72
E. Penanganan Church World Service CWS Terhadap Anak – Anak Pasca Konflik Poso.
7
Church World Service adalah lembaga kemanusiaan, pembangunan, dan pemberi bantuan untuk pengungsi internasional. Bersama lembaga lokal,
kami bekerja di daerah kota dan desa untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada penyintas bencana alam dan konflik, untuk menangani
kerawanan pangan dan efek kemiskinan, dan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kami membantu orang-orang yang paling rentan tanpa
memandang agama, ras, etnis, atau jender. CWS didirikan pertama kali pada tahun 1946 di Amerika Serikat dan sudah beroperasi di Indonesia selama
lebih dari empat puluh tahun di bawah Nota Kesepahaman dengan Kementerian Sosial.
CWS memberikan suatu pembelajaran berharga tentang dampak bencana yang tidak mengena pada aspek fisik saja namun juga aspek
psikologis di masyarakat. Perasaan putus asa, tanpa harapan masa depan, kesulitan beradaptasi di lingkungan kampong pengungsian, anak –anak yang
trauma karena peristiwa bencana, membekas dan mempengaruhi proses berkembang kembali dari
Menurut pandangan CWS mengenai Peran pemerintah Dinas sosial dalam pemenuhan hak- hak anak korban konflik Poso, Dinas Sosial tidak
fokus terhadap anak – anak korban konflik Poso, akan tetapi Dinas Sosial lebih memfokuskan kearah ketenagakerjaan bagi masyarakat Poso yang tidak
7
Tanggal 24 juli 2011, wawancara dengan lutfhi azhari, crew cws Poso.
73 memiliki Pekerjaan. Sehingga Dinas sosial yang seharusnya memiliki
kepedulian terhadap segala kebutuhan dan pemenuhan hak hak anak pengungsi korban konflik Poso terabaikan seperti Konkrit nyatanya dalam
pemenuhan gizi anak dan pendidikan anak. Serta banyak keluhan dari Pihak orang Tua anak korban konflik mengeluh atas ketidakpedulian dinas sosial
dalam pemenuhan hak –hak anak korban konflik. Melihat hal tersebut, LSM CWS sadar untuk memberikan pelayanan
pada keseluruhan aspek yang diperlukan masyarakat untuk pulih dari bencana yang menimpa hidup mereka. pelayanan psikososial merupakan bagian
penting dari proses pemulihan hal tersebut. Hal ini disadari oleh CWS sebagai lembaga swadaya masyarakat internasional yang telah melaksanakan
beberapa program yang mendukung dan memfasilitasi kebutuhan pengungsi di Poso. Dalam situasi pasca konflik, anak –anak cenderung untuk menjadi
agresif atau tertekan atau takut pada simbol –simbol tertentu, berdasarkan temuan dari program intervensi berbasis kelas CWS di Poso, sulawesi tengah
konflik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi anak –anak. Perilaku pengasuhan anak berubah dan mempengaruhi perkembangan anak –
anak. Church world service menerapkan program pendidikan anak usia dini
di daerah pasca konflik seperti Poso. Dalam penyelenggaraan CWS menyediakan bahan seperti mainan pendidikan, pedoman pendidikan anak
usia dini, dan peningkatan kapasitas bagi para pendidik.
74 Program-program CWS dalam menyelenggarakan kegiatan –kegiatan
anak pasca konflik yang meliputi; Maret 2010 , CWS Membantu Rekonsiliasi melalui Dukungan
Psikososial di Poso Juni 2010, CWS menyelenggarakan pelatihan fasilitator komunikan anak
perdamaian Oktober 2010, CWS menyelenggarakan pelatihan pendidik POSPAUD :
membangun kapasitas
pendidik untuk
meningkatkan kualitas
perkembangan anak di Poso November 2010, CWS menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan gizi
Desember 2011, CWS Memegang peranan penting dalam Program Vitalita, bidan di Kabupaten Poso membutuhkan pengembangan
kapasitas dalam bidang kesehatan dan nutrisi
F. Pendapat korban konflik Poso tentang upaya penanganan Dinas Sosial