LAGU DOLANAN DI HEGARMANAH: STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN, DAN FUNGSI.
Daftar Pustaka
Pudentia M.P.S.S. (2008). Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta : Asosiasi Tradisi Lisan
Agung Nugroho, Feriawan. (Tanpa Tahun). Kamus Bahasa Jawa
M, Ramlan. 2005. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta : CV Karyono. Endraswara, Suwardi. (2008). Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Djoko Pradopo, Rachmat. (2002). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Luxemburg, Jan Van. (1991). Tentang Sastra. Jakarta : Intermassa
Lord, Albert. (1974). Singer of Tales. Harvard : Harvard University.
Teeuw, A. (1994). Indonesia antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta : Pustaka Jaya.
Badrun, Ahmad. (2003). Patu Mbojo: Struktur, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Jakarta: UI (Disertasi).
Danandjaja, james. (2002). Folklor Indonesia. Jakarta : PT. Pustaka Utama Grafiti
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi ketiga). Jakarta : Balai Bahasa
Koentjaraningrat. (1994). Kebudayaan Jawa. Jakarta : Balai Pustaka
(2)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
Sadi Hutomo, Suripan. (1991). Mutiara Yang Terlupakan. Surabaya : HISKI Jawa Timur
Sunarti. (2006). Sintren Brebes Kecamatan Banjarharjo: Struktur Lagu Konteks
Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia (Skripsi).
Fiducia Nurullah, Maria. (2009). Lagu Kelonan Pada Masyarakat Kota Ciamis: Analisis Struktur, Proses penciptaan, Konteks Penuturan, dan Fungsi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia (Skripsi).
Wulansari, Ratna. (2010). Lagu Kaulinan Budak di Desa Cisarua Kecamatan Cikole Kota Sukabumi: Analisis Struktur, Proses Penciptaan, Konteks Penuturan, dan Fungsi. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia (Skripsi).
(3)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia sebagai negara yang berbhineka tunggal ika, kaya akan budaya. Secara etimologi, budaya atau culture berasal dari bahasa Latin, yaitu colere yang berarti bercocok tanam. Dalam bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Budi atau akal disini tentu saja budi dan akal manusia, sebab manusia merupakan obyek dari kebudayaan. Menurut pendapat Koentjaraningrat (1994: 1), kebudayaan adalah pikiran, karya, dan hasil karya manusia yang memenuhi hasrat keindahan. Lebih jauh lagi Koentjaraningrat menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan seluruh pikiran, sebuah karya, dan hasil karya manusia yang dicetuskan melalui proses belajar. Semua hasil karya tersebut meliputi hampir seluruh aktivitas manusia dalam kehidupannya.
Kebudayaan memang sangatlah kompleks dan berbeda-beda bergantung suku, agama, serta pendidikan yang membentuknya. Tetapi menurut pendapat Koentjaraningrat (1994: 2) bagaimanapun kompleksnya suatu kebudayaan, tetap kebudayaan memiliki unsur-unsur yang membentuknya, yaitu: a) religi dan upacara keagamaan, b) organisasi kemasyarakatan, c) pengetahuan, d) bahasa, e) kesenian, f) mata pencaharian hidup, dan g) teknologi dan peralatan.
Unsur-unsur kebudayaan tersebut berakumulasi pada sebuah wujud kebudayaan. Tiga wujud kebudayaan menurut Kontjaraningrat (1994: 5), yaitu: 1)
(4)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
Kebudayaan sebagai suatu kompleksitas dari ide, gagasan, nilai-nilai dan norma, peraturan dan sebagainya.Kebudayaan dalam arti ini berfungsi sebagai adat-istiadat yang mengatur, mengendalikan, dan memberi arahan pola perilaku dan perbuatan dari masyarakat yang hidup dalam lingkup kebudayaan tersebut. Contoh wujud kebudayaan ini adalah sistem nilai budaya, norma, hukum, dan peraturan-peraturan semacam sopan santun dan lain sebagainya. 2) Kebudayaan sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud kebudayaan dalam konteks ini disebut sebagai sistem sosial yang terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul berdasarkan pola tata perilaku tertentu. Wujud kedua kebudayaan ini lebih konkret karena bisa diamati dan didokumentasikan. 3) Kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ketiga kebudayaan ini merupakan kebudayaan fisik dan merupakan kebudayaan yang paling konkret, misalnya bangunan, artefak, candi-candi, gedung bertingkat, rumah, dan lain-lain.
Setiap bangsa atau suku bangsa memiliki kebudayaan masing-masing yang berbeda dengan kebudayaan bangsa dan suku bangsa yang lainnya. Demikian pula suku bangsa Jawa. Ia memiliki kebudayaan yang khas, dimana dalam sistem atau metode budayanya digunakan simbol-simbol atau lambang-lambang sebagai sarana atau media untuk menitipkan pesan-pesan atau nasihat-nasihat bagi bangsanya.
Salah satu hasil budaya yang merupakan seni sastra tradisional lisan yaitu lagu dolanan dari Jawa Tengah. Lagu dolanan merupakan jenis sastra lisan yang berbentuk puisi dan bagian dari genre sastra lisan kelompok folklor lisan. Folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan secara
(5)
turun-temurun, diantara macam kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat, menemonic device, (Danandjaja, 2002).
Karena beredarnya secara lisan maka dimungkinkan terdapat perubahan atau perbedaan kata-kata dan variasi kata-kata di dalam lagu dolanan. Maksudnya, lagunya sama tetapi teks atau katanya berbeda. Penyebab perubahan kata-kata tersebut ada beberapa kemungkinan misalnya: karena kurang tahu ucapan yang betul menurut aslinya; karena menurut pendengaran masing-masing penerima lagu; karena disesuaikan dengan keadaan zaman agar lebih mudah dimengerti bagi yang menyanyikan atau mendengarkan.
