yang dianggap penting
2
. Saat pementasan ronggeng , dengan mengkalungkan selendang kuning dan ujung selendang yang berwarna
oranye. Di tambah pada gambar kedua ada sesosok laki-laki tua memakai pakaian hitam.
c. Body language
Dari keseluruhan gambar diatas, gerak tubuh Srintil sedang memainkan selendang yang dikenakan nya, dan pada gambar 5.6
Srintil sedang menurunkan kepala dan pandangan mata mengarah kepada benda melengkung kecil. Sedangkan pada gambar 5.5 terlihat
sesosok laki-laki yang dengan mengegam tangan kanan sambil diarahkan keatas sedangkan tangan kiri digerakan kebawah.
d. Aksesoris
Pada gambar pertama saat pementasan tari ronggeng, Srintil tidak begitu memakai aksesoris terlalu banyak, hanya selendang dan
sedikit
make-up
, jepit rambut dengan dihiasi bunga berwarna putih, serta di samping pinggang sebelah kiri Srintil juga memakai keris yang
di yakini warisan dari penari tari ronggeng sebelumnya namun terlihat seperti bias karena posisi kamera lebih fokus ke bagian atas muka
penari.
2
http:kaikanika.blogspot.com . Di unduh pada tanggal 25 April 2013 jam 20.41 WIB. Tentang arti
warna dari setiap warna-warna.
e. Angle Camera
Angle camera
dilakukan dengan cara pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh
badannya saja dari perutpinggang keatas. Sedangkan pada gambar kedua pengambilan gambar dilakukan secara hampir sama dengan
objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
f. Setting
Setting tempat berada di halaman belakang rumah dukun tari ronggeng yang cukup luas dan saat pementasan tari ronggeng ini
dilakukan pada malam hari dengan menggunakan obor api sebagai alat penerangan sekaligus terlihat indah. Sehingga yang menonton pun
terlihat banyak mulai dari anak kecil, remaja, ibuk rumah tangga dan bapak-bapak, maupun yang sudah lanjut usia.
5.1.2. Level konotasi Penari ronggeng selalu identik dengan gerakan tangan,
selendangnya, dan senyum mengoda, sensual dan memakai pakaian seksi, dimana pakaian tersebut harusnya dilihat oleh orang dewasa karena
terlihat bagian dada depan perempuan seperti terbuka. Dilihat dari segi gerak tubuh pada gambar gerakan selendang
srintil mempunyai arti dalam bahasa tari sebagai gerakan “seblak”.
Sedangkan pada gambar kedua terlihat laki-laki tua tersebut adalah
dukun
ronggeng
sebagai pemaknaan konotasi dan adegan tangan kanan yang
mengepal keatas dan meloncat-loncat dapat diartikan sebagai gerakan tari kegembiraan dari seorang dukun ronggeng, karena kehadiran penari
ronggeng yang baru. Sedangkan benda kecil yang dilihat pada gambar 5.6 yaitu keris, dimana mempunyai arti sebagai warisan penari ronggeng
sebelumnya. Secara konotatif dari perkataandialog yang dikatakan Srintil,
peneliti menangkap adanya keinginan yang kuat pada diri Srintil untuk menjadi penari ronggeng di Dukuh Paruk dan ada tujuan yang lain juga
membalas kecerobohan yang dilakukan oleh kedua orang tua nya yang mengakibatkan kematian penari ronggeng sebelumnya dan penduduk yang
memakan tempe bongkrek. Penari ronggeng yang di anggap bahwa
stereotipe
penari ronggeng tidak jauh dengan unsur seksi, penggoda, dan dapat di istilahkan lain bahwa perempuan yang bekerja sebagai penari
ronggeng juga dapat di artikan sebagai perempuan pekerja
sex
saat adegan ritual buka klambu pada film Sang Penari ini.
Dilihat dari kostum Srintil pada gambar 1, bahwa kostum yang dipakai penari menggunakan pakaian seksi yang tepat berada dibagian
dada agar terlihat seksi karena jelas terlihat bagian depan belahan dada sedikit terlihat, sehingga membuat orang yang menonton terutama kaum
laki-laki tak heran jika ingin mendekatinya dan bahkan ikut dalam menaringibing bersama penari ronggeng. Sementara itu menurut
Moenawar Chalil dalam masalah berpakaian dia menganggap yang harus dikenakan oleh perempuan adalah pakaian yang menutupi aurat
perempuan Amelia Fauzia, 2004: 208. Dari aksesoris perempuan penari ronggeng ini memakai selendang
dan jepit rambut berwarna putih saat menari, fungsi lain dari selendang yang penulis amati ketika penari ronggeng saat menari di film Sang Penari
bahwa selendang ini mempunyai fungsi ketika perempuan ini istilahnya mengkalungkan dan mengajak kepada laki-laki untuk menari bersama
dengan adegan genit dan cantik merayu, namun laki-laki yang dipilih ini tidak laki-laki sembarangan, bisa di lihat dari jabatan laki-laki itu di
desanya, misal sebagai kepala desa atau laki-laki yang mempunyai sawah dan harta banyak.
Angle camera
pada gambar 1 yang dilakukan secara
Medium Shoot MS
ingin melihatkan objek pada sesosok Srintil terlihat sedang
menari dan gerakan “seblak” dengan menggunakan selendangnya
.
