BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak manusia merupakan pusat kecerdasan dan pengendali aktivitas manusia yang memiliki kemampuan luar biasa. Otak mempunyai struktur yang menakjubkan karena
kemampuannya membentuk sendiri aturan-aturan atau pola berdasarkan pengalaman yang diterima [14].
Jaringan saraf tiruan merupakan salah satu sistem pemrosesan informasi yang didesain dengan menirukan cara kerja otak manusia dalam menyelesaikan suatu
masalah dengan melakukan proses belajar melalui perubahan bobot sinapsisnya. Jaringan saraf mampu mengenali kegiatan dengan berbasis pada data masa lalu. Data
masa lalu akan dipelajari oleh jaringan saraf tiruan sehingga mempunyai kemampuan untuk memberi keputusan terhadap data yang belum pernah dipelajari [15].
Jaringan saraf tiruan juga dikenal sebagai kotak hitam black box technology atau tidak transparan opaque karena tidak dapat menerangkan bagaimana suatu hasil
didapatkan. Hal inilah yang membuat jaringan saraf tiruan mampu digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang tidak terstruktur dan sulit didefinisikan. Kenyataan
inilah yang menyebabkan jaringan saraf tiruan telah meluas dipakai sebagai alat bantu memecahkan masalah pada berbagai bidang dan disiplin ilmu [3].
Backpropagation merupakan salah satu metode pembelajaran jaringan syaraf tiruan yang membandingkan output yang diperoleh jaringan dengan target yang telah
Universitas Sumatera Utara
ditetapkan untuk menghitung error jaringan kemudian merambatkan error tersebut kelapisan sebelumnya untuk mendapatkan koreksi bobot yang akan menghasilkan
output yang diharapkan.
Tanaman karet Hevea brasiliensis merupakan tanaman yang berasal dari Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam dunia. Karet alam
merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting untuk Indonesia dan lingkup internasional. Di Indonesia, karet merupakan salah satu hasil pertanian yang banyak
menunjang perekonomian negara. Karet dapat diolah menjadi aneka jenis barang yang sangat luas [11] seperti ban, sepatu karet, sabuk pengangkut, kabel, pembungkus
logam, dan benang karet. Hasil devisa yang diperoleh dari karet cukup besar.
Dalam susunan taksonomi tanaman karet Hevea brasiliensis berasal dari genus Hevea dan spesies Hevea brasiliensis. Produktivitas tanaman karet dipengaruhi
oleh faktor kondisi lingkungan yang disebut faktor-faktor produksi alami seperti letak daerah terhadap lintang, besarnya curah hujan, suhu harian rata-rata, ketinggian
tempat dari permukaan laut, intensitas sinar matahari, derajat keasaman tanah, topografi tanah, dan kemiringan atau turun naiknya lahan [10]. Sedangkan faktor-
faktor yang dapat mengganggu tumbuh kembangnya tanaman karet adalah hama, penyakit, dan gulma.
Penyakit yang menyerang tanaman karet sangat merugikan petani karet karena mengganggu tumbuh kembangnya tanaman karet sehingga dapat mengakibatkan
penurunan jumlah produksi lateks bahkan dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan tanaman karet mati. Oleh karena itu, petani karet harus selalu melakukan pemeriksaan
tanaman untuk mendeteksi ada tidaknya penyakit pada tanaman karet. Hal ini bertujuan agar petani dapat melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian untuk
menghindari kerugian dan penyebaran penyakit pada tanaman karet yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Dengan kemampuan jaringan syaraf tiruan yang menirukan kemampuan otak manusia dalam mengolah pola-pola inputan yang diberikan untuk menghasilkan
keluaran atau kesimpulan yang ditarik berdasarkan pengalamannya selama proses pembelajaran, jaringan syaraf tiruan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
mendeteksi penyakit tanaman karet.
Mencermati hal-hal di atas, penulis terdorong untuk mengangkat judul Implementasi Algoritma Backpropagation Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Mendeteksi
Penyakit Tanaman Karet Hevea brasiliensis, yang diharapkan dapat membantu petani karet untuk mendeteksi penyakit tanaman karet Hevea brasiliensis.
1.2 Perumusan Masalah