Lagu dolanan dapat dikatakan sebagai kesenian sekaligus karya sastra karena dalam seni sastra alat yang digunakan adalah bahasa yang indah dan memiliki makna yang diwujudkan dalam tulisan. Lagu dolanan terbentuk dari rangkaian bahasa atau kata-kata yang memiliki irama, persajakan dan mengandung suatu simbol dan makna.
Lagu dolanan terdapat dua unsur terpenting, yaitu lagu dan kata-kata. Apabila teks tersebut diinterpretasikan, maka teks puisi dolanan tersebut biasanya mengandung pendidikan yang berupa ajaran. Ajaran disini adalah aturan atau tatanan yang mengatur tingkah laku, perbuatan dan kebiasaan yang dianggap baik dan buruk oleh masyarakat yang bersangkutan.
Lagu dolanan ini sering sekali terdengar disetiap tempat dan waktu, ada yang dinyanyikan dengan dibarengi kegiatan permainan tradisional Jawa seperti Cublak-cublak Suweng, cara melagukan atau menyanyikan lagu ini dibarengi
(6)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
kegiatan sekelompok anak dengan duduk melingkar berhadapan dan yang satu ditengah tidur tengkurap, dipunggungnya diletakkan tangan terbuka keatas dari yang melingkar tadi, salah satunya memberikan tanda suata barang, bisa berasal dari biji buah sawo ataupun kerikil. Setelah lagunya selesai orang yang tengkurap tadi disuruh mencari siapa yang menyembunyikan kerikil atau biji sawo tadi, kalau belum ketemu, diulang–ulang sampai ketemu.Adajuga lagu dolanan yang dinyanyikan hanya pada suatu waktu atau keadaan tertentu saja sepertiketika menidurkan anak, pada saat pak tani sedang membajak disawah atau diladang, atau pada saat waktu malam yang terang.
Saat ini, lagu dolanan sebagai seni sastra tradisional yang amat dekat dengan kehidupan masyarakat Jawa, justru semakin menyusut peminatnya. Banyak kesenian modern menjadikan generasi muda, di Jawa Tengah khususnya, asing dengan budaya daerahnya sendiri. Sebagian besar generasi muda lebih banyak memilih kesenian yang dapat menghibur dengan menggunakan teknologi canggih. Karya seni lokal telah dikesampingkan karena dianggap kuno. Faktor lain yang mempengaruhi minimnya pemahaman dan ketertarikan generasi muda pada seni budaya lokal adalah kurang menariknya kemasan dan proses sosialisasi oleh generasi sebelumnya.
Lagu dolanan yang sering disebut sebagai puisi Jawa tradisional, mulai ditinggalkan bahkan dilupakan generasi muda. Anak-anak dan remaja sudah tidak tertarik dengan lagu dolanan atau lagu-lagu tradisional lainnya. Faktor penyebab kondisi ini selain perkembangan hiburan dengan teknologi yang serba canggih, orang tua sendiri kadang tidak memperkenalkan seni sastra tradisional ini kepada anak-anaknya.
(7)
Meskipun hampir punah dan terdominasi oleh sastra tulisan atau modern. Akan tetapi, lagu dolanan ini masih tetap hidup sampai sekarang, khususnya di kalangan keluarga terdekat. Warisan tersebut dijaga keasliannya dengan cara terus dipelihara, walaupun hanya terbatas di lingkungan dalam keluarga. Salah satunya yaitu di daerah Hegarmanah, Kecamatan Cidadap Kabupaten Bandung. Meskipun berada di daerah yang didominasi oleh masyarakat Sunda yang cukup kuat namun ternyata ada sekelompok masyarakat pendatang dari Jawa Tengah yang masih mempertahankan budaya-budaya mereka, salah satunya yaitu lagu-lagu dolanan. Mereka tidak merasa malu atau risih ketika harus mengajarkan anak-anak atau cucu-cucu mereka tentang lagu dolanan. Lagu dolanan sebagai seni sastra tradisional dianggap mampu memberikan nafas unsur kebangsaan yang berkaitan langsung dengan kondisi kehidupan bangsa Indonesia baik dahulu maupun sekarang.
Penelitian tentang lagu atau nyanyian telah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Maria Fiducia Nurullah dalam skripsinya yang berjudul Lagu Kelonan Pada Masyarakat Kota Ciamis: Analisis Struktur, Proses penciptaan, Konteks Penuturan, dan Fungsi (2009). Penelitian tersebut menghasilkan analisis struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, dan fungsi pada lagu kelonan dalam bahasa Sunda (Ciamis). Penelitian lainnya tentang lagu dilakukan juga oleh Ratna Wulansari dengan judul Lagu Kaulinan Budak di Desa Cisarua Kecamatan Cikole Kota Sukabumi: Analisis Struktur, Proses Penciptaan, Konteks Penuturan, dan Fungsi. Penelitian-penelitian tersebut menghasilkan analisis struktur, proses penciptaan, konteks penuturan, dan fungsi pada lagu kelonan dan kaulinan budak dalam bahasa Sunda.
(8)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
Penelitian tentang lagu juga dilakukan oleh Sunarti dengan judul Sintren Brebes Kecamatan Banjarharjo: Struktur Lagu, Konteks Pertunjukan, Proses Penciptaan, dan Fungsi (2006). Pada penelitian ini membahas tentang lagu-lagu yang dinyanyikan pada pertunjukan sintren yang dikaitkan dengan bentuk seni lain seperti tari dan alat-alat musiknya yaitu gong, kendang, saron, buyung, bonang dan sebagainya.
