-anginkan dengan tujuan untuk mengurangi bau menyengat dari formaldehid. Kemudian menyampur bahan pakan menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit terproteksi dengan konsentrat.

D. Cara Penelitian

1. Macam Penelitian Penelitian tentang pengaruh pengunaan menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit terproteksi terhadap pH, NH 3 , VFA dan protein mikroba sapi PO berfistula dilakukan secara eksperimental. 2. Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Bujur Sangkar Latin BSL dengan tiga perlakuan dan tiga kali periode. Setiap perlakuan diulang tiga kali dan setiap ulangan terdiri dari satu ekor sapi. Ransum yang digunakan terdiri dari jerami padi fermentasi JPF, konsentrat, Menir kedelai MK, tepung ikan TI dan bungkil kelapa sawit BKS terproteksi. Perlakuan yang diberikan adalah pada tiap periode dilakukan penggantian konsentrat dengan ransum pakan yaitu menir kedelai, tepung ikan dan bungkil kelapa sawit terproteksi. Adapun ketiga perlakuan tersebut adalah sebagai berikut : P1 = JPF 40 + Konsentrat 54 + TI terproteksi 6 P2 = JPF 40 + Konsentrat 54 + MK terproteksi 6 P3 = JPF 40 + Konsentrat 54 + BKS terproteksi 6 3. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi tiga periode. Setiap periode dilakukan selama dua minggu yaitu satu minggu untuk adaptasi pakan dan satu minggu selanjutnya yaitu tahap koleksi data. Setiap sapi diberi perlakuan pakan yang berbeda pada tiap periodenya. Pada periode commit to user 21 pertama, sapi satu diberi perlakuan yaitu pemberian pakan P1, sapi dua diberi pakan P2 dan untuk sapi tiga diberi pakan P3. Untuk periode selanjutnya dilakukan pertukaran yaitu sapi 1 diberi pakan P2, sapi 2 diberi pakan P3 sedangkan sapi 3 diberi pakan P1. Ransum diberikan pada pukul 08.00 WIB sedangkan jerami padi fermentasi pukul 11.00 WIB pada pemberian pakan pertama. Pemberian pakan kedua dilakukan pada pukul 13.00 WIB untuk konsentrat, dan pukul 15.00 WIB untuk jerami padi fermentasi. Sedangkan pemberian air minum dilakukan secara ad libitum. Pengambilan cairan rumen dilakukan dengan menggunakan peralon dilengkapi dengan spuit untuk menghisap cairan rumen. Pengukuran fermentabilitas ransum dilakukan pada waktu yang telah ditentukan untuk kinetika rumen yaitu 0, 3, 6, 9 dan 12 jam setelah makan. Pengambilan cairan rumen pertama pada pukul 08.00 WIB sebelum pakan didistribusikan kemudian berturut-turut pada pukul 11.00, 14.00, 17.00, dan 20.00 WIB. Selanjutnya dilakukan pengukuran pH menggunakan pH meter digital dan dianalisis sesuai parameter berikut ini: - pH rumen Menggunakan alat pHmeter - Konsentrasi N-Amonia Metode penentuan kadar amonia menurut Chaney and Marbach, 1962 cit Laboratorium Biokimia Nutrisi, 2006. Analisis dilakukan dengan spectronik. 1 ml larutan A Tungstat ditambah dengan 2 ml cairan rumen dan 1 ml larutan B H 2 SO 4 1N dingin. Sampel disentrifus pada 15.000 g selama 10 menit. Pada tabung lain diisi dengan 20 µl supernatan ditambah dengan 2.5 ml larutan C phenol dan 2.5 ml larutan D hypochloride dicampur secepatnya. Selanjutnya diinkubasikan dalam waterbath 40 o C selama 30 menit. Setelah terbentuk warna biru, dinginkan pada suhu kamar kemudian dibaca dengan Spektronik pada χ 630 nm - Konsentrasi VFA commit to user 22 Cairan rumen yang telah diambil disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit sebanyak 0.2 ml ditambahkan asam metafosfat 1 ml diinjeksikan pada Gas Kromatografi merk Shimadzu, model GC8, suhu kolom 130 o C, suhu injector atau detector 220 o C. Gas pembawa N2 dengan laju atau tekanan 1.25 kgcm 2 . Kolom yang digunakan SP-12001 H3PO4, 80100 mesh chromosorb WAW. GP10 SP, panjang kolom 2 m, diameter 3 mm. Dtektor FID, volume injeksi 0.5 ul. Alat ini dilengkapi dengan Integrator Shimadzu GR3A. Prosedur kerja, Satu µl supernatant cairan rumen diinjeksikan ke dalam alat GC dengan menggunakan microsyringe. Setelah 9 menit akan tergambar pada kertas recorder luas area senyawa yang ditentukan. Sebelum sampel diinjeksikan, terlebih dahulu diinjeksikan campuran larutan asetat, propionat dan butirat standar dengan konsentrasi 0.025, 0.05, 0.3 dan 0.5. Kemudian dihitung persamaan regresi yang merupakan hubungan antara luas area asam asetat, propionat dan butirat standar Y dengan konsentrasi asam asetat, propionat dan butirat standar X. Persamaan ini digunakan untuk menghitung konsentrasi asam asetat, propionat dan butirat sampel cairan rumen. - Protein Mikroba Rumen Metode yang digunakan pada penentuan protein mikrobia rumen adalah metode Lowry. Sampel sebanyak 0.5 ml ditambah dengan larutan Lowry B dan didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya ditambahkan 0.25 ml larutan Lowry A dan dicampur kemudian didiamkan selama 30 menit. Baca dengan menggunakan Spektronik pada χ 750 nm. 4. Parameter penelitian Parameter yang diukur dan diambil dalam penelitian ini : - pH cairan rumen Diukur dengan pH meter. commit to user 23 - Konsentrasi amonia N-NH 3 Konsentrasi N-Amonia = ml H 2 SO 4 x N H 2 SO 4 x 1000 mM - Konsentrasi produksi VFA Konsentrasi VFA = - Produksi protein mikroba rumen Metode yang digunakan pada penentuan protein mikroba rumen adalah metode Lowry.

E. Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP pH, KONSENTRASI NH3, VFA, DAN PROTEIN MIKROBIA RUMEN SAPI P

0 6 60

PENGARUH PENGGUNAAN MINYAK IKAN LEMURU, MINYAK KELAPA SAWIT, DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK, PROTEIN, pH DAN NH3 CAIRAN RUMEN SAPI PO BERFISTUL

0 5 50

PENGARUH MENIR KEDELAI, TEPUNG IKAN DAN BUNGKIL KELAPA SAWIT TERPROTEKSI TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR RANSUM SAPI PO BERFISTULA

1 9 45

PENGARUH PEMBERIAN CAMPURAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU TERHADAP KECERNAAN NDF DAN ADF RANSUM SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE.

0 2 3

PENGGUNAAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU DALAM RANSUM DITINJAU DARI TAMPILAN ESTRUS INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE.

0 3 3

Pengaruh Penggunaan Menir Kedelai Terproteksi dan Minyak Ikan Lemuru dan Jenis Otot yang Berbeda terhadap Kualitas Fisik Daging Sapi Simmental Peranakan Ongole.

0 0 12

Pengaruh Penggunaan Menir Kedelai dan Minyak Ikan Lemuru Terproteksi terhadap Kecernaan Bahan Organik dan Protein Kasar Sapi Simmental Peranakan Ongole.

0 0 13

Pengaruh Penggunaan Menir Kedelai dan Minyak Ikan Lemuru Terproteksi Terhadap Kualitas Kimia Otot Longissimus Dorsi dan Biceps Sapi Simmental Peranakan Ongole.

1 1 4

PENGARUH PENGGUNAAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU DAN TIPE OTOT YANG BERBEDA TERHADAP KUALITAS KIMIA DAGING SAPI SIMMENTAL PERANAKAN ONGOLE.

0 0 3

PENGGUNAAN MENIR KEDELAI TERPROTEKSI DAN MINYAK IKAN LEMURU DALAM RANSUM INDUK SAPI PERANAKAN ONGOLE DITINJAU DARI KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN PROTEIN KASAR.

0 2 3