Sistem Pengandaan bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kampus II

(1)

SISTEM PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA KAMPUS II

KERTAS KARYA

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Ahlimadya (A. Md)

DISUSUN Oleh: Fathurrahman

112201028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN

MEDAN 2015


(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini berjudul “ Sistem Pengandaan bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kampus II ” yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Program Studi Ilmu Perpustakaan D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari sempurna serta masih sangat sederhana, namun di balik kesederhanaannya penulis sangat bahagia sekali karena dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Sejak penulis memasuki perkuliahan hingga terwujudnya kertas karya ini, penulis banyak mendapat bimbingan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun material. Maka pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Zaslina Zainuddin, M.Pd, selaku Ketua Jurusan D-III Perpustakaan

3. Ibu Laila Hardi Nasution, S.Sos M.Hum selaku dosen Pembimbing yang telah

memberikan arahan kepada Penulis.

4. Bapak Abdul Hafis Harahap, S.Sos., M.I.Komselaku dosen Pembaca yang telah

memberikan arahan kepada penulis.

5. Seluruh staf pengajar beserta staf Administrasi Program Studi D-III Perpustakaan

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Kepala Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

beserta seluruh staf perpustakaan yang telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan data, guna menyelesaikan kertas karya ini.

7. Buat kedua orang tua saya Azmi dan Ibu saya Sri Kuslina Wati serta keluarga besar SMP Negeri 3 yang telah membantu dan memotivasi dalam penyelesaian kertas karya ini.


(3)

8.

Spesial buat keluarga besarku yang telah memberikan semangat penuh kepada penulis.

9.

Buat seluruh teman-teman Stambuk 2011 Program Studi Diploma III Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini memiliki banyak kekurangan baik dari segi ini, bahasa, maupun penulisannya. Maka dari itu penulis mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang bersifat membantu demi kesempurnaan kertas karya ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015 Penulis

Fathurrahman 11220128


(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Ruang Lingkup …... 3

1.3.Tujuan Penulisan ... 4

1.4.Metode Pengumpulan data ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.2.Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.3.Tugas dan Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.4.Seleksi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.5.Jenis bahan pustaka ... 8

2.5.1. Karya cetak ... 8

2.5.2. Karya Non Cetak ... 9

2.5.3. Bentuk Mikro ... 10

2.5.4. Karya dalam bentuk elektronik ... 10

2.6.Pengadaan Bahan Pustaka ...11

2.6.1 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka ... 11

2.6.2 Fungsi dan Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka ... 12

2.7.Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka ... 13

2.8.Sistem Pengadaan Bahan Pustaka ... 15


(5)

2.8.2 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Tukar menukar ... 16

2.8.3 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan ... 17

2.8.4 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri ... 18

2.8.5 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah atau Sumbangan ... 19

2.9.Pemilihan bahan pustaka ... 20

2.9.1. Pihak yang berwenang melakukan seleksi bahan pustaka ... 21

2.9.2. Seleksi bahan pustaka ... 22

2.9.3. Alat bantu pemilihan bahan pustaka ... 22

2.9.4. Prinsip pemilihan bahan pustaka ... 23

2.10. Inventarisasi bahan pustaka ... 25

2.10.1.Tujuaan inventarisasi bahan pustaka ……….……….… 28

2.10.2.Metode inventarisasi ………..………….… 28

BAB III PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA 3.1.Sejarah Singkat Perpustakaan UMSU ………...………. 30

3.2.Visi dan Misi Perpustakaan UMSU ………...…….….. 31

3.3.Tujuan Perpustakaan UMSU ………... 32

3.4.Struktur Organisasi Perpustakaan UMSU ……….………...………… 32

3.5.Waktu Pelayanan Perpustakaan UMSU ... 34

3.6.Anggaran/Dana ... 34

3.7.Koleksi Perpustakaan ... 34

3.8.Pemilihan Bahan Pusta………... 36

3.8.1 Pihak yang Melakukan Seleksi Bahan Pustaka …... 37

3.8.2 Alat Bantu Seleksi ... 37

3.9.Pengadaan Bahan Pustaka ... 38


(6)

3.9.2 Sumbangan atau Hadiah ………...……… 41

3.9.3 Wajib Serah Karya Ilmiah ……… 41

3.9.4 Terbitan Sendiri ………...…………...…...… 41

3.10. Inventarisasi Bahan Pustaka ……….……..41

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ……….……..…. 44

4.2 Saran ………...… 45 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh Stempel Kepemilikan ... 23

Gambar 2.2 Contoh Stempel Inventaris ... 24

Gambar 2.2 Contoh Stempel Inventaris ... 24

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perpustakaan UMSU Medan ... 33

Gambar 3.4 Contoh Stempel Hak Milik Perpustakaan UMSU ... 34

Gambar 3.5 Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan UMSU ... 35

DAFTAR TABEL

Tabel 3.2. Jumlah koleksi Bahan Pustaka ... Tabel 3.3 Daftar buku yang dibeli Perpustakaan UMSU tahun akademis 2011/2012 ... Tabel 3.6 Buku Inventarisasi Perpustakaan Universitas Sumatera Utara ... 42


(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 55 menyebutkan bahwa salah satu syarat untuk menyelenggarakan Perguruan Tinggi harus memiliki perpustakaan. Undang-undang No. 43 tahun 2007 tentang perpustakaan dalam pasal 1, disebutkan bahwa Perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak,atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. Sedangkan perpustakaan perguruan tinggi (PPT) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) yang bersama-sama dengan unit lain melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggimelalui menghimpun, memilih, mengolah, merawat serta melayankan sumber informasi kepada lembaga induk khususnya dan masyarakat akademis pada umumnya (pedoman PPT, Perguruan Tinggi, 1994). Adapun yang termasuk dalam Perguruan tinggi meliputi universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik dan PT lain yang sederajat.

Dalam Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0103/o/1981 menyatakan perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar, pusat penelitian dan pusat informasi bagi pelaksanaan Tri dharma perguruan tinggi, perpustakaan

perguruan tinggi sering diibaratkan sebagai jantungnya Perguruan Tinggi (the heart of

university), maka keberadaannya harus ada agar dapat memberikan layanan kepada sivitas akademika sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang pedoman, pengelolaan maupun upaya pencapaian pada standar perpustakaan perguruan tinggi yang baku.

Perpustakaan merupakan pusat informasi dimana bahan-bahan pustaka dikumpulkan, diolah dan kemudian disebarluaskan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penggunanya. Perpustakaan menyediakan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna, maka dengan ini peranan perpustakaan perguruan tinggi sangatlah penting dalam memberikan layanan kepada civitas akademika untuk mendukung pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian. Perpustakaan


(9)

perguruan tinggi digunakan sebagai sarana penunjang melaksanakan tugas pendidikan/pengajaran agar dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang dinamis. Perpustakaan perguruan tinggi haruslah merupakan pusat informasi yang menyuguhkan berbagai jenis bahan pustaka dengan koleksi yang memadai, perpustakaan perguruan tinggi dapat berfungsi sebagai sarana belajar, sebagai sumber informasi, sebagai sumber rekreasi, dan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Tri Dharma Perguruan Tinggi terlaksana dengan baik apabila memiliki perpustakaan yang dapat memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan perguruan tinggi tersebut. Perpustakaan harus berperan penting untuk menyediakan sumber informasi bagi pengguna perpustakaan khususnya mahasiswa. Salah satu tugas dan kegiatan perpustakaan dalam menyediakan sumber informasi untuk kebutuhan pengguna perpustakaan adalah bidang pengadaan bahan pustaka, perpustakaan dituntut untuk membina koleksinya yang mengacu kepada pemenuhan kebutuhan penggunanya, dalam pengadaan bahan pustaka dibutuhkan penanganan yang terencana dan terarah. Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu perpustakaan. Tanpa pengadaan bahan pustaka suatu perpustakaan tidak bisa dikatakan sempurna. Untuk itu, pengadaan bahan pustaka sangat dibutuhkan pada setiap perpustakaan karena melalui proses pengadaan bisa diketahui berasal dari mana saja bahan pustaka yang dimiliki, serta berapa banyak jumlah koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Pengadaan bahan pustaka merupakan kegiatan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka, untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan terhadap bahan pustaka, perlu diadakannya pengadaan yang terencana, terorganisir dan terarah sesuai dengan kebutuhan pengguna yang akan dilayani, dalam memilih bahan pustaka, perpustakan hendaknya memperhatikan tingkat aktualitas, keberadaan ide baru, dan kedalaman isi/pembahasan isi suatu buku. Perpustakaan harus memilih buku-buku yang dapat memberikan pencerahan bagi pengguna. (Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004. : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan).

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kampus II Medan adalah perpustakaan perguruan tinggi dengan koleksi berjumlah 4.189 judul dan 25.419 eksemplar yang dikelola oleh 1 orang pustakawan, berarti telah memenuhi standar jumlah koleksi di perpstakaan perguruan tinggi yaitu 1000 judul (Yusuf, 2007). Saat ini jumlah pengguna yang ada berjumlah 14.590 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan pegawai. Sistem pengadaan bahan pustaka


(10)

pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kampus II Medan melalui pembelian, hadiah/sumbangan, dan setiap mahasiswa yang telah selesai wajib memberikan hasil penelitian baik tesis, disertasi, skripsi maupun kertas karya kepada perpustakaan. Dalam hal pengadaan koleksi bahan pustaka, perpustakaan sering mengalami kendala dalam pemilihan koleksi, keterbatasan dana, pemanfaatan koleksi dan sebagainya. Oleh karena itu perpustakaan harus melakukan pengadaan koleksi perpustakaan secara cermat dan terseleksi sehingga pengadaan bahan pustaka lebih efisien.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang pelaksanaan pengadaan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara kampus II Medan. Hal tersebut merupakan latar belakang ketertarikan penulis untuk memilih judul “Sistem Pengadaan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan Kampus II”.

1.2 Ruang Lingkup

Sesuai dengan uraian latar belakang yang telah dipaparkan dan judul yang telah ditetapkan, maka penulis membatasi tulisan ini dengan tujuan sebagai pedoman penulisan. Adapun ruang lingkup penulisan kertas karya ini meliputi beberapa aspek yang berhubungan dengan sistem pengadaan bahan pustaka, kebijakan pengadaan bahan pustaka, seleksi bahan pustaka dan inventarisasi bahan pustaka.

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

1. Untuk mengetahui sistem pengadaan bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara kampus II

2. Untuk mengetahui jenis koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara kampus II berdasarkan sistem pengadaannya. 1.4 Metode Pengumpulan Data


(11)

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan kertas karya ini, penulis menetapkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan mempelajari bahan pustaka atau literatur yang berhubungan dengan topik yang dibahas dalam penulisan kertas karya ini.

2. Studi Lapangan

Penulis memperoleh data melalui pengamatan secara langsung ke Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara terutama ke bagian pengadaan bahan pustaka.

3. Wawancara

Mengadakan wawancara langsung dengan pemimpin perpustakaan beserta staf yang berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka.


(12)

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum pengertian perpustakaan adalah suatu institusi unit kerja yang menyimpan koleksi bahan pustaka secara sistematis dan pengelolaannya dengan cara khusus sebagai sumber informasi dan dapat digunakan oleh pemakainya.

Dalam buku Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2000:4), “ Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dalam suatu perguruan tinggi dan merupakan unit yang menunjang perguruan tinggi yang bersangkutan dalam mencapai tujuannya”.

Kemudian Hasugian (2009:79) menjelaskan bahwa: “Perpustakaan perguruan tinggi adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang dibangun, diadministrasikan dan didanai oleh sebuah Universitas untuk memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa, fakultas dan stafnya”.

Menurut pendapat Sulistyo-Basuki (1991:51): “Perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berpartisipasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya”.

Dari pendapat di atas dapat di ketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi merupakan unit penunjang perguruan tinggi dalam mencapai tujuannya, dan merupakan pusat informasi dan pusat pendidikan, yang secara terus menerus harus dikembangkan agar perpustakaan dapat berhasil dan memenuhi kebutuhan informasi, penelitian dan kurikulum dari mahasiswa fakultas dan staffnya.


(13)

2.2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka juga

2.3. Tugas dan Peran Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengelola, dan merawat bahan pustaka serta mendayagunakan baik bagi civitas akademika maupun masyarakat luar kampus.

Dalam buku pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:3), Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :

1. Mengembangkan koleksi

2. Mengolah dan merawat bahan pustaka

3. Memberi layanan

4. Melaksanakan administrasi perpustakaan

Menurut Bafadal (2001), peran perpustakaan yang paling utama adalah memberi informasi dari berbagai disiplin ilmu. Peran yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah :

1. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang menghubungkan antara

sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya

2. Sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama

pemakai dan antara penyelenggara perpustakaan dengan pengguna

3. Sebagai fasilitator, mediator, dan motivator bagi mereka yang ingin mencari,

memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengalamannya

4. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan

baik

5. Sebagai ukuran (barometer) atas kemajuan pengguna dilihat dari intensitas

kunjungan dan pemakaian perpustakaan

6. Secara tidak langsung perpustakaan yang berfungsi dan dimanfaatkan dengan


(14)

2.4. Seleksi Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi

Seleksi bahan pustaka merupakan proses mengidentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan penting yang perlu dilakukan untuk menyesuaikan koleksi dengan kebutuhan pengguna dan berhubungan dengan mutu perpustakaan yang bersangkutan.

Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan.

Menurut Massofa (2008), pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu: 1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran

2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia bekerja

3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi

6. Memahami berbagai kendala yang ada.

Maunglib (2009), menjelaskan semua bahan pustaka hendaknya dipilih secara cermat, disesuaikan dengan standar kebutuhan pemakai perpustakaan dalam suatu skala prioritas yang telah ditetapkan dan mencakup persyaratan antara lain:

1. Isi buku

2. Bahasa yang digunakan

3. Ciri fisik buku

4. Otoritas pengaranf/penerbit

2.5. Jenis bahan pustaka

Berkembangnya suatu perpustakaan memicu pada koleksi yang berada dalam perpustakaan tersebut, koleksi perpustakaan adalah yang meliputi berbagai format bahan pustaka sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai terhadap media rekam informasi.

Perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non


(15)

cetak seperti kaset, audio visual,mikrofilm, mikrofis, piringan hitam, video kaset, CD-ROM dan lain-lain.

Menurut Pangaribuan(2009:2), jenis-jenis bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1. Karya cetak.

2. Karya non cetak.

3. Bentuk mikro.

4. Karya dalam bentuk elektronik. 2.5.1 Karya cetak

Menurut Pangaribuan (2009:2), karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, yaitu:

1. Buku

Buku atau dikenal juga dengan istilah monograf adalah bahan pustaka yang merupakan satu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO, tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya adalah buku teks, buku rujukan, buku fiksi. Biasanya dilengkapi dengan nomor standar Internasional, yaitu ISBN (International Standard Book Number ).

2. Terbitan berseri

Terbitan berseri adalah bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus-menerus dengan jangka waktu terbit tertentu. Untuk jenis terbitan berseri menggunakan nomor standar ISSN (International Standard Serial Number ).

2.5.2 Karya Non Cetak

Menurut Hastuti (2012), menyatakan karya noncetak adalah bahan pustaka yang informasinya disampaikan dalam bentuk suara, gambar, teks, dan juga kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Istilah lain dari karya ini adalah nonbooks materials (bahan nonbuku), nonprint (bahan noncetak), dan audiovisual materials (bahan pandang dengar). Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah sebagi berikut:


(16)

1. Rekaman suara

Karya ini dituangkan dalam bentuk piringan hitam, pita kaset, dan cakram (disk). Jika dilihat dari segi isi, diantarnya adalah rekaman musik, wawancara, seminar, ceramah, pelajaran bahasa inggris, dan sebagainya.

2. Film (gambar hidup) dan rekaman video

Film ada dua macam yaitu film yang bersuara dan film yang tidak bersuara. Jika dilihat dari segi fisiknya ada 3 macam yaitu film yang berukuran 18 mm, 16 mm, dan 35 mm. Alat bantu yang digunakan untuk melihatnya adalah proyektor dan layar. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan.

3. Rekaman video

Rekaman video mencakup semua bentuk video, diantaranya yang berbentuk kaset, gulungan, cakram. Alat bantu yang digunakan adalah televisi, komputer, VCR (Video Casette Recorder) .

4. Bahan kartografi

Bahan kartografi adalah semua karya yang merupakan representasi dari bumi, matahari, bulan, planet-planet, dan badan-badan ruang angkasa lainnya. Bahan pustaka ini dapat berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Misalnya peta ruang angkasa, atlas, globe, foto udara dan sebagainya.

5. Bahan grafika

Bahan grafika adalah bahan pustaka yang harus diproyeksikan, misalnya:

a) Filmstrip, yaitu selongsongan film yang memuat gambar dalam urutan tertentu yang

diproyeksikan satu persatu.

b) Slide, yaitu gambar dalam satu media film atau bahan transparan lain yang harus

dilihat dengan bantuan proyektor slide.

c) Transparasi, yaitu selembar bahan transparan yang berisi gambar dan rancangan

untuk digunakan dengan overhead projector atau kotak sinar. 2.5.3 Bentuk mikro

Menurut Siregar (2001:55), menyatakan bahwa bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan kedalam karya noncetak. Hal ini


(17)

disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya.

Bentuk mikro terdiri dari beberapa macam yaitu:

1. Mikro film, bentuk mikro film dalam gulungan film yang berukuran 16 mm dan 35

mm.

2. Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm

(standar) dan 75 mm x 125 mm.

3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang

mengkilat tidak tembus cahaca berukuran sebesar mikrofis.

Sedangkan menurut Pangaribuan (2009:3), bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan semua bahan pustaka yang menggunakan media film yang tidak

dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan micro-reader.

Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan dalam bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya.

2.5.4 Karya dalam bentuk elektronik

Karya dalam bentuk elektronik ini biasanya disebut dengan bahan pandang dengar (audio visual) juga merupakan koleksi perpustakaan. Bahan pandang dengan memuat informasi yang ditangkap secara bersamaan oleh indera mata dan telinga. Oleh sebab itu bahan pandang dengar merupakan media pembawa pesan yang sangat kuat untuk bisa ditangkap oleh manusia.

Sumberdaya elektronik adalah informasi yang dituangka dalam bentuk buku atau jurnal elektronik yang biasa dikenal dengan istilah electonic collection. Dengan adanya teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diprlukan perangkat kerts seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Menurut Pangaribuan (2009:3), dalam perkembangan teknologi informasi, maka informasi dapat dituangkan kedalam media elektronik seperti pita magnetic dan cakram atau disk. Untuk membacanya diprlukan perangkat keras seperti komputer.