Berbeda dengan beberapa penelitian diatas yang meneliti sebuah lagu berbahasa Sunda di daerah yang memang mayoritas Sunda atau lagu berbahasa Jawa di daerah yang memang mayoritas berbahasa Jawa, penelitian Lagu Dolanan Jawa ini adanya di masyarakat yang mayoritas berbahasa Sunda sehingga terdapat keunikan yang mungkin tidak ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Pemilihan Lagu Dolanan Jawa sebagai subjek penelitian didasarkan pada pertimbangan atau alasan. Pertama, Lagu-lagu Dolanan Jawa termasuk sastra lisan yang memerlukan pengkajian secara mendalam dari segi struktural, konteks penuturan, proses penciptaan, dan fungsi. Kedua, suatu hal yang menarik adalah Lagu Dolanan Jawa merupakan lagu yang sarat dengan pesan-pesan moral maupun spiritual sehingga perlu diperdalam pemaknaanya dengan analisis teks.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik untuk mengetahui secara mendalam mengenai lagu-lagu dolanan yang masih ada di tengah-tengah masyarakat sunda. Maka, pada penelitian ini, penulis mengambil judul, “Lagu Dolanan di Hegarmanah: Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi”.
(9)
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana struktur Lagu Dolanan di Hegarmanah?
2. Bagaimana konteks penuturan Lagu Dolanan di Hegarmanah? 3. Bagaimana proses penciptaan Lagu Dolanan di Hegarmanah? 4. Apa fungsi Lagu Dolanan di Hegarmanah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan:
1. Struktur Lagu Dolanan di Hegarmanah.
2. Konteks penuturan Lagu Dolanan di Hegarmanah. 3. Proses penciptaan Lagu Dolanan di Hegarmanah. 4. Fungsi Lagu Dolanan di Hegarmanah.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat Praktis
1) bagi penulis manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, bertambahnya pengalaman karena penulis terjun langsung ke lapangan (masyarakat) dalam mencari sumber data dan bertambahnya wawasan, khususnya yang berkenaan dengan lagu dolanan Jawa.
(10)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
2) bagi pembaca, dapat memberikan informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai sastra lisan yang ada di Hegarmanah, tepatnya mengenai lagu dolanan Jawa.
b. Manfaat Teoretis
Penelitian ini berguna bagi perkembangan keilmuan, khususnya keilmuan di bidang sastra lisan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat. Pertama, untuk menambah pendokumentasian sastra lisan yang masih banyak tersebar di masyarakat dan mengembangkan kesusastraan lisan, khususnya dalam bidang folklor.
Kedua, bagi peneliti lain, semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangan data atau informasi mengenai puisi rakyat yang berkenaan dengan lagu-lagudolanan, khususnya lagudolanan di Hegarmanah.
Ketiga, bagi para peneliti yang menaruh perhatian besar terhadap tradisi lisan, hasil penenlitian ini dapat dijadikan bahan perbandingan, pedoman, rujukan, dan dasar bagi penelitian selanjutnya, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengkajian sastra lisan dalam genre yang lain.
1.5 Definisi Operasional
1. Lagu Dolanan adalah tuturan yang dinyanyikan sebagai alat untuk memulai, menyertai, dan mengakhiri sebuah permainan atau bisa juga lagu tersebut merupakan bagian dari sebuah permainan tersebut.
(11)
2. Struktur adalah komposisi dalam teks lagu dolanan meliputi formula sintaksis, formula bunyi (rima, asonansi dan aliterasi), formula irama, majas dan tema.
3. Konteks penuturan adalah sebuah peristiwa komunikasi secara khusus yang ditandai dengan adanya interaksi antara unsur-unsur pendukungnya secara khusus yaitu berkaitan dengan pembicaraan dan pendengaran atau yang diajak bicara.
4. Proses penciptaan merupakan proses kreatif untuk menciptakan lagu dolanan berdasarkan struktur teks lagu dolanan tersebut
5. Fungsi merupakan pemerolehan dari penelaahan unsur-unsur lagu dolanan untuk mengetahui kegunaan dari lagu tersebut.
(12)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berorientasi pada metode kualitatif yang bersifat deskriptif yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginpretasikannya.
Dalam penelitian ini pengungkapan dan pemahaman masalah menjadi titik berat penelitian, bukan pada hipotesis yang harus diuji dan dijawab. Hasil penelitian ini bukan berupa angka-angka melainkan pengkajian dan pendeskripsian objek yang diteliti. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu memberikan gambaran mengenai struktur teks, proses penciptaan, konteks penuturan dan fungsi pada Lagu Dolanan di Hegarmanah.
3.2 Data dan Sumber Penelitian
3.2.1 Data penelitian
Data dalam penelitian ini yaitu semua informasi mengenai seputar lagu dolanan. Sebagai sumber data diambil empat tembang dolanan yakni Kodok Ngorek, Dondong Opo Salak, Sluku-sluku Batok, dan Menthok-menthok
LaguKodok Ngorek, Dondong Opo Salak, Sluku-sluku Batok, dan Menthok-menthok yang merupakan data dalam penelitian ini diperoleh secara
(13)
langsung melalui wawancara dan perekaman dari informan. Informan adalah orang yang memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penelitian. Informan yang dipilih adalah orang yang mengetahui dengan pasti lagu-lagu dolanan.
3.2.2 Sumber data
Dalam penelitian ini, peneliti memulai penelitian pada bulan April 2011 dan sumber data diperoleh dari Mbah tirsan (60 tahun), Ibu Wanti (52 tahun). Beliau tinggal di Hegarmanah RT.07/ 08 No. 59 Kecamatan Cidadap Kabupaten Bandung.
