Identifikasi Masalah Data yang Digunakan Metode Sugeno dalam Perancangan Sistem Penentuan Stadium Penyakit TB Paru

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini secara garis besar membahas analisis metode Sugeno pada sistem dan tahap- tahap yang akan dilakukan dalam perancangan sistem yang akan dibangun.

3.1 Identifikasi Masalah

Tuberkulosis Paru atau TB Paru adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobakterium Tuberkulosis. TB Paru merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah. Di Indonesia, penyakit ini merupakan salah satu penyakit infeksi terpenting . Menurut Zulkifli 2006 dalam laporan Prevalensi pada tahun 1998 bahwa Indonesia merupakan Negara dengan Prevalensi TB Paru ke-3 tertinggi di dunia. Peningkatan jumlah penderita TB Paru salahsatunya disebabkan karena keterlambatan pelaksanaan diagnosis dan penentuan stadium penyakit serta tidak adanya pengobatan yang tepat. Menurut hasil survei pada salah satu Rumah Sakit, sering terjadi keterlambatan masalah pelaksaan diagnosis penentuan stadium penyakit TB Paru karena fasilitas yang tidak memadai dan dokter ahli yang tidak selalu ada ditempat sehingga tidak dapat dipastikan stadium penyakit dan tidak bisa diberikan pengobatan yang tepat. Hal ini tentu saja mengancam kesehatan pasien. Jadi diperlukan suatu sistem sebagai alat bantu dalam melaksanakan diagnosis penyakit TB Paru dengan metode tertentu. Pada penulisan Skripsi ini penulis mengunakan metode Sugeno orde satu karena metode Sugeno lebih Fleksibel dan cocok digunakan dalam Pengambilan Keputusan Sari, 2010. Universitas Sumatera Utara 31

3.2 Data yang Digunakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil pemeriksaan pasien penyakit TB Paru yang diambil dari salah satu Rumah Sakit daerah Tapanuli Selatan. Jumlah data yang diambil mulai dari tahun 2008-2012. Data dikelompokkan per variable agar diagnosis dapat dilakukan dengan lebih mudah.

