Proses Pengembangan Istrumen PENGARUH PENDEKATAN EARTH SCIENCE COMMUNITY (EARTHCOMM) DAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 15 Bandung.

Intan Ayu Dewi, 2014 Pengaruh pendekatan earth science community earth comm dan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Daftar Nama Validator Perangkat Pembelajaran Geografi No Nama Validator Keterangan 1 Dr. Ahmad Yani M.Si Dosen Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Geografi UPI Bandung Berdasarkan masukan dari pakar ahli tersebut dilakukan revisi pada desain perangkat pembelajaran dan dihasilkan perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan EarthComm pada materi kerusakan lingkungan dan proses terjadinya pemanasan global. Tim validator memberikan komentar dan saran “dapat disesuaikan jika sudah prakteknya kurang efektif”. Selain itu, penulis menguji cobakan kepada peserta didik untuk melihat keterbacaan sebanyak 28 peserta didik, setelah itu diukur kevalidan suatu soal dengan menggunakan Microsoft Excel 2010, soal-soal ini dijadikan sebagai mengukur kemampuan berpikir kritis. Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada lampiran. 2. Reabilitas Reabilitas keterandalan ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana alat pengukur dikatakan konsisten, jika dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama Noor, 2013. Hlm.130. Sedangkan menurut Nasution 2009, hl m.77 “merupakan suatu alat pengukur, dikatan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang sama”. Untuk mengukur bahwa nilai itu dikatan realiabel yaitu dengan melihat besar kecilnya nilai reliabilitas soal tersebut oleh nilai korelasi hasil tes. Uji reliabilitas butir soal pada penelitian ini menggunakan Anates versi.4 Sugiyono 2013, hlm.357 menyatakan “setelah diperoleh harga r hitung, selanjutnya untuk dapat memutuskan intrumen soal tersebut realibel atau tidak, maka nilai r hitung ≥ r tabel”. Dari hasil perhitungan anates , didapat nilai koefisien korelasi XY = 0.59 sedangkan korelasi reabilitas tes tersebut sebesar Intan Ayu Dewi, 2014 Pengaruh pendekatan earth science community earth comm dan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 0.75. dengan n=28 taraf signifikansi 5 diperoleh 0.374. Karena r hitung lebih besar dari r tabel untuk taraf signifikansi 5 , Maka dapat disimpulkan bahwa soal tes uraian berpikir kritis mengenai materi kerusakan lingkungan dan pemanasan global tersebut reliable dan dapat digunakan untuk penelitian. 3. Tingkat kesukaran soal Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawan benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentuyang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks Prabowo, Ardhi, 2009 . Uji soal ini sangat penting dilakukan agar soal yang menjadi instrumen tidak didominasi oleh soal yang mudah atau sukar saja. Untuk menghitung tingkat kesukaran soal berbentuk uraian peneliti menggunakan Anates versi 4 dengan melihat uji keterbacaan soal dan melihat pemahaman peserta didik dalam menjawab soal. 4. Daya Pembeda Daya pembeda pada penelitian ini menggunakan daya pembeda soal uraian, yaitu dengan cara menunjukan tingkat kesukaran soal uraian. Menurut Surapranata 2006, hlm. 40 “Langkah yang dilakukan untuk menghitung daya pembeda soal uraian sama seperti apa yang dilakukan pada soal pilihan ganda. Setelah itu soal diurutkan seluruh skor yang rendah dengan membagi seluruh peserta tes menjadi 275 kelompok atas, yaitu kelompok yang memiliki skor total tinggi dan 27 kelompok bawah, yaitu kelompok peserta tes yang memperoleh skor rendah”. Untuk menghitung nilai koefisien daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.6 Nilai Koefisien Daya Pembeda Nilai daya beda Kategori 0.00-0.20 Jelek 0.21-0.40 Cukup 0.41-0.70 Baik 0.71-1.00 Baik sekali Sumber : Arikunto, 2009, hlm.218 Intan Ayu Dewi, 2014 Pengaruh pendekatan earth science community earth comm dan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Indeks daya pembeda butir soal uraian ini peneliti menggunakan Anates versi 4. Klasifikasi untuk mengintrepretasikan tingkat kesukaran soal dijelaskan pada tabel berikut ini. Tabel 3.7 Kategori Tingkat Kesukaran Soal Nilai p Kategori P 0.3 Sukar 0.3 ≤ p ≤ 0.7 sedang P 7 Mudah Sumber : Surapranata 2006, hlm.21

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, adapun teknik yang dipergunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Tehnik observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Dalam hal ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan dengan menggunakan daftar cek lapangan dan satuan format observasi kemampuan berpikir kritis peserta didik. 2. Tes Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Bentuk ini dipilih peneliti karena dalam tes uraian cocok untuk mengukur kemampuan berpikir kritis peserta didik untuk dapat mengenal permasalahan di bumi. Pemberian tes dilakukan setelah peserta didik diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan EarthComm pada kelas eksperimen 1, dan Problem Based Learning pada kelas eksperimen 2. Serta kelas kontrol yang dibiarkan alami tanpa treatment atau perlakuan. Intan Ayu Dewi, 2014 Pengaruh pendekatan earth science community earth comm dan pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. Analisis Data

Pada tahap ini penulis melakukan pemilihan dan pengecekan terhadap instrumen penelitian tentang kelengkapan, kejelasan, dan pengisian. Alat penelitian ini akan diabaikan jika tidak memenuhi syarat, sehingga memudahkan dalam pengolahan data. Kemudian data tersebut dianalisa dengan menggunakan beberapa pendekatan, yaitu dengan menggunakan:

1. Peningkatan Pemahaman Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik

Peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus gain yang dinormalisasi N-Gain. Rumus gain yang digunakan dalam penelitian ini. g = S post – S pre Agustendi, 2010, hlm. 75 S maks – S pre Keterangan : S post = skor tes akhir S pre = skor tes awal Tabel 3.8 Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi Batasan Kategori g 0,7 Tinggi 0,3 g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah Sumber : Agustendi, 2010, hlm. 75

2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan cara uji statistic parametric dan non parametric yaitu menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Pengujian ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 20 dengan kriteria pengujian yaitu: a. H 1 diterima jika x 2 hitung x 2 tabel berdistribusi normal dan S maks = skor maksimum

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EARTH SCIENCE COMMUNITY DAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN ENVIRONMENTAL LEARNING DALAM MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 5 BANDA ACEH.

1 7 1

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Pbm) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Di Smk Dharma Karya Jakarta

1 16 221

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA NEGERI 6 LHOKSEUMAWE.

3 10 27

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI : Studi Quasi Eksperimen di SMA Negeri 2 Subang.

1 6 59

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 0 53

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Studi Quasi Eksperimen di Kelas X SMA Negeri 2 Bandung.

0 0 24

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMINGUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI SITURAJA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Mata Pelajaran Geografi.

0 5 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri Darmaraja Kabupaten Sumedang.

0 2 50

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH LINGKUNGAN TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMBANG.

1 3 43