Lagu-lagu yang peneliti rekam terdiri atas 4 buah lagu dolanan yaitu: Kodok Ngorek, Dondong Opo Salak, Sluku-sluku Batok, dan Menthok-menthok.
3.1 Teknik Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi verbal yaitu semacam percakapan untuk mendapatkan informasi atau data. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu wawancara tidak terarah dan wawancara terarah, untuk memperoleh keterangan secara umum tentang objek. Pada tahap ini wawancara digunakan dengan teknik wawancara tak terarah. Wawancara tak terarah memberikan nuansa dan suasana santai
(14)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
dengan bebas yang tidak bisa didapat melalui wawancara. Kemudian, setelah melakukan wawancara tidak terarah dilakukan wawancara tentang semua hal yang berkaitan dengan objek penelitian yang bersangkutan. Wawancara terarah dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang telah tersusun dalam bentuk daftar tertulis, sehingga jawaban yang akan didapat diusahakan relevan. Wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data yang dianggap belum lengkap.
2. Observasi
Obsevasi merupakan kegiatan mengamati kejadian, gerak ataupun proses, dan pengamatannya harus objektif. Observasi dilakukan untuk mengetahui struktur, konteks penuturan, proses penciptaan, dan fungsi dari lagu-lagu dolanan yang akan diteliti. Observasi tidak hanya dilakukan dalam satu waktu tertentu tapi juga dilakukan sebelum penelitian, saat penelitian dan sesudah penelitian.
3.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini yaitu :
1. Klasifikasi data
Setelah data yang diperoleh dari perekaman dan wawancara kemudian data tersebut diklasifikasikan (penggolongan data). Setelah memilah-milahkan data sesuai dengan kelompoknya. Kemudian data tersebut ditranskripsi.
(15)
Pentranskripsian teks lisan kedalam teks tulis ini bertujuan untuk mempermudah penelitian pada tahap selanjutnya. Transkripsi yang dilakukan masih mempertahankan bahasa asli penutur, hal ini berguna untuk pendokumentasian sastra lisan pada tahap selanjutnya.
Transliterasi teks lagu dari bahasa penutur ke bahasa Indonesia. Transliterasi merupakan proses selanjutnya dari transkripsi. Setelah data rekaman di transkripsi, tahap berikutnya adalah proses transliterasi (pengalih bahasaan) dari bahasa penutur (Jawa) kedalam bahasa Indonesia. Proses transliterasi berpedoman pada standardisasi dalam pengumpulan data teks lisan yang telah dilakukan oleh para ahli, diantaranya: James Danandjaja (2002), dan Suripan Sadi Hutomo (1991).
2. Analisis data
Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah analisis data. Secara garis besar menganalisis data meliputi tiga langkah yaitu: a) persiapan yang terdiri dari pengecekan nama dan kelengkapan identitas pengisi; pengecekan kelengkapan data artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data; pengecekan macam isian data. b) tabulasi dan c) penerapan data sesuai dengan kerekatan.
Menganalisis teks lagu-lagu dolanan, yang meliputi: Analisis Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, dan Fungsi. Seteleh beberapa tahapan dilalui pada teknik penelitian ini. Pada tahap selanjutnya adalah melakukan
(16)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
laporan pada tahap selanjutnya. Analisis yang dilakukan ini tidak terlepas dari rujukan dan penggunaan teori yang relevan serta penelitian sebelumnya yang mempunyai pertalian dengan penelitian ini.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Instrumen Pengumpulan Data
1) peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti juga berkedudukan sebagai instrumen penelitian, baik dalam hal wawancara maupun observasi.
2) daftar pertanyaan wawancara
Daftar pertanyaan wawancara memuat sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Pertanyaan yang diajukan kepada narasumber disesuaikan dengan posisi narasumber.
No Informan Kapasitas Draft wawancara
1 Mbah Tirsan Yang mengetahui lagu dolanan Dondong Opo Salak dan Sluku-Sluku Bathok
1) Teks lagu dolanan Dondong Opo Salak dan Sluku-Sluku Bathok
2) Bagaiamana Mbah Tirsan mendapatkan atau mengetahui lagu tersebut?
3) Bagaimana cara menuturkan atau menyanyikan lagu dolanan Dondong Opo Salak dan Sluku-Sluku Bathok? 4) Bagaiamana konteks penuturan lagu dolanan Dondong Opo Salak dan Sluku-Sluku Bathok?
2 Ibu Wanti Yang mengetahui lagu dolanan
1) Teks lagu dolanan Kodok Ngorek dan Menthok-menthok
(17)
Kodok Ngorek dan Menthok-menthok
2) Bagaiamana Ibu Wanti mendapatkan atau mengetahui lagu tersebut?
3) Bagaimana cara menuturkan atau menyanyikan lagu dolanan Kodok Ngorek dan Menthok-menthok? 4) Bagaiamana konteks penuturan lagu dolanan Kodok Ngorek dan Menthok-menthok?
3) alat rekam data
Alat rekam data digunakan untuk merekam data-data yang dibutuhkan dalam penelitian. Alat rekam yang dipersiapkan dalam perekaman sebagai berikut.
1. Alat rekam audio
Alat rekam audio digunakan untuk merekam data lisan dari narasumber langsung. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat rekam audio dengan jenis MP5.
2. Hp kamera
Hp kamera digunakan dalam pengambilan gambar foto saat baterai kamera digital habis, Hp hanya bisa mengambil foto-foto saja karena dalam pengambilan video kapasitas memori Hp tidak mencukupi.
3. Alat tulis
Alat tulis yang digunakan adalah sebuah blacknote sebagai kertas catatan dan pena untuk mencatat.
