Pembuatan Ekstrak Angkak Hasil Uji Kesukaan Hedonic test

17 Pengumpulan angkak dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Angkak yang digunakan adalah yang dijual dipasar Sei Sikambing, Jl. Kapten Muslim Kotamadya Medan.

3.2.2 Pengolahan sampel

Angkak ditimbang sebanyak 510 gram, kemudian dipecah-pecah dengan menggunakan mortir, setelah dipecah-pecah ditimbang lagi sebanyak 500 gram.

3.3. Pembuatan Ekstrak Angkak

Pembuatan ekstrak angkak dilakukan secara maserasi menggunakan penyari Alkohol 70. Angkak yang telah dipecah-pecah dengan mortir hingga menjadi serbuk kasar kemudian ditimbang sebanyak 500 g, kemudian dimaserasi dengan cara serbuk kasar angkak dimasukkan kedalam bejana, kemudian dituangi dengan 3750 ml alkohol 70 di tutup, dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil berulang-ulang diaduk. Setelah 5 hari sari diserkai, dan ampasnya diperas. Kemudian ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan diserkai, sehingga diperoleh seluruh sari sebanyak 5000 ml. Setelah itu Bejana di tutup, dan dibiarkan ditempat sejuk. Terlindung dari cahaya selama 2 hari. Kemudian endapan dipisahkan Ditjen POM, 1979. Maserat yang diperoleh dipekatkan dengan penguap berputar pada suhu ± 40 o C sampai diperoleh ekstrak kental. Kemudian hasil tersebut dikering anginkan dengan menggunakan alat pengering beku selama 72 jam pada suhu -40 o C dengan tekanan 2 atm sehingga diperoleh ekstrak angkak yang lebih kental.

3.4. Pembuatan formula

Formula yang dipilih berdasarkan formula standard yang terdapat pada Formularium Kosmetika Indonesia 1985. Universitas Sumatera Utara 18 R Kaolin ringan 50 g Kalsium karbonat 50 g Magnesium karbonat 50 g Seng stearat 50 g Talcum 750 g Pigmen 50 g parfum 2,0 g Zat pengikat qs Zat pengikat Isopropil miristat dan lanolin sama banyak

3.4.1. Modifikasi formula

Dalam penelitian ini, Formula yang dipilih adalah Formula Standard yang terdapat pada Formularium Kosmetika Indonesia 1985, dan dalam penelitian ini menggunakan pigmen ekstrak angkak yang di buat dalam sediaan pewarna pipi dengan modifikasi formula sebagai berikut: R Kaolin ringan 5 g Kalsium karbonat 5 g Magnesium karbonat 5 g Seng stearat 5 g Talcum 75 g Ekstrak angkak X g Oleum rosae qs Universitas Sumatera Utara 19 Zat pengikat qs Zat pengikat Isopropil miristat dan lanolin sama banyak Berdasarkan hasil orientasi terhadap penggunaan pewarna ekstrak angkak dalam sediaan pewarna pipi diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi 5 sediaan telah memberikan warna merah jambu saat dioleskan pada kulit punggung tangan, dan pada konsentrasi 7,5 sediaan telah memberikan warna merah muda kecoklatan saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Orientasi dilanjutkan dengan menggunakan ekstrak angkak dengan konsentrasi 10; 12,5; 15; 17,5; dan 20, Sehingga konsentrasi ekstrak angkak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5; 7,5; 10, 12,5; 15; 17,5; dan 20 karena warna yang dihasilkan warna yang sesuai untuk pembuatan sediaan pewarna pipi sebagai blanko juga dibuat sediaan pewarna pipi tanpa menggunakan pewarna ekstrak angkak. Tabel 3.1 Formula untuk 50 gram sediaan pewarna pipi menggunakan pewarna ekstrak angkak Komposisi Sediaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Kaolin ringan 2,5000 2,4375 2,3750 2,3125 2,2500 2,1875 2,1250 2,5000 Kalsium karbonat 2,5000 2,4375 2,3750 2,3125 2,2500 2,1875 2,1250 2,5000 Magnesium karbonat 2,5000 2,4375 2,3750 2,3125 2,2500 2,1875 2,1250 2,5000 Seng stearat 2,5000 2,4375 2,3750 2,3125 2,2500 2,1875 2,1250 2,5000 Talkum 37,5000 36,5625 35,6250 34,6875 33,7500 32,8125 31,8750 37,5000 Ekstrak angkak 2,5000 3,7500 5,0000 6,2500 7,5000 8,7500 10,000 0,0000 Isoprofil miristat 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 Lanolin 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 0,5000 Keterangan: Sediaan 1 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 5 Sediaan 2 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 7,5 Sediaan 3 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 10 Sediaan 4 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12,5 Sediaan 5 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 15 Sediaan 6 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 17,5 Sediaan 7 : Formula dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 20 Sediaan 8: Formula tanpa pewarna ekstrak angkak Universitas Sumatera Utara 20

