Faktor Non-Kebahasaan a. Kontak Mata

4. Saat melakukan pernafasan diafragma jangan sampai bahu terangkat, karena hal itu menandakan pernafasan dengan menggunakan pernafasan dada.

4. Faktor Non-Kebahasaan a. Kontak Mata

Teman-teman, ketika menjadi pemandu acara kita harus melakukan kontak mata dengan pendengar. Ketika menyampaikan sesuatu, sapu pandangan kita pada keseluruhan hadirin. Pandangi pendengar di seluruh ruangan, pandang tepat ke mata mereka. Bila merasa gerogi untuk memandangi mata hadirin tips yang bisa digunakan pemandu acara ialah memandangi dahi pendengar. Jangan sampai pendengar merasa tidak diperhatikan.

b. Gerakan Tidak Bermakna

Teman-teman, saat menjadi pemandu acara, kita menjadi pusat perhatian bagi pendengar. Gerakan sekecil apa pun akan diperhatikan pendengar, karena itu sebagai pemandu acara kita harus memerhatikan gerakan dan sikap tubuh kita. Usahakan untuk tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan seperti menyisir rambut dengan tangan, membenarkan kerah baju, memainkan microphone, garuk-garuk, menyilangkan kaki, memainkan jari tangan, atau menghentak-hentakkan kaki.

c. Lelucon

Teman-teman, lelucon penting untuk menghidupkan suasana, terutama dalam acara-acara informal. Akan tetapi, jangan sekali-kali membuat lelucon, tetapi kita sendiri tertawa terbahak-bahak. Ekspresi yang baik ketika membuat lelucon adalah tersenyum dan memberikan jeda untuk pendengar tertawa. Ketika melontarkan lelucon, jangan sekali-kali melontarkan lelucon yang mengandung SARA dan menyinggung perasaan orang lain.

d. Gesture

Gesture ialah sikap atau pose tubuh yang mengandung makna. Bila sebelumnya kita telah belajar menghindari gerakan yang tidak bermakna, kali ini kita belajar untuk membuat gerakan yang bermakna. Gerakan bermakna akan mendukung makna dan sikap kita pada apa yang kita ucapkan. Lakukan gerakan yang tidak dibuat-buat, tidak sepotong-potong, tidak ragu, dan serasi dengan kalimat yang diucapkan. Sebagai contoh: “Baiklah, Bapak yang di sebelah, silahkan ke depan.” Tangan diayunkan ke depan mempersilahkan seseorang untuk maju ke depan mimbar. Gesture dengan tangan: Tangan menopang dagu menandakan kondisi seseorang sedang menganalisa. Memukul anggota badan menandakan sedang lupa sesuatu. Gesture dengan badan: Mengangkat bahu mempertegas kalimat tanya yang diucapkan. Badan condong ke depan menandakan memberikan perhatian pada orang yang bicara.

e. Mimik wajah

Mimik wajah atau ekspresi wajah adalah bentuk komunikasi bukan lisan yang berupa gerakan otot wajah. Sebagai contoh.  Mengernyitkan dahi menandakan tidak setuju.  Mengangkat alis sebagai ekspresi ketika bertanya.  Melipat bibir menandakan buah pikiran yang sulit diucapkan atau menandakan proses berpikir.  Kedipan mata dan anggukan menandakan mengajak lawan bicara untuk setuju dengan apa yang diungkapkan.

f. Ucapkan dengan Senyum dan Salam

Ucapkanlah setiap kalimat dengan senyuman, karena kalimat yang diucapkan dengan senyuman lebih menyenangkan didengar dan lebih mudah diterima pendengar. Ketika kita mengucapkan salam dan menyapa kita harus memberikan waktu atau jeda kepada pendengar untuk menjawab salam.

5. Syarat Menjadi Pemandu Acara a. Memiliki Intelegensi Tinggi, Penampilan Atraktif, dan Simpatik