Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
formal yang tumbuh berkembang di Pondok Pesantren Baitul Arqom dari mulai lembaga pendidikan paling dasar sampai dengan lembaga
pendidikan tertinggi, yaitu dari tingkat PAUD Pendidikan Anak Usia Dini, TK Taman Kanak-kanak, MI Madrasah Ibtidaiyah, MTs
Madrasah Tsanawiyah, MA Madrasah Aliyah sampai dengan STAI Sekolah Tinggi Agama Islām.
c. Pondok pesantren
Damapolii 2011: 57 mengemukakan bahwa secara terminologis, pesantren didefiniskan sebagai lembaga pendidikan tradisional
Islām untuk mempelajari, memahami, mendalami, manghayati, dan
mengamalkan ajaran Islām dengan menekankan pentingnya moral
keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari. Dalam penelitian ini, maksud dari pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islām non
formal yang mengajarkan ilmu ke Islāman dengan menggunakan kitab-
kitab klasik.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang
telah ditemukan melalui observasi dan wawancara Sugiyono, 2011:307. Sementara itu Satori dan Komariah 2012: 61 menyebutnya dengan
konsep human instrument yang mana konsep dari human instrument itu sendiri dipahami sebagai alat yang dapat mengungkap fakta-fakta
lapangan dan tidak ada alat yang paling elastis dan tepat untuk mengungkap data kualitatif kecuali peneliti itu sendiri. Seorang peneliti
harus melatih dirinya sendiri untuk melakukan pengamatan Nasution, 2003: 107. Menurut Nasution Satori, 2012 peneliti sebagai instrumen
penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala
stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3.
Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi,
kecuali manusia. 4.
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita
perlu sering
merasakannya, menyelaminya
berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang
diperoleh. Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest
hipotesis yang timbul seketika 6.
Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan
menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, dan perbaikan.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi
terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemehaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian Sugiyono, 2011: 305.
Dalam penelitian ini, peneliti merasa sudah menguasai proses penelitian kualitatif dari mulai persiapan, cara memperoleh data, mengolah
data, menganalisis data dengan menggunakan aturan-aturan penelitian
Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kualitatif hingga menghasilkan suatu data yang valid dengan menggunakan metode case study berbentuk deskriptif. Kemudian, peneliti
sebagai key instrument juga merasa sudah menguasai wawasan yang diteliti dimana yang diteliti di sini adalah wawasan mengenai pondok
pesantren, lingkungan pesantren tradisional dan juga lembaga-lembaga pendidikan yang ada di dalamnya, di antaranya: 1 Peneliti pernah
mondok di Pesantren Baitul Arqom pada saat MTs Madrasah Tsanawiyah. 2 Keluarga peneliti sendiri, baik ibu, ayah, paman, bahkan
saudara yang lain kebanyakan pernah mondok di Pondok Pesantren Baitul Arqom. 3 Sampai sekarang keluarga peneliti ikut membantu sebagai staff
pengajar di Pondok Pesantren Baitul Arqom. 4 Peneliti mempunyai latar belakang dan lingkungan keluarga yang mayoritas NU Nahdlatul Ulama
yang merupakan basic dari Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami. Dari seluruh alasan di atas, peneliti memulai penelitian perkembangan
kelembagaan pendidikan di Pondok Pesantren Baitul Arqom dengan memilah dan memilih data yang relevan, pengumpulan informasi yang
dibutuhkan, menganalisis data yang didapat dan membuat kesimpulan dari penelitian yang relevan.
F. Teknik Pengumpulan Data