(18)

2.6 Pengadaan Bahan Pustaka

Pada perinsipnya pengadaan bahan pustaka di setiap perpustakaan merupakan salah satu bagian dari pekerjaan perpustakaan yang mempunyai tugas mengadakan dab mengembangkan koleksi – koleksi yang menghimpun informasi dalam segala macam bentuk, seperti buku, majalah, brosur, tukar menukar maupun pembelian.

2.6.1 Pengertian Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu dari kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan hitam,video kaset, CD-ROM dan lain-lain.

Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi berakhir di pengadaan bahan pustaka. Tugas pokok suatu perpustakaan adalah memberikan dan menyebarluaskan informasi kepada pengguna. Untuk mengadakan tugas tersebut perpustakaan harus didukung oleh koleksi yang lengkap, tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pengadaan bahan pustaka menurut Sulistyo-Basuki (2001:27) merupakan konsep yang mengacukepada prosedur sesudah kegiatan pemilihan untuk memperoleh dokumen, yang digunakan untuk mengembangkan dan membina koleksi atau himpunan dokumen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta mencapai sasaran unit informasi.

Kemudian menurut Darmono (2001:57), “Pengadaan bahan pustaka merupakan rangkaian dari kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. Semua kebijakan pengembangan koleksi akhirnya akan bermuara pada kegiatan pengadaan bahan pustaka”.

Pengadaan bahan pustaka atau koleksi adalah proses menghimpun dan menyeleksi bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi, hendaknya koleksi harus relevan dengan minat dan kebutuhan peminjam serta lengkap dan aktual (Sumantri, 2002 : 29).

Dari uraian pengadaan bahan pustaka yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa pengadaan bahan pustaka adalah rangkaian kegiatan untuk menghimpun dan menyeleksi bahan


(19)

pustaka sehingga dapat memenuhi bahan pustaka yang diminati oleh pengunjungnya, selain itu juga dalam menghimpun bahan pustaka untuk dijadikan koleksi perpustakaan harus mengacu kepada kebutuhan pengguna dengan selalu terus mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar fungsi dan tujuan dari perpustakaan perguruan tinggi dapat terwujud. 2.6.2 Fungsi dan Tujuan Pengadaan Bahan Pustaka

Fungsi pengadaan bahan pustaka adalah menghimpun dan menyediakan bahanpustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan. Bagian pengadaan bahan pustaka jugamengusahakan agar buku-buku yang dibutuhkan ada di dalam koleksi yang disajikan.

Pengadaan bahan pustaka juga sangat memerlukan pembinaan bahanpustaka atau koleksi. Pembinaan koleksi perpustakaan merupakan salah satu dari kerjapelayanan teknis yang harus dilakukan perpustakaan dalam usahanya untuk memberikanpelayanan informasi kepada pengguna. Untuk itu perlu disadari oleh petugas, anggotastaff, dan pengguna bahwa secara umum menjaga koleksi perpustakaan menjaditanggung jawab bersama.

Sedangkan tujuan pengadaan bahan pustaka dimaksudkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Kesesuaian diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan koleksi perpustakaan, pengadaan bahan pustaka berupaya untuk meningkatkan daya akses pengguna terhadap bahan bacaan terbaru untuk menunjang proses pembelajaran.

Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah disesuaikan dengan tujuan, rencana, anggaran, yang tersedia, dengan adanya pengadaan bahan pustaka maka koleksi perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan dapat tercapai.

Perpustakaan Nasional RI (2002: 6) menyatakan bahwa tujuan pengadaan bahan pustaka anatara lain:

1. Menetapkan kebijakan pada rencana pengadaan bahan pustaka.

2. Menetapkan metode yang sesuai dan terbaik untuk pengadaan

3. Mengadakan pemeriksaan langsung pada bahan pustaka yang dikembangkan.

4. Menetapkan skala prioritas pada bahan pustaka yang dikembangkan.

5. Mengadakan kerjasama antara perpustakaan pada pengadaan bahan pustaka pelayanan

setiap unit perpustakaan


(20)

2.7. Kebijakan Pengadaan Bahan Pustaka

Kebijakan pengadaan bahan pustaka sangat diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dan juga mampu memenuhi keperluan pemakai secara efektif dan efisien. Perpustakaan yang akan melakukan pengadaan bahan pustaka harus memiliki kebijakan sendiri.

Menurut Darmono (2001: 55), kebijakan pengadaan koleksi berfungsi sebagai pedoman, sarana komunikasi, dan perencanaan sebab kebijakan tersebut:

1. Menjelaskan cakupan koleksi yang telah ada dan rencana pengembangan selanjutnya,

agar diketahui oleh staf perpustakaan, pemakai, administrator, dan dewan pembina perpustakaan.

2. Memberi deskripsi yang sistematis tentang strategi pengolahan dan pengembangan

koleksi yang diterapkan di perpustakaan.

3. Menjadi pedoman bagi para pustakawan sehingga ketaatan dalam proses seleksi dan

seleksi terjamin, koleksi yang responsiv dan seimbang terbentuk dan dana dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin.

4. Menjadi standar tolok ukur untuk menilai sejauh mana sasaran pengembangan koleksi

tercapai.

5. Berfungsi sebagai sumber informasi dan panduan bagi staf yang baru mulai

berpartisipasi dalam pengembangan koleksi.

6. Memperlancar koordinasi antar anggota staf pengadaan koleksi.

7. Memperlancar kerjasama antar perpustakaan dalam pengembangan koleksi.

8. Membantu menjaga kontinuitas, khususnya apabila koleksi besar, serta menjadi kerangka kerja yang memperlancar transisi dari pustakawan lama ke penggantinya.

9. Membantu pustakawan menghadapi pengadaan berkenaan dengan bahan yang telah

diseleksi atau ditolak.

10.Mengurangi pengaruh kolektor tertentu dan selera pribadi.

11.Membantu mempertanggung jawabkan alokasi anggaran.

12.Menjadi sarana komunikasi, baik dengan masyarakat yang dilayani maupun pihak luar

lain yang memerlukan informasi mengenai tujuan dan rencana pengadaan dan pengembangan koleksi.


(21)

Sedangkan Yuni (2010) menyatakan, ada beberapa kebijakan pengadaan bahan pustaka yaitu:

1. Anggaran, biasanya perpustakaan sudah memiliki anggaran tetap untuk pengadaan bahan

pustaka.

2. Jenis pemakai dan kebutuhannya.

3. Jumlah pustakawan, hal ini dikarenakan pengadaan yang terlalu banyak sedangkan

jumlah pustakawan sedikit akan mempengaruhi bahan pustaka.

4. Bahasa.

Kebijakan pengadaan tergantung pada beberapa hal antara lain: anggaran, tujuan dan prioritas dari organisasi, jenis pemakai dan kebutuhannya, hubungan dengan perpustakaan lain atau dokumentasi lain, kekhususan, staf perpustakaan dan bahasa. Maka pengadaan bahan pustaka akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya.

2.8 Sistem Pengadaan Bahan Pustaka

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), sistem pengadaan bahan pustaka di lingkungan perpustakaan dilakukan melalui:

1. Pembelian dan Pelangganan

2. Tukar menukar

3. Titipan

4. Penerbitan Sendiri

5. Hadiah atau Sumbangan

Pengadaan bahan pustaka di perpustakaan merupakan hal yang sangat penting, sehingga diperlukan hal-hal yang mendukung agar pengadaan bahan pustaka bisa benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna.

2.8.1 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Pembelian

Dalam buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:54), langkahlangkah pembelian dan pelangganan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa dan melengkapi data bibliografi bahan perpustakaan yangdiusulkan.

2. Mencocokkan usulan dengan bahan perpustakaan yang dimiliki melalui katalog


(22)

3. Menerima atau menolak usulan.

4. Membuat daftar pesanan beberapa rangkap menurut kebutuhan.

5. Mengirimkan daftar pesanan.

6. Mengarsipkan satu rangkap daftar pesanan.

7. Membayar pesanan/langganan.

8. Menyusun laporan pembelian dan pelangganan.

Selanjutnya prosedur penerimaanbahan perpustakaan yang dibeli atau dilanggan adalah sebagai berikut:

1. Memeriksa secara teliti bahan perpustakaan yang diterima dan surat pengantarnya.

2. Mencocokkan bahan perpustakaan yang diterima dengan arsip pesanan.

3. Menyisihkan dan mengembalikan bahan perpustakaan yang tidak sesuai dengan pesanan,

cacat, atau rusak disertai dengan permintaan penggantian.

4. Menandatangani tanda terima atau faktur dan mengembalikannya kepadapengirim.

5. Menandai kepemilikan bahan perpustakaan dengan membubuhkan cap perpustakaan.

6. Membuat berita acara penerimaan.

Dalam melakukan kegiatan pembelian bahan pustaka diperlukan langkah yang sistematis agar pelaksanaan pembelian dapat terlaksanakan dengan benar sehingga tidak terjadi pemborosan dana.

2.8.2 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Tukar menukar

Bahan pustaka yang diperoleh melalui tukar menukar mempunyai potensi yang besar dalam pengembangan koleksi bahan pustaka suatu perpustakaan, karena bahan pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Pertukaran bahan pustaka disebagian besar perpustakaan harus dimulai dari keperluan lembaga daripada keinginan untuk mendukung distribusi bahan-bahan ilmiah. Pertukaran biasanya dibuat secara langsung diantara lembaga-lembaga, tanggung jawab untuk pertukaran biasanya dilimpahkan kepada bagian pengadaan. Biasanya tukar menukar dapat dilakukan apabila bahan pustaka tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna atau jumlah eksemplar yang terlalu banyak.


(23)

Menurut Sulistyo-Basuki (2001:39), Kegiatan tukar menukar bahan pustaka antar perpustakaan mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu yang tidak dapat dibeli di toko buku atau tidak

tersedia karena alasan lain. Sebagai contoh terutama buku-buku terbitan pemerintah, majalah-majalah dan lain-lainnya yang akan dikirim ke perpustakaan melalui pertukaran.

2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku

duplikat dan hadiah yang tidak sesuai.

3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antar perpustakaan khususnya pada

tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antar perpustakaan antar informal, banyak program-program pertukaran terbatas pada perpustakaan nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan penelitian (research) yang besar.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55), perpustakaan yang melakukan pertukaran bahan pustaka perlu melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mendaftar bahan perpustakaan yang akan dipertukarkan.

2. Mengirimkan daftar penawaran disertai persyaratannya, misalnya biaya pengiriman, dan

biaya pengambilan.

3. Menerima kembali daftar penawaran yang sudah dipilih pemesan.

4. Mencatat alamat pemesan.

5. Menyampaikan bahwa perpustakaan yang dipilih oleh perpustakaan atau

6. lembaga yang memesannya.

2.8.3 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Titipan

Perpustakaan dapat menambah koleksi dengan cara menerima titipan dari lembaga ataupun perorangan. Penerimaan titipan haruslah bahan pustaka yang benar-benar dibutuhkan oleh pengguna dan harus ada kesepakatan diantara pihak yang menitip dengan perpustakaan. Perpustakaan bertanggung jawab penuh atas bahan pustaka yang dititipkan walaupun bahan pustaka tersebut bukan sepenuhnya milik perpustakaan.

Langkah-langkah penerimaan bahan pustaka dengan cara titipan menurut Soetminah (1992: 74), adalah sebagai berikut:


(24)

1. Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok, pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat dipinjamkan.

2. Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan

keterangan, seperti:

a) Pustaka sesuai dengan daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka

waktu ...x...tahun.

b) Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan

sama dengan koleksi yang lain.

c) Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik –baiknya seperti koleksi

yang sama

d) Apabila ada pustaka rusak, perpustakaan akan memperbaiki. Tetapi apabila hilang,

perpustakaan tidak menggantinya.

e) Setelah ketentuan itu disepakati bersama, maka kedua belah pihak

menandatanganinya dan masing -masing menyimpan 1 dokumen serah terima. 2.8.4 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Penerbitan Sendiri

Dalam Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1992:19), penerbitan sendiri mencakup:

1. Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada:

a) Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan (depository) semua

penerbitan lembaga itu.

b) Perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga yang

bersangkutan.

2. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi bulletin, manual bibliografi, dan lain-lain.

Penambahan koleksi perpustakaan melalui penerbitan sendiri dapat dilakukan perpustakaan dengan cara menerbitkan terbitan berseri (bulletin), pamplet, jurnal,indeks, ataupun bibliografi perpustakaan. Dengan adanya penerbitan sendiri pada suatu perpustakaan, maka akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya. Koleksi terbitan sendiri ini sangat membantu kelancaran tugas lembaga tersebut, karena bahan jenis ini biasanya tidak ada dipasaran.


(25)

Sedangkan informasinya sangat penting bagi lembaga ilmiahnya. Untuk melengkapi koleksinya sebaiknya perpustakaan harus menghimpun semua bahan pustaka yang diterbitkan oleh perpustakaan induk dimana perpustakaan itu bernaung.

2.8.5 Pengadaan Bahan Pustaka Melalui Hadiah atau Sumbangan

Selain dengan cara penerbitan sendiri, pengadaan bahan pustaka dapat diperoleh dengan menerima hadiah sebagai penambahan koleksinya terutama pada perpustakaan yang dananya terbatas. Pada umumnya perpustakaan menerima hadiah dari berbagai instansi sebagai penambahan koleksinya. Hadiah buku yang diterima tanpa diminta sering tidak cocok dengan tujuan perpustakaan penerima. Hadiah dapat dilakukan dengan cara yaitu sebagai berikut :

1. Hadiah secara langsung

Prosedur perolehan hadiah secara langsung yaitu:

Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokannya dengan surat pengantarnya.

2. Hadiah atas permintaan

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

Menyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan, mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah.

Setelah bahan perpustakaan diterima, memeriksa dan mencocokan daftar kiriman perpustakaan hadiah dan surat pengantarnya.

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:55), dijelaskan bahwa pengadaan bahan pustaka melalui hadiah dapat diperoleh dengan 2 cara:

1. Hadiah Atas Permintaan

Prosedur perolehan hadiah atas permintaan yaitu:

a) Meyusun daftar bahan perpustakaan yang diperlukan.

b) Mengirimkan surat permohonan bahan perpustakaan hadiah dan setelah bahan

perpustakaan lain diterima.

c) Memeriksa dan mencocokan daftar kiriman bahan perpustakaan hadiah dengan surat

pengantarnya.

d) Mengirimkan kembali surat pengantar disertai ucapan terima kasih.

e) Mengolah bahan perpustakan hadiah yang diterima seperti pengolahanbahan


(26)

2. Hadiah Tidak Atas Permintaan

Prosedur perolehan hadiah tidak atas permintaan yaitu:

a) Meneliti kiriman bahan perpustakaan hadiah dan mencocokkannya dengan surat

pengantarnya

b) Memilih bahan perpustakaan hadiah yang dibutuhkan

c) Menyisihkan bahan perpustakaan hadiah yang tidak diperlukan.

2.9. Pemilihan bahan pustaka

Pemilihan bahan pustaka adalah proses mengindentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan. Pemilihan bahan pustaka sangat penting dalam pengadaan bahan pustaka, karena pada kenyataannya perpustakaan tidak mampu menyediakan dana dari anggaran yang tersedia untuk sejumlah buku yang terbit. Melalui tahapan pemilihan bahan pustaka diharapkan akan dapat menghasilkan koleksi.

Dalam buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan Literature, Siregar (1999:86) menyatakan bahwa adapun cara pemilihan bahan pustaka adalah:

1. Pemilihan dilakukan berdasarkan saran pengguna perpustakaan.

2. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan mengunakan alat-alat bantu pemilihan buku. 3. Pemilihan buku dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi buku secara langsung.

4. Berdasarkan hasil pembicaraan atau diskusi tentang buku yang dikelompokkan dari

kelompok diskusi atau media komunikasi.

Sedangkan menurut Soetminah ( 1992:76 ) ada empat prinsip dalam pemilihan bahan pustaka yang harus dipilih secara cermat dan sesuaikan dengan:

1. Minat dan kebutuhan masyarakat pemakai.

2. Tujuan, fungsi dan ruang lingkup layanan perpustakaan.

3. Kemajuan pengetahuan dan kekayaan jiwa dalam arti yang positif 4. Pustaka yang memenuhi kualitas dan persyaratan.

2.9.1 Pihak yang berwenang melakukan seleksi bahan pustaka

Dalam buku Pedoman Umum Perpustakaan Perguruan Tinggi ( 2004:45 ), pihak-pihak yang berwenang melakukan seleksi yaitu sebagai berikut:


(27)

1. Pustakawan

2. Tenaga pengajar dan peneliti

3. Mahasiswa

4. Unsur unit lain, bila di perlukan

Menurut Pangaribuan (2009:5), pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada dipasaran 2. Memahami tujuan dan fungsi perpustakaan tempat ia berkerja

3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

4. Mengenal prinsip-prinsip seleksi

5. Mengenal dan mampu menggunakan alat-alat bantu seleksi

6. Memahami berbagai kendala yang ada

Menurut Yuven (2010), pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan pemilihan bahan pustaka adalah:

1. Pada perpustakaan sekolah, pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka

adalah kepala sekolah, dan wakil, guru, pelajar boleh saja memberikan saran.

2. Pada perpustakaan umum, pihak yang berwenang adalah dewan penasehat, penyantun

perpustakaan, dan tokoh masyarakat.

3. Pada perpustakaan perguruan tinggi, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah

pimpinan Universitas, pimpinan fakultas, dosen, staf dan mahasiswa menyarankan dan harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan kebutuhan.

4. Pada perpustakaan khusus, pihak yang berwenang melakukan pemilihan adalah pimpinan

institusi dimana perpustakaan tersebut bernaung.

2.9.2 Seleksi bahan pustaka

Kegiatan seleksi bahan pustaka merupakan kegiatan mengumpulkan semua sumber informasi literatur yang akan dipergunakan dalam proses penyeleksian, pedoman penyeleksian dan penentuan bahan pustaka yang akan diadakan, seleksi bahan pustaka merupakan proses


(28)

mengindentifikasi bahan pustaka yang akan ditambahkan pada koleksi yang telah ada di perpustakaan.

Menurut Masofa (2008), pedoman dasar untuk melakukan seleksi yaitu: 1. Mengetahui berbagai jenis bahan pustaka yang ada di pasaran 2. Mengetahui tujuan dan fungsi perpustakaan tempt ia berkerja

3. Mengenal kebutuhan masyarakat yang dilayani

2.9.3 Alat bantu pemilihan bahan pustaka

Untuk melakukan pemilihan bahan pustaka ada sarana yang dapat membantu dalam proses tersebut yaitu alat bantu seleksi:

Menurut Darmono (2001:34), menyatakan alat bantu seleksi adalah sebagai berikut: 1. Katalog penerbit dari berbagai penerbit

Katalog penerbit berisi informasi buku-buku terbaru dari penerbit dalam dan luar negri. Informasi yang dikandung biasanya berisi judul, pengarang, tahun terbit, jumlah halaman, harga buku dan sering pula menyertakan anotasi atau deskripsi cakupan isi.

2. Tinjauan buku

Tinjauan buku biasanya dimuat pada majalah ilmiah, surat kabar serta majalah populer. Ini merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi dan seleksi tulisan bagi tulisan orang-orang ternama.

3. Bibliografi Nasional Indonesia

Berisi informasi tentang terbitan seluruh Indonesia yang mencakup, laporan penelitian, bacaan anak-anak, terbitan pemerintahan, laporan konferensi serta peta.

4. Daftar buku IKAPI

Daftar ini merupakan katalog berbagai penerbit Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI). Katalog ini diterbitkan IKAPI dan isi dari daftar ini memuat judul, pengarang, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku. Alat ini memuat informasi judul buku yang merupakan gabungan dari berbagai bidang pengetahuan.

5. Resensi

Adalah suatu uraian pembicaraan maupun penelitian terhadap suatau karya yang menyangkut bentuk fisik maupun isinya. Resensi dapat disampaikan pada media tatap


(29)

muka, diskusi buku, media cetak (buku, majalah, dan surat kabar), media dengar (radio), maupun media pandang dengar atau televisi.

Menurut Milburga (2000:74), alat bantu seleksi bahan pustaka sebagai barikut: 1. Katalog penerbit dalam dan luar negeri

2. Judul, anak judul, judul paralel 3. Edisi, negara, bahasa, bentuk 4. Kota terbit, penerbit, tahun terbit

5. Harga langganan

6. ISSN/ISBN

7. Bibliografi Nasional dan Internasional 8. Bibliografi khusus bidang ilmu

9. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain 10.Tim, bagan buku, iklan dan lain-lain 2.9.4 Prinsip pemilihan bahan pustaka

Dalam pemiliha bahan pustaka, di lakukan utuk memenuhi kebutuhan pegguna. Pemilihan bahan pustaka dimaksugkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Perpustakaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka. Hal ini dilakukan agar perpustakaan terhindar dari beberapa kekeliruan dalam menentukan koleksinyaa, prinsip pemilihan bahan pustaka juga berpengaruh dalam meningkatkan mutu koleksi perpustakaan.

Menurut Pangaribuan (2009:2), prinsip-prinsip dalam pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tujuan dan fungsi perpustakaan, dan mengetahui program-program yang

akan dilaksanakan perpustakaan.

2. Mengetahui latar belakang pengguna perpustakaan.

3. Mengetahui keberadaan pemasaran buku baik Nasional ataupun Internasional.

4. Hendaknya personil pustakawan pengadaan bersikap netral dan menjalankan tugasnya,

tidak bersikap mendua dalam memandang para pengguna perpustakaan dan kebutuhan mereka.


(30)

5. Menerapkan rasa keseimbangan dalam pengelolaan anggaran pengadaan bahan bahan pustaka.

6. Menguasai sarana bibliografi yang digunakan dalam pemilihan bahan pustaka. 7. Memelihara tertib administrasi dari seluruh kegiatan pengadaan.

Sedangkan menurut buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:13), prinsip-prinsip pemilihan bahan pustaka adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan dilakukan dengan cermat oleh pihak yang berwenang memilih berdasarkan

skala prioritas.

2. Pengadaan koleksi disesuaikan dengan program pendidikan yang memiliki sekolah yang

bersangkutan

3. Bahan yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan pengguna yang terdiri dari siswa dan

guru.

4. Koleksi hendaknya lengkap, tidak saja buku ajar wajib, tetapi juga meliputi bahan-bahan yang berkaitan dengan program pendidikan.

5. Bahan yang diadakan diusahakan bersifat mutakhir sesuai dengan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Dengan terpenuhinya prinsip pemilihan bahan pustaka tersebut di atas diharapkan koleksi perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan tercapainya tujuan perpustakaan.

2.10 Inventarisasi bahan pustaka

Inventarisasi ialah salah satu kegiatan dalam perpustakaan yang harus dikerjakan oleh petugas perpustakaan sebelum bahan pustaka diproses dibagian pengolahan, adapun tugas bagian inventarisasi adalah menetapkan dan melaksanakan pencatatan menurut cara yang telah ditetapkan. Kegiatan inventarisasi bahan pustaka adalah kegiatan pencatatan data-data fisik buku yang dapat berupa lembaran kertas, kartu maupun buku yang dilakukan petugas perpustakaan atau pustakawan.

Dalam Pernik Pustakawan (2009), menjelaskan tugas dan wewenang inventarisasi adalah: 1. Menetapkan jenis dan jumlah buku inventaris yang diperlukan.


(31)

2. Menetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku inventaris serta petunjuk untuk mengisinya.

3. Menetapkan dan menjelaskan pencatatan menurut cara yang telah ditentukan.

4. Menetapkan jenis bahan pustaka dalam memberikan tanda kepemilikan perpustakaan

dengan stempel tiap bahan pustaka yang diterima.

Menurut Masofa (2008), inventarisasi adalah kegiatan pencatatan data-data fisik buku kedalam sarana pencatatan, yang dapat berupa lembaran kertas, kartu maupun buku, dan sering disebut juga buku induk. Setiap eksemplar bahan pustaka mempunyai satu nomor induk. Adapun informasi lain yang perlu dicatat dalam buku induk adalah judul, pengarang, asal, nomor induk, bahasa, jumlah eksemplar, judul serta harga.

Menurut Bafadal (2001:46), kegiatan yang dilakukan dalam inventarisasi bahan pustaka adalah:

1. Memberi stempel pada buku

Setiap bahan pustaka yan datang harus diperiksa. Dalam pemeriksaannya hendaknya diteliti nama pengarang, judul karangan, edisi, serta bentuk fisiknya. Setelah selesai diperiksa dan ternyata benar maka setiap bahan pustaka tersebut distempel dengan stempel inventaris perpustakaan.

2. Setiap bahan pustakayang distempel dengan stempel perpustakaan sebagai tanda

pengenal. Yang perlu distempel adalah halam-halaman tertentu, seperti halaman judul, daftar isi bab. Hal ini tergantung kepada kebijakan pustakawannya masing-masing.

3. Buku-buku yang telah distempel perpustakaan, perlu juga distempel dengan stempel

inventaris yang memuat kolom isian inventaris dan tanggal menginventaris. Biasanya stempel inventaris ini distempel dibalik halaman judul.

4. Mendaftar bahan pustaka

Bahan-bahan yang telah distempel segera diinventariskan ke dalam buku inventaris. Dalam penginventarisasiannya diusahakan dibagi menurut cara pengadaannya. Bahan pustaka yang diperoleh dari bantuan pemerintah hendaknya diinventarisasikan dalam buku inventaris bantuan pemerintah. Bahan pustaka yang diperoleh dari hadiah dan sebagainya.


(32)

Gambar 2.1 Contoh Stempel Kepemilikan

Tanggal diterima : ... Asala dari : ... No. Induk :... Tanggal inventaris :...

Gambar 2.2 Contoh Stempel Inventaris

Buku inventaris di buat dalam format kolom-kolom, untuk mencatat cirri tertentu dari suatu bahan pustaka. Menurut Soetmina (1992 : 82) informasi yang dicantumkan pada pencatatan buku inventaris adalah sebagai berikut:

1. Nomor urut.

2. Tanggal penerimaan yaitu: tanggal kapan buku tersebut diterima. Tanggal ini

dicantumkan pada setiap eksemplar buku yang diinventarisasi.

3. Pengarang, nama pengarang ditulis setelah dibalik terlebih dahulu sebagaimana dilakukan dalam pengatalogan.

4. Judul buku, yaitu judul buku secara keseluruhan namun jika terlalu panjang dapat

dipotong tanpa mengurangi arti judul tersebut dengan menambah tiga titik (...) MILIK PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA


(33)

5. Tempat terbit atau penerbit, yaitu tempat kota dimana buku tersebut diterbitkan dan oleh penerbit mana (tulis nama penerbitnya), isi dapat dilihat dari halaman judul.

6. Asal/sumber perolehan. Dalam kolom ini dicatat dari mana buku berasal apakah dari

hasil pembelian, hadiah, tukar menukar dan sebagainya. 7. Bahasa yang dipakai: Indonesia/Inggris dan lain-lain. 8. Nomor inventarisasi/induk

9. Jenis (nomor klasifikasi) kolom ini dicatat setelah buku diproses.

10.Keterangan mengenai keadaan buku.

Tabel 2.3. Contoh Kolom Buku Induk untuk Inventaris

Sumber: Pangaribuan (2009:13)

2.10.1. Tujuan Inventarisasi bahan pustaka

Menurut yuni 2010 : 4) tujuan dilakukan invetaris di perpustakaan dengan kata lain adalah

1. Untuk mengetahui jumlah koleksi buku berdasarkan jenis, bahasa dan cara

memperolehannya

2. Untuk megetahui judul-judul buku yang hilang

3. Untuk megetahui jumlah koleksi baik buku yang dimiliki perpustakaan pada saat/ tahun

tertentu

4. Untuk megetahui daftar inventaris koleksi buku yang dimiliki perpustakaan. 5. Untuk membuat statistik

No Tgl No ind pengarang Jdl Impresum Asal Bahasa Jlh No kls ket


(34)

2.10.2. Metode Invenatarisasi bahan pustaka

Menurut Milburga (1986 : 77) metode inventarisasi di lakukan sebagai berikut :

1. Mencatat buku/ bahan pustaka satu persatu, mulai dari penerimaan yang paling awal

sampai dengan penerimaan yang terakhir.

2. Mencatat mulai dari kolom nomor urut dengan angka nomor terkecil, di lanjutkan dengan nomor urut apabilah menerima bahan pustaaka lainnya.

3. Kolom tanggal diisi sesuai dengan tanggal saat pencatatan penerimaan bahan pustaka. 4. Kolom asal buku di isi dengan keterangan :

a. Nama toko buku atau penerbit, apabila buku berasal dari pembelian.

b. Nama perseorangan/badan/instansi/ lembaga apabila buku berasal dari hadiah atau sumbangan.

c. Nama perpustakaan apabila buku-buku berasal dari pertukaran koleksi dengan

perpustakaan lain.

5. Kolom pengarang di isi dengan nama pengarang dari buku yang di catat 6. Kolom judul di isi dengan judul yang di inventaris.

7. Kolom jumlah eksemplar di isi dengan keterangan jumlah eksemplar buku.

8. Kolom jenis bahan pustaka di isi dengan jumlah eksemplar masing-masing jenis buku

yang di inventaris.

9. Kolom bahasa di isis dengan jumlah eksemplar setiap bahasa dari buku yang di

inventaris.

10.Kolom nomor inventaris di isi deengan nomor inventaris yang sudah di tentukan setiap eksemplar.

11.Kolom nomor pustaka di isi dengan nomor pustaka berdasarkan buku menurut dewey.

12.Keterangan di isi dengan keterangan mengenai keadaan buku yang di inventaris : baru/ bekas dalam keadaan baik atau rusak.

13.Setelah selesai , buku atau bahan pustaka di catat di rekapitulasi buku-buku yang telah di catat dengan perincian tentang jumlah eksemplar, judul, harga seluruh buku yang di beli seperti yang di catat pada halaman tersebut.


(35)

BAB III

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA KAMPUS II

3.1Sejarah Singkat Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara

Lahirnya Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Kampus II dilatar belakangi oleh lahirnya Kampus I UMSU, yaitu Kampus I terletak di jalan Medan Area, sedangkan Kampus II terletak di Jalan Demak Medan.

Usaha mendirikan gedung Kampus II didasari oleh tuntutan kebutuhan dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang mendaftar pada tahun 1982. Hal ini didasari oleh pihak pimpinan UMSU Medan dengan berupaya untuk menyediakan dan mendirikan kampus baru.

Pada tahun 1992 kampus II UMSU diresmikan pemakaiannya oleh Menteri Penerangan Harmoko yang sekaligus meresmikan tiga unit gedung yaitu unit Rektorat, gedung Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum yang bergabung dengan Fakultas Isipol serta Rektorat UMSU Medan yang semua berada pada kampus I pindah ke Kampus II.

Perpustakaan UMSU sebenarnya telah berdiri di lingkungan Kampus I sejak tahun 1957 tepatnya pada 17 Februari bersamaan dengan berdirinya Fakultas Filsafat, sebagaimana yang telah diuraikan di atas, oleh karena meningkatkan jumlah manusia yang mendaftar ke UMSU Medan di mulai pada tahun 1982, pusat penyelenggaraan akademik UMSU Medan yang sebelumnya berada pada Kampus I pindah ke Kampus II termasuk gedung Rektorat UMSU Medan.

Untuk melengkapi fasilitas dan sarana pendidikan di lingkungan kampus II, maka pada tahun 1994 Pimpinan UMSU mendirikan sebuah perpustakaan baru. Perpustakaan didirikan dengan tujuan untuk mendukung dan menunjang misi pendidikan yang di emban lembaga induknya. Di samping itu untuk mempermudah pengguna memanfaatkan perpustakaan. Dengan berdirinya perpustakaan dilingkungan Kampus II, maka civitas akademik menjadi lebih mudah dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan.

Pimpinan Perpustakaan UMSU Kampus II Medan bernama T. Syah Bakar Umri, SE. Bapak Taufan Iskandar, SHadalah Kepalaperpustakaan yang bertanggung jawab kepala kepada


(36)

biro. Untuk melakukan kegiatan perpustakaan sehari-hari kepala perpustakaan dibantu beberapa pegawai yang menangani setiap bagian di perpustakaan.

3.2 Visi dan Misi Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara a. Visi

Menjadi pusat keunggulan dalam penyelenggaraan dan pengembangan keislaman, ilmu pengetahuan dan profesionalitas, kesenian dan teknologi berwawasan global.

b. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian

pembinaan nilai-nilai hidup islami.

2. Mengembangkan kebebasan berfikir ilmiah yang dijiwai dengan semangat

ketauhidan.

3. Mengembangkan jiwa kemandirian dalam berbagai ilmu pengetahuan.

4. Keahlian/keterampilan, teknologi dan seni.

5. Menyelenggarakan kegiatan dakwah islam sebagai bagian integral dari tujuan

Muhammadiyah.

3.3 Tujuan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Tujuan merupakan implementasi atau penjabaran misi dan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan pada kurun waktu tertentu. Maka Perpustakaan PerguruanTinggi dapat diselenggarakan dengan tujuan untuk dapat menunjang pelaksanaan program PerguruanTinggitersebut.

1. Terwujudnya intelektual yang beriman, berakhlak mulia, percaya pada diri sendiri serta dapat beramal sesuai dengan bidang ilmu dengan ikhlas demi terwujudnya masyarakat utama yang diridhai Allah SWT.

2. Terwujudnya manusia yang berkualitas secara intelektual, spiritual dan emosional,

menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dari/ atau seni berdasarkan pada semangat nasionalisme, moral, sistem, nilai dan budaya bangsa,yang mendukung peningkatan dayasaing bangsa.


(37)

3. Terwujudnya intelektual yang memiliki kemampuan berbahasa dan berkomunikasi dalam rangka penyetaraan dalam pergaulan global.

4. Terwujudnya intelektual dalam berbagai bidang yang berjiwa wirausaha dan memliki

keunggulan kompetitif.

5. Mewujudkan kader persyarikan, kader umat, kader bangsa dalam rangka mewujudkan

cita-cita Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah amal ma’ruf nahi mungkar yang berpedoman kepada Al-Quran dan sunah.

3.4 Struktur Organisasi Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara Dalam menjalankan segala jenis kegiatan dalam sebuah organisasi atau lembaga sangat diperlukan adanya suatu struktur organisasi yang jelas, termasuk dalam hal ini struktur Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan.

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka akan diketahui jenjang jabatan dan bertanggung jawab serta jenis kegiatan serta hubungan kerja dan masing-masing bagian atau unit kerja yang ada.

Tugas perpustakaan tertuang dalam struktur organisasi yang terdiri dan beberapa bagian yaitu: 1. Divisi pengatalogan.

2. Divisi perawatan dan layanan pengguna.

Adapun tugas masing-masing sub bagian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagian pengatalogan, memilih bahan pustaka yang hendak dimasukkan ke dalam daftar

koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kurikulum pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dengan memperhatikan keseimbangan koleksi dan menentukan jenis koleksi.

2. Bagian pengolahan, mengatalog dan mengklasifikasi bahan pustaka serta membuat

kelengkapan dan bahan pustaka tersebut hingga bahan pustaka tersebut siap untuk dimanfaatkan pengguna.


(38)

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perpustakaan UMSU Medan Sirkulasi Utama

Kepala Perpustakaan

KTU Kampus II Sub. Bag. Tata Usaha

Ka. Divisi Pengatalogan dan Perawatan Kampus II Ka. Divisi Sirkulasi dan Pelayanan Pengguna Kampus KTU/Ka. Divisi Sirkulasi dan Pelayanan Pengguna Kampus II

Ka. Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Kampus II Layanan Automasi Layanan Online Publikasi Web Layanan Serial Referensi dan Deposit Layanan Pengguna Keanggotaan Perawatan Pustaka Pengatalogan Buku dan Non

Buku Pengadaan Buku dan Jurnal


(39)

3.5 Waktu Pelayanan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Waktu pelayanan pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan adalah sebagai berikut:

Senin-Jum’at : Pukul 08:00 s/d 21:00 Wib

Sabtu : Pukul 09:00 s/d 20:00 Wib

Dari uraian diatas diketahui bahwa jam buka Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) memiliki 2 (dua) shif dan sudah cukup memadai dengan jumlah pengunjung perpustakaan. Dilihat dari pengunjung yang berkisar 400 orang/hari dan biasanya perpustakaan melakukan pelayanan sirkulasi sebanyak 135 orang/hari. Jam buka perpustakaan juga dianggap sudah memadai karena pelayanan sirkulasi bisa dilakukan malam hari dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) juga mempunyai jam perkuliahan pada malam hari. Jadi mahasiswa yang jam perkuliahannya pada malam hari dapat memanfaatkan fasilitas dan layanan perpustakaan.

3.6 Anggaran/Dana

Salah satu syarat yang diperlukan dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah tersedianya dana. Jumlah dana yang memadai harus disediakan agar perpustakaan mampu menunjang kurikulum, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi dengan baik. Tanpa dana yang memadai, maka suatu perpustakaan tidak akan dapat menambah jumlah koleksi perpustakaannya.

Anggaran pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan tidak disebutkan secara rinci atau dirahasiakan. Karena perpustakaan tidak mempunyai anggaran yang tetap untuk penyediaan bahan pustaka. Anggaran perpustakaan diperoleh dari Universitas, sedangkan hasil dan sanksi peminjaman buku biasanya digunakan untuk fasilitas dan peralatan Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera tidak menyebutkan total biaya anggaran perpustakaan pertahun.

3.7 Koleksi Perpustakaan

Untuk menjadi perpustakaan yang baik, maka suatu perpustakaan dapat ditinjau dari jumlah koleksi bahan pustakanya. Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara


(40)

merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi yang memadai dari segi jumlah koleksi bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan UMSU yang berjumlah 4.189 judul dan 25.419 eksemplar.