3.4.2. Prosedur pembuatan pewarna pipi

Masing-masing bahan serbuk seperti kaolin, kalsium karbonat, dan seng stearat dihaluskan didalam lumpang, kemudian ekstrak angkak digerus didalam lumpang yang lain dan ditambahkan talkum sedikit demi sedikit gerus hingga homogen dan dicampurkan kedalam campuran diatas gerus lagi hingga homogen. Setelah itu ditambahkan parfum secukupnya dan magnesium karbonat gerus hingga homogen. tambahkan zat pengikat isoprofil miristat dan lanolin yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu sampai mencair, dan digerus campurannya hingga diperoleh massa yang kompak, kemudian diayak dengan pengayak mesh 60 dan dikeringkan didalam lemari pengering selama 20 menit, kemudian diayak dengan pengayak mesh 100. Kempa ke dalam wadah yang dikehendaki.

3.5 Pemeriksaan Mutu Fisik Pewarna Pipi

Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan pewarna pipi. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan homogenitas, dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, dan uji poles.

3.5.1 Pemeriksaan dispersi warna homogenitas pewarna pipi

Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan kertas berwarna putih dan dilihat. Tidak boleh ada warna yang berbeda, atau tidak merata Butler, 2000. Universitas Sumatera Utara 21

3.5.2. Uji poles

Uji poles dilakukan terhadap sediaan masing-masing formula dengan cara dioleskan lima kali pada punggung telapak tangan dan diamati warnanya Keithler, 1956. 3.5.3. Uji kekerasantekanan Sediaan yang dibuat diuji kekerasannya dengan cara menggunakan alat uji kekerasan copley, ditandai dengan sediaan yang dibuat tidak mudah retak, remuk dan pecah Butler, 2000.

3.5.4. Uji keretakan

Langkah yang paling baik terhadap kecenderung pewarna pipi adalah dengan menjatuhkan pewarna pipi pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, menyatakan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan Butler, 2000.

3.6 Uji Iritasi

Uji iritasi dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka Open Test pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis yang bersedia dan mengisi surat pernyataan. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu 2,5 x 2,5 cm, Universitas Sumatera Utara 22 dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama 2 hari berturut-turut Tranggono dan Latifah, 2007.

3.6.1 Uji kesukaan hedonic test

Uji kesukaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap sediaan yang dibuat. Jumlah panel uji kesukaaan makin besar semakin baik. Sebaiknya jumlah itu melebihi 20 orang panelis dengan cara: setiap panelis memberikan penilaian terhdap masing-masing pewarna pipi berdasarkan teksturnya Butler, 2000. Kriteria Panelis Soekarto,1981: 1. Memiliki kepekaan dan konsistensi yang tinggi. 2. Panelis yang digunakan adalah panelis yang tidak terlatih yang diambil secara acak. 3. Berbadan sehat. 4. Tidak dalam keadaan tertekan 5. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang penilaian organoleptik.

3.6.2 Uji stabilitas

Uji ini dilakukan pengamatan terhadap adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan pewarna pipi dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari ke 1, hari ke 5, hari ke 10 dan selanjutnya setiap 5 hari sekali hingga hari ke-30. Universitas Sumatera Utara 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi Angkak

Hasil maserasi dari 500 gram angkak diperoleh 100 ml maserat, kemudian dipengeringan beku selama 72 jam pada suhu -40 o C dengan tekanan 2 atm menghasilkan 48 gram ekstrak kental. Rendemen yang diperoleh yaitu 9,6. 4.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Pewarna pipi

4.2.1 Uji dispersi warna homogenitas

Hasil pemeriksaan dispersi warna menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat terdispersi merata dan tidak ada warna yang berbeda atau tidak merata pada saat ditaburkan pada kertas putih.

4.2.2 Hasil uji poles

Sediaan pewarna pipi menghasilkan pengolesan yang baik jika sediaan memberikan warna yang intensif, merata dan homogen saat dioleskan pada kulit punggung tangan. Hasil uji poles dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Data pemeriksaan uji poles pada sediaan pewarna pipi Konsentrasi Warna Homogen Pengolesan 5 Merah jambu Homogen 1 7,5 Merah muda kecoklatan Homogen 1 10 Merah bata Homogen 3 12,5 Merah bata Homogen 3 15 Merah tua Terasa kasar 5 17,5 Merah tua Terasa kasar 5 20 Merah gelap Terasa kasar 6 Universitas Sumatera Utara 24 Sediaan dengan konsentrasi 15 memberikan warna merah tua dan sedian dengan konsentrasi 17,5 dan 20 memberikan warna merah gelap, sedian- sediaan ini lebih terasa kasar, kemungkinan masih ada partikel-partikel kasar yang belum cukup halus dari ekstrak angkak selama proses penggerusan dalam lumpang dan proses pengayakan dengan ayakan, sehingga diperlukan alat penggerusan khusus untuk pewarna pipi dan ayakan yang lebih halus.

4.2.3 Hasil uji kekerasantekanan

Hasil uji kekerasan yang didapat terhadap sediaan pewarna pipi dengan konsentrasi 5 adalah 2 kg, pada konsentrasi 7,5 kekerasannya adalah 2,5 kg, sedangkan untuk sediaan yang dibuat dengan ekstrak angkak konsentrasi 10 sampai 20 menunjukkan hasil yang sama yaitu dengan kekerasan 3 kg dan untuk sediaan tanpa sempel kekerasannya adalah 2 kg. Untuk standart kekerasan, belum ada literatur yang menyatakan standart kekerasan pewarna pipi.

4.2.4 Hasil uji keretakan

Hasil pemeriksaan yang didapat terhadap semua sediaan pewarna pipi dengan uji keretakan menunjukan bahwa semua sediaan yang dibuat tidak pecah dan retak pada saat dijatuhkan pada permukaan kayu dengan ketinggian 8-10 inci.

4.2.5 Hasil uji iritasi

Berdasarkan hasil uji iritasi yang dilakukan pada 10 orang panelis yang dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan pewarna pipi pada kulit lengan bawah bagian dalam selama 2 hari berturut-turut, menunjukkan bahwa semua panelis tidak menunjukkan reaksi terhadap parameter reaksi iritasi yang diamati yaitu adanya eritema, dan edema. Pada uji ini digunakan sediaan pewarna pipi Universitas Sumatera Utara 25 dengan konsentrasi ekstrak angkak paling tinggi, yaitu sediaan yang mengandung konsentrasi pewarna 20. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan pewarna pipi yang dibuat aman untuk digunakan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Data uji iritasi Panelis Reaksi 24 jam 48 jam Kulit Kulit 1 Erythema Edema 2 Erythema Edema 3 Erythema Edema 4 Erythema Edema 5 Erythema Edema 6 Erythema Edema 7 Erythema Edema 8 Erythema Edema 9 Erythema Edema 10 Erythema Edema Keterangan: Index iritasi primer: 048 = 0,00 sistem skor Federal Hazardous Substance Act Barel, 2001. Erythema Edema tidak erythema tidak edema sangat sedikit erythema 1 sangat sedikit edema 1 sedikit erythema 2 sedikit edema 2 erythema sedang 3 edema sedang 3 erythema sangat parah 4 edema sangat parah 4 Universitas Sumatera Utara 26

4.3 Hasil Uji Kesukaan Hedonic test

Data yang diperoleh dari lembar penilaian kuesioner ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaannya untuk setiap sediaan dengan mencari hasil rerata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95. Data nilai uji kesukaan Hedonic Test dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari hasil perhitungan didapatkan interval nilai kesukaan untuk setiap sediaan yaitu: - Sediaan 1 memiliki interval nilai kesukaan 2,08–2,84. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,08 dan dibulatkan menjadi 3 cukup suka. - Sediaan 2 memiliki interval nilai kesukaan 3,03–3,83. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,03 dan dibulatkan menjadi 3 cukup suka. - Sediaan 3 memiliki interval nilai kesukaan 3,27–3,73. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,27 dan dibulatkan menjadi 3 cukup suka. - Sediaan 4 memiliki interval nilai kesukaan 3,74–4,46. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 3,74 dan dibulatkan menjadi 4 suka. - Sediaan 5 memiliki interval nilai kesukaan 2,61–3,45. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,61 dan dibulatkan menjadi 3 cukup suka. Universitas Sumatera Utara 27 Tabel 4.3 Data nilai uji kesukaan Hedonic test Panelis Sediaan 1 2 3 4 5 6 7 1 1 2 3 5 4 4 3 2 1 2 3 5 4 4 3 3 4 5 3 4 2 1 2 4 4 5 3 4 2 1 2 5 5 4 4 3 2 1 1 6 3 4 4 5 2 2 1 7 3 4 4 5 2 2 1 8 3 4 5 4 3 2 1 9 4 5 4 4 2 2 1 10 3 4 4 5 3 2 1 11 3 4 3 5 4 2 1 12 4 5 4 4 3 2 1 13 1 2 3 3 4 4 5 14 1 2 3 3 4 4 5 15 2 4 3 4 5 4 3 Universitas Sumatera Utara 28 Keterangan: 5 : sangat suka 4 : suka 3 : cukup suka 2 : kurang suka 16 3 3 4 5 4 1 1 17 4 5 3 2 1 1 1 18 1 2 3 5 4 2 2 19 5 4 3 2 1 1 1 20 5 4 3 2 1 2 1 21 1 5 4 4 3 3 2 22 3 2 5 4 2 2 2 23 1 3 3 3 4 5 4 24 1 3 2 3 4 5 4 25 1 2 3 3 5 4 4 26 1 2 3 4 5 1 1 27 1 4 3 5 4 3 4 28 3 3 4 5 2 2 2 29 3 3 4 5 2 2 2 30 1 2 3 3 3 4 5 Total 74 103 105 123 91 71 68 Universitas Sumatera Utara 29 1 : tidak suka - Sediaan 6 memiliki interval nilai kesukaan 1,92-2,82. nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 1,92 dan dibulatkan menjadi 2 kurang suka. - Sediaan 7 memiliki interval nilai kesukaan 2,15–2,39. Untuk penulisan nilai akhir kesukaan diambil nilai terkecil yaitu 2,15 dan dibulatkan menjadi 3 cukup suka Berdasarkan nilai kesukaan untuk semua sediaan, sediaan yang disukai adalah sediaan pewarna pipi dengan konsentrasi pewarna ekstrak angkak 12,5. Contoh kuesioner dapat dilihat pada lampiran 3. Perhitungan hasil uji kesukaan hedonic test dapat dilihat pada lampiran 13.

4.4 Stabilitas Pewarna Pipi