(18)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
3.5.2 Instrumen Pengolahan Data
Dalam pengolahan data, peneliti membutuhkan beberapa instrumen. Di antaranya yaitu, sebagai berikut.
1) Alat rekam audio
Alat rekam audio dibutuhkan dalam nalisis formula irama saat mantra-mantra pengobatan yang diteliti dituturkan. Melalui alat rekam audio ini, data rekaman yang diperoleh pada saat pengumpulan data dapat didengar.
2) Alat tulis
Alat tulis yang digunakan adalah lembaran kertas dan pena. Alat tulis digunakan saat penganalisisan struktur terhadap teks dilakukan.
(19)
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini membawa penulis pada beberapa simpulan sebagai berikut:
1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain:
a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa
3. Teks lagu dolanan Kodok Ngorekterdapat tiga kalimat yang memiliki pola kalimat berbeda di setiap kalimat. Pada kalimat pertama terbentuk pola kalimat majemuk bertingkat yaitu pola S P K yang fungsi subjeknya terdiri dari pola S P. Kalimat ketiga memiliki pola S Ket P Pel yang fungsi subjeknya pun terdiri dari pola S P. Kalimat ketiga memiliki pola S P Ket Ket, pada pola ini pun fungsi subjek terdiri dari pola S P. Adapun beberapa kata seperti kodok ngorek, bocah pinter, dan bocah bodho yang dilagukan dua kali bermaksud hanya merupakan pengulangan bunyi yang memberikan efek ketegasan sehingga terdengar ritmis dan teratur karena melihat lagu ini merupakan lagu hiburan.
4. Teks lagu dolanan Dondong opo Salakterdapat tujuh pola kalimat yang berbeda-beda di setiap kalimat. Pada kalimat pertama dan ketiga terbentuk pola S SP. Kalimat kedua terbentuk pola S P K. Kalimat keempat memiliki pola S P. Kalimat kelima memiliki pola S P O P Ket Ket. Kalimat keenam memiliki pola Ket S P O, dan kalimat ketujuh memiliki pola O S P.
(20)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
duku cilik-cilik yang dilagukan dua kali bermaksud hanya merupakan pengulangan bunyi yang memberikan efek ketegasan sehingga terdengar ritmis dan teratur karena melihat lagu ini merupakan lagu hiburan.
5. Teks lagu dolananSluku-sluku Bathokterdapat lima kalimat yang memiliki pola kalimat berbeda di setiap kalimat. Pada kalimat pertama terbentuk pola kalimat P-S-S-P. Kalimat kedua dan ketiga memiliki pola S-P-K. Kalimat keempat dan kelima memiliki pola S-P-Pel.
6. Teks lagu dolanan Menthok menthokterdapat dua kalimat yang memiliki pola kalimat berbeda di setiap kalimat. Pada kalimat pertama terbentuk pola kalimat S P KET. Kalimat kedua memiliki pola S-P-Pel.
b) Analisis formula bunyi terdiri atas rima serta aliterasi dan asonansi
1. Dalam lagu dolanan Kodok Ngorekterdapat dua jenis rima. Jenis-jenis rima tersebut adalah (1) rima yang berdasarkan bunyi meliputi rima mutlak dan rima tak sempurna; (2) rima yang berdasarkan letak atau posisi katanya meliputi rima awal dan rima akhir. Asonansi dan aliterasi banyak terjadi pengulangan vokal /a/, /i/, dan /e/ yang terasa ringan.. Selain banyak terjadi pengulangan bunyi vokal tersebut juga banyak ditemukan paduan vokal dengan bunyi konsonan bersuara berat seperti /d/ dan /b/ yang menimbulkan efek pengucapan yang terasa agak berat seperti ada hentakan.
2. Dalam lagu dolanan Dondong opo Salak terdapat rima akhir dan rima tidak sempurna. Selain itu, dalam lagu ini banyak terjadi pengulangan vokal /a/, /i/, dan /e/ yang terasa ringan. Bunyi- bunyi yang ringan ini cocok untuk melukiskan perasaan senang, riang, dan gembira. Lalu banyak
(21)
ditemukan paduan vokal dengan bunyi konsonan bersuara berat seperti /d/ dan /g/ yang menyebabkan bunyi terdengar seperti ada hentakan.
3. Lagu dolanan Sluku-sluku Bathok terdapat: (1) rima yang berdasarkan bunyi meliputi rima mutlak dan rima tak sempurna; (2) rima yang berdasarkan letak atau posisi katanya meliputi rima awal dan rima akhir. Lalu terjadi pengulangan vokal /a/, /o/, dan /u/ yang terasa berat. Banyaknya pengulangan bunyi-bunyi ini menggambarkan keseriusan dan kegundahan, hal ini disebabkan karena lagu ini mengandung keseriusan, kekhidmatan, dan kegundahan dikarenakan adanya pengharapan untuk selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa. Selain banyak terjadi pengulangan bunyi vokal tersebut juga banyak ditemukan paduan vokal dengan bunyi konsonan bersuara berat seperti /b/, /g/, dan /d/ yang menimbulkan efek pengucapan yang terasa agak berat seperti ada hentakan.