3.3 Metode Sugeno dalam Perancangan Sistem Penentuan Stadium Penyakit TB Paru

Penentuan Stadium Penyakit TB Paru ini menggunakan metode sugeno, dapat dilihat pada pada Gambar 3.1 sebagai berikut: Gambar 3.1 Algoritma Metode Sugeno Universitas Sumatera Utara 32 Tahapan-tahapan pada Gambar 3.1 Algoritma Metode Sugeno dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Input data hasil pemeriksaan kedalam database SQL Server 2008. Data pemeriksaan yang digunakan merupakan variable himpunan fuzzy. Variable yang digunakan adalah Batuk BT, Laju Endapan Darah LED, Leukosist LK, Limfosit LF, Sputum SP, Foto Torax FT 2. Menentukan himpunan derajat keanggotaan himpunan fuzzy. Dalam sistem, setiap variable himpunan fuzzy ditentukan derajat keanggotaannya µ untuk setiap atrribut linguistiknya, dimana derajat keanggotaan tersebut menjadi nilai dalam himpunan fuzzy. Pengklasifikasian attribut lingusitik variable yang dibuat, berdasarkan konsultasi dengan pakar. Contohnya pada variable Batuk BT, nilai normal yang dimiliki adalah 7-21 hari. Dengan demikian variable ini bisa dibagi menjadi 4 kelompok atau atrribut linguistik yaitu Sebentar, Sedang, Lama, dan Sangat Lama. Himpunan fuzzy rendah akan memiliki domain [6, 10] dengan derajat keanggotaan rendah tertinggi =1 terletak pada nilai ke 6. Apabila batuk semakin kurang dari 6 hari maka kondisi semakin mendekati sangat sebentar, dan keluar dari semesta pembicaraan data penelitian. Namun apabila batuk semakin melebihi 6 hari, maka kondisi batuk akan semakin mendekati sedang. Himpunan fuzzy rendah direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin tinggi apabila batuk semakin mendekati 6 hari. Fungsi keanggotaan rendah seperti terlihat pada persamaan berikut ini: µ sebentar [ ] = 1 ≤ 6 ; 6 ≤ ≤ 10 0; ≥ 10 3.1 Universitas Sumatera Utara 33 Himpunan fuzzy sedang akan memiliki domain [6,18], dengan derajat keanggotaan sedang tertinggi =1, terletak pada nilai 13. Apabila batuk semakin kurang dari 14 dan mendekati 6 maka kondisi batu semakin sebentar, sehingga derajat keanggotaannya pada himpunan sedang akan semakin berkurang sedangkan derajat keanggotaannya pada himpunan sebentar akan semakin bertambah. Namun apabila batuk semakin mendekati tinggi. himpunan fuzzy sedang direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan fuzzy segitiga dengan derajat keanggotaan semakin tinggi apabila batuk semakin mendekati 14. Fungsi keanggotaan untuk himpunan sedang seperti terlihat pada persamaan berikut ini: µ sedang [ ] = ⎩ ⎪ ⎨ ⎪ ⎧ 0 ; ≤ 6 ; 6 ≤ ≤ 10 1; 10 ≤ ≤ 14 ; 14 ≤ ≤ 18 ≥ 18 3.2 Himpunan fuzzy lama akan memiliki domain [13,26], dengan derajat keanggotaan lama tertinggi =1 terletak pada nilai 22, apabila batuk semakin kurang dari 22 dan mendekati 15, maka kondisi batuk sudah menjadi sedang, sehingga derajat keanggotaannya pada himpunan lama akan semakin berkurang sedangkan derajat keanggotaan nya pada himpunan sedang akan bertambah. Namun apabila batuk makin melebihi 22 maka kondisi sudah semakin mendekati lama. Himpunan fuzzy lama direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin lama apabila mendekati 26 hari. Fungsi keanggotaan untuk himpunan lama seperti terlihat pada persamaan dibawah ini. µ lama [ ] = ⎩ ⎪ ⎨ ⎪ ⎧ 0 ; ≤ 14 ; 14 ≤ ≤ 18 1; 18 ≤ ≤ 22 ; 22 ≤ ≤ 26 0; ≥ 26 3.3 Universitas Sumatera Utara 34 Himpunan fuzzy sangat lama akan memiliki domain [22,26], dengan derajat keanggotaan sangat lama tertinggi =1 terletak pada nilai 25. Apabila batuk semakin berkurang dari 26 hari dan mendekati 22 hari, maka kondisi batuk menjadi lama, sehingga derajat keanggotaannya pada himpunan sangat lama akan semakin berkurang sedangkan derajat keanggotaannya pada himpunan lama akan semakin bertambah. Namun apabila batuk makin melebihi 26 hari, maka kondisi batuk sudah semakin melebihi sangat lama dan keluar dari pembicaraan data penelitian. Himpunan fuzzy sangat lama direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan segitiga dengan derajat keanggotaan semakin lama apabila batuk semakin mendekati 26 hari. Fungsi keanggotaan himpunan sangat lama seerti terlihat pada persamaan berikut ini: µ sangat lama [ ] = 0 ; ≤ 22 ; 22 ≤ ≤ 26 1; ≥ 26 3.4 3. Menentukan predikat aturan . Variable-variabel yang telah dimasukkan kedalam himpunan fuzzy, dibentuk menjadi aturan-aturan yang diperoleh dengan mengkombinasikan setiap variable dengan variable yang lain dengan attribut linguistik masing-masing. Aturan- aturan yang telah diperoleh akan dihitung nilai predikatnya dengan proses implikasi. Proses implikasi yang digunakan dalam metode Sugeno adalah operasi Min, dimana nilai minimum dari derajat keanggotaan veriabel yang satu dengan yang lainnya yang telah dikombinsaikan yang akan diambil. 4. Defuzzifikasi. Nilai defuzzifikasi dapat ditentukan dengan menghitung semua aturan yang telah dilakukan. Defuzzifikasi diperoleh dengan perhitungan Weight Avarage α1z1 + α2z2 + α3 z3 +… + αnzn WA = --------------------------------------------- 3.5 α1 + α2 + α3 +… + αn Universitas Sumatera Utara 35 5. Hasil Analisis Hasil analisis adalah berupa keputusan yang diperoleh dengan mencari nilai kedekatan antara hasil defuzzifikasi dengan index output. Hasil analisis ini yang akan jadi penentu stadium penyakit TB Paru pada pasien.

3.4 Perancangan Inferensi Fuzzy