Sejarah Negeri Haria Menurut Marga Loupatty Tuan

1 memegang pedang dan bermahkota. Kemudian bangsa Portugis dan Belanda datang menjajah dan mengembangkan agama Kristen Protestan di negeri Haria. Pada mulanya petuanan 3 negeri Haria sangat luas berbatasan dengan negeri Kulur. Tetapi saat bangsa Belanda datang untuk menjajah, mereka kemudian memperkecil petuanan negeri Haria. Hal ini dapat diketahui dari sejarah perang Pattimura pada tahun 1817 yang menjelaskan bahwa Thomas Matulessy mendapat gelar Kapitan Pattimura di Sirwoni batas negeri Haria dan negeri Kulur tempat persembunyian sisa-sisa tentara Portugis yang kalah perang melawan tentara-tentara dari Ternate yang membasmi bangsa Portugis di Maluku akibat dari Portugis membunuh Sultan Ternate yang bernama Sultan Hairun.

2. Sejarah Negeri Haria Menurut Marga Loupatty Tuan

Tanah 4 Menurut penuturan dari marga Loupatty 5 , nenek moyang dari marga Loupatty pertama kali menginjakkan kaki di Nusaunjo negeri lama Haria. Setibanya disana, moyang 6 Loupatty mencari daerah yang tinggi gunung untuk menetap. Hal itu disebabkan 2 1 3 - 4 - 5 oleh ancaman pembunuhan yang dilakukan oleh Orang Lano 7 . Di Nusaunyo mereka menetap dan bertambah banyak. Kian hari, penduduk kian bertambah. Daerah Nusaunyo tak lagi memadai bagi masyarakat Haria kala itu, sehingga moyang Loupatty memutuskan untuk pergi mencari daerah baru yang dapat ditempati. Dalam perjalanannya mencari daerah baru, moyang Loupatty bertemu dengan seseorang yang berpakaian Kapitan. Mereka saling menegur dengan menyebut kata ‘apa’, sehingga tempat itu diberi nama ‘Apapa’. Moyang Loupatty dan sang Kapitan pun terlibat dalam perkelahian untuk beradu kekuatan. Namun keduanya sama-sama kuat. Alhasil, mereka saling mengakui kekuatan masing-masing. Kapitan itu disebut Kapitan Hattu yang artinya “keras seperti batu”. Mereka kemudian berpisah. Tempat perpisahan Loupatty dan Hattu hingga kini dikenal dengan nama Patae. Loupatty kemudian melanjutkan perjalanan dan menemukan suatu tempat untuk menetap. Tempat itu disebut Amano . Suatu hari, ketika Loupatty menyusuri daerah pantai, ia menemukan seorang laki-laki terdampar di pantai. Kemudian ia membawa lelaki tersebut pulang ke Amano. Lelaki tersebut kemudian bercerita bahwa ia adalah si bungsu dari tiga bersaudara. Mereka berasal dari pulau Banda. Ia dan kedua saudaranya yang 4 5 lain hendak melakukan perjalanan mencari makanan dengan menggunakan kora-kora. Di perjalanan, si bungsu dibuang ke laut. Kemudian ikan Komu 8 membawa si bungsu ke daratan, di Amano 9 . Lelaki tersebut kemudian dinamakan “Komul” karena ia dibawa oleh ikan Komu. Komul merupakan leluhur dari marga Komul di negeri Haria. Pada saat kedatangan Portugis ke Pulau Saparua, seluruh penduduk asli yang tinggal di daerah pegunungan diminta untuk turun ke daerah-daerah pesisir. Hal tersebut dilakukan agar Portugis dapat mengawasi gerak-gerik penduduk asli. Loupatty dan Hatu kemudian mencari negeri baru di daerah pesisir untuk menetap. Tahun 1428, Loupatty dan Hattu menemukan negeri baru. Mereka meletakkan batu pusat negeri yang baru. Kapitan Hattu dan Loupatty kemudian menentukan batas negeri. Kapitan Hattu menancapkan tombaknya di daerah pesisir dan dari sana muncul mata air. Hingga kini tempat itu disebut Aer Salobar. Dan Loupatty menancapkan tombaknya dan juga keluar mata air. Jarak dari batu pusat ke tempat Kapitan Hattu dan Loupatty menancapkan tombak masing-masing 400m. Itulah negeri Haria yang baru. Nama Haria berasal dari kata “Aria” yang berarti turun ke pantai. 6 7 4 Ketika negeri sudah terbentuk, maka batu pusat di negeri Amano diturunkan ke negeri Haria. Batu pusat negeri disebut “Batu Pamale” . Di depan batu pusat atau batu Pamale tersebut dibangun sebuah rumah adat Baileu. Dalam bahasa adat setempat Baileu tersebut dikenal dengan nama Pala Pesi Rumah Toru. Baileu Pala Pesi Rumah Toru dibangun pada tahun 1571. Baileu Pala Pesi Rumah Toru juga disebut sebagai Baileu pusat tiga rumpun pulau, yakni pulau Haruku Nusa Hatuhaha, pulau Saparua Nusa Ama Iha dan pulau Nusalaut. Sehingga setiap acara adat harus berpusat di negeri Haria. 10 Negeri Haria memiliki nama teong nama adat Leawaka Amapatti . Leawaka berarti datang untuk menjaga, AmaAman berarti negeri desa dan Patti berarti pemimpin. Leawaka Amapatti berarti negeri yang dijaga dan diperintah oleh seorang Patti raja sejak datang dari Pulau Seram. Sebab sejak awal kedatangan para leluhur ke pulau Saparua hingga menetap di Leawaka , masyarakat negeri Haria dipimpin atau diperintah oleh seorang Patti. 3 6 III.1.2 Demografi Negeri Haria

1. Letak Geografis negri Haria