4. Lagu dolanan Menthok menthok terdapat: (1) rima yang berdasarkan bunyi meliputi rima mutlak dan rima tak sempurna; (2) rima yang berdasarkan letak atau posisi katanya meliputi rima awal dan rima akhir. Lalu terdapat pengulangan vokal /a/, /o/, dan /u/ yang terasa berat. Banyaknya pengulangan bunyi-bunyi ini menggambarkan keseriusan dan kegundahan, hal ini disebabkan karena lagu ini mengandung keseriusan, dikarenakan mengandung makna instropeksi diri. Selain banyak terjadi pengulangan bunyi vokal tersebut juga banyak ditemukan paduan vokal dengan bunyi konsonan bersuara berat seperti /b/, /g/, dan /d/ yang menimbulkan efek peringatan dan keseriusan. Bunyi asonansi dan aleterasi
(22)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
ini telah berperan dalam membentuk nilai estetik dan musikalitas pada lagu dolanan ini.
c) Analisis Formula Irama
1. Lagu dolanan Kodok Ngorek memiliki irama yang hampir sama atau diulang di setiap dua larik. Nada yang dipakai pada teks ini didominasi oleh nada sedang (≥) dan pendek (∩) yang terletak disemua larik. Nada -nada panjang (-) ada di beberapa suku kata pada setiap akhir larik seperti – li pada kata kali, -blung pada kata teblung, -ter pada kata dokter, dan –bo pada kata kebo. Hal ini untuk menandakan akhir kalimat dari lagu tersebut. 2. Lagu dolanan Dondong Opo Salak memiliki irama yang cenderung sama atau diulang pada setiap larik. Nada yang dipakai pada teks ini didominasi oleh nada pendek (∩) dan sedang (≥) yang terletak disemua larik. Nada -nada panjang (-) terlihat hanya sekali di akhir lagu menandakan bahwa lagu tersebut sudah berakhir.
3. Lagu dolanan Sluku-sluku Bathok memiliki irama yang berbeda-beda di setiap larik. Nada yang dipakai pada teks ini didominasi oleh nada sedang (≥) dan pendek (∩) yang terletak disemua larik. Nada-nada panjang (-) tidak digunakan dalam lagu ini. Lagu Sluku-sluku Bathok ini memang memiliki tempo penuturan yang lebih cepat dibandingkan dengan lagu sebelumnya.
4. Lagu dolanan Menthok menthok memiliki irama yang berbeda-beda di setiap larik. Nada yang dipakai pada teks ini didominasi oleh nada sedang (≥) dan pendek (∩) yang terletak disemua larik. Nada-nada panjang (-) tidak digunakan dalam lagu ini.
(23)
d) Analisis Majas
1. Majas yang terdapat dalam lagu dolanan Kodok Ngorek adalah pararelisme, repetisi, metafora, dan perumpamaan. Pengaruh yang timbul dengan adanya majas-majas tersebut adalah untuk memunculkan nilai estetik bagi lagu tersebut.
2. Majas yang terdapat dalam lagu dolanan Dondong Opo Salak adalah majas metafora yaitu majas yang membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata-kata perbandingan. Majas metafora ini salah satunya terdapat pada larik pertama dan kedua yaitu dondong opo salak (Kedondong apa salak) duku cilik-cilik (duku kecil-kecil) sehingga yang dimaksud majas metafora disini adalah kata dondong, salak, dan duku.
3. Majas yang dominan dalam lagu dolanan Sluku-sluku Bathok adalah majas repetisi. Pengaruh yang timbul dengan adanya majas-majas tersebut adalah untuk memunculkan nilai estetik bagi lagu tersebut. Selain itu, penggunaan majas juga merupakan sebuah cara untuk mengintensitaskan maksud dan juga mengintensifkan tujuan yang tersirat dalam teks lagu dolanan tersebut.
4. Majas yang dominan dalam lagu dolanan Menthok menthok adalah majas repetisi. Pengaruh yang timbul dengan adanya majas-majas tersebut adalah untuk memunculkan nilai estetik bagi lagu tersebut.
e) Analisis Tema
1. Dalam teks lagu Kodok Ngorek terdapat lima buah isotopi yaitu isotopi hewan, manusia, waktu, alam, dan musikalitas. Isotopi-isotopi tersebut
(24)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
analisis diatas dan dari pembentukan motif-motif tersebut dapat disimpulkan tema pada teks lagu ini yaitu menyatakan nyanyian yang menggambarkan keadaan yang akan dicapai seseorang nanti adalah hasil dari yang dilakukannya saat ini.
2. Dalam teks lagu Dondong Opo Salak terdapat tujuh buah isotopi yaitu isotopi tumbuhan, manusia, waktu, tempat, sifat, benda, dan pekerjaan. Isotopi-isotopi tersebut dianalisis berdasarkan komponen-komponen makna bersama. Dari analisis diatas dan dari pembentukan motif-motif tersebut dapat disimpulkan tema pada teks lagu ini yaitu berisi harapankita tidak boleh menyusahkan orang lain atau makhluk lain, kita harus hidup mandiri, berjalan di atas kaki sendiri meskipun pelan-pelan dan tertatih-tatih.
3. Dalam teks lagu Sluku-sluku Bathok terdapat empat buah isotopi yaitu isotopi pekerjaan, isotopi manusia, isotopi benda, dan isotopi tempat. Isotopi-isotopi tersebut dianalisis berdasarkan komponen-komponen makna bersama. Dari analisis diatas dan dari pembentukan motif-motif tersebutdapat disimpulkan tema pada teks lagu ini yaitu nyanyian yang mengajarkan kepada kita nilai-nilai untuk cinta kepada Tuhan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap kehidupan yang dijalani, kedisiplinan, serta kemandirian dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam menjalani kehidupan.
4. Dalam teks lagu Menthok menthok terdapat tiga buah isotopi yaitu isotopi hewan, tempat, dan pekerjaan. Isotopi-isotopi tersebut dianalisis berdasarkan komponen-komponen makna bersama. Dari analisis diatas dan dari pembentukan motif-motif tersebut dapat disimpulkan tema pada
(25)
teks lagu ini yaitu menyatakan bahwa seseorang itu perlu memiliki sikap rendah hati, dan mau instrospeksi diri.
