bahan yang berbau untuk mengusir serangga seperti kanfer, naftalen, paradichloro benzena atau PDB.
e. Mencegah kerusakan karena faktor manusia
Manusia merupakan perusak bahan pustaka yang cukup besar. Pengaruh ini dapat bersifat tak langsung seperti pencemar udara atau mutu kertas yang rendah
yang dihasilkan oleh industri dan dapat bersifat langsung seperti kebakaran, kecurian dan penanganan. Kerusakan lain pada bahan pustaka adalah rendahnya standart mutu
penjilidan. Teknologi tinggi seperti penggunaan AC yang tidak kontinyu malah akan mempercepat kerusakan bahan pustaka. Pelaksanaan fotokopi yang tidak benar juga
akan merusak bahan pustaka. Dan juga teknik penanganan yang salah dapat menyebabkan kerusakan fisik. Sedangkan salah pengolahan seperti menyimpan bahan
pustaka pada tempat yang mengandung resiko, tidak dibersihkan secara berkala akan menimbulkan kerusakan fisik karena kotor dan bahan pustaka yang kotor disukai oleh
jamur dan serangga. Dan kerusakan yang paling fatal adalah karena lalai dalam persiapan menghadapi bencana alam.
f. Mencegah kerusakan karena bencana kebakaran
Menurrut buku pedoman perawatan dan pemeliharaan bahan pustaka 1992: 16 bencana kebakaran dapat dihindari dengan cara:
1. Memasang smoke detektor pada tiap ruangan dalam perpustakaan
2. Instalasi lstrik harus diperiksa secara berkala
3. Dilarang keras merokok didalam perpustakaan
4. Alat pemadam api harus dipasang di tempat-tempat yang mudah dijangkau
2.6 Perbaikan restoration
Universitas Sumatera Utara
Perbaikan restoration menunjuk kepada pertimbangan dan cara yang digunakan untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak. Sebelum melakukan
perbaikan, terlebih dahulu harus di ketahui sejauh mana kerusakan yang di alami oleh bahan pustaka tersebut. Dengan demikian kita mengetahui cara yang tepat untuk
melakukan perbaikan pada bahan perpustakaan yang telah rusak. Ada beberapa kegiatan perbaikan terhadap bahan pustaka yang telah rusak
antara lain: 1.
Reproduksi Reproduksi dilakukan untuk merawat bahan pustaka yang langka dan mudah
rusak. Reproduksi dapat dilakukan dengan cara: -
Mereproduksi bahan pustaka dengan cara membuat fotocopynya -
Mereproduksi bahan pustaka kedalam bentuk lain seperti microfilm, microfish, CD-ROM
- Bahan pustaka yang berbentuk microfish ataupun microfilm
sebaiknya dibuatkan duplikatnya. 2.
Penjilidan Penjilidan merupakan kegiatan yang paling penting dalam pemeliharaan
bahan pustaka. Adapun bahan pustaka yang perlu dijilid adalah: -
Bahan pustaka yang benang jahitan pengikat lembarannya teleh lepas
- Bahan pustaka yang sampulnya telah rusak atau terlalu tipis
Universitas Sumatera Utara
- Bahan pustaka yang halamannya tidak berurutan
Dalam kegiatan penjilidan, perpustakaan diharuskan untuk melengkapi catatan untuk penjilidan buku, majalah, atau dokumen lainya. Dalam
melakukan hal ini pembiayaan perlu dipikirkan untuk memenuhi bahan- bahanya. Apabila pembiayaan penjilidan sama dengan pembiayaan pembelian
bahan pustaka dengan judul yang sama, maka disarankan untuk membeli bahan pustaka yang baru saja.
3. Laminasi
Pelestarian bahan pustaka dengan cara laminasi yaitu melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus agar bahan pustaka menjadi awet, merupakan kegiatan
yang digunakan untuk kertas-kertas yang sudah tidak dapat diperbaiki lagi dengan cara lain seperti ditambal atau dijilid. Kertas atau bahan pustaka yang
ingin dilaminasi adalah bahan pustaka yang sudah tua dan berwarna kuning kecoklatan. Laminasi dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
menggunakan tangan dan laminasi dengan cara modern yaitu dengan cara menggunakan mesin dan juga bahan laminasi sudah disediakan dalam bentuk
siap pakai. Dan adapun cara lain untuk penanganan bahan pustaka pada laminasi dapat dilakukan dengan pelepasan atau penyemprotan bahan pustaka
dengan bahan kimia.
2.7 Penyiangan