Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan salah satu faktor pendorong kemajuan pembangunan. Karena di antara makhluk lainnya manusia mempunyai perbedaan dan keutamaan tersendiri, yaitu diberikan akal untuk berfikir. Seperti yang dikatakan Suryana 2008: 20 akal hanya diberikan kepada manusia, karena itu manusia sering kali disebut sebagai animal rasional makhluk yang mampu berpikir. Untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas harus ditempuh melalui pendidikan. Karena bagi manusia, pendidikan adalah pusaka yang sangat berharga. Dengan pendidikan, manusia dapat melestarikan keturunannya. Dengan pendidikan juga, manusia dapat membekali diri dan masyarakatnya dengan berbagai nilai dan norma Sholehuddin, 2010: 1. Potensi yang diberikan Allāh kepada manusia tidak akan berkembang dengan sendirinya secara sempurna tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak lain sekalipun potensi yang dimilikinya bersifat aktif dan dinamis. Potensi kemanusiaan itu akan bergerak terus-menerus sesuai dengan pengaruh yang didatangkan kepadanya. Hanya intensitas pengaruh itu akan sangat bervariasi sesuai dengan kemauan dan kesempatan yang diperolehnya yang dapat menentukan pengalaman dan kedewasaan masing-masing. Maka dari itu, manusia sering disebut sebagai makhluk yang dapat dididik dan mendidik atau makhluk pendidikan Syahidin, 2009: 23. Dalam Islām, pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengangkat derajat dan martabat manusia, Allāh telah menyebutkan dalam firmannya surat Al-Muj ādalaħ [58]: 11            Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu     Artinya: “Allāh akan mengangkat derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berpendidikan di antara kalian” 1 Di antara upaya pendidikan menurut Islām adalah lembaga pondok pesantren, karena pendidikan di pondok pesantren tidak bisa terlepas dari tujuan umum pendidikan nasional, sebagaimana terdapat dalam pasal 4 UU pendidikan Nasional, yakni: Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Senada dengan pernyataan di atas, Suharto 2011: 5 mengatakan bahwa tugas pokok pesantren adalah mewujudkan manusia dan masyarakat Muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allāh. Namun dewasa ini, reputasi pondok pesantren mulai menurun, dikarenakan masyarakat pada umumnya lebih memilih pendidikan formal yang lebih dapat menjamin masa depan. Sehingga terkadang lulusan pesantren kalah bersaing atau tidak siap berkompetisi dengan lulusan umum dalam urusan profesionalisme di dunia kerja. Dunia pesantren dihadapkan kepada masalah-masalah globalisasi, yang memang memberikan tanggung jawab tersendiri terhadap lembaga pendidikan seperti pondok pesantren. Terutama dalam menjawab tantangan zaman edukasi seperti sekarang ini yang justru lebih didominasi oleh orang-orang non muslim atau dapat dikatakan westernisasi lebih “berkuasa” bahkan di negara mayoritas muslim terbesar di dunia seperti Indonesia sekalipun. Secara objektif kenyataan menunjukkan Indonesia merupakan Negara dengan penduduk 1 Seluruh teks ayat Al- Qur`ān dan terjemahnya dalam skripsi ini dikutip dari software Al-Qur`ān in word yang disesuaikan dengan Al- Qur`ān dan Terjemahnya. Penerjemah: Yayasan Penyelenggara PenerjemahPenafsir Al- Qur`ān Revisi Terjemah oleh Lajnah Pentashih Mushaf Al- Qur`ān Departemen Agama Republik Indonesia. Penerbit PT. Sygma Examedia Arkanleema Bandung Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu muslim paling banyak dibandingkan dengan Negara manapun di dunia. Sebagaimana yang dijelaskan Rustandi 2010: 10 bahwa Islām adalah agama mayoritas yang dipeluk oleh sekitar 85,2 penduduk Indonesia, yang menjadikan negara Indonesia negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Bahkan menurut Taufik 2007: 193 dari segi sarana dan fasilitas kehidupan beragama termasuk lembaga pendidikannya, juga mungkin Indonesia terbanyak. Baik itu Mesjid, mu ṣallā, pesantren, madrasah, sekolah sampai tingkat perguruan tinggi. Menurut Dhofier 2011: 72 walaupun pesantren-pesantren sudah banyak yang mengadakan perubahan-perubahan mendasar sebagai jawaban positif atas perkembangan zaman, namun perubahan tersebut masih sangat terbatas. Ada dua alasan utama yang menyebabkan hal tersebut, yaitu: 1. Para kyai masih harus mempertahankan dasar-dasar tujuan pendidikan pesantren, yaitu bahwa pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk mempertahankan, menyebarkan dan memperkuat ajaran serta peradaban Islām. 2. Mereka belum memiliki ahli-ahli yang cakap, terampil dan sesuai dengan kebutuhan pembaruan untuk mengajarkan cabang-cabang pengetahuan umum. Lembaga pendidikan Islām tradisional seperti madrasah dan pesantren tidak luput dari interaksinya terhadap modernitas. Jika dahulu pesantren sering kali diidentikkan dengan kaum “sarungan”, sebuah istilah yang cenderung pejoratif karena pesantren sebagai pranata sosial dicurigai sebagai sarang kejumudan dan konservatisme. Ia menjadi penghalang bagi usaha- usaha pembaruan dan pembangunan Tuanaya et al. 2007: 1. Pesantren yang mempertahankan budaya tradisional ini dikenal dengan istilah pondok pesantren sal āfiyaħ. Di daerah pedesaan sendiri, banyak terdapat pondok pesantren salāfiyaħ tradisional, namun hanya beberapa yang menyelenggarakan lembaga pendidikan formal. Kebanyakan dari pondok pesantren tersebut menyelenggarakan kegiatan pengajian saja, baik itu belajar Al- Qur`ān , kitab kuning klasik maupun hanya sekedar mengaji Pupu Fakhrurrozi, 2013 PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN BAITUL ARQOM AL-ISLAMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan mempelajari ilmu agama lainnya. Di antara pondok pesantren di daerah tersebut, ada sebuah pondok pesantren yang sudah mengkolaborasikan antara pendidikan non formal dan pendidikan formal, bahkan pendidikan formalnya sendiri sudah pada jejang perguruan tinggi yakni Sekolah Tinggi Agama Islām STAI. Pondok pesantren yang dimaksud yaitu Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami. Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami jika ditranslit menjadi Bait Al- Arqam Al- Islāmi adalah lembaga pendidikan yang bertujuan membina dan mencetak siswa atau kader Ahlu al- sunnaħ Wa al-jamā‟aħ yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah dengan memadukan dua sistem pendidikan: pondok pesantren dan pendidikan sekolah formal. Berlokasi di sebuah kampung Lemburawi di Bandung selatan. Pesantren ini didirikan oleh Alm. KH. Muhammad Faqih pada tahun 1922. Tahun 1964 kepemimpinan dilanjutkan oleh Alm. KH. Ubaidillah. Kemudian pada tahun 1987 kepemimpinan dilanjutkan oleh Alm. KH. Ali Imron dan tahun 2005 pesantren ini dipimpin oleh Alm. KH. Yusuf Salim Faqih. Tahun 2009 hingga sekarang kepemimpinan dan kepengurusan pesantren diteruskan oleh cucu- cucu pendiri. Pondok Pesantren Baitul Arqom menggunakan sistem kh āṣ kepesantrenansalafi yang mengacu pada pemahaman kitab-kitab kuning dengan berbagai disiplin ilmu, terutama „Ilmu nahwu, ṣaraf, balāgaħ, fiqh, tafs īr, ḥadīṡ, dan lain-lain, yang diajarkan langsung oleh para kyaiustāż. Ditunjang dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai serta tenaga-tenaga pengajar yang terdiri dari para lulusan sarjana UIN, Al-Azhar Mesir, UNPAD, UPI, UNINUS, UNPAS, UNLA, STAI dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Perkembangan Kelembagaan Pendidikan di Pondok Pesantren Baitul Arqom Al-Islami ”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah