11 Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan
model sering kali terikat pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak
mencukupi karena adanya kesulitan mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara penanganan
persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah, dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang
dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antarmodel yang saling berhubungan
diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual. Salah satu pandangan yang lebih optimistis, berharap untuk bisa
menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara mereka. Kemampuan yang dimiliki
subsistem basis model meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan. c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang
analog dan manajemen database seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model.
2.1.2.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog
Fleksibilitas dan kekuatan krateristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai yang dinemakan subsistem dialog, bennet mendefenisikan
pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari siste dialog sehingga subsistem dialog terbagi menjadi bagian sebagai berikut:
1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi seperti papan ketik keyboard,
panel-panel sentug dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
12 2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh
pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, tampilan layar, grafik, warna, plotter, keluaran suara dan sebagainya.
3. Basis pengetahuan, meliputi hal yang harus diketahui pemakai agar pemakai sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran pemakai,
pada kartu referensi atau petunjuk, dalam buku manual, dan sebagainya Kombinasi dari aturan-aturan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog
seperti pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai atau sistem meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan mungkin untuk mengkombinasi berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
2. Kemampuan untuk mengkombinasikan tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.
4. Kemampuan untuk memeberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.2 Logika Fuzzy
Konsep logika fuzzy pertama sekali diperkenalkan oleh profesor Lotfi A. Zadeh dari Universitas California pada bulan juni 1965. Logika fuzzy merupakan generalisasi dari
logika klasik yang hanya memiliki dua nilai keanggotaan antara 0 dan 1. Dalam logika fuzzy, nilai kebenaran suatu pernyataan berkisar dari sepenuhnya benar sampai dengan
sepenuhnya salah Pandjaitan, 2007. Dengan teori himpunan fuzzy, suatu objek dapat menjadi anggota dari banyak himpunan dengan derajat keanggotaan berbeda dalam
masing-masing himpunan. Konsep ini berbeda dengan teori himpunan klasik crisp.
Universitas Sumatera Utara
13 Alasan mengapa mennggunakan logika fuzzy antara lain:
1. Konsep penalaran logika fuzzy mudah dimengerti, konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.
2. Logika fuzzy sangat fleksibel. 3. Logika fuzy memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat.
4. Logika fuzzy mampu memodelkan fungsi nonlinear yang sangat kompleks. 5. Logika fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman
para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. 6. Logika fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara
konvensional. 7. Logika fuzzy didasrakan pada bahasa alami.
2.2.1 Himpunan Fuzzy