Kostum Body languange Angle Camera Setting

Nyi Kertarajasa: biar, sekali ini dia harus diberi pelajaran. Lama - lama anak Santayib itu seperti naik pohon bawa senjata. Aku akan coba putuskan tali asmara yang mengikat mereka. Srintil : bangun dari tempat tidur dan mendengar suara anak balita dan menggendongnya sambil bernyanyi untuk anak balita itu. “neng nang neng nung anakku sing bagus rupane, la le lo le lo” sambil mencium anak balita tersebut.

b. Kostum

Pada gambar 5.11 dan 5.12 sekelompok perempuan yang sedang memakai pakaian lengan panjang yang bercorakdengan motif bunga- bunga dan pada gambar selanjutnya Srintil memakai pakaian lengan panjang bewarna biru putih dan ada motif bunga-bunga seperti kelihatan pakaian batik. Terlihat anak balita yang sedang diselimuti oleh selendang.

c. Body languange

Pada gambar 5.11 dan 5.12 sekelompok perempuan sedang berbincang-bincang dalam mempersiapkan tempe bongkrek. Sedangkan bahasa tubuh Srintil terlihat dengan pandangan tajam mengaraj kepada anak kecil yang sedang bersama ibunya, dan pada kelanjutan adegan tersebut nampak jelas keinginan Srintil untuk menggendong anak kecil dan menyanyikan untuk anak kecil tersebut dengan tersenyum.

d. Angle Camera

Angle camera pada gambar diatas dilakukan pengambilan gambar secara objek dari kepala hingga lutut, pengambilan gambar kedua dilakukan dengan cara pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja dari perutpinggang keatas.

