Pajak Secara Umum Uraian Teoritis

C. Uraian Teoritis

1. Pajak Secara Umum

1.1.Definisi dan Fungsi Pajak Berdasarkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Besarnya jumlah pajak juga sudah ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2 yang menyatakan bahwa “Segala penerimaan pajak harus berdasarkan undang-undang”. Beberapa ahli perpajakan juga mengemukakan pendapat yang berbeda mengenai pajak, tetapi pada dasarnya pendapat yang dikemukakan tersebut mempunyai maksud dan tujuan yang sama. Diantaranya yaitu : a Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Mardiasmo, 2008:2 b Dr. N. J. Feldman , berpendapat bahwa: “Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkan secara Universitas Sumatera Utara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum”.Resmi. 2008:2 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan ciri-ciri yang melekat pada pengertian perpajakan diatas, yaitu : a Pajak dipungut berdasarkan undang-undang, b Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan kontraprestasi individual oleh pemerintah, c Pajak oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, d Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment, e Pajak dapat juga mempunyai tujuan yang bukan Budgeter, yaitu mengatur. Berdasarkan kesimpulan diatas terdapat dua fungsi pajak, yaitu : a Fungsi Penerimaan Budgeter, yaitu pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. b Fungsi Mengatur Reguler, yaitu pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibiadang sosial dan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Pajak dapat dikelompokkan menjadi tiga 3 kelompok, Siti Resmi, 2008 :7, yaitu : 1. Menurut Golongannya, yaitu : a Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain. Misalnya : Pajak Penghasilan PPh. b Pajak Tidak Langsung, yaitu yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Misalnya : Pajak Pertambahan Nilai PPN. 2. Menurut Sifatnya, yaitu : a Pajak Subjektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya., Misalnya : Pajak Penghasilan PPh. b Pajak Objektif, yaitu pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya, tanpa memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak. Misalnya : Pajak Pertambahan Nilai PPN. 3. Menurut Lembaga Pemungutannya, yaitu : a Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara. b Pajak Daerah,yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Universitas Sumatera Utara 1.2.Tata Cara Pemungutan Pajak Agar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan, maka dalam pemungutan pajak harus memenuhi syarat sebagai berikut, yaitu ; a Pemungutan pajak harus adil Syarat Keadilan. Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil, maksudnya dalam mengenakan pajak harus dilakukan secara umum dan merata, serta disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan memberikan hak bagi wajib pajak untuk mengajukan keberatan, penundanaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak. b Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang Syarat Yuridis. Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2 sehingga memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi negara maupun warganya. c Tidak mengganggu perekonomian Syarat Ekonomis Setiap pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. d Pemungutan pajak harus efisien Syarat Finansial Biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. Universitas Sumatera Utara e Sistem pemungutan pajak harus sederhana Jika dalam pemungutan sederhana, maka ini akan memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban membayar pajaknya. Ada beberapa jenis Sistem Pemugutan Pajak, Mardiasmo 2008 : 7, yaitu : 1. Official Assessment System Yaitu suatu sistem pemungutan yang meberikan wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. 2. Self Assessment System Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang. 3. With Holding System Yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan untuk menetukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

2. Pengertian Pajak Penghasilan pasal 25