2) Konteks Penuturan
Konteks penuturan lagu-lagu dolanan ini dituturkan dalam kondisi apapun karena lagu ini mengandung unsur hiburan sehingga bisa dilagukan kapan saja. Lagu-lagu ini dapat dinyanyikan di berbagai suasana dan keadaan, sambil bermain, ketika akan bepergian, belajar, bersantai bahkan pada saat si anak berada pada suasana hati yang tidak menyenangkan, lagu ini dapat dijadikan lagu penghibur yang ampuh untuk memperbaiki suasana hati anak tersebut. Selain saat dituturkan, terjadi interaksi langsung antara penutur dan pendengar karena penutur biasanya melakukan gerakan-gerakan sesuai lagu yang dinyanyikan. Contohnya, pada saat menyanyikan lagu Kodok Ngorek, penutur melakukan gerakan melompat-lompat seperti kodok sehingga anak merasa tertarik dan mengikuti.
3) Proses Penciptaan
Proses penciptaan lagu-lagu dolanan di Hegarmanah ini terjadi secara spontan. Lagu-lagu dolanan ini diperoleh dan diwariskan berdasarkan proses pewarisan vertikalkarena lagu ini diperoleh dari generasi sebelumnya dalam satu turunan. Artinya lagu tersebut biasanya diturunkan dari orang tua kepada anaknya atau orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda Proses pewarisan lagu ini terjadi saat penyaji terdahulu menyanyikan lagu ini dan didengar oleh penutur yang lain sehingga dia mengetahui dan sering menggunakan lagu dolanan ini.
(26)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
4) Fungsi
Lagu-lagu dolanan pada penelitian ini memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang terdapat dalam lagu-lagu dolanan ini adalah sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pendidikan, sebagai fungsi rekreatif, dan sebagai pembangkit semangat. Fungsi yang dominan dalam lagu dolanan ini adalah fungsi rekreatif dan pendidikan anak terutama pendidikan budi pekerti karena hal ini berkaitan dengan isi dalam lagu tersebut yang syarat akan makna dan pelajaran yang sangat berguna untuk masa depan.
Setelah melakukan penelitian tentang lagu dolanan ini, peneliti menjadi tahu bagaiamana analisis struktur lagu dolanan, bagaiamana konteks penuturan lagu dolanan, bagaimana proses penciptaan lagu dolanan, dan fungsi dari lagu dolanan tersebut. Penelitian ini juga telah memberikan pencerahan tentang lagu-lagu dolanan terhadap peneliti, yang pada awalnya tidak tahu apa-apa tentang lagu-lagu dolanan sekarang menjadi lebih tahu apa itu lagu dolanan. Selain itu, masih banyak variasi lagu dolanan yang belum sempat diteliti. Peneliti berharap di suatu kesempatan yang akan datang akan dilakukan penelitian terhadap lagu-lagu dolanan yang belum diteliti.
5.2 Saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada beberapa pihak, yaitu: bagi masyarakat umum, dengan adanya penelitian ini ada baiknya jika bisa menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat untuk melestarikan kebudayaan bangsa, khususnya tentang lagu dolanan. Bagi peneliti sastra lisan,
(27)
ada baiknya jika penelitian ini diteruskan lagi melalui sudut pandang dan kajian yang berbeda, atau setidaknya penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam mengkaji masalah-masalah yang sama. Bagi bidang kesusastraan, penelitian ini akan lebih baik lagi jika dimanfaatkan sebagai bahan apresiasi dasar penciptaan karya sastra, dan sebagai sumbangan terhadap ilmu sastra.
(28)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 7
1.5 Definisi Operasional... 8
BAB 2 LANDASAN TEORETIS... 7
2.1 Lagu Dolanan Sebagai Sastra Lisan... 11
2.2 Struktur Teks... 17
2.2.1 Formula Sintaksis... 18
2.2.2 Formula Bunyi... 19
2.2.3 Formula Irama... 21
2.2.4 Majas... 22
2.2.5 Tema... 23
2.3 Konteks Penuturan... 24
2.4 Proses Penciptaan... 25
(29)
BAB 3 METODE PENELITIAN... 27
3.1 Metode Penelitian... 27
3.2 Data dan Sumber Penelitian... 27
3.2.1 Data penelitian... 27
3.2.2 Sumber Data... 28
3.3 Teknik Penelitian... 28
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data... 28
3.4 Teknik Pengolahan Data... 29
3.5 Instrumen Penelitian... 31
3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data... 31
3.4.2 Instrumen Pengolahan Data... 33
BAB 4 ANALISIS STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN DAN FUNSI... 33
4.1 Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 33
4.1.1 Struktur Teks Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 34
4.1.1.1 Formula Sintaksis... 34
4.1.1.2 Formula Bunyi... 38
4.1.1.3 Formula Irama... 45
4.1.1.4 Majas... 49
4.1.1.5 Isotopi... 52
4.1.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 56
4.1.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 62
4.1.4 FungsiLagu Dolanan Kodok Ngorek... 63
4.2 Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 67
4.2.1 Analisis Struktur Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 67
4.2.1.1 Formula Sintaksis... 68
4.2.1.2 Formula Bunyi... 73
(30)
Fitriyati Laila Khanifah, 2012
4.2.1.4 Majas... 86
4.2.1.5 Isotopi... 87
4.2.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 93
4.2.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 94
4.2.4 Fungsi Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 95
4.3 Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 98
4.3.1 Struktur Teks Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 98
4.3.1.1 Formula Sintaksis... 99
4.3.1.2 Formula Bunyi... 103
4.3.1.3 Formula Irama... 109
4.3.1.4 Majas... 112
4.3.1.5 Isotopi... 113
4.3.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 116
4.3.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 118
4.3.4 Fungsi Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 119
4.4 Lagu Dolanan Menthok menthok... 121
4.4.1 Struktur Teks Lagu Dolanan Menthok menthok... 122
4.4.1.1 Formula Sintaksis... 122
4.4.1.2 Formula Bunyi... 123
4.4.1.3 Formula Irama... 129
4.4.1.4 Majas... 131
4.4.1.5 Isotopi... 132
4.4.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Menthok menthok... 135
4.4.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Menthok menthok... 137
4.4.4 Fungsi Lagu Dolanan Menthok menthok... 138
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN... 140
(31)
5.2 Saran... 147 DAFTAR PUSTAKA
(1)
147
4) Fungsi
Lagu-lagu dolanan pada penelitian ini memiliki beberapa fungsi. Fungsi yang terdapat dalam lagu-lagu dolanan ini adalah sebagai sistem proyeksi, sebagai alat pendidikan, sebagai fungsi rekreatif, dan sebagai pembangkit semangat. Fungsi yang dominan dalam lagu dolanan ini adalah fungsi rekreatif dan pendidikan anak terutama pendidikan budi pekerti karena hal ini berkaitan dengan isi dalam lagu tersebut yang syarat akan makna dan pelajaran yang sangat berguna untuk masa depan.
Setelah melakukan penelitian tentang lagu dolanan ini, peneliti menjadi tahu bagaiamana analisis struktur lagu dolanan, bagaiamana konteks penuturan lagu dolanan, bagaimana proses penciptaan lagu dolanan, dan fungsi dari lagu dolanan tersebut. Penelitian ini juga telah memberikan pencerahan tentang lagu-lagu dolanan terhadap peneliti, yang pada awalnya tidak tahu apa-apa tentang lagu-lagu dolanan sekarang menjadi lebih tahu apa itu lagu dolanan. Selain itu, masih banyak variasi lagu dolanan yang belum sempat diteliti. Peneliti berharap di suatu kesempatan yang akan datang akan dilakukan penelitian terhadap lagu-lagu dolanan yang belum diteliti.
5.2 Saran
Setelah menyelesaikan penelitian ini, peneliti menyarankan kepada beberapa pihak, yaitu: bagi masyarakat umum, dengan adanya penelitian ini ada baiknya jika bisa menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat untuk melestarikan
(2)
148
ada baiknya jika penelitian ini diteruskan lagi melalui sudut pandang dan kajian yang berbeda, atau setidaknya penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam mengkaji masalah-masalah yang sama. Bagi bidang kesusastraan, penelitian ini akan lebih baik lagi jika dimanfaatkan sebagai bahan apresiasi dasar penciptaan karya sastra, dan sebagai sumbangan terhadap ilmu sastra.
(3)
DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
BAB 1 PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 7
1.5 Definisi Operasional... 8
BAB 2 LANDASAN TEORETIS... 7
2.1 Lagu Dolanan Sebagai Sastra Lisan... 11
2.2 Struktur Teks... 17
2.2.1 Formula Sintaksis... 18
2.2.2 Formula Bunyi... 19
2.2.3 Formula Irama... 21
2.2.4 Majas... 22
2.2.5 Tema... 23
2.3 Konteks Penuturan... 24
2.4 Proses Penciptaan... 25
(4)
BAB 3 METODE PENELITIAN... 27
3.1 Metode Penelitian... 27
3.2 Data dan Sumber Penelitian... 27
3.2.1 Data penelitian... 27
3.2.2 Sumber Data... 28
3.3 Teknik Penelitian... 28
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data... 28
3.4 Teknik Pengolahan Data... 29
3.5 Instrumen Penelitian... 31
3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data... 31
3.4.2 Instrumen Pengolahan Data... 33
BAB 4 ANALISIS STRUKTUR, KONTEKS PENUTURAN, PROSES PENCIPTAAN DAN FUNSI... 33
4.1 Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 33
4.1.1 Struktur Teks Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 34
4.1.1.1 Formula Sintaksis... 34
4.1.1.2 Formula Bunyi... 38
4.1.1.3 Formula Irama... 45
4.1.1.4 Majas... 49
4.1.1.5 Isotopi... 52
4.1.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 56
4.1.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Kodok Ngorek... 62
4.1.4 FungsiLagu Dolanan Kodok Ngorek... 63
4.2 Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 67
4.2.1 Analisis Struktur Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 67
4.2.1.1 Formula Sintaksis... 68
4.2.1.2 Formula Bunyi... 73
(5)
4.2.1.4 Majas... 86
4.2.1.5 Isotopi... 87
4.2.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 93
4.2.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 94
4.2.4 Fungsi Lagu Dolanan Dondong Opo Salak... 95
4.3 Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 98
4.3.1 Struktur Teks Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 98
4.3.1.1 Formula Sintaksis... 99
4.3.1.2 Formula Bunyi... 103
4.3.1.3 Formula Irama... 109
4.3.1.4 Majas... 112
4.3.1.5 Isotopi... 113
4.3.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 116
4.3.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 118
4.3.4 Fungsi Lagu Dolanan Sluku-sluku Bathok... 119
4.4 Lagu Dolanan Menthok menthok... 121
4.4.1 Struktur Teks Lagu Dolanan Menthok menthok... 122
4.4.1.1 Formula Sintaksis... 122
4.4.1.2 Formula Bunyi... 123
4.4.1.3 Formula Irama... 129
4.4.1.4 Majas... 131
4.4.1.5 Isotopi... 132
4.4.2 Konteks Penuturan Lagu Dolanan Menthok menthok... 135
4.4.3 Proses Penciptaan Lagu Dolanan Menthok menthok... 137
4.4.4 Fungsi Lagu Dolanan Menthok menthok... 138
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN... 140
(6)
5.2 Saran... 147 DAFTAR PUSTAKA