e. Setting

Pada gambar sekelompok perempuan setting adegan tersebut dilakukan di dalam rumah dengan suasana pencahayaan alami pada pagi hari. Sedangkan pada gambar selanjutnya Srintil berada di depan halaman rumah dukun ronggeng, dan bagian belakang Srintil terlihat sekumpulan perempuan ibu-ibu sedang melihat Srintil menggendong anak balita. 5.3.2. Level Konotasi Perempuan dan laki-laki sedang berada di dalam kamar dengan posisi sedang tiduran dapat dimaknai sedang melakukan hal yang negatif seperti bermesra-mesraan serta dapat diartikan sedang bercinta. Sedangkan pada gambar kedua, bahwa keinginan Srintil untuk mempunyai anak kecilbalita dari kekasih yang dicintai nya, namun di sisi lain keinginan tersebut bisa tidak terwujud karena disebabkan oleh pekerjaan Srintil sebagai penari ronggeng yang mempunyai syarat tidak boleh menikah atau mempunyai seorang anak. Dilihat dari level konotasi dialog tersebut terdapat makna bahwa Srintil ingin hidup bersama dengan Rasus kekasihnya, namun masih banyak perbedaan yang mereka alami, salah satunya perbedaan pola pikir dalam bekerja. Bahwa Rasus ingin Srintil untuk tidak bekerja sebagai penari ronggeng. Sedangkan Srintil tidak bisa lepas dengan pekerjaannya sebagai penari ronggeng dikarenakan Srintil ingin mengabdikan jiwa dan raganya untuk Dukuh Paruk. Sehingga hal tersebut yang membuat mereka tidak bisa untuk hidup bersama. Kostum pada gambar sekelompok perempuan yang berada di dalam rumah dan sedang berbincang mereka menggunakan pakaian batik dan bawahan jarik, dimana mempunyai arti untuk menonjolkan pakaian ciri khas yang dimiliki oleh indonesia dan lebih menunjukan kepada keaslian pakaian tradisional dalam pedesaan. Pada gambar srintil yang menggendong anak kecil menggunakan warna putih dan masih bersifat pakaian batik, namun warna pakaian yang dipakai oleh Srintil masih terlihat warna muda dan jika dipakai oleh Srintil bisa terlihat seorang gadis yang masih remaja dan cantik karena tidak terlihat penampilan seperti orang tua pada gambar sekelompok ibu-ibu rumah tangga. Dilihat dari bahasa tubuh sekelompok ibu-ibu yang berada didapur yang sedang menyiapakan hidangan untuk sarapan suami dan anak-anak nya dengan lauk tempe bongkrek, Sedangkan pada srintil melihat dan menggendong anak kecil dengan expresi senyum Srintil. Mempunyai bahwa adanya keinginan dari lubuk hati yang paling dalam bahwa Srintil ingin mempunyai seorang anak dari rahimnya. Secara pengambilan gambar yang terjadi pada gambar diatas dilakukan dengan cara Knee Shot KS karena ingin memfokuskan adegan kemesraan Srintil dengan Rasus di tempat tidur . dan kedua dilakukan secara Medium Shot MS menunjukan adegan dimana Srintil menggendong anak kecil dengan expresi kegembiraan karena didalam hati seorang perempuan yang secara umum dapat mempunyai seorang keturunananak. Setting pada gambar pertama, tempat gelap adalah tempat dimana untuk bermesra-mesraan antara perempuan dan laki-laki. sedangkan pada gambar kedua, terlihat di luar rumah dengan tujuan agar masyarakat yang melihat bisa berfikir bahwa penari ronggeng juga berhak untuk memperoleh keturunananak. 5.3.3. Mitos Menjadi sebagai ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan. Ada banyak hal yang melatar belakangi seorang wanita untuk menikah dan mempunyai seorang keturunan atau anak, mau tak mau pada akhirnya hakekat perempuan untuk menjatuhkan pilihan menjadi seorang Ibu rumah tangga. Keinginan untuk harus mengikuti suami adalah sebuah pilihan, hingga tidak menutup kemungkinan bahwa perempuansang istri tidak bisa menata karir pekerjaannya yang dia sukai. Hal tersebut yang sering kali menjadi konflik dalam berumah tangga, karena keinginan perempuan untuk mendapatkan karircita-cita yang dia inginkan dari sejak kecil dan tidak hanya berfokus pada mengasuh anak-anaknya saja. 5.4. Perempuan sebagai pihak yang tertindas Gambar 5.15 Penjaga dan tawanan Gambar 5.16 Perempuan dalam penjara Gambar 5.8 Penyiksaan terhadap Perempuan Gambar 5.18 Perempuan dipenjara dan dianiaya Kekerasan, penindasan, pelecehan seksual, bahkan tindakan pemerkosaan, sering terjadi kepada perempuan. Di Indonesia saat masa penjajahan Belanda, perempuan yang mempunyai pekerjaan sebagai pekerja rumah tangga disebut baboe dibaca “ babu “, sebuah istilah yang kini kerap digunakan sebagai istilahkonotasi negatif untuk pekerjaan ini. Perempuan yang bekerja sebagai pelayan memiliki tugas untuk mengurus pekerjaan rumah tangga seperti memasak serta menghidangkan makanan, mencuci, membersihkan rumah, dan mengasuh anak- anak. 4 Dari hal tersebut dapat mempengaruhi pengalaman cara berpikir yang selama ini diwariskan secara turun temurun dalam masyarakat kita. Ketika perempuan diberikan beban untuk „menjaga dirinya, sementara kita lupa mengajarkan perempuan bahwa ia punya hak atas tubuhnya, punya hak atas rasa aman, bahwa yang seharusnya malu adalah pelaku kekerasan,pelecehan seksual, dan yang hina adalah para pemerkosa, yang sekali lagi mayoritas bahkan hampir 100 adalah laki-laki. Jika dilihat di jaman sekarang masalah tentang kekerasan, penindasan, pelecehan seksual, sampai tindakan terhina seperti pemerkosaan terhadap perempuan tidak hanya bisa diselesaikan melalui kebijakan dan peraturan perundang-undangan. Namun penulis lebih mengubah kepada paradigma masyarakat dalam melihat bagaimana posisi perempuan, baik terhadap laki-laki, terhadap masyarakat, maupun terhadap negara. Terutama budaya kita yang harus diubah, dan lebih menghargai perempuan sebagaimana mestinya, sehingga semua itu bisa dilakukan mulai dari diri kita sendiri. 4 http:potretkecil.wordpress.com20130410potret-perempuan-marginal-dalam-novel-gadis-pantai- karya-pramoedya-ananta-toer-dan-cerpen-sagra-karya-oka-rusmini . Di unduh pada tanggal 6 Mei 2013 jam 20.55 5.4.2. Level Denotasi

a. Dialog Srintil:

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB II

0 6 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB V

0 4 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Analisa Tindakan Diskriminasi Kulit Putih Terhadap Kulit Hitam dalam Kajian Film The Help(Semiotika Roland Barthes) T1 362010004 BAB VI

1 1 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB II

0 0 31

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB IV

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Representasi Perempuan dalam Film Sang Penari (Kajian Semiotika Roland Barthes) T1 362008082 BAB VI

0 0 3