Tabel 3.2 Jumlah koleksi Bahan Pustaka

No Bidang Ilmu Jumlah Judul Jumlah Eksemplar

1 Keguruan dan Pendidikan 1.079 2.939

2 Pendidikan Agama Islam 778 3.890

3 Ilmu Sosial Politik 720 4.320

4 Ilmu Pertanian 400 3.200

5 Ilmu Ekonomi 430 3.870

6 Ilmu Hukum 688 3440

7 llmu Teknik 94 3760

Jumlah 4.189 25.419

Sumber: Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Selain koleksi bahan pustaka dalam bentuk teks, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara juga memiliki bahan koleksi dalam bentuk lain yaitu:Majalah/jurnal, koran, ensiklopedi, skripsi, CD, peta.

3.8 Pemilihan Bahan Pustaka

Bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi perpustakaan haruslah bahan pustaka yang sudah dipilih dengan cermat. Pemilihan bahan pustaka harus sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Hal ini bertujuan untuk mengatur mekanisme bahan pustaka yang akan di beli oleh perpustakaan agar diperoleh hasil yang sesuai dengan penggunanya.

Mekanisme pemilihan bahan pustaka pada Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utarasebagai berikut:


(41)

2. Setiap bahan pustaka yang akan dipilih dibuat daftar (slip) pemilihan yang akan diisi. Dalam hal ini pustakawan menyediakan alat bantu pemilihan bahan pustaka yaitu melalui katalog penerbit. Dari slip ini akan diketahui bahan pustaka apa saja yang akan dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan.

a) Pemeriksaan kembali slip pemilihan bahan pustaka dengan memberi tanda

bahan pustaka apa saja yang perlu dibeli.

b) Kepala perpustakaan membuat daftar usulan kepada

RektorUniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara, kemudian daftar usulan tersebut diperiksa kembali untuk memutuskan berapa jumlah buku yang harus dibeli.

3.8.1 Pihak yang Melakukan Seleksi Bahan Pustaka

Pada suatu perpustakaan, terdapat beberapa pihak yang berwenang melakukan pemilihan bahan pustaka. Adapun pihak-pihak yang berwenang dalam melakukan seleksi bahan pustaka pada Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utaraadalah:

1. Kepala Perpustakaan.

2. Staf Perpustakaan.

3. Dosen.

Dengan terlibatnya pihak tersebut diatas diharapkan dapat membantu proses penyeleksian bahan pustaka dengan baik agar dapat tercapai kepuasan pengguna, dan juga diharapkan dalam pemilihan bahan pustaka dapat menambah koleksi bahan pustaka yang lebih bermutu serta sesuai dengan program atau kurikulum PerguruanTinggi.

3.8.2 Alat Bantu Seleksi

Untuk mencari informasi yang tepat tentang buku yang dipesan oleh

pengguna perpustakaan, bukanlah pekerjaan ringan karena sering terjadi kesalahan dari informasi yang dipilih pengguna. Maka untuk mengatasi kesalahan tersebut, dan sadar akan kemampuan seorang pustakawan untuk dapat mengingat semua bahan pustaka, pustakawan sangat terbantu dengan adanya alat bantu seleksi.


(42)

Alat bantu seleksi pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara adalah:

1. Brosur dan katalog penerbitan yang diperoleh dari agen penjaja buku atau toko

buku.

2. Tinjauan buku 3. Resensi buku

3.9 Pengadaan Bahan Pustaka

Pengadaan bahan pustaka pada suatu perpustakaan sangat penting dilakukan agar perpustakaan dapat berjalan dengan baik dan sempurna. Bahan pustaka yang dihimpun akan dijadikan koleksi perpustakaan harus benar-benar relevan dengan kebutuhan para penggunanya, Setiap perpustakaan dalam melakukan pengadaan bahan pustaka dilakukan dengan berbagai cara, baik itu melalui pembelian, hadiah atau sumbangan, titipan maupun penerbitan sendiri.

PadaPerpustakaanUniversitasMuhammadiyahSumateraUtara,pengadaan bahan pustaka dilakukan dengan cara:

1. Pembelian

2. Hadiah atau sumbangan

3. Wajib serah karya ilmiah 4. Terbitan sendiri

3.9.1 Pembelian

Salah satu cara yang dilakukan dalam pengadaan bahan pustaka adalah dengan cara pembelian. Pembelian adalah merupakan cara yang paling efektif dalam proses pengadaan bahan pustaka. Pembelian adalah salah satu cara pengadaan bahan pustaka yang paling sering dilakukan oleh Perpustakaan UMSU, pembelian bahan pustaka dilakukan langsung ke toko buku dan penerbit atau melalui agen.

Pada perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang melakukan pembelian bahan pustaka adalah Kepala perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara dan petugas perpustakaan. Untuk buku yang dibeli langsung biasanya petugas perpustakaan membeli buku yang disesuaikan dengan pengguna, selain itu juga kepala


(43)

perpustakaan dan petugas perpustakaan memesan buku kepada agen, untuk memesan buku biasanya petugas perpustakaan memberikan judul buku atau subjek dari buku yang akan dipesan.

Adapun prosedur pembelian bahan pustaka pada perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Kepala perpustakaan/staf perpustakaan terlebih dahulu menerima usulan daftar

koleksi oleh staf perpustakaan dan dosen.

2. Staf perpustakaan langsung mendatangi toko buku untuk melihat bahan pustaka yang

akan dibeli, adakalanya perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara melakukan pembeliandengan via telephone.

3. Pemilik toko atau agen, penerbit buku akan menawarkan katalog buku kepada staf

perpustakaan.

4. Setelah daftar usulan koleksi buku yang dipesan sesuai dengan katalog buku maka

dilakukan pencatatan daftar buku oleh pihak penerbit.

5. Setelah bahan pustaka diterima, maka pihak perpustakaan melakukan pemeriksaan.

Apakah pesanan bahan pustaka sesuai dengan permintaan atau tidak.

6. Jika terjadi kekeliruan atau tidak cocok maka pihak perpustakaan akan

mengembalikan bahan pustaka dan meminta tukar atas kerusakan bahan pustaka tersebut, dan pihak toko akan menggantinya.

7. Pihak perpustakaan kemudian melakukan pembayaran langsung kepada agen secara

tunai. 8.

Tabel 3.3 Daftar buku yang dibeli Perpustakaan UMSU tahun akademis 2013/2014 No Bidang Ilmu Jumlah Judul Jumlah eksemplar

1 Ilmu Hukum 53 sub Judul 110 eksemplar

2 Administrsi Negara 46 sub Judul 89 eksemplar

3 Administrasi Niaga 32 sub Judul 67 eksemplar

4 Komunikasi 37 sub Judul 74 eksemplar

5 Budidaya Perikanan 48 sub Judul 84 eksemplar

6 Pendidikan Agama Islam 54 sub Judul 143 eksemplar

7 Akuntansi 71 sub Judul 210 eksemplar


(44)

9 Manajemen Informatika 49 sub Judul 98 eksemplar Sumber : Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara

Jumlah buku yang dibeli oleh Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara untuk tahun akademis 2013/2014 adalah 1007 eksemplar. Pengadaan bahan pustaka yang dilakukan dengan cara pembelian merupakan cara yang efektif dalam melengkapin koleksi di perpustakaan, karena koleksi bahan pustaka dapat di pilih dan di sesuaikan dengan kebutuhan pengguna Perpustakaan.

3.9.2 Sumbangan atau Hadiah

Selain dengan cara pembelian, Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara juga melakukan pengadaan bahan pustaka dengan cara menerima hadiah atau sumbangan. Pada Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara, hadiah/sumbangan bahan pustaka berasal dari:

1. Mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikannya di wajibkan untuk memberikan

sumbangan kepada perpustakaan baik, barupa buku, novel atau bahan pustaka lainnya.

2. Dinas pendidikan dan kebudayaan memberikan koleksi yang berhubungan dengan

mata kuliah.

3. Dinas kepolisian memberikan koleksi yang berhubungan dengan hukum.

4. Dosen memberikan koleksi berupa karya ilmiah maupun tesis dan disertasi.

3.9.3 Wajib Serah Karya Ilmiah

Selain melalui cara pembelian dan sumbangan/hadiah, Perpustakaan UMSU juga melakukan penambahan jumlah koleksi melalui cara wajib serah karya ilmiah. Dimana koleksi wajib serah karya ilmiah ini diperoleh dari dosen-dosen dan mahasiswa yang berupa karya ilmiah.

Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara tiap mahasiswa wajib menyerahkan 1 karya ilmiah yaitu skripsi, disertasi atau kertas karya ke Perpustakaan UMSU. Pada saat ini, jumlah karya ilmiah baik skripsi, disertasi maupun kertas karya pada perpustakaan


(45)

UMSU ± 2567 eksemplar dan khusus koleksi tersebut tidak di publish di di website UMSU, di karenakan belum di kelola secara maksimal.

3.9.4 Terbitan Sendiri

Pada Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, untuk menambah jumlah koleksi buku dengan mengeluarkan terbitan sendiri. Adapun terbitan yang diterbitkan oleh UMSU adalah berupa:

1. Karya-karya ilmiah yang dihasilkan oleh staf pengajar atau dosen yaitu laporan penelitian dan skripsi, dan tesis.

2. Buku pedoman panduan bagi mahasiswa UMSU membuat suatu risensi buku atau karya

ilmiah.

3.10 Inventarisasi Bahan Pustaka

Inventarisasi bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap perpustakaan. Setiap bahan pustaka yang diterima baik melalui pembelian, hadiah atau sumbangan dicatat kedalam buku induk/buku inventarisasi. Bahan pustaka yang baru diterima akan diberi cap atau stempel tanda milik perpustakaan yang tertera pada halaman judul tertentu, setelah itu dibukukan kedalam buku induk. Kegiatan inventarisasi ini dilakukan sebelum bahan pustaka yang diterima perpustakaan dikelola lebih lanjut.

Tahapan inventarisasi bahan pustaka yang dilakukan oleh Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utaradalam inventarisasi adalah penerimaan buku. Setelah buku diterima, maka pihak perpustakaan memeriksa kondisi fisik buku.

1. Selanjutnya, pihak perpustakaan membubuhkan stempel inventarisasi atau stempel

hak milik. Setiap bahan pustaka yang diterima oleh perpustakaan baik melalui pembelian maupun hadiah/sumbangan, setelah diperiksa bentuk fisiknya kemudian diberi cap atau stempel sebagai tanda milik perpustakaan. Stempel perpustakaan dibubuhkan pada halaman judul dan halaman tengah buku. Pada halaman tengah buku, tidak ditentukan halaman berapa, hanya tergantung pada tebal tipisnya buku, sedangkan pada halaman judul ada dua stempel, yaitu stempel hak milik perpustakaan dan stempel inventarisasi. Stempel inventarisasi berbentuk persegi panjang, memuat


(46)

keterangan yaitu: nomor inventarisasi, tanggal penerimaan buku, asal buku, tanggal pengolahan buku.

Gambar 3.4 Contoh Stempel Hak Milik Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara

Gambar 3.5 Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara

2. Bahan yang telah selesai distempel, kemudian dicatat kedalam buku induk atau buku inventarisasi.

3. Bagian inventarisasi dilakukan oleh bagian pengolahan perpustakaan yaitu staf

Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara.

4. Semua bahan pustaka yang sumbernya dari pembelian, hadiah/ sumbangan

diinventarisasi kedalam buku induk Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara.

MILIK PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


(47)

Tabel 3.6 Buku Inventarisasi Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Tgl

Asal No.Induk

Pengarang Judul

Jumlah Bahasa Harga Ket

p b H t Lama Baru Jdl eks l a dll


(48)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara Kampus II di lakukan melalui pemberian, sumbangan/ hadiah, wajib serah kertas karya dan terbitan sendiri. Sedangkan pertukaran bahan pustaka belum terlaksana dengan baik.

2. Bahan pustaka yang ada di Perpustakaan UMSU telah di kelolah dengan baik oleh

seorang pustakawan.

3. Mekanisme pemilihan bahan pustaka pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara

Kampus II anatara lain : pemilihan bahan pustaka di lakukan pada Perpustakaan UMSU di lakukan oleh Kepala Perpustakaan dan staff perpustakaan, pustakawan akan menyediakan alat bantu pemilihan bahan pustaka melalaui katalog penerbit.

4. Alat bantu seleksi pada Perpustakaan UMSU adalah dengan menggunakan brosur atau

katalog penerbit, tinjauan buku dan resensi buku yang telah bekerjasama antara pustakawan, mahasiswa dan dosen sehingga pemilihan bahan pustaka dapat objektif dan efektif.

5. Anggaran Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Kampus II tidak di jelaskan secara


(49)

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam melakukan pengadaan bahan pustaka, pustakawan harus selalu pemperhatikan

kebutuhan pengguna, agar tugas perpustakaan sebagai menyedia informasi dapat terlaksana dengan baik.

2. Perlu meningkatkan kerjasama dengan perpustakaan dan instansi lain, sebagai upaya

mengembangkan koeksi bahan pustaka baik tercetak maupun non tercetak

3. Berusaha menciptakan suasana yang nyaman bagi pengguna

4. Membuat usulan pengadaan bahan pustaka secara online, agar pengguna dapat

mengakssnya dengan mudah

5. Berusahan mlakukan yang terbaik bagi pengguna bahan pustakan, terutama pada citivas


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal. 2001. Pengelolaan Perpustakaan sekolah. Jakarta : Bumi Aksaa.

Darmono. 2001. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan tata kerja. Jakarta : Grasindo

Hasugian, Joner. 2009. Dasar- dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Medan : USU Press. Hastuti. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan

Mussofa. 2008. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Angkasa.

Milburga C.L, dkk. 2000. Membina Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Kanisius Maunglib. 2009. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Sumantri. 2002. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni.

Sulistio- Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Sulistio- Basuki. 1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sulistio- Basuki. 2001. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Siregar, Beling. 1999. Pembinaan Koleksi perpustakaan dan Pengetahuan

Literatur. Medan : Proyek Pembinaan perpustakaan Sumatera Utara.

Siregar, Beling. 2001.Pengembangan Koleksi. Medan : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Soeatminah, 1992. Perpustakaan Pustakawan dan Kepustakawanan. Yogyakarta : Kanisius,

Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004. : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan,

_____ 2000. Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada.

Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI 2001.


(51)

Perpustakaan Perguruan Tinggi. 2004. Buku Pedoman. Jakarta : Departemen pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan.

Pernik Pustakawan. 2009.Materi Pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yuni. 2010. Jenis – jenis pelayanan informasi perpustakaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press


(1)

keterangan yaitu: nomor inventarisasi, tanggal penerimaan buku, asal buku, tanggal pengolahan buku.

Gambar 3.4 Contoh Stempel Hak Milik Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara

Gambar 3.5 Contoh Stempel Inventarisasi Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara

2. Bahan yang telah selesai distempel, kemudian dicatat kedalam buku induk atau buku inventarisasi.

3. Bagian inventarisasi dilakukan oleh bagian pengolahan perpustakaan yaitu staf Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara.

4. Semua bahan pustaka yang sumbernya dari pembelian, hadiah/ sumbangan diinventarisasi kedalam buku induk Perpustakaan UniversitasMuhammadiyah Sumatera Utara.

MILIK PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


(2)

Tabel 3.6 Buku Inventarisasi Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Tgl

Asal No.Induk

Pengarang Judul

Jumlah Bahasa Harga Ket

p b H t Lama Baru Jdl eks l a dll


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dari bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengadaan bahan pustaka pada perpustakaan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara Kampus II di lakukan melalui pemberian, sumbangan/ hadiah, wajib serah kertas karya dan terbitan sendiri. Sedangkan pertukaran bahan pustaka belum terlaksana dengan baik.

2. Bahan pustaka yang ada di Perpustakaan UMSU telah di kelolah dengan baik oleh seorang pustakawan.

3. Mekanisme pemilihan bahan pustaka pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara Kampus II anatara lain : pemilihan bahan pustaka di lakukan pada Perpustakaan UMSU di lakukan oleh Kepala Perpustakaan dan staff perpustakaan, pustakawan akan menyediakan alat bantu pemilihan bahan pustaka melalaui katalog penerbit.

4. Alat bantu seleksi pada Perpustakaan UMSU adalah dengan menggunakan brosur atau katalog penerbit, tinjauan buku dan resensi buku yang telah bekerjasama antara pustakawan, mahasiswa dan dosen sehingga pemilihan bahan pustaka dapat objektif dan efektif.

5. Anggaran Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Kampus II tidak di jelaskan secara rinci untuk pengadaan bahan pustaka, karena tidak memiliki anggaran yang pasti.


(4)

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam melakukan pengadaan bahan pustaka, pustakawan harus selalu pemperhatikan

kebutuhan pengguna, agar tugas perpustakaan sebagai menyedia informasi dapat terlaksana dengan baik.

2. Perlu meningkatkan kerjasama dengan perpustakaan dan instansi lain, sebagai upaya mengembangkan koeksi bahan pustaka baik tercetak maupun non tercetak

3. Berusaha menciptakan suasana yang nyaman bagi pengguna

4. Membuat usulan pengadaan bahan pustaka secara online, agar pengguna dapat mengakssnya dengan mudah

5. Berusahan mlakukan yang terbaik bagi pengguna bahan pustakan, terutama pada citivas akademika Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Kampus II


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal. 2001. Pengelolaan Perpustakaan sekolah. Jakarta : Bumi Aksaa.

Darmono. 2001. Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan tata kerja. Jakarta : Grasindo

Hasugian, Joner. 2009. Dasar- dasar ilmu perpustakaan dan informasi. Medan : USU Press. Hastuti. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan. Jakarta : Djambatan

Mussofa. 2008. Pengadaan Bahan Pustaka. Jakarta : Angkasa.

Milburga C.L, dkk. 2000. Membina Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta : Kanisius Maunglib. 2009. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Sumantri. 2002. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni.

Sulistio- Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka

Sulistio- Basuki. 1992. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sulistio- Basuki. 2001. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Siregar, Beling. 1999. Pembinaan Koleksi perpustakaan dan Pengetahuan

Literatur. Medan : Proyek Pembinaan perpustakaan Sumatera Utara.

Siregar, Beling. 2001.Pengembangan Koleksi. Medan : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Soeatminah, 1992. Perpustakaan Pustakawan dan Kepustakawanan. Yogyakarta : Kanisius,

Perpustakaan Perguruan Tinggi, 2004. : Buku Pedoman. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan,

_____ 2000. Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada.

Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI 2001.


(6)

Perpustakaan Perguruan Tinggi. 2004. Buku Pedoman. Jakarta : Departemen pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan.

Pernik Pustakawan. 2009.Materi Pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yuni. 2010. Jenis – jenis pelayanan informasi perpustakaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press