Instrumen Penelitian Informan METODE PENELITIAN

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci. Hal ini didasarkan atas pendapat Nasution 2003, 55-56, bahwa: 1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat berreaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. 2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus. 3. Tiap situasi merupakan suatu keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa tes atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia. Hanya manusia sebagai instrumen dapat memahami situasi dalam segala seluk-beluknya. 4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata-mata. Untuk memahaminya kita sering perlu merasakannya, menyelaminya berdasarkan penghayatan kita. 5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menagfsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan untuk mentes yang timbul seketika. 6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan segera menggunakannya sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan, atau penolakan.

G. Informan

Penentuan informan dalam sebuah penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, sebab melalui informanlah data diperoleh. Salah satu cara untuk menentukan informan adalah dengan cara snowball. Snowball artinya informan dimulai dengan jumlah kecil satu orang, kemudian atas rekomendasi orang tersebut, informasi semakin besar sampai jumlah tertentu. Informan akan berkembang terus sampai mendapat data jenuh. Hal yang penting dalam menentukan siapa informan kunci adalah dengan mempertimbangkan: a orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi tentang masalah yang diteliti, b usia telah dewasa, c sehat jasmani dan rohani, d bersikap netral, tidak memiliki kepentingan pribadi, dan e berpengetahuan luas. Pada saat etnografer ke lapangan mengambil data mereka akan mendengarkan maupun berperan serta Endraswara, 2006; 57. Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat dan pande sondo orang yang memimpin jalannya upacara, informan lain adalah masyarakat Kulisusu yang berada di Kecamatan Kulisusu Kabupaten Buton Utara.

H. Teknik Analisis data

Dokumen yang terkait

STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, SIMBOL, MAKNA, DAN FUNGSI MANTRA PERKAWINAN PADA MASYARAKAT ADAT RANCAKALONG KABUPATEN SUMEDANG SERTA UPAYA PELESTARIANNYA.

6 8 38

Kajian Struktur Teks, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, Fungsi, Dan Nilai Dalam Puisi Pupujian Di Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang Serta Pelestariannya.

0 3 35

ANALISIS STRUKTUR, PROSES PENCIPTAAN, KONTEKS PENUTURAN,FUNGSI, DAN MAKNA TEKS MITE PELET MARONGGE SERTA PEMANFAATANNYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA.

12 37 62

TRADISI BERCERITA (KAPU-KAPUUNA) MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA :Kajian Struktur, Konteks Penuturan, Fungsi, serta Model dan Alternatif sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA.

0 0 63

CARITA MAUNG PADJAJARAN DI KECAMATAN SURADE: Struktur, Proses Penciptaan, Konteks Penuturan, Fungsi, dan Makna.

1 5 40

TRADISI BERTANI JAGUNG MASYARAKAT MUNA: Kajian Struktur Kegiatan, Struktur Teks, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan dan Fungsi Mantra serta Model Pembelajarannya di SMA.

7 77 62

MANTRA MENUMBAI PADA MASYARAKAT MELAYU ROKAN :Kajian Struktur Teks,Konteks Sebagai Bahan Ajar Di SMA.

1 25 63

LAGU DOLANAN DI HEGARMANAH: STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI.

0 7 31

MANTRA RITUAL BABARIT: NILAI BUDAYA, STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI SERTA PELESTARIANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMA.

5 53 75

LEGENDA NYI MAS GANDASARI DI KABUPATEN CIREBON: ANALISIS STRUKTUR, KONTEKS, FUNGSI, DAN NILAI SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR APRESIASI SASTRA DI SMA - repository UPI T IND 1303162 Title

0 0 3