uji  pasca  anava  yang  bertujuan  untuk  mengetahui  beda  rerata  antar  sel maupun kolom.
III. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat  52 siswa yang menjadi sampel, dimana terdapat  20  siswa  laki-laki  dan  32  siswa  perempuan.  Untuk  mengetahui
kedisiplinan belajar digunakan angket yang terdiri dari 30 soal, karena 4 soal dinyatakan  tidak  valid,  maka  hanya  26  soal  yang  diujikan  ke  kelas  sampel.
Berdasarkan  skor  angket  yang  terdiri  dari  52  siswa  diperoleh  skor  tertinggi adalah  93,  skor  terendah  adalah  56,  dan  range  =    37.  Berikut  adalah
rangkuman data distribusi frekuensi skor kedisiplinan belajar:
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Skor Kedisiplinan Belajar
Interval X
i
f
i
Persentase 56
–  61 58,5
2 3,85
62 –  67
64,5 6
11,54 68
–  73 70,5
17 32,69
74 –  79
76,5 9
17,31 80
– 85 82,5
15 28,84
86 – 91
88,5 2
3,85 92
– 97 92,5
1 1,92
Jumlah 52
100
Dari  Tabel  1  terlihat  bahwa  frekuensi  tertinggi  terletak  pada  rentang skor 68
–73, sedangkan frekuensi terendah terletak pada rentang skor 92–97. Data  hasil  belajar  matematika  siswa  diperoleh  dari  nilai  rapor
semester ganjil tahun ajaran 20122013. Berdasarkan data yang diperoleh dari kelas sampel diperoleh nilai tertinggi adalah 86, nilai terendah adalah 76, dan
range = 10. Berikut adalah rangkuman tabel distribusi frekuensi hasil belajar matematika siswa.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika
Interval X
i
f
i
Persentase 76  -  77
76,5 23
44,231 78  -  79
78,5 14
26,923 80  -  81
80,5 7
13,462 82  - 83
82,5 5
9,615 84  -  85
84,5 2
2,846 86  -  87
86,5 1
1,923 Jumlah
52 100
Dari  Tabel  2  terlihat  bahwa  frekuensi  tertinggi  berada  pada  interval 76-77  dengan  prosentase  44,231,  dan  frekuensi  terendah  berada  pada
interval 86-87 dengan prosentase 1. Data hasil belajar matematika tersebut memiliki mean 78.5385 dan standart deviasinya sebesar 2.50851.
Setelah instrumen data terkumpul, selanjutnya dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu:  uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk menguji normalitas
menggunakan metode Liliefors. Dengan taraf signifikasi 5, data dinyatakan berdistribusi normal jika jika
Lhitung   Ltabel
.
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas
Liliefors
Variabel L
maks
L
tabel
Keputusan Kedisiplinan Belajar Siswa
0,518762  0,886 Berdistribusi Normal
Hasil Belajar Matematika 0,603323  0,886
Berdistribusi Normal
Dari  Tabel  3  dapat  dilihat  bahwa  Jadi  kedisiplinan  belajar  dan  hasil belajar matematika berdistribusi normal, karena Lhitung  Ltabel.
Sedangkan  untuk  uji  homogenitas  dengan  taraf  signifikasi  5.  Data akan  dinyatakan  homogen  jika
χ2obs    χ2tabel.  Berikut  adalah  rangkuman untuk uji homogenitas:
Tabel 4 Hasil Uji Homogenitas
Variabel χ
2 obs
χ
2 tabel
Keputusan Kedisiplinan Belajar Siswa
0,156 5,991
Homogen Jenis Kelamin
0,677 3,841
Homogen
Dari Tabel dapat dilihat bahwa kedisiplinan belajar dan jenis kelamin merupakan data yang
homogen, karena χ2
obs
χ2
tabel
. Setelah  uji  prasyarat  analisis  terpenuhi,  maka  dilanjutkan  dengan  uji
hipotesis  penelitian  yaitu  dengan  menggunakan  uji  analisis  dua  jalur  sel  tak sama. Berikut adalah rangkuman hasilnya:
Tabel 5 Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama
Sumber JK
dk RK
F
obs
Fα H
Jenis Kelamin  A 6,46
1 6,46
2,175 4,05  Diterima
Kedisiplinan Belajar B  168,33 2  84,165  28,338  3,20
Ditolak Interaksi         AB
1,29 2
0,645 0,217
3,20  Diterima Galat
135,817  46 2,97
Total 312,397  51
Berdasarkan Tabel 5  dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Tidak terdapat pengaruh jenis kelamin terhadap hasil belajar matematika. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya F
hitung
= 2,175  F
tabel
= 4,05. 2.
Terdapat pengaruh kedisiplinan belajar terhadap hasil belajar matematika. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya F
hitung
= 28,338    F
tabel
=  3,20. 3.
Tidak  terdapat  interaksi  antara  jenis  kelamin  dan  kedisiplinan  belajar terhadap  hasil  belajar  matematika.  Hal  ini  ditunjukkan  oleh  besarnya
F
hitung
= 0,217  F
tabel
= 3,20. Karena  terdapat  pengaruh  kedisiplinan  belajar  terhadap  hasil  belajar
matematika  maka  perlu  dilakukan  uji  komparasi  ganda  dimana  uji  ini merupakan  analisis  lanjutan  setelah  dilakukannya  analisis  variansi
sebelumnya.  Analisis  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  terdapat perbedaan  rata-rata  hasil  belajar  matematika  antara  siswa  yang  mempunyai
tingkat  kedisiplinan  belajar  tinggi,  sedang,  dan  rendah.  Berikut  adalah rangkuman hasil uji komparasi ganda dengan menggunakan metode
Scheffe.
Tabel 6 Rangkuman Uji Komparasi Ganda
Kedisiplinan Belajar F
hitung
F
tabel
Analisis Tinggi
– Sedang 38,26
6,4 Ditolak
Tinggi – Rendah
53,77 6,4
Ditolak Sedang - Rendah
6,74 6,4
Ditolak
Berdasarkan  Tabel  6  dengan  taraf  signifikasi  5 .  dapat  diambil
kesimpulan sebagai berikut: 1.
F
hitung
=  38,26    F
tabel
=  6,40  berarti  terdapat  pengaruh  hasil  belajar matematika siswa antara kedisiplinan belajar tinggi dan sedang.
2. F
hitung
=  53,77    F
tabel
=  6,40  berarti  terdapat  pengaruh  hasil  belajar matematika siswa antara kedisiplinan belajar tinggi dan rendah.
3. F
hitung
=  6,74    F
tabel
=  6,40  berarti  terdapat  pengaruh  hasil  belajar matematika siswa antara kedisiplinan belajar sedang dan rendah.
IV. Pembahasan