Sedangkan pengambilan gambar yang kedua dilakukan secara
Medium Close Up MCU
karena pembuat film ini ingin melihatkan expresi kejantanan
dukun ronggeng memakai “blangkon” dan yang ikut menari dalam pementasan tari ronggeng.
Setting di lakukan saat hari sudah gelap konon nya kegiatan yang dilakukan saat hari sudah gelap dan bisanya kegiatan di saat gelap bisa
menimbulkan perbuatan yang tidak di inginkan. Dalam kebiasaan atau adat yang berlaku di Jawa, bahwa perempuan tidak di perbolehkan keluar
saat hari sudah gelap, karena kejadian seperti tindakan kriminal sering terjadi di malam hari., yaitu pengambilan gambar sebatas kepala hingga
pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas. Fungsinya memperlihatkan Srintil dan dukun ronggeng Dukuh Paruk beserta
masyarakat sekitar yang menyaksikan terlihat secara jelas. 5.1.3. Mitos
Keinginan menjadi perempuan yang bertumbuh secara dewasa serta kewajiban untuk bersekolah secara umum yang di lakukan sebagian
wanita di jaman sekarang sudah tidak terjadi atau di alami oleh penari ronggeng, karena separuh hidupnya dan kehormatannya dia abdikan untuk
dukuh paruk sebagai seorang yang mempunyai jiwa penari yakni sebagai penari ronggeng, kehormatan sebagai kaum perempuan pun akan hilang
saat ritual buka klambu harus dilakukan jika sudah menjadi penari ronggeng. Selain itu perempuan yang menjadi penari ronggeng juga
mempunyai banyak harta, gaya hidup mewah secara cepat tanpa harus bekerja keras bertahun-tahun.
5.2. Perempuan dijadikan sebagai Pelacur
Gambar 5.7 Expresi Gelisah menjelang Ritual “ Buka Klambu”
Gambar 5.8. Srintil buka klambu
Gambar 5.9 Srintil melakukan ritual “Buka Klambu”
Gambar 5.10 Expresi Kesedihan setelah “Buka Klambu”
Perempuan yang sudah menjadi penari ronggeng harus melakukan ritual “buka klambu” . Istilah buka klambu bisa diartikan sebagai hubungan intim yang
dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan, dalam konteks perempuan penari ronggeng. Namun saat melakukan ritu
al “buka klambu” ini juga mempunyai syarat
bahwa orang yang melakukan ritual tersebuat khususnya laki-laki harus mempunyai status jabatan yang tinggi dan jelas mempunyai harta uang karena apabila ingin
melakukan hubungan intim dengan perempuan penari ronggeng tersebut. Perempuan yang melakukan hubungan intim tanpa didasari dengan keinginan sendiri akan
berakibat banyak sekali yang akan terjadi, seperti salah satunya dampak psikologiskejiwaan dan tak heran bisa berakibat terhadap perempuan tersebut
menjadi depresi yang menyebabkan menjadi gila. Menurut pengalaman penulis, orang yang dapat melakukan hubungan intim
adalah orang sudah resmi menikah baru dapat melakukan hubungan intim, karena menurut adat istidat yang berlaku di Jawa bahwa hubungan intim jika dilakukan
diluar menikah maka tidak diperbolehkan karena akan mendapatkan dosa. Menurut perspektif pandangan Islam, tujuan berhubungan intim antara suami istri adalah
merupakan bagian dari ibadah bila diniatkan untuk beribadah dan juga melanjutkan keturunan.
3
Jika penulis berada dalam posisi tersebut tentunya akan timbul perasaan bersalah atau penyesalan yang terjadi di dalam perempuan itu sendiri, namun jika kita
melihat perempuan yang bekerja menjadi pelacur di jaman sekarang tentunya perempuan tersebut akan dikucilkan, dihina dilingkungan masyarakat dimana dia
bertempat tinggal. Berbeda cerita dengan keadaan saat perempuan dalam konteks
3
http:askep-net.blogspot.com201304adab-berhubungan-suami-istri.html . di unduh pada tanggal 4
Mei 2013 jam 06.25 WIB
penari ronggeng ini, bahwa derajat perempuan tersebut justru akan tinggi dibandingkan dengan perempuan-perempuan yang lain dan hal tersebut dapat
dibuktikan dalam film Sang Penari. Selain itu dapat dilihat bahwa Srinthil mengeluarkan air mata dan menangis,
hal ini berarti bahwa ia sedang berada dalam kondisi sedih. Menurut pengalaman penulis perasaa sedih bisa memicu timbulnya air mata. Penulis memahami benar
bahwa Srinthil berada dalam kondisi yang terpaksa dan ia tidak bisa lari dari kenyataan yang terjadi. Di satu sisi ia harus menjalankan kewajibannya sebagai
seorang penari, di sisi lain ia ingin melakukan “buka klambu” dengan orang yang benar-benar ia sayangi. Hal inilah yang membuat dia merasa sedih, tersayat,
perasaannya sangat terpukul, akan tetapi ia tidak bisa berbuat banyak dan akhirnya meneluarkan air mata karena ia sudah tidak tahan atau ia tidak bisa memendam
perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya. 5.2.1. Level Denotasi
a. Dialog