BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Laporan Keuangan
Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal tersebut ditandai
dengan semakin meningkatnya permintaan perusahaan akan jasa akuntan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta
catatan-catatan atas laporan keuangan. Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diketahui dari laporan keuangan. Informasi dalam
laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajemen dan laporan keuangan harus disajikan secara wajar.
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi IAI, 2007. Pelaporan keuangan hendaknya memberikan informasi yang berguna
bagi para calon investor dan kreditor, maupun yang sudah ada, dan para pengguna lainnya dalam membuat investasi, kredit, dan keputusan-keputusan lain yang
serupa secara rasional Riahi dan Belkaoui, 2006:233. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan
Universita Sumatera Utara
keuangan dari hasil operasi suatu perusahaan dalam periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
2.1.2 Teori Kepatuhan
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 1 paragraf 38, suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya
paling lama 4 empat bulan setelah tanggal neraca IAI, 2007. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan
berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor 36PM2003, tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang
diaudit dengan Nomor Peraturan X.K.2, yaitu laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan
kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan
disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia IAI dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam.
Universita Sumatera Utara
Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi
PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307BEJ07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi: Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat
menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan
peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan
proses tertentu sesuai peraturan. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan
ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa
”emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 satu juta rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian
laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah.”